DISUSUN OLEH :
Ayumna Nafila
203110164
IIIB
Dosen Pembimbing :
Ns. Lola Felnanda Amri, M.Kep
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini penulis susun dengan semaksimal mungkin sehingga laporan makalah
ini bisa selesai dengan lancar.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
keluarga dari dosen pengampu.selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi penulis untuk meningkatkan motivasi belajar.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada ibu Ns. Lola Felnanda Amri, M.Kep
selaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan keluarga yang telah memberikan
bimbingan materi pendukung dan dorongan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari dosen pembimbing
agar penulis bisa menghasilkan laporan makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Penulis
berharap makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi penulis lain dan pembaca.
Ayumna Nafila
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep asuhan keperawatan keluarga pada usia remaja.................................................2
2.2 Asuhan keperawatan keluarga pada usia remaja............................................................10
2.3 Konsep asuhan keperawatan keluarga pada usia dewasa................................................16
2.4 Asuhan keperawatan keluarga pada usia sekolah………………………………………24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................30
3.2 Saran................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan
ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan
identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan
perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian,
yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan
teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara
orang tua dan remaja).
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan
masalah yang timbul bisa teratasi.
Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya ketika menghadapi
krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa
merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari kehidupan seseorang.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka dimana
sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Menyiapkan diri
menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, maka tentunya harus
direkayasa atau disiapkan. Tidak bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa
dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.
2. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja dan tahap perkembangan usia dewasa
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan
tahap perkembangan usia remaja tahap perkembangan usia dewasa
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada
keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja tahap perkembangan usia
dewasa
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja
1. Pengertian
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat
lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun ( Friedman, 2012, hal. 124).
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20
tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah
mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada
tahapan ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja,
apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya. ( diadaptasi
dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2017, hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan
keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak, 2019, hal. 89 ).
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis: pergeseran yang luar
biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan kematangan fisik
remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki pertengahan hidup (Preto, 2018, dalam
perawatindonesia.org, 2018).
Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan
dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari
usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini
anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian
dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi
promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil
merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum
terjadi
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan.
Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan
atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan
mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan
aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah
bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua
diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan
C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja Secara
Teoritis
1. Pengkajian
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga ( Suprajitno, 2004, hal. 37 ).
Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 ) meskipun demikian perawat perlu melakukan pengkajian
fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh:
a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena
adda perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )
b. Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga
yang harus dilakukan.
c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno ( 2004, hal. 37 )
meliputi:
a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau
bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut
(Suprajitno, 2004, Hal. 42-47) :
a. Pengelompokan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan keperawatan klinik.
Perawat mengelompokan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap
kelompok diagnosis keperawatan.
2.Diagnosis resiko
Diagnosis resiko yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk
menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat
3. Diagnosis potensial
Diagnosis potensial yaitu suatu keadaaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke
angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu
karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan
prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa
kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof. Dr.
A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa awal yaitu:
a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang
intim di luar
c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
2. Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai
kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita
fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh
yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa
mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982).
Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain.
Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui
bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa
tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku
merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas
perkembangan tersebut meliputi:
a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
b. Tahap-tahap perkembangan
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun.
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai
mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama
masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal.
Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada
periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi
kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari
keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti
program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki
pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi
kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa
perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini
mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat
kesehatan dewasa.
3. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat
dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada
perasaan down sindrom.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini,
individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah:
1. Tingkat perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah
7. Tingkat adaptasi yang jelek
8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya
ada perasaan down sindrom, adanya penyakit kronis. Tingkat ketidakmampuan
dan persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan sampai
mana perubahan gaya hidup akan terjadi.
9. Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah.
Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan keperawatan
dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan.
1.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasislitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggta keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki.
d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan sebagainya.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang
digunakan serta denah rumah.
Contoh:
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga bapak
Y “berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan mobilisasi”.
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak (rematik).
Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.
2) Risiko cedera
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan yang disebabkan
kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan atau usia maturasi.
3) Resiko infeksi
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen patogen ke anggota yang
lain.
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
1) Komunikasi keluarga disfungsional
Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap penurunan untuk
mengirim atau menerima pesan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran
1) Berduka dan diantisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap
keluarga)
5) Proses keluarga terhenti
6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak
7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan
8) Penampilan peran tidak efektif
d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial
1) Perubahan perkembangan
2) Kurang pengetahuan
3) Isolassi sosial
4) Kerusakan interaksi sosial
5) Resiko kekerasan terhadap orang lain
6) Resiko kekerasan terhadap diri
7) Konflik peran orang tua
e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan
1) Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif
2) Kerusakan pemeliharaan rumah
3) Perilaku mencari kesehatan
4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
1) Koping keluarga melemah
2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga
3) Koping keluarga cacat
4) Resiko berduka disfungsional.
1.2.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk
mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan,
ketidakmampuan yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus menjadikan suatu perhatian,
sehingga perawat diharapkan dapat memberikan kekuatan dan membantu
mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai
kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini untuk
membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat, maka perawat harus
memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal
dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara : memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara cara perawatan yang tepat dengan cara :
mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
dan mengawai keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat dengan cara : menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk
bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :
a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi tetapi
keliru
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat masalah
hanya sebagian.
c. Keliru tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang
dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya keperawatan.
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh faktor-faktor yang
berasal dari petugas, antara lain :
1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan
kurang fleksibel
2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor-faktor
sosial budaya
3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau mengguanakan bermacam-
macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.
1.2.5Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
kebersihannya. Bila tidak/belum berhasil perlu di susun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat di lakukan dalam satu kali kunjungan kekeluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan baik kepada
individu maupun keluarga adalah :
1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga
mengatasi masalah tersebut
2. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai
3. Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan
sumber-sumber proses atau hasil, tergantung kepada dimensi evaluasi yang diinginkan
4. Tentukan metodeatau teknik evaluasi yang sesuai serat sumber-sumber data yang
diperlukan
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standart
untuk evaluasi
6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan
yang kurang memuaskan
7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan alasan :
mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada faktor
lingkungan yang tidak dapat diatasi
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan atau kegiatan
yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah keluarga yang dibina, jumlah imunisasi yang telah
diberikan. Evaluasi kuantitatif sering dipakai dalam kesehatan karena lebih mudah
dikerjakann bila dibandingkan dengan evaluasi kualitatif. Pada evaluasi kuantitatif jumlah
kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang memuaskan.
2) Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari
tiga dimensi yang saling terkait
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa tugas
perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini
tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya perkembangan
keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap
individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut
meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang kepada remaja,
mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta
melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan perkembangan keluarga
pada saat ini.
Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis.
Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki
dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan dan
masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa
kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil
perjuangan .
3.2 Saran
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan keluarga. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
pembaca bisa memberikan masukan
DAFTAR ISI