Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS PERCERAIAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
ELSA YULIANTI 201801014
CLAUDYA NATASYA 201801010
ASRIANDINI 201801008
NOVIANTI 201801024
ANNISA PAGOTJA 201801002
NUR RIZKA BERLIN 201801025
NUR SINTA H 201801028
I KOMANG ARYA 201601066
ELIN PUSPITA SARI 201801013
ANGGI ARISTA 201801003

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYA NUSANTARA PALU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas berkat

dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul DBD.

Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa di tuntut untuk mampu memahami

bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus perceraian . Kami sangat

berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan keluarga. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna.

Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri

maupuun orang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat dapat

kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan

Palu, 15 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................1
Tujuan Penulisan............................................................................................................2
Manfaat Penulisan..........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................3
Pengkajian......................................................................................................................3
Data Umum................................................................................................................3
Data Lingkungan........................................................................................................5
Struktur Keluarga.......................................................................................................6
Fungsi Keluarga.........................................................................................................7
Stres dan Koping keluarga.........................................................................................8
Pemeriksaan fisik.......................................................................................................9
Harapan Keluarga.....................................................................................................10
Analisa Data.................................................................................................................10
Diagnosa Keperawatan................................................................................................11
Intervensi/ Rencana Keperawatan...............................................................................11
Implementasi dan Evaluasi..........................................................................................13
BAB III............................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................15
Kesimpulan..................................................................................................................15
Saran............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi
dasar perilaku perkembangan sikap dan nila kehidupan dari keluarga. Salah
satunya adalah belajar menghormati orang yang lebih tua serta membantu
menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Orangtua diharapkan dapat
membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengatasi
masalah secara realistic dan simpati. Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat
untuk mengkondisikan pemberian nilai positif pada anak.
Namun di sisi lain, keluarga sering kali menjadii sumber konflik bagi
sejumlah orang. Suasana keluarga yang tidak harmonis sering mendorong
terjadinya konflik antara kedua orang tua. Salah satu hal yang menjadi ketakutan
besar bagi seorang anak adalah perceraian orangtua. Ketika perceraian tejadi,
anak akan menjadi korban utama. Orangtua yang bercerai harus tetap
memikirkan bagaimana membantu anak untuk mengatasi penderitaan akibat
perpisahan orangtuanya.
Kasus perceraian semakin marak tejadi di lingkungan sekitar maupun
melalui pemberitaan mass media. Tahun 2009 lalu, perkara perceraian yang
diputus Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah mencapai 223.371 perkara.
Namun demikian, selama Sembilan tahun terakhir, tiap tahun rata-rata terdapat
161.656 perceraian. Artinya, jika diansumsikan setahun terdapat dua juta
peristiwa perkawinan, maka 8% di antaranya berakhir dengan perceraian.
Secara umum perceraian marupakan keadaan yang tidak diinginkan bagi
pasangan menikah dimanapun. Karena pada dasarnya pernikahan adalah sebuah
usaha dari sepasang laki-laki dan perempuan untuk membentuk sebuah keluarga
yang harmonis. Dalam perceraian menyangkut beberapa aspek, seperti ekonomi
maupun sosial. Meskipun diperbolehkan, namun perceraian dianggap sebagai
masalah sosial. Setiap masyarakat yang terikat oleh perkawinan tak jarang
mendapat problema yang berujung pada pemutusan ikatan pernikahan
(perceraian).

1
B. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan penulis menuliskan Makalah ini yaitu untuk mengetahui
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah perceraian

C. Manfaat Penulisan
Adapun Manfaatnya bagi penulis maupun pembaca yaitu dapat
menambah wawasan dan pengetahuan terkait Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan masalah perceraian

2
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Kepala Keluarga (KK) : Ibu S (42 Tahun )
b. Alamat : RT 03/RW 22 Kelurahan Mamboro
c. Pekerjaan : Pedagang
d. Pendidikan : SD
e. Komposisi Keluarga :

Nama L/P Hub.Kel Umur Pendidikan Ket.


Ibu S P KK 42 thn SD Sehat

Anak Y P Anak 19 thn Berhenti Sehat


sekolah

Anak E L Anak 6 thn Belum ISPA


sekolah

f. Tipe Keluarga : Keluarga Single parent keluarga yang terdiri dari


orang tua tunggal baik ayah atau ibu sebagai akibat perceraian dan
kematian.
Keluarga Ibu S merupakan keluarga yang teridiri dari orang tua
tunggal yaitu ibu S sendiri merupakan kepala keluarga, dikarenakan
perceraiannya dengan mantan suaminya sekitar 3 tahun yang lalu. Ibu
S mengatakan bercerai dengan mantan suami karena suatu dan lain
hal. Ibu S mengatakan tidak ingin menikah lagi karena sekarang lebih
focus untuk merawat dan membesarkan anak-anaknya, dan walaupun
membesarkan kedua anaknya seorang diri Ibu S tidak merasa
kesulitan membesarkan kedua anaknya dan merasa bahagia bisa
tinggal bersama. Namun, Ibu S merasa belum mampu mencukupi

3
kebutuhan anaknya apalagi anaknya yang kedua sebentar lagi mau
sekolah.
g. Suku bangsa : Jawa Sunda
Dalam anggota keluarga Ibu S bersuku bangsa Jawa Sunda.
Menurut Ibu S, mereka tidak memiliki pantangan makanan tertentu,
mereka menyukai masakan yang menurut orang manis dan pedas.
h. Agama : Islam
Menurut Pengakuan keluarga, agama yang dianut mereka adalah
agama Islam. Makanan yang dimakan sesuai dengan aturan agama,
yaitu tidak memakan makanan yang diharamkan oleh agama.
Keluarga juga mengaku jarang melakukan sholat berjamaah di rumah
dan di masjid.
i. Status Sosial Ekonomi
Ibu S bekerja sebagai pedagang Gorengan. Untuk menghidupi
keluarga, ia dibantu oleh anaknya yang pertama yaitu Anak Y
bekerja sebaga buruh pabrik. Penghasilan tersebut cukup digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga Ibu S lebih banyak menonton TV,
rekreasi ke tempat rekreasi tidak pernah dilakukan mengingat
keadaan ekonomi tidak memungkinkan, apalagi sekarang anak
terakhirnya sudah mau masuk sekolah

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga
Saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak pada usia remaja.
b. Tugas perkembangan Keluarga yang belum tercapai
Keluarga belum dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan karena keluarga Ibu
S ini masih mengontrak.

4
c. Riwayat kesehatan Keluarga Inti
Ibu S berasal dari Jawa, Ibu S merupakan seorang single parent
yang bercerai dengan mantan suami sekitar 3 tahun yang lalu, dan
sekarang tinggal bersama kedua anaknya. Ibu S mengatakan tidak
memiliki keluhan kesehatan , begitu juga dengan Anak Y ,
sedangkan dari hasil pemeriksaan fisik anak E menderita ISPA.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Orang tua Ibu S masih ada dan tinggal di Jawa. Menurut
penuturan Ibu S keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit gula
(Diabetes Mellitus) atau penyakit keturunan lainnya.

3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Ibu S berada di RT 03/RW 22 Kelurahan Mamboro,
status rumah yang dihuni keluarga keluarga adalah rumah kontakan.
Rumah Ibu S dan keluarga berukuran luas ± < 8 m2, kamar mandi
berada di luar dan dapur memanfaatkan teras depan.selurh anggota
keluarga tidur dalam satu ruangan. Rumah atau kontrakan tersebut
terasa padat karena tidak sesuai dengan jumlah penghuni. Penataan
ruangan cukup tertata dengan baik dan bagian-bagian rumah terasa
pengap, rumah kontrakan Ibu S menghadap ke selatan bergadapan
dengan rumah/kamar lainnya sehingga cahaya matahari tidak bisa
langsung masuk kedalam rumah.
b. Karakteistik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Ibu S tinggal di RT 03/RW 22. Di RW 22 banyak
tedapat kontrakan dan pendatang karena lokasinya dekat dengan
pabrik. Banyaknya rumah kontrakan dan pendatang di wilayah
tersebut beresiko terjadinya tindakan kriminal. Begitu juga hubungan
antar tetangga kurang begitu erat dan lebih bersifat individualistis.

5
c. Mobilitas Geografis keluarga
Ibu S kegiatan setiap harinya, yaitu pada pagi sampa siang
mangsuh anaknya dan sore harinya berjualan gorengan, sedangkan
anak pertamanya bekerja dipabrik dari pagi sampai siang dan sore
harinya menjaga adiknya.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Ibu S tidak memiliki perkumpulan keluarga, Ibu S
jarang mengikuti kegiatan bersama masyarakat. Ia lebih banyak
dirumah dan bekerja, serta jarang sekali mengikuti kegiatan
pengajian RW.
e. System pendukung keluarga
Keluarag Ibu S tinggal mengontrak di RT 03/RW 22,
disekitarnya tinggal tetangga-tetangga yang juga mengontrak, jika
ada masalah atau kepentingan suka minta bantuan tetangga yang
dikenalnya. Keluarga Ibu S merpakan keluarga pendatang..

4. Struktur Keluarga
a. Struktur Peran
Ibu S adalah seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya dan
pencari nafkah. Anak Y tidak melanjutkan sekolahnya setelah ibunya
berpisah dengan ayahnya dan Anak Y mencari nafkah untuk
membantu mencukupi kehidupan sehari-hari.
b. Nilai dan Norma Keluarga
Di keluarga Ibu S tidak ada nilai-nilai atau norma tertentu yang
mempengarui kesehatan anggota keeluarganya. Jika ada anggota
keluarga yang sakit, keluarga mengobatinya dengan obat warung.

6
c. Pola Komunikasi Keluarga
Menurut Ibu S, komunikasi keluarga cukup terbuka. Mereka
membicarakan bersama jika ada hal-hal yang penting dibicarakan.
Keluarga Ibu S menggunakan Bahasa daerah untuk berkomunikasi
dalam sehari-hari.
d. Struktur Kekuatan Keluarga
Ibu S sebagai kepala keluarga adalah pengambil keputusan
persoalan masalah dikeluarga.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Ibu S mendidik anak-anaknya, keluarga berupaya menumbuhkan
perasaan saling terikat dan saling mencintai, tidak pernah membeda-
bedakan. Meskipun hidup tanpa seorang suami dan ayah hubungan
antara anggota keluarga terjalin hubungan yang harmonis.
b. Fungsi Sosialisasi
Dalam bersosialisasi, keluarga sangat terbuka dengan kehadiran
orang lain. Menurut Ibu S, diantara orang tua dan anak-anaknya tidak
ada jarak, demikian halnya dengan tetangga dan teman-temannya.
Ibu S juga sering terlihat mengobrol bersama tetangga yang dekat
rumah dan yang dikenalinya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga menyadari, bahwa kesehatan itu penting untuk
dipertahankan. Oleh karena itu, keluarga berusaha mengatasi jika ada
anggota keluarga yang sakit. Mereka biasanya kalau sakit membeli
obat dari warung. Saat ini, anak E sedang batuk dan pilek. Ibu
mengatakan anaknya sudah tiga hari batuk pilek disertai panas, jika
malam hari disertai sesak karena hidung anaknya tersumbat.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui tatkala ditanya mengenai apa
itu ISPA. Saat ditanya, gejalanya adalah meler dan batuk. Ketika

7
ditanya, apa penyebabnya keluarga tidak bisa menjawab. Saat ditanya
tentang akibat ISPA, ibu tidak mengerti akibatnya. Sudah tiga hari ini
anaknya belum juga dibawa ke tenaga kesehatan karena menganggap
hal ini sudah biasa terjadi, nanti juga hilang sendiri.
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan, membeli
pakaian , dan untuk mengontrak rumah bersumber dari hasil
berdagang dan bekerja di pabrik.

6. Stres dan Koping keluarga


a. Stressor keluarga
Menurut Penuturan Ibu S keluarga ada keinginan untuk memiliki
rumah sendiri dan bagus, tetapi belum memiliki dana yang cukup.
Saat ini, yang mereka pikirkan adalah memenuhi kebutuhan sehari-
hari keluarga dan persiapan anak E yang sebentar lagi akan sekolah.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga menganggap semua orang punya masalah sehingga
dijalaninya dengan tenang, walaupun dengan keadaan yang kurang
lengkap tanpa seorang suami dan ayah
c. Strategi Koping yang digunakan
Keluarga Ibu S sudah berusaha sesuai kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun jika ada hal-hal yang belum
tepenuhi, maka mereka menyerahkan kepada-Nya dan menerima apa
adanya. Mereka memiliki keyakinan, bahwa semua telah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Pada keluarga Ibu S tidak ditemukan adanya strategi adaptasi
yang disfungsional, semua diserahkan kepada-Nya.

8
7. Pemeriksaan fisik

Komponen Ibu S Anak Y Anak E


Keadaan Kesadaran :CM Kesadaran: CM Kesadaran :CM
Umum TD: 120/80 TD: 120/70 TD: 90/60
Nadi : 68x/mnt Nadi : 72x/mnt Nadi : 78x/mnt
RR : 16x/mnt RR: 16x/mnt RR : 26x/mnt
Suhu : 36,6

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Sesak napas, batuk

Kepala dan Keadaan umum bersih, Keadaan umu bersih, Keadaan umum bersih,
rambut distribusi baik distribus baik distribusi baik

Mata Gerak bola mata, visus & Gerak bola mata, visus & Gerak bola mata, visus &
lapang pandang tidak ada lapang pandang tidak ada lapang pandang tidak ada
kelainan kelainan kelainan

Hidung
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Banyak Secret

Dada
Pergerakan simetris, suara Pergerakan simetris, Pergerakan simetris, suara
paru vasikuler, bunyi jantung suara paru vasikuler, paru ronchi, bunya jantung
regular bunyi jantung regular regular

Abdomen
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Ekstremitas
Rentang gerak penuh, tidak Rentang gerak penuh, Rentang gerak penuh, tidak
ada kelainan tidak ada kelainan ada kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga merasa senang dengan kedatangan perawat, walaupun pada
awalnya merasa tidak perlu, tetapi klien cukup kooperatif

9
B. Analisa Data
No Data Problem
1 Ds : Ibu S mengatakan anaknya Ketidakefektifan
sudah batuk pilek dan disertai bersihan jalan
demam sudah 3 hari dan kalau nafas
malam sesak karena hidung
tersumbat

Do :
TD : 90/60
Nadi : 78x/mnt
RR : 26x/mnt
Suhu : 36,6
Hidung nampak banyak secret
Anak E nampak batuk-batuk
dan sesak
2
Ds: Ibu S tidak tau tatkala Ketidaktahuan ibu
ditanya terkait soal ISPA.dan S terhadap
apa gejala dan akibat yang akan penyakit yang
terjadi. Ibu S mengatakan tidak diderita anaknya
membawa anaknya ke tenaga
kesehatan karena menganggap
hal ini biasa terjadi, nanti juga
hilang sendiri. Dan hanya
mengandalkan obat warung

Do : Ibu S nampak bingung

10
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

D. Intervensi/ Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Rencana keperawatan


1 Ketidakefektifan bersihan 1. Setelah dilakukan kunjungan a. Kaji Pengetahuan tentang ISPA
jalan nafas berhubungan 1x45 menit keluarga mampu b. Diskusikan dengan keluarga tentang
dengan ketidakmampuan mengenal masalah ISPA Pengertian ISPA, Penyebab ISPA,
keluarga dalam mengenal dengan kriteria hasil : serta tanda dan gejala ISPA dengan
masalah a. Keluarga mampu menggunakan leaflet/lembar balik.
menyebutkan definisi c. Evaluasi kembali pengertian,
ISPA penyebab serta tanda dan Gejala ISPA
b. Keluarga mampu pada Keluarga
menyebutkan penyebab d. Berikan Pujian pada keluarga keluarga
dari ISPA atas jawaban yang benar
c. Keluarga mampu
menyebutkan tanda dan
gejala ISPA

2. Setelah dilakukan kunjungan a. Kaji keputusan yang diambil oleh

1x45 menit keluarga mampu keluarga

mengambil keputusan untuk b. Diskusikan dengan keluarga tentang

merawat klien keputusan yang telah dibuat

Dengan kriteria hasil : c. Evaluasi kembali tentang keputusan

Keluarga mampu yang telah dibuat

memutuskan merawat
keluarga yang sakit
a. Jelaskan pada keluarga cara membuat
3. Setelah dilakukan Kunjungan
ramuan obat untuk anggota keluarga
1x45 mnt keluarga mampu

11
merawat anggota keluarga yang sakit.
yang sakit dengan b. Demonstrasikan bersama keluarga
mendemonstrasikan cara cara membuat ramuan obat
membuat ramuan obat c. Beri kesempatan pada keluarga untuk
dengan campuran jeruk nipis mendemonstrasikan kembali
dan kecap d. Beri pujian atas keberhasilan keluarga
Dengan kriteria hasil :
Keluarga mampu
memberikan ramuan obat
untuk anggota keluarga yang
sakit.

a. Jelaskan pada keluarga tentang


4. Setelah dilakukan kunjungan
kondisi anggota keluarga yang sakit
1x20 menit keluarga mampu
b. Motivasi keluarga untuk membawa
memanfaatkan fasilitas
anggota keluarga yang sakit ke
kesehatan
pelayanan kesehatan
Dengan kriteria hasil :
c. Beri pujian atas tindakan yang
Keluarga mampu membawa
dilakukan keluarga
anggota keluarga yang sakit
ke fasilitas kesehatan

E. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi Evaluasi

12
Senin, 14 Juni 2021 (08.00-08.45)
1. Mendiskusikan Pengertian ISPA, Penyebab ISPA, S : keluarga mengatakan sudah paham tekait
serta tanda dan gejala ISPA Pengertian ISPA, penyebab ISPA, serta tanda
dan gejala ISPA
O : Keluarga mampu menjelaskan kembali
Pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala
ISPA
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

2. Mendiskusikan keputusan keluarga untuk


S : Keluarga mengatakan ingin merawat anggota
merawat anggota keluarga yang sakit
keluarganya yang sakit
O : Keluarga cukup kooperatif
A : MAsalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

3. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara


S : Keluarga Mengatakan sudah mengerti cara
membuat ramuan obat dengan campuran jeruk
membuat ramuan obat dengan campuran
nipis dan kecap.
jeruk dan kecap
O : Keluarga mampu mendemonstrasikan
kembali cara membuat ramuan obat dengan
campuran jeruk dan kecap

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4. Menjelaskan keadaan anggota keluarga yang sakit
dan memotivasi keluarga untuk membawa
anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan S : Keluarga mengatakan sudah paham atas
keadaan anggota keluarganya yang sedang
sakit saat ini. Dan akan membawa anggota
keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan

13
O : keluarga cukup kooperatif
A : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

14
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas penulis menarik
kesimpulan yaitu karena kurangnya pengetahuan keluarga terhadap masalah
yang ada didalam keluarganya sendiri maka masalah yang ada tidak dapat
diselesaikan dengan efektif.
Adapun Intevensi yang dapat diberikan kepada keluarga yaitu dengan
cara memberikan penyuluhan terkait masalah yang sedang di hadapi atau di
alami, mendemonstrasikan dan mengajarkan tehnik perawatan mandiri dirumah
untuk mengatasi masalah yang dialami, serta memberikan dorongan dan
motivasi kepada keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada keluarga yaitu keluarga
beresiko untuk terjadinya kambuh pada penyakit anak E perlu diharapkan upaya
pencegahan serta pengendalian secara rutin dari keluarga. Upaya pencegahan
dapat dilakukan seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
dan asupan makanan bergizi kepada anak.

DAFTAR PUSTAKA

15
Handayani, S. (2017).Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An N dan An. A dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang ( Poltekkes Kemenkes RI Padang,
2017). Diakses dari https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai