Anda di halaman 1dari 19

Makalah Kesehatan Masyarakat Pesisir dan Kepulauan

“Karakteristik Lingkungan dan Endemisitas Penyakit”


Dosen Pengampu:
Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc., Ph.D.

Disusun Oleh:
Alifah Tsabita Chaidir (K011211212)
Andini Anastasya (K011211264)
Fasya Nur Aisyah (K011211229)
Graciatri Rappun Salman (K011211238)
Hanimusfira Wandi (K011211220)
Mery Nurun Rantetampang (K011211254)
Nabila Salsabilah (K011211246)
Putri Sunarwi (K011211202)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Karakteristik Lingkungan dan Endmitas Penyakit. Adapun tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Kesehatan
Masyarakat Pesisir di Universitas Hasanuddin. Kami berharap agar makalah ini
dapat membantu serta menambah wawasan atau pengetahuan baik bagi para
pembaca maupun penyusun sendiri. Kami berterima kasih kepada Dosen Pengampu
Kesehatan Masyarakat Pesisir yaitu Bapak Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc.,
Ph.D. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai
dengan mata kuliah yang sedang kami pelajari. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya serta masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 5 Oktober 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A.Fakta Masalah ...................................................................................................... 4
B.Pertanyaan Masalah .............................................................................................. 5
C.Tujuan ................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7
A. Tabel Rekapitulasi Jurnal dan Kesimpulan Tabel .............................................. 7
B.Pembahasan Endemisitas Penyakit .................................................................... 12
C.Pembahasan Karakteristik Lingkungan. ............................................................ 14
D.Solusi 10 ............................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
A.Kesimpulan......................................................................................................... 12
B.Saran .................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Fakta Masalah
Derajat kesehatan masyarakat merupakan cerminan kualitas sumber
daya suatu bangsa dalam menciptakan kesejahteraan bersama. Salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat
adalah persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan. Di
Indonesia sendiri terdapat berbagai permasalahan kesehatan yang ada
bahkan mejadi penyakit endemis di beberapa daerah di Indonesia seperti
penyakit filariasis atau kita kenal penyalkit kaki gajah dan malaria.
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta
mengakibatkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis
nyamuk. Gejala akut berupa (adenomalimfangitis) terutama di pangkal paha
dan ketiak tetapi dapat pula di daerah lain.
Di dunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko tertular
penyakit kaki gajah di lebih dari 83 negara, telah menyerang 120 juta
penduduk dan 60% kasus berada di Asia Tenggara . Di Indonesia terdapat
278 kabupaten/kota (54%) yang tidak endemis filariasis dan terdapat 236
kabupaten/kota (46%) yang endemis filaria
Penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit yang terabaikan,
dapat menyebabkan kecacatan, stigma, gangguan psikososial dan
penurunan produktivitas penderita dan lingkungannya. Diperkirakan
kerugian ekonomi mencapai 43 trilyun rupiah, jika tidak dilakukan
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2014
tentang penanggulangan filariasis, titik berat pengendalian filariasis adalah
pemutusan rantai penularan dengan Pemberian Obat Pencegahan Massal
(POPM).
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
oleh plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk

4
Anopheles. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia Sebanyak
seratus negara menjadi wilayah endemik malaria dengan jumlah penduduk
yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar. Malaria masih
menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Menurut Dirjen.
P2P. 2020, dari 514 Kab./Kota di Indonesia 300 (58%) diantaranya telah
bebas malaria dan 214 lainnya masih berstatus daerah endemis.
Malaria adalah penyakit endemik dan masih merupakan masalah
Kesehatan Masyarakat di Indonesia.Penyakit menular ini disebabkan oleh
Plasmodium yang dapat menyerang orang misalnya wanita hamil, anak di
bawah lima tahun serta orang dewasa. Hal ini harus ditangani seca ra serius
didasarkan pada pendekatan komprehensif untuk menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, insiden
malaria pada penduduk Indonesia tahun 2018 adalah 1,9 % menurun
dibandingkan tahun 2013 sebesar 2,9%, tetapi di Papua Barat mengalami
peningkatan tajam jumlah malaria. Prevalensi malaria tahun 2018 adalah
6,0%. Insiden malaria untuk Provinsi Sulawesi Utara sebesar 2,7% dengan
prevalensi malaria sebesar 4,3%.
Umumnya lingkungan menjadi salah satu faktor dominan penentu
kejadian suatu penyakit. Beberapa faktor diantaranya yaitu keberadaan
hewan ternak besar di sekitar rumah, keberadaan genangan air, dan semak
belukar. Penyebaran penyakit terutama penyakit menular seperti malaria
dan DBD disebabkan faktor lingkungan fisik dan biologis serta perilaku.
Oleh karena masalah tersebut, sangat penting untuk mengenali
karakteristik lingkungan dan endemisitas penyakit di kepulauan di
Indonesia. Hal ini ddiperlukan agar dapat mecegah dan mengatasi
permasalahan yang dapat timbul Sehingga kesehatan masyarakat Indonesia
mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
B. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan fakta masalah tersebut, maka dirumuskan pertanyaan
masalah sebagai berikut:

5
1. Bagaimana karakteristik lingkungan masyarakat di kepulauan?
2. Bagaimana endemisitas penyakit masyarakat di kepulauan?
3. Bagaimana solusi terhadap karakteristik lingkungan dan endemisitas
penyakit masyarakat di kepulauan?
C. Tujuan
Berdasarkan pertanyaan masalah tersebut maka tujuan dari makalah
ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik lingkungan masyarakat di kepulauan.
2. Untuk mengetahui endemisitas penyakit masyarakat dikepulauan.
3. Untuk mengetahui solusi terhadap karakteristik lingkungan dan
endemisitas penyakit masyarakat di kepulauan.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tabel Rekapitulasi Jurnal dan Kesimpulan Tabel
No.
1. Putri Sunarwi (K011211202) Alifah Tsabita Chaidir (K011211212)
Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa pemeriksaan SDJ terhadap rerata kondisi lingkungan fisik (suhu,
632 responden adalah 0% (Mf<1%). kelembaban, dan curah hujan) masing-
Karakteristik responden terbesar masing yaitu 27-290C, 72-88%, dan 52,4-
menurut umur pada usia dewasa 31,7 mm. Rerata jarak kondisi lingkungan
awal (28,0%), jenis kelamin yaitu biologi (tanaman pekarangan, genangan
perempuan (62,5%), pendidikan rob, tanaman bakau, SPAL terbuka,
yaitu SMA (34,0%). Pengetahuan sampah tergenang air, dan kandang
responden tentang gejala, penyebab, ternak) dari rumah yaitu < 10 m. pada
penularan, serta informasi tentang kondisi lingkungan sosial sebesar 54,2%
penyakit kaki gajah berturut-turut host keluar ruangan malam hari dengan
66,5%, 75,0%, 75,0% dan 74,0%. 51,4% pada pukul 23.00-24.00, 65,4%
Riwayat POPM filariasis dari 200 tidak menggunakan lotion anti nyamuk,
responden diwawancarai, 66,5% dan 59,6% tidak mengenakan baju serta
menyatakan minum obat. celana panjang.
Karakteristik lingkungan, 31,0%
tinggal di daerah rawa-rawa/sawah
dan 50% responden menyatakan
banyak nyamuk.

7
2. Fasya Nur Aisyah (K011211229) Hanimusfira Wandi (K011211220)
Hasil dari penelitian ini yaitu dari 8 Hasil penelitian menunjukkan kualitas
titik breeding place yang dilakukan lingkungan yang signifikan terhadap
survei jentik ditemukan 2 titik kejadian malaria ialah kawat kasa (p-
positif jentik Anopheles Sp yang value 0,000), plafon (p-value 0,000),
terletak di 2 Desa yaitu Desa Orwer kandang ternak (p-value 0,002), adanya
dan Desa Marauw Saba Kabupaten semak-semak (p-value 0,000), dan
Biak Provinsi Papua. Kampung Breeding places (p-value 0,001). Adapun
Orwer dan Kampung Saba masih kualitas lingkungan yang paling
ditemukan Jentik Anopheles Sp dan berpengaruh terhadap kejadian malaria
masuk dalam Kategori Wilayah yaitu kawat kasa (p-value 0,001) dan
Reseptif Malaria. Perlu dilakukan kendang ternak (p-value 0,040).
pencegahan dan pengendalian
vektor malaria di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Biak
Numfor baik secara fisik
(penimbunan kolam/rekayasa
sanitasi), kimia (pemberian
insektisida dan larvasida) dan
secara biologi (penaburan ikan
sebagai predator alami jentik
Anopheles Sp)

8
3. Graciatri Rappun Salman Nabila Salsabilah (K011211246)
(K011211238) Hasil Penelitian menunjukan bahwa
Hasil penelitian Penyebaran faktor lingkungan yang paling
kejadian malaria dan Jarak habitat berhubungan dan berpengaruh dengan
Anopheles sp dengan rumah kejadian malaria yaitu variabel
penderita malaria di Kabupaten keberadaan semak belukar disekitar
Kepulauan Talaud Tahun 2018 rumah yang ditunjukan dengan hasil uji
terspasialkan. Kondisi lingkungan statistik diproleh nilai p value 0,000 dan
fisik (Suhu dan kelembaban) serta nilai Odds rasio sebesar 17,073 yang
lingkungan kimia (pH dan Salinitas) menunjukan bahwa responden yang
pada habitat Anopheles sp. di tempat tinggalnya mempunyai semak
daerah pemukiman penderita belukar dengan jarak ≤100 m memiliki
malaria adalah Suhu 27.9 - 29.8 0c, resiko tinggi mengalami kejadian malaria
kelembaban 70.5% - 80.4%, pH yaitu sebesar 17 kali di bandingkan
berada di kisaran 5.6 - 8.1 dan dengan jarak rumah responden dengan
salinitas 0.04 – 1.35 ‰. Densitas semak belukar > 100 m. Faktor yang
Plasmodium sp pada 34 penderita paling berhubungan dan berpengaruh
malaria terdiri dari 18 kasus +, 10 dengan kejadian malaria semak belukar
kasus ++, 5 kasus +++ dan 1 kasus dan di ikuti oleh variabel keberadaan
++++. Hasil uji statistik ada genangan air.
hubungan antara kepadatan
Plasmodium sp terhadap anemia
dan trombositopenia pada penderita
malaria di Di Kabupaten Kepulauan
Talaud Tahun 2018.

9
4. Mery Nurun Rantetampang Andini Anastasya (K011211264)
(K011211254) Hasil analisis yaitu kejadian kasus malaria
Hasil penelitian ini berdasarkan uji di wilayah kerja Puskesmas Enemawira
statistik dengan menggunakan uji Kecamatan Tabukan Utara pada tahun
chi square ditemukan nilai p 2015-2018, berdasarkan bulan
Lingkungan fisik dengan kejadian penyebaran paling banyak terjadi pada
penyakit kaki gajah (p=0,000, Ho bulan Januari – Maret, dan terendah pada
Ditolak). Lingkungan biologi bulan Juni – Desember. Kejadian kasus
dengan kejadian penyakit kaki berdasarkan tempat, paling banyak terjadi
gajah (p=0,001, Ho Ditolak), di kampung Bengketan sebanyak 16,23%
Lingkungan sosial dengan kejadian dan paling sedikit terjadi di kampung
penyakit kaki gajah (p=0,00. Ho Bowongkulu I sebanyak 0,05% kasus.
Ditolak). Kesimpulan Ada kejadian kasus berdasarkan variabel
hubungan lingkungan fisik, biologi orang paling banyak terjadi pada laki-laki
dan social dengan kejadian penyakit sebanyak 53,95% sisanya perempuan
kaki gajah sebanyak 46,05%, menurut golongan
umur paling banyak umur 15-53 tahun
sebanyak 37,23% dan paling sedikit pada
kelompok umur 1-11 bulan sebanyak
4,14%. Perbandingan kejadian kasus pada
laki-laki dan perempuan yaitu tahun 2015
= 9,9% : 9,7%, tahun 2016 = 4,4% : 4,2%,
tahun 2017 = 1,7% : 2,1%, tahun 2018 =
0,3% : 0,2%. Rata-rata perbandingan
kasus malaria berdasarkan jenis kelamin
selama 4 tahun, yaitu tahun 2015-2018 =
4,1 % : 3,8%. Kesimpulan yaitu
Perbandingan kejadian kasus pada laki-
laki dan perempuan yaitu tahun 2015 =
9,9% : 9,7%, tahun 2016 = 4,4% : 4,2%,
tahun 2017 = 1,7% : 2,1%, tahun 2018 =

10
0,3% : 0,2%. Rata-rata perbandingan
kasus malaria berdasarkan jenis kelamin
selama 4 tahun, yaitu tahun 2015-2018 =
4,1 % : 3,8%

11
Kesimpulan Endemisitas Kesimpulan Endemisitas Penyakit
Penyakit Dapat disimpulkan bahwa endemisitas
Dapat disimpulkan bahwa penyakit malaria terkait dengan faktor
Kabupaten Konawe Utara memiliki lingkungan seperti suhu, kelembaban,
tingkat endemisitas penyakit kaki curah hujan, keberadaan semak belukar,
gajah yang kurang dari 1%. kawat kasa, plafon, kandang ternak, dan
Sementara itu, Kampung Orwer dan breeding places. Faktor lingkungan ini
Kampung Saba di Kabupaten Biak mempengaruhi intensitas, musim, dan
masih ditemukan jentik Anopheles distribusi geografis penyebaran malaria.
Sp dan masuk dalam kategori Selain itu, faktor lingkungan juga
wilayah reseptif malaria. Selain itu, mempengaruhi paparan manusia terhadap
terdapat adanya hubungan antara nyamuk malaria. Beberapa faktor
kepadatan Plasmodium sp dengan lingkungan yang mempengaruhi paparan
anemia dan trombositopenia pada manusia terhadap nyamuk malaria adalah
penderita malaria di Kabupaten keberadaan air, sanitasi, dan pengelolaan
Kepulauan Talaud. Dan juga adanya sampah. Pencegahan dan pengobatan dini
hubungan antara lingkungan fisik, malaria sangat penting untuk mengurangi
biologi, dan sosial dengan kejadian penyebaran penyakit ini. Pencegahan
penyakit kaki gajah. Oleh karena dapat dilakukan dengan penggunaan
itu, perlu dilakukan upaya kelambu berinsektisida, penggunaan obat
pencegahan dan pengendalian anti malaria, dan pengendalian vektor.
penyakit menular tersebut dengan Sedangkan pengobatan dapat dilakukan
memperhatikan faktor-faktor dengan terapi kombinasi berbasis
lingkungan yang mempengaruhi. artemisinin.

B. Pembahasan Endemisitas Penyakit


Penyakit endemik merujuk pada penyakit yang secara terus-menerus ada
dalam suatu daerah atau populasi tertentu. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat endemisitas penyakit, termasuk karakteristik

12
lingkungan seperti keberadaan tempat perkembangbiakan (breeding place)
nyamuk vektor, kepadatan penduduk, dan iklim. Malaria, yang disebabkan oleh
parasit protozoa genus Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles, merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di
seluruh dunia. Penting untuk dicatat bahwa kondisi optimal tempat perindukan
Anopheles Sp untuk berkembang biak adalah suhu antara 25 oC – 27 oC, pH
7, dan salinitas air sekitar 0,5%. Hal ini menciptakan kondisi yang sangat
mendukung untuk reproduksi jentik nyamuk Anopheles Sp. Kondisi ini
memberikan penjelasan yang kuat mengapa malaria dapat menjadi endemik di
beberapa wilayah di Indonesia.
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria. Di
pulau Sulawesi Tenggara terkhusus di Konawe Utara penyakit ini kategori
endemik. Cacing ini hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) dan
ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Gejala dari filariasis dapat bervariasi,
mulai dari peradangan akut hingga kondisi kronis yang mengakibatkan
pembengkakan seperti "kaki gajah" pada beberapa bagian tubuh. Pemahaman
terhadap penyebaran penyakit ini juga mencakup pemahaman tentang vektor
nyamuk yang terlibat. Seperti di daerah Konawe utara karakteristik lingkungan
didaerah tersebut 31,0% tinggal di daerah rawa-rawa/sawah dan 50%
responden menyatakan banyak nyamuk. Pencegahan dan pengendalian
penyakit-penyakit ini mencakup upaya-upaya seperti penggunaan insektisida
dan larvasida, penimbunan kolam atau rekayasa sanitasi, serta strategi
penaburan ikan sebagai predator alami jentik Anopheles Sp. Dengan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi endemisitas penyakit dan
menerapkan tindakan-tindakan pencegahan yang sesuai, dapat diharapkan
tingkat penyebaran dan dampak dari penyakit-penyakit tersebut dapat
dikurangi secara signifikan di Indonesia terkhusus di Sulawei Tenggara.
Plasmodium merupakan agent penyakit dari permasalahan penyakit
endemic yang ada di Indonesia. Salah satunya yaitu penyakit malaria yang
disebabkan oleh plasmodium falciparum dan vivax. Indonesia saat ini memiliki
72% daerah yang bebas dari malaria namun hal ini masih sangat berbahaya

13
karena masih terdapat 28% daerah yang memiliki penderita malaria.
Lingkungan yang menjadi salah satu faktor yang penting terhadap penybaran
penyakit malaria. Penyebab yang paling sering terjadi diakibatkan oleh gigitan
nyamuk Anopheles Sp. Yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan.
Penyakit malaria dikatakan endemi jika secara konstan angka kejadian
penyakit dapat diketahi serta penularan secara alami berlangsung sepanjanng
tahun. Dikatakan epidemi jika angka kejadian kasus malaria pada suatu daerah
naik dengan cepat dan tercatat di atas level baiasa atau jika penyakit secara
tiba-tiba terjadi pada suatu daerah yang sebelumnya bebas malaria.
C. Pembahasan Karakteristik Lingkungan
Penyakit endemik terus-menerus ada di suatu daerah atau populasi tertentu,
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti tempat perkembangbiakan nyamuk
vektor, kepadatan penduduk, dan iklim. Malaria, disebabkan oleh parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles, tersebar luas di seluruh
dunia. Kondisi optimal tempat perkembangbiakan Anopheles Sp mendukung
reproduksi nyamuk, menjelaskan mengapa malaria dapat menjadi endemik di
beberapa wilayah di Indonesia. Filariasis, disebabkan oleh cacing filaria,
ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, dan gejalanya bervariasi dari akut
hingga kronis. Pencegahan meliputi penggunaan insektisida, rekayasa sanitasi,
dan strategi penaburan ikan sebagai predator alami jentik Anopheles Sp.
Dengan pemahaman dan tindakan pencegahan yang tepat, penyebaran dan
dampak penyakit-penyakit ini dapat dikurangi di Indonesia.
Plasmodium adalah agen penyebab penyakit malaria, yang merupakan
masalah kesehatan endemik di Indonesia. Meskipun sebagian besar daerah
Indonesia telah bebas dari malaria, masih ada 28% wilayah yang rentan
terhadap penyakit ini. Lingkungan memainkan peran penting dalam
penyebaran penyakit ini melalui nyamuk Anopheles yang dapat beradaptasi
dengan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan seperti rumah yang tidak
memenuhi standar, misalnya dengan dinding terbuat dari papan atau bambu
yang memiliki celah, memudahkan masuknya nyamuk ke dalam rumah. Selain
itu, rumah tanpa langit-langit dan sanitasi yang buruk juga berkontribusi

14
terhadap penularan malaria. Hal ini karena lingkungan seperti ini menjadi
tempat istirahat dan perkembangbiakan yang cocok bagi nyamuk pembawa
penyakit malaria. Malaria dikategorikan sebagai endemik jika angka kejadian
dan penularannya berlangsung secara konstan sepanjang tahun. Jika angka
kejadian meningkat tiba-tiba di suatu wilayah atau muncul di wilayah yang
sebelumnya bebas malaria, maka hal tersebut diklasifikasikan sebagai epidemi.
Upaya pencegahan dan pengendalian malaria terus dilakukan di Indonesia
untuk melindungi kesehatan masyarakat.
D. Solusi
Berdasarkan permasalah dikepulauan di Indonesia solusi yang dapat
dilakukan diantaranya :
a. Penanganan nyamuk penyebab malaria dan penyakit filariasis
· Pihak puskesmas tetap mewaspadai penularan malaria dan filariasis dengan
intervensi spesifik berupa penemuan kasus serta pengobatan tepat,
intervensi lingkungan seperti pelestarian predator alami, pembagian
kelambu fokus pada penderita atau wilayah yang masih endemis serta
melakukan pemetaan daerah reseptif sebagai upaya monitoring wilayah
wilayah yang berpotensi terjadinya penularan malaria dan filariasis
· Perlu dilakukan upaya pencegahan dari serangan parasit malaria bagi
anak-anak karena beresiko tinggi untuk terserang, Selalu menggunakan
kelambu insktisida saat tidur pada malam hari,
· Peningkatan peran serta masyarakat terutama perempuan mengikuti
kegiatan sosialisasi dalam pencegahan malaria dan filariasis yang
diberikan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat
· Perlu dilakukan kegiatan berupa kerjasama lintas sektor dengan Dinas
Pendidikan untuk meningkatkan pendidikan masyarakat melalui
pendidikan luar sekolah di mana masyarakat diajarkan tentang penyakit
malaria dan filariasis dan cara pencegahannya.
· Menjaga lingkungan rumah dengan membersihkan lingkungan potensial
perkembangbiakan nyamuk (SPAL terbuka dan sampah genangan air),
memakai baju serta celana panjang ketika keluar rumah malam hari.

15
· Pemerintah daerah disarankan untuk mengoptimalkan distribusi dan
penggunaan kelambu berinsektisida dimasyarakat guna mencegah
timbulnya malaria.
b. Penanganan Masalah Lingkungan
· Memberikan edukasi berupa pengadaan dan pemanfaatan sarana sanitasi
dasar. Ketersediaan jamban, tempat pembuangan sampah akhir dan SPAL
perlu untuk ditingkatkan serta edukasi mengenai jenis jamban yang sehat,
cara pemanfaatan /pengelolaan sampah yang baik dan benar serta
pentingnya SPAL bagi setiap rumah. Dalam upaya menangani malaria,
Dinas Kesehatan dan Puskesmas telah bekerja sama dengan sektor dan
program lain, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Salah satu
langkah yang diambil oleh masyarakat adalah membersihkan lingkungan
sekitar mereka. Kegiatan ini umumnya melibatkan kerjasama antara
masyarakat, petugas dari Dinas Kesehatan, siswa dari tingkat SD, SMP,
dan SMA, serta personel TNI/POLRI. Pembersihan lingkungan biasanya
dilakukan di area-area di sekitar permukiman, parit, dan di lingkungan
sekolah yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
·

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat
kesehatan masyarakat adalah persentase penduduk yang mempunyai keluhan
kesehatan. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai permasalahan kesehatan
yang ada bahkan mejadi penyakit endemis di beberapa daerah di Indonesia
seperti penyakit filariasis atau kita kenal penyalkit kaki gajah dan malaria.
Umumnya lingkungan menjadi salah satu faktor dominan penentu
kejadian suatu penyakit. Beberapa faktor diantaranya yaitu keberadaan hewan
ternak besar di sekitar rumah, keberadaan genangan air, dan semak belukar.
Penyebaran penyakit terutama penyakit menular seperti malaria dan DBD
disebabkan faktor lingkungan fisik dan biologis serta perilaku
B. Saran
Saran dari kelompok kami, nyamuk penyebab malaria dan penyakit
filariasis harus segera ditangani. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
Menjaga lingkungan rumah dengan membersihkan lingkungan potensial
perkembangbiakan nyamuk (SPAL terbuka dan sampah genangan air),
memakai baju serta celana panjang ketika keluar rumah malam hari untuk
menghindari gigitan nyamuk.

17
DAFTAR PUSTAKA
Alifah Tsabita Chaidir: Zuhruf, R. W., Sukendra, D. M., & Pawenang, E. T.
(2022). Karakteristik Lingkungan di Daerah Pesisir Endemis Filariasis.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia,
3(1), 42-51.
Andini Anastasya: Alam, S., Katiandagho, D., & Sambuaga, J. V. (2023, June).
Gambaran Kejadian Malaria Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL (e ISSN...)
(Vol. 1, pp. 410-430).
Fasya Nur Aisyah: Suprianti, A. A., Masriadi, M., & Gobel, F. A. (2023).
Determinan Diabetes Mellitus di Kabupaten Kepulauan Selayar. Journal of
Muslim Community Health, 4(4), 120-129.
Graciatri Rappun Salman: Prasetyo, E., & Haryatmi, D. (2023). Identifikasi
Spesies Plasmodium Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Hanura
Pesawaran Lampung. Jurnal Analis Kesehatan, 12(1), 46-51.
Hanismusfira Wandi: Fariza, I., & Balebu, D. W. (2023). Karakteristik Sarana
Sanitasi Dasar di Desa Balayon, Kec. Liang, Kab. Banggai Kepulauan:
Characteristics of Basic Sanitation Facilities in Balayon Village, Liang
District Banggai Islands Regency. Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public
Health Journal, 14(1), 56-63.
Mery Nurun Rantetampang: Siregar, P. A., & Saragih, I. D. (2021). Faktor Risiko
Malaria Masyarakat Pesisir di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai. Tropical Public Health Journal, 1(2), 50-57.
Nabila Salsabilah: Manangsang, F., Ganing, A., Purba, E. R., Rumaseb, E., &
Sarwadhamana, R. J. (2021). Analisis Faktor Risiko Lingkungan terhadap
Kejadian Malaria di Kabupaten Kerom Provinsi Papua. Indonesian Journal
of Hospital Administration, 4(2), 37-42.
Putri Sunarwi: Afsahyana, A., Amisra, A., Rohma, A. Y., & Hidayat, T. (2021).
POPM Filariasis Evaluation Survey in Konawe Utara District, Southeast

18
Sulawesi Province. Pancasakti Journal Of Public Health Science And
Research, 1(2), 92-99.
Village, Liang District Banggai Islands Regency. Jurnal Kesmas Untika Luwuk:
Public Health Journal, 14(1), 56-63.

19

Anda mungkin juga menyukai