Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN REMAJA DAN DEWASA AWAL

Disusun Oleh
Kelompok 10 :
Patia Andari 131911015
Syifa Novi Ayuni 131911022

Dosen Pengampu:
Linda Windiastuti, S.Kep, Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami mampu menyusun sebuah makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Perkembangan Remaja dan dewasa
Awal ”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Keperawatan Keluarga di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Tanjung Pinang.
Dalam Penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Wiwiek Liestyaningrum, S.Kep., Ns, M.Kep selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang.
2. Zakiah Rahman, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ka.Prodi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang
3. Linda Windiastuti, S.Kep, Ns, M.Kep dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Keluarga

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik pada


penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Tanjungpinang, 16 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep dengan tahap perkembangan remaja ...................................3
B. Konsep dengan tahap perkembangan Dewasa Awal..........................3
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian…………………………………………………………. 5
B. Analisa Data……………………………………………………….. 11
C. Diagnosa data……………………………………………………… 12
D. Intervensi…………………………………………………………... 12
E. Implementasi………………………………………………………. 12
F. Evaluasi……………………………………………………………. 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Keluarga dengan anak usia remaja
mulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir sampai usia 20 tahun (Susanto,
2012). Remaja akan melalui banyak peristiwa dalam tahap perkembangan dan
pertumbuhan. Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat untuk mengkondisikan
pemberian nilai positif pada anak. Salah satu aspek penting dari perawatan adalah
penekanannya pada unit keluarga.
Tahap dewasa awal akan dialami seseorang setelah ia telah usai pada tahap
remaja. Permulaan dari keluarga dengan tahap usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak
panjang, tergantung pada beberapa banyak anak yang masih tinggal dirumah
setelah tamat dari SMA dan perguruan tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari anak-anak untuk kehidupan dewasa sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapatkan pada
makalah ini adalah :
1. Bagaimana Asuhan Keperawatan keluarga pada tahap perkembangan remaja
dan dewasa awal ?
2. Apa saja tugas kesehatan keluarga pada tahap perkembangan remaja dan
dewasa Awal ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan keluarga pada
tahap perkembangan remaja dan dewasa awal

1
2. Tujuan Khusus
 Mahasiswa Mampu menjelaskan konsep dan tugas tahapan
perkembangan keluarga pada remaja dan dewasa awal.
 Mahasiswa Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan pada remaja dan dewasa awal

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Perkembangan Dengan Tahap Perkembangan Remaja


Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuannya keluarga dapat melepas anak remaja dan memberikan
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
Dalam fase remaja ini, terjadi proses yang disebut pubertas. Proses ini
mendorong perubahan fisik yang sangat cepat. Misalnya, tinggi dan berat badan
bertambah, membesarnya alat kelamin dan payudara, tumbuh rambut pada area
tertentu, menstruasi atau mimpi basah, hingga perubahan pada suara. Remaja
juga mulai mandiri dan mencari jati diri sendiri. Ia akan berpikir secara lebih
logis, tapi memiliki perasaan yang sensitif. Selain itu, remaja umumnya lebih
senang menghabiskan waktunya bersama teman.
Adapun tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

B. Konsep Perkembangan Dengan Tahap Perkembangan Dewasa Awal


Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang
belum berkeluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk
keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat
semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan
peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah
tidak tinggal dirumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu
3
melakukan aktifitas kerja, meningnkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap
memelihara hubungan dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.

4
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data Umum Keluarga
a. Kepala Keluarga (KK) : Selamet S.
b. Usia : 51 tahun
c. Tempat, Tanggal lahir : Gesek, 1 September 1972
d. Alamat : Gesek Km. 20
e. Nomor Telepon : 0817040898
f. Agama : Islam
g. Suku : Jawa
h. Pekerjaan KK : Guru dan Penyuluh Agama Non PNS
i. Pendidikan KK : S-1 Perternakan
j. Komposisi Keluarga
No. Nama Status dalam Usia Pendidikan Pekerjaan Status
keluarga
1. Yuniati Istri 40 SMP IRT Kawin
2. Khairiani Anak Ke-1 23 SMA Mahasiswa Belum
Aulia Kawin
Zahra
3. Royyan Anak Ke-2 16 SMP Pelajar Belum
Khaerul Kawin
Azzam
4. Annasya Anak Ke-3 5 - - Belum
Naifa Kawin
Humaira

k. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S memiliki tipe keluarga Inti, karena keluarga Tn.S
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Tidak ada
masalah dalam keluarga Tn. S.

5
l. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S dan Ny. Y sama-sama berasal dari suku jawa. Bahasa
yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia.
m. Agama
Seluruh Anggota Keluarga Tn. S beragama Islam. Menurut
kepercayaan mereka Islam merupakan agama yang benar dan mengajarkan
kebaikan.
n. Status Ekonomi Keluarga
Kepala Keluarga bekerja dan menafkahi keluarganya dengan
menjadi seorang guru dan penyuluh agama non PNS dengan Jumlah gaji ±
3 jt perbulannya. Anak pertama kuliah sambil bekerja paruh waktu dengan
gaji yang tidak tentu tetapi dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Ny.Y
merasa penghasilan keluarga Cukup untuk keperluan sehari-hari.
o. Aktivitas Reakreasi
Biasanya keluarga akan berkumpul pada saat malam hari untuk
menonton televisi sambil berbincang-bincang. Setiap ada anggota keluarga
yang berulang tahun biasanya keluarga merayakannya dengan pergi
keluar makan malam bersama di Rumah Makan Favorit keluarga. Jika
An.R merasa bosan dan stress biasanya dia sering keluar malam
nongkrong bersama teman-temannya.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Menurut teori Friedman (2010), Tahap perkembangan keluarga ini
adalah tahap perkembangan dewasa awal pada anak pertama yg sekarang
masih menjadi mahasiswa, tahap perkembangan Remaja pada anak kedua
yang sekarang masih duduk dikursi pelajar.
2. Tahap Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. S masih belom terpenuhi karena
masih harus membiayai ke 3 anaknya. Anak pertama (An.Z) Kuliah
semester 7, Anak Kedua (An.R) Sekolah kelas 2 SMA, Anak Ketiga
(An.A) yang masih sekolah Paud. Anak Kedua Tn.S merasa Ny.Y terlalu

6
pilih kasih kepada adiknya yang masih berumur 5 tahun.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti :
 Riwayat Kesehatan saat Ini: saat ini keluarga tidak memiliki keluhan
kesehatan yang serius, hanya pegal setelah bekerja dan flu karena
cuaca namun dapat diatasi dengan baik
 Riwayat Penyakit Keturunan: Orangtua Tn. S memiliki riwayat
hipertensi.
 Anggota keluarga tidak ada yang merokok
 Anggota keluarga tidak ada yang sedang hamil
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah Tinggal
 Luas Rumah : ± 42m2
 Gambaran Tipe Rumah : Tipe rumah sederhana, memiliki 10
Ruangan. 2 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 2 gudang, 1
kamar mandi, dan 1 dapur.
 Denah Rumah

Depan Ket :
1, 6, 7 Kamar tidur
2, 3 Ruang Tamu
1
4 Ruang Keluarga
2
5, 10 Gudang
Depan 9 Dapur
3 8 Wc
6 Teras
4

5
7
8

Belakan
10
g

Jumlah Ruangan : 10 Ruangan


Jumlah Jendela : 18 buah
 Gambaran Kondisi Rumah

7
a) Ruang Tamu : Pada kedua ruang tamu terdapat satu sofa satu meja
dan beberapa hiasan dinding, ruang tamu tampak sedikit berdebu.
Satu ruang tamu digunakan juga sebagai tempat bekerja sehingga
terdapat banyak tumpukan atk, laptop, printer dan kabel-kabel.
b) Kamar Mandi : Terdapat satu bak air, dan satu kloset jongkok wc
tampak bersih namun pelapon wc kotor.
c) Ruang Keluarga : Terdapat 1 televisi dan beberapa kursi, ruang
keluarga cukup luas dan nyaman untuk berkumpul setiap malam
d) Dapur : terdapat beberapa lemari piring, peralatan memasak, 1 buah
kulkas, dan 1 mesin cuci di teras belakang. Pipa aliran bekas cucian
piring tersumbat sehingga sering menyebabkan genangan air.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Biasanya berinteraksi dengan tetangga saat berpapasan, bertemu di
tukang sayur, ada acara syukuran di salah satu rumah tetangga, undangan
saat shalat ied, pemilu, potong hewan kurban, Kerja bakti dan acara
lainnya. Ada juga karang taruna biasanya remaja yang bersekolah smp-
kuliah yang akan menjadi panitia-panitia acara seperti 17an, maulid nabi,
membangunkan sahur saat Ramadhan, dan lain-lain.
c. Mobilitas Geografi Keluarga
Sebelum tinggal dirumah sekarang, keluarga sempat tinggal di
rumah orangtua dari istri selama 6 Tahun.
d. Sistem Pendukung Keluarga
 Keluarga terdiri dari 3 orang anak, Memiliki cukup  banyak sanak
saudara yang masih tinggal di daerah yang sama.
 Fasilitas untuk menunjang kesehatan: asuransi kesehatan, rumah
berada dekat dengan pusat perekonomian, banyak tempat layanan
kesehatan, dan  juga memiliki kendaraan pribadi.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Ayah dan ibu bersikap tegas dalam peraturan dirumah, selalu
mendidik untuk saling mengajarkan dan menghargai yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Keluarga juga sangat mendukung kegiatan

8
di bidang akademik maupun non akademik pada anggota keluarganya.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga berinteraksi secara langsung karena tinggal dalam satu
rumah yang sama. Untuk peraturan dan norma sesuai yang diajarkan oleh
orangtua dan  juga di sekolah, untuk agama menonton ceramah, terkadang
saat berkumpul dengan keluarga besar ada kajian/ceramah dari sanak
saudara yang tingkat  pendidikan agamanya lebih baik, dan juga saat anak-
anak bersekolah SD mengikuti pengajian rutin setiap hari sekolah di TPA
dekat rumah.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
• Keluarga memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali masalah
kesehatanya karena keluarga sering terpapar informasi mengenai
kesehatan. Keluarga juga mengetahui upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan  penyakit dengan melakukan tindakan preventif untuk
mempertahankan kesehatan seperti menjaga pola makan dan menjaga
kebersihan.
• Masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga: Hipertensi yang dialami
kepala keluarga, dan adanya penyakit musiman seperti DBD, dan flu
yang menular.
• Kemampuan keluarga menjangkau fasilitas kesehatan:  Keluarga
dapat menjangkau fasilitas kesehatan dengan mudah, karena fasilitas
kesehatan di dekat rumah cukup banyak dan keluarga memiliki
kendaraan pribadi
• Keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan karena untuk
memberikan  pertolongan pertama dan untuk mengetahui diagnosis
lebih lanjut.
• Cara keluarga memodifikasi lingkungan dengan dilakukannya
penanaman  pohon di halaman rumah karena rumah cukup dekat
dengan jalan raya.

9
d. Fungsi Reproduksi
• Berapa jumlah anak: 3
• Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga: tidak
direncanakan
• Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga: KB
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga merasa cukup dalam memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan, dalam membiyai anak sekolah dan juga kesehatan.
Keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat seperti posyandu,
fogging, kerja  bakti, tukang sampah.
5. Stress dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek: Memikirkan anak ke 2 yang akan masuk kuliah dan
harus membayar kuliah anak pertama. Stresor jangka panjang: Penyakit
yang pernah diderita kepala keluarga asma yang terkadang kambuh.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor
Keluarga mampu mengatasi masalah, hingga saat ini masalah sudah
teratasi.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima apa adanya dan keuarga menganggap stressor
tersebut sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan. Jadi keluarga tidak
merasa stressor itu memberatkan. Keluarga juga percaya bahwa semua
masalah pasti ada  jalan keluarnya jika mau berdoa dan berusaha.

6. Pemeriksaan Fisik
No. Nama TB BB RR TD HR
1. Selamet S. 168 cm 65 kg - - -
2. Yuniati 148 cm 89 kg 20x/m 130/90 87
3. Khairiani Aulia 153 cm 44 kg 22x/m 120/80 90
Zahra

10
4. Royyan Khaerul 150 cm 46kg 19x/m 120/90 88
Azzam
5. Annasya Naifa 90 cm 12kg - - -
Humaira

7. Harapan Keluarga
Semoga tenaga kesehatan dapat tersebar tidak hanya di kota besar saja dan
tenaga kesehatan dapat melakukan atau mengkampanyekan kesehatan agar
masyarakat memiliki wawasan tentang kesehatan. Diharapkan juga tenaga
kesehatan tidak hanya mau bekerja di tengah kota tapi mau untuk bekerja di
yang  jauh dari perkotaan sehingga penduduk tidak perlu jauh-jauh untu
berobat ke kota.
B. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DO : Risiko Terjadinya Ketidakmampuan
 An. R mengatakan kalau ia perubahan proses keluarga dalam
merasa bosan dan stress dia keluarga oleh merawat anggota
sering keluar malam An.R keluarga terutama
nongkrong bersama teman- anggota keluarga
temannya. yang berisiko
 An.R mengatakan teman menggunakan
mainnya campur antara laki- NAPZA
laki dan perempuan
 An. R mengatakan sebagian
temannya merokok dan ada
beberapa yang suka minum
alkohol
DS :
-

11
C. Diagnosa Keperawatan
• Risiko Terjadinya perubahan proses keluarga oleh An.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
terutama anggota keluarga yang berisiko menggunakan NAPZA.
D. Intervensi Asuhan Keperawatan
No. Hari, Tanggal Diagnosa Intervensi
dan waktu
1 Sabtu, 18 Juni Risiko  Diskusikan bersama keluarga
2022 Pukul 10.00 Terjadinya tentang criteria remaja pengguna
perubahan NAPZA
proses keluarga  Latih keluarga mengenali remaja
oleh An.R pengguna NAPZA
berhubungan  Motivasi keluarga untuk selalu
dengan mengenali remaja pengguna
ketidakmampua NAPZA
n keluarga  Diskusikan bersama keluarga
dalam merawat tentang akibat dari remaja
anggota keluarga pengguna NAPZA
terutama  Latih keluarga cara mencegah
anggota keluarga dan merawat remaja pengguna
yang berisiko NAPZA
menggunakan
NAPZA.

E. Implementasi
No. Diagnosa Implementasi
1. Risiko Terjadinya  Mendiskusikan bersama keluarga tentang
perubahan proses criteria remaja pengguna NAPZA
keluarga oleh An.R  Melatih keluarga mengenali remaja
berhubungan dengan pengguna NAPZA
ketidakmampuan  Memotivasi keluarga untuk selalu mengenali
keluarga dalam merawat remaja pengguna NAPZA
12
anggota keluarga  Mendiskusikan bersama keluarga tentang
terutama anggota akibat dari remaja pengguna NAPZA
keluarga yang berisiko  Melatih keluarga cara mencegah dan
menggunakan NAPZA. merawat remaja pengguna NAPZA

F. Evaluasi
No. Waktu Evaluasi
1 Sabtu, 18 Juni 2022 S : Ny.A berkata setelah diberikan pendidikan
Pukul 10.00 WIB kesehatan dirinya merasa senang karena dapat
pengetahuan baru.
O : Ny.A tampak antusias mendengarkan
penjelasan pada saat diberikan pendkes.
Ketika sesi diskusi Ny.A mampu menjelaskan
kembali apa yang telah disampaikan.
A : Tujuan khusus tercapai
P : Intervensi tetap dilanjutkan berupa follow
up terhadap keluarga

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian didapatkan dari keluarga Tn.S adalah keluarga beliau
berada di tahap perkembangan pada anak remaja. Tahap perkembangan yang
belum terpenuhi yaitu Anak kedua dari keluarga Tn.S yang memiliki risiko
prilaku menyimpang karena lingkungan bergaulnya sangat rentan dengan prilaku
menyimpang.
B. Saran
Makalah ini dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang
berkualitas serta pengelolaan asuhan keperawatan keluarga sehingga mampu
menghasilkan perawat yang profesional, terampil, inovatif dan bermutu dalam
melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan ilmu dan kode
etik keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013).  Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition. Missouri: Elsevier.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. (2016).
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Friedman, Marilyn M . (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &
Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th Edition. Missouri: Elsevier.  
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Puspitawati, H. (2015). Tehnik Analisis Gender Dalam Penelitian Bidang Ilmu
Keluarga untuk Masukan Bagi Kebijakan Daerah responsif Gender. Departemen
Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia, Institute Pertanian
Bogor.

15

Anda mungkin juga menyukai