Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN KELUARGA

Menyusun Askep Keluarga Pada Tahap


Perkembangan Remaja Dan Dewasa

DISUSUN OLEH :
Ayumna Nafila
203110164
IIIB

Dosen Pembimbing :
Ns. Lola Felnanda Amri, M.Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini penulis susun dengan semaksimal mungkin sehingga laporan makalah
ini bisa selesai dengan lancar.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
keluarga dari dosen pengampu.selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi penulis untuk meningkatkan motivasi belajar.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada ibu Ns. Lola Felnanda Amri, M.Kep
selaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan keluarga yang telah memberikan
bimbingan materi pendukung dan dorongan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari dosen pembimbing
agar penulis bisa menghasilkan laporan makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Penulis
berharap makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi penulis lain dan pembaca.

Padang, 10 Agustus 2022

Ayumna Nafila
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep asuhan keperawatan keluarga pada usia remaja.................................................2
2.2 Asuhan keperawatan keluarga pada usia remaja............................................................10
2.3 Konsep asuhan keperawatan keluarga pada usia dewasa................................................16
2.4 Asuhan keperawatan keluarga pada usia sekolah………………………………………24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................30
3.2 Saran................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan
ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan
identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan
perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian,
yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan
teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara
orang tua dan remaja).
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan
masalah yang timbul bisa teratasi.
Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya ketika menghadapi
krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa
merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari kehidupan seseorang.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka dimana
sudah memiliki tanggung jawab  serta sudah menyadari makna hidup. Menyiapkan diri
menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, maka tentunya harus
direkayasa atau disiapkan. Tidak bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa
dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.

2. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja dan tahap perkembangan usia dewasa
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan
tahap perkembangan usia remaja tahap perkembangan usia dewasa
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada
keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja tahap perkembangan usia
dewasa
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN


KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

1.    Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1.      Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu-
individu yang ada didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum .
Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan .
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya

2.      Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja
1.      Pengertian
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat
lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun ( Friedman, 2012, hal. 124).
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20
tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah
mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada
tahapan ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja,
apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya. ( diadaptasi
dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2017, hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan
keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak, 2019, hal. 89 ).
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis: pergeseran yang luar
biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan kematangan fisik
remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki pertengahan hidup (Preto, 2018, dalam
perawatindonesia.org, 2018).

2.      Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua


Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja merupakan tugas paling
sulit saat ini. Namun demikian, orang tua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas
yang tidak masuk akal tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga
mengalami proses ”melepaskan”. Duvall (2017) juga mengidentifikasi tugas-tugas
perkembangan yang penting karena masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan
bertanggung jawab ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka sendiri.
Friedman (2017) juga mendefinisikan bahwa tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar
menerima penolakan tanpa meninggalkan anak.
Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan
kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka membentuk pola
untuk semacam menerima diri yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya
lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan kehidupan
mereka sendiri .

3.      Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orang tua harus
mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara progresif dari
hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin mandiri.
Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini salah satu hubungan khas
yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan .
4.      Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-
komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering
terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan keluarga biasanya
berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia,
terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak
percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang
lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas
perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan
pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki
kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja
yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk
dengan orang-orang diluar rumah.
am menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara
bertahap sampai akhirnya dewasa.

Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan
dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari
usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini
anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian
dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi
promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil
merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum
terjadi
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan.
Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan
atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan
mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan
aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah
bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua
diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan

5.      Peran Perawat


Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada
remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan
anak remajanya ( Mubarak, 2009, hal. 90 ).
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga
dengan anak remaja menurut Stanhope (2008, Hal. 52):
a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan
gerak badan
c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang tua
d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber
kesehatan mental
e. Konsultan keluarga berencana
f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
g. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

C.    Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja Secara
Teoritis

1.   Pengkajian
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga ( Suprajitno, 2004, hal. 37 ).
Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 ) meskipun demikian perawat perlu melakukan pengkajian
fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh:
a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena
adda perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )
b. Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga
yang harus dilakukan.
c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno ( 2004, hal. 37 )
meliputi:
a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau
bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

2.   Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut
(Suprajitno, 2004, Hal. 42-47) :
a. Pengelompokan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan keperawatan klinik.
Perawat mengelompokan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap
kelompok diagnosis keperawatan.

b. Perumusan Diagnosis Keperawatan


Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau
keluarga. Kompenen diagnosis keperawatan meliputi masalah ( problem ), penyebab
( etiologi ), dan atau tanda ( sign ).
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang sudah
disepakati, terdiri dari:
1. Masalah (problem, P ) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota ( individu ) keluarga
2. Penyebab ( etiologi, E ) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
3. Tanda ( sign, S ) adalah sekumpulan data objektif dan data subjektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung
masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
1.Diagnosis aktual
Diagnosis aktual yaitu masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat

2.Diagnosis resiko
Diagnosis resiko yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk
menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat

3. Diagnosis potensial
Diagnosis potensial yaitu suatu keadaaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar masalah


keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika ( NANDA ) yang meliputi masalah
aktual, resiko atau resiko tinggi, dan potensial. Penyebab merujuk pada tugas keluarga
dibidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
tindakan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda dapat
dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada angkah awal.
Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan sebagai berikut:
   Gangguan proses keluarga
   Gangguan pemeliharaan kesehatan
   Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
   Gangguan peran menjadi orang tua
   Gangguan pola eliminasi
   Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
   Gangguan penampilan peran
   Gangguan pola seksual
   Ketidakmampuan antisipasi dukungan berkepanjangan
   Konflik pengambilan keputusan
   Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
   Potensial berkembanganya koping keluarga
   Koping keluarga tidak efektif
   Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
   Hambatan intraksi sosial
   Defisit pengetahuan
   Konflik peran keluarga
   Resiko perubahan peran orang tua
   Resiko terjadi trauma
   Resiko tinggi perilaku kekerasan
   Ketidakberdayaan
   Terjadinya isolasi sosial

c.       Penilaian ( skoring ) diagnosis keperawatan


Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu.
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya ( 1978 ).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:
  Tentukan skornya sesuai dengan kreteria yang dibuat perawat
  Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor yang diperoleh X bobot
Skor tertinggi
  Jumlah skor untuk semua kreteria ( skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5 )
Penentuan prioritas sesuai dengan kreteria skala:
  Untuk kreteria pertama, prioritas utama diberika pada tidak atau kurang sehat karena perlu
tindakan segera dan biasanya didasari oleh keluaraga
  Untuk kreteria kedua perlu diperhatikan:
-          Pengetahuan yang ada sekarang, tekhnologi, dan tindakan untuk menangani masalah
-          Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, tenaga
-          Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, waktu
-          Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan
  Untuk kreteria ketiga perlu diperhatikan:
-          Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
-          Lamanya masalah yang berhububgan dengan jangka waktu
-          Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
-          Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah.
  Untuk kreteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai
masalah keperawatan tersebut.

d.      Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan


Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor tertinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Namun, perawat perlu
mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu
diatasi segera.

3.   Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan
pada masalah yang dilengkapi dengan kreteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kreteria dan standar
( Suprajitno, 2004, hal. 49 ).
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan
( Suprajitno, 2004, hal. 49 ) :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai maslah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara:
a. Memberi informasi yang tepat
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi lingkungan) yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara :
a. Menemukan seumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluargha seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya,
dengan cara :
1)      Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga
2)      Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan ( Suprajitno,
2004, hal. 50 ) :
a.       Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang
sesuai dengan kondisi klien
b.      Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
pancaindra perawat yang objektif
c.       Rencana tindakan disesuaikan dengan sunber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat
diminimalisasi

Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan tindakan


keluarganya sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi keebutuhan kesehatan
anggota kelurganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana intervensi,
sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga memiliki tanggung
jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, dan merupakan cara untuk menghormati
dan menghargai keluarga Efektivitas yang akan diperoleh perawat, yaitu ada efek positif
terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah dilibatkan
sebelumnya, dan keluarga cendrung bertanggung jawab ( Suprajitno, 2004, hal.24 ).
B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA
1.1 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA
1.1.1. pengertian perkembangan keluarga dewasa

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke
angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu
karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan
prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa
kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof. Dr.
A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa awal yaitu:
a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang
intim di luar
c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
2. Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai
kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita
fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh
yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa
mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982).
Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain.
Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui
bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa
tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku
merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas
perkembangan tersebut meliputi:
a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

b. Tahap-tahap perkembangan
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun.
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai
mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama
masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal.
Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada
periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi
kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari
keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti
program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki
pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi
kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa
perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini
mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat
kesehatan dewasa.
3. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat
dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada
perasaan down sindrom.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini,
individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah:
1. Tingkat perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah
7. Tingkat adaptasi yang jelek
8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya
ada perasaan down sindrom, adanya penyakit kronis. Tingkat ketidakmampuan
dan persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan sampai
mana perubahan gaya hidup akan terjadi.
9. Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah.
Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan keperawatan
dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan.

10. Membentuk kebiasaan sehat yang positif


Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa dilakukan.
Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan sehingga menjadi cara
perilaku individu yang biasa.
1.1.2. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Dewasa
Menurut Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah
mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk
merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai
generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial
dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas
akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada
dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka
gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan
selanjutnya juga akan mengalami kesulitan
Masa Usia Dewasa
1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

1.2. TEORI PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

1.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasislitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggta keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki.
d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan sebagainya.

Hal hal yang perlu dikaji dalam keluarga meliputi :


a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
Genogram
Simbol-simbol yang biasa digunakan:

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien meninggal

Menikah Pisah Cerai Cerai


6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga


Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepela
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun denganmenonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan ke;luarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditenrukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7
tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A beradapada
tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menjelaskan mengenai tugas perkembngan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatanyang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya


Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami istri.

c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang
digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkunagan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geigrafis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Mennjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interkasinya dengan
masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga


Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalh jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
 Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai isi dan instruksi ?
 Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka dengan jelas ?
 Apakah anggota keluarga memperoleh dan memeriksakan respons dengan
baik terhadap pesan ?
 Apakah anggota keluarga medengar dan mengikuti pesan ?
 Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga ?
 Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung ?
 Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) dismapaikan dalam keluarga ?
(langsung atau tidak langsung)
 Jenis-jenis emosi apa yang di sampaikan dalam keluarga ?
 Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif atau
keduanya ?
 Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting ?
(langsung atau tidak langsung)
 Jenis-jenis disfunggsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola
komunikasi keluarga ?
 Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup untuk
didiskusikan ?
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan memepengaruhi otang lain
untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
 Struktur peran formal: posisi peran formal apa pada setiap anggota keluarga,
gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peran-peran
formal mereka. Adakah konflik peran dalam keluarga
 Struktur peran informal: adakah peran-peran informal dalam keluarga, siapa
yang memainkan peran-peran tersebut, berapa kali peran-peran tersebut
sering dilakukan atau bagaimana peran tersebut dilaksanakan secra
konsisten? Tujuan peran-peran informal yang dijalankan keluarga apa?
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan nor
Ma yang dianut oleh keluarga yang berhubungna dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukunga keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangtan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungandalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanaa, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluargayang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupa keluarga didalam melaksanakan perawata
kesehatan dapat dilihat dari kemampuankeluaraga melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluaraga mampu mengenal maslah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melkaukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dpat meningkatkan
kesehatan, danmkeluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapa
dilingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuha tuegas perawtan
keluarga adalah:
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal maslah kesehata, yang
perlu dikaji adalah sejuahmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehata yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
 Apakah keluarga merasa meyerah terhadap masalah yang dialami
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan pentakit
 Apakah kelurga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
megatasi masalah.
c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran,
komplikasi, prognosa, dan cara perawatannya)
 Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sikap dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber
keuangan/financial, fasilitas fisik,, psikososial)
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan
rumah yang sehat, hal yang pelu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki
 Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan
 Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygene sanitasi
 Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit
 Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygene sanitasi
 Sejauhmana kekompakan antar anggot keluarga
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat , hal yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
 Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan
 Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
 Apakah fasilitas kesehataan yang ada terjangkau oleh keluarga.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
5) Fungs ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sehauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga
a. Fungsi pendidikan
Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam pendidikan selain
upaya yang diperoleh dari sekolah atau masyarakat sekitar.
b. Fungsi religius
Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan dijalankan
oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
c. Fungsi rekreasi
Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan keluarga untuk
melakukan rekreasi secara bersama baik di luar dan di dalam rumah, juga
tentang kuantitas yang dilakukan.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stessor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kuran lebih 2 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

1.2.2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau masyarakat
yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggng adalah
pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual atau potensial. Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.
Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah
dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi
keluarga dan koping keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.
a. Perumusan diagnosa keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran idividu atau
keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab
(etiologi) dan atau tanda (sign).
Tipologi dari diagnosis keperawatan:
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dn gejala dari gangguan
kesehatan.

Contoh:
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga bapak
Y “berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan mobilisasi”.
 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak (rematik).
 Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.

2. Risiko (ancaman kesehatan)


Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya : lingkungan rumah
yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
tidak adekuat.
Contoh:
 Risiko terjadi konflik pada bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
 Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga bapak Y
berhubungan dengan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi
terhadap balita
 Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak
3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan.
Contoh:
 Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga
Bapak K.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bapak X.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga
Bapak I.
Daignosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan kelurga menurut NANDA:
a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan
1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Adalah suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau berisiko mengalami kesulitan
mempertahankan kebersihan dan menjaga lingkungan rumah.

2) Risiko cedera
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan yang disebabkan
kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan atau usia maturasi.
3) Resiko infeksi
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen patogen ke anggota yang
lain.
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
1) Komunikasi keluarga disfungsional
Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap penurunan untuk
mengirim atau menerima pesan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran
1) Berduka dan diantisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap
keluarga)
5) Proses keluarga terhenti
6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak
7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan
8) Penampilan peran tidak efektif
d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial
1) Perubahan perkembangan
2) Kurang pengetahuan
3) Isolassi sosial
4) Kerusakan interaksi sosial
5) Resiko kekerasan terhadap orang lain
6) Resiko kekerasan terhadap diri
7) Konflik peran orang tua
e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan
1) Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif
2) Kerusakan pemeliharaan rumah
3) Perilaku mencari kesehatan
4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
1) Koping keluarga melemah
2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga
3) Koping keluarga cacat
4) Resiko berduka disfungsional.

1.2.3. Perencanaan keperawatan keluarga


Apabila masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas
masalahnya. Rencana keperawatan keluarga adalah merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilsksankan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
keshatan/ maslah keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana keperawatan yang
berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyeleaian masalah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengenbangkan keperawatan kluarga :
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang menyeluruh tentang
masalahatau situasi keluarga.
2. Rencana yang baik harus realistik, artinya dapat dilaksanakandan dapat menghasilkan
apa yang diharapkan.
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan.
Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak memungkinkan
pemberian pelayanan cuma-Cuma maka perawat harus mempertimbangkan hal
tersebut dalam menyususn perencanaan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai dengan prinsip
bahwa perawat perawat bekerja bersama keluarga bukan untuk keluarga.
5. Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis hal ini selain berguna untuk
perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan lainnya, khususnya dalam
mengingat perencanaan yang telah disusun untuk keluarga tersebut. Disamping itu
juga dapat membantu dalam mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.

Langkah-langkah dalam menembangkan rencana keperawatan keluarga:


1. Menentukan sasaran atau goal
2. Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui
segala upaya. Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran yang telah ditentukan
diharapkan mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencapai sasaran tersebut.
Contoh: setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
kelaurga yang menderita hipertensi
3. Menentukan tujuan atau objektif
4. Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang hasil
yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau
objektif yang baik adalah : spesifik, dapat di ukur, dapat dicapai, realistik dan ada
batasan waktu. Contoh: seteleh dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota
keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang cara pencegahan dan pengobatan
hipertensi dan tekanan darah : 120/80 mmHg.
5. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
6. Dalam menilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepeda sifat masalahdan
sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.

1.2.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk
mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan,
ketidakmampuan yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus menjadikan suatu perhatian,
sehingga perawat diharapkan dapat memberikan kekuatan dan membantu
mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai
kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini untuk
membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat, maka perawat harus
memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal
dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara : memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara cara perawatan yang tepat dengan cara :
mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
dan mengawai keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat dengan cara : menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk
bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :
a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi tetapi
keliru
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat masalah
hanya sebagian.
c. Keliru tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang
dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya keperawatan.
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh faktor-faktor yang
berasal dari petugas, antara lain :
1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan
kurang fleksibel
2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor-faktor
sosial budaya
3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau mengguanakan bermacam-
macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.

1.2.5Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
kebersihannya. Bila tidak/belum berhasil perlu di susun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat di lakukan dalam satu kali kunjungan kekeluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan baik kepada
individu maupun keluarga adalah :
1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga
mengatasi masalah tersebut
2. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai
3. Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan
sumber-sumber proses atau hasil, tergantung kepada dimensi evaluasi yang diinginkan
4. Tentukan metodeatau teknik evaluasi yang sesuai serat sumber-sumber data yang
diperlukan
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standart
untuk evaluasi
6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan
yang kurang memuaskan
7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan alasan :
mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada faktor
lingkungan yang tidak dapat diatasi

Macam-macam evaluasi : evaluasi kuantitatif dan evalusi kualitatif.


1) Evaluasi kuantitatif

Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan atau kegiatan
yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah keluarga yang dibina, jumlah imunisasi yang telah
diberikan. Evaluasi kuantitatif sering dipakai dalam kesehatan karena lebih mudah
dikerjakann bila dibandingkan dengan evaluasi kualitatif. Pada evaluasi kuantitatif jumlah
kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang memuaskan.
2) Evaluasi kualitatif

Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari
tiga dimensi yang saling terkait
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa tugas
perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini
tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya perkembangan
keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap
individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut
meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang kepada remaja,
mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta
melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan perkembangan keluarga
pada saat ini.
Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis.
Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki
dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan dan
masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa
kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil
perjuangan .

3.2 Saran
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan keluarga. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
pembaca bisa memberikan masukan
DAFTAR ISI

Friedman Marilyn. 2018.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta


Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta
Marilyn M. Friedman2018.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC

Perry & potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta


Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai