Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MALARIA KIA

(Surveilans dan Epidemiologi Penyakit Malaria)

Kelompok 2 :

1. Bruce G. Lauwoie (171111049)


2. Dicky Lak Apu ( 171111051)
3. Dewi Tamrin (171111050)
4. Fridayani Taus (171111055)
5. Gaudensius Obe (171111057)
6. Hendriqueta Dos Santos (171111058)
7. Martinus Tahu (171111 64)
8. Meldiana Tamo Ina (171111066)
9. Mike J. Leni (171111067)
10. Noviyanti B. Lalangsir (171111071)
11. Olvin F. Nefes (171111073)
12. Theresia Teto (171111079)
13. Veri A. Unu (171111080)
14. Yunita R. Sette (171111084)
15. Yusni M. Benu (171111086)
16. Rosni N. Mona (171111087)

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunannya
penulis dapat menyelesaikan ugas malaria KIA yang berkaitan dengan “Surveilans dan
Epidemiologi Penyakit Malaria“ ini dengan baik yang tentunya akan berguna bagi orang lain
teristimewa bagi kami seorang perawat. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah KIA. Dalam tugas ini penulis akan memaparkan
materi yang berkaitan dengan surveilans dan episemologi penyakit malaria.

Namun penulis pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu dengan rendah hati penulis meminta masukan
berupa kritikan maupun saran dari semua pihak demi menyempurnakan pembuatan makalah
ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pada umumnya dan untuk penulis sendiri khususnya.

Kupang, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN................................................................................................................!

KATA PENGANTAR.............................................................................................................!!

DAFTAR ISI...........................................................................................................................!!!

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian survelans dan epidemiologi penyakit malaria....................................................2

2.2 Manfaat dari survelans dan epidemilogi..............................................................................2

2.3 Epidemilogi penyakit malaria..............................................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................6

3.2 Saran.....................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria merupakan penyakit menular yang serius dan fatal yang disebabkan oleh
parasit protozoa genus plasmodium yang ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk
Anopheles betina yang terinfeksi. Pada manusia dikenal ada 5 genus plasmodium yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae
dan Plasmodium knowlesi. Spesies Plasmodium di Indonesia yang hidup pada manusia
lebih dominan P. falciparum dan P. vivax sedangkan P. ovale dan P. malariae biasanya
ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur.
Malaria tersebar ke seluruh belahan dunia dan merupakan masalah global sehingga
World HealthOrganization (WHO) menetapkan komitmen global untuk mengontrol dan
eliminasi malaria bagi setiap negara. World Malaria Report 2015 menyebutkan malaria
telah terjadi di 106 negara di dunia. Pada tahun 2015 secara global penderita malaria
mencapai 212 juta kasus dan 429 000 diantaranya meninggal dunia sebagian besar terjadi
di sub-Sahara Afrika lebih dari dua pertiga (70 %) kematian akibat malaria terjadi pada
usia anak-anak.
Infeksi malaria dapat menyerang siapa saja baik usia bayi, balita, anak-anak, usia
remaja dan usia produktif, ada hampir 50% penduduk Indonesia berisiko terinfeksi
malaria. Indonesia merupakan negara yang komitmen terhadap eliminasi malaria, hal ini
dibuktikan dengan kejadian malaria di seluruh Indonesia cenderung menurun, tahun 2005
Annual Parasite Incidence (API) 4,10% menjadi 1,38% pada tahun 2013 dan terus
menurun sampai 0,85 per 1000 penduduk tahun 2015. Hampir 80% kasus malaria terjadi
di kawasan Indonesia Timur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari surveilans dan epidemiologi pemyakit malaria?
2. Apa manfaat dari surveilans dan epidemiologi penyakit malaria?
3. Bagaimana pelaksanaan dari surveilans dan epidemiologi pemyakit malaria di
Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari surveilans dan epidemiologi pemyakit malaria

2. Untuk mengetahui manfaat dari surveilans dan epidemiologi penyakit malaria

3. Untuk mengetahui pelaksanaan dari surveilans dan epidemiologi penyakit malaria


di Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Surveilans dan Epidemiologi Penyakit Malaria

2.1.1 Pegertian Surveilans Malaria.

Surveilans adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus


terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Surveilans malaria adalah analisis secara sistematis dan terus menerus


terhadap penyakit malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhi, termasuk pola
perubahan dan distribusinya, agar dapat melakukan tindakan pengendalian malaria
secara efektif dan efisien melalui proses penemuan penderita, pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi kepada lintas program dan lintas sektor terkait
dalam pengendalian malaria.

2.1.2 Pengertian Epidemiologi Malaria

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani “epidemi” yang berarti menimpa


masyarakat ( epi = atas ; demos = penduduk ). Epidemiologi mulai berkembang dari
pengalaman mempelajari wabah penyakit, seperti pes, kolera, dan cacar yang
disertai dengan kematian yang tinggi. Dengan berkembangnya ilmu epidemiologi ini
kemudian diterapkan terhadap penyakit malaria. Epidemiologi malaria adalah ilmu
yang mempelajari tentang penyebaran malaria dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Hal penting yang harus diperhatikan dalam mempelajari
epidemiologi malaria adalah hubungan antara hots, agent, dan environment.

2.2 Manfaat Surveilans dan Epidemologi.

2.2.1 Manfaat Surveilans antara lain :

1. Melakukan pengamatan dini yaitu Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) malaria di


Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah
Kejadian Luar Biasa ( KLB) malaria.
2. Dapat menjelaskan pola penyakit malaria yang sedang berlangsung yang dapat
dikaitkan dengan tindakan-tindakan intervensi kesehatan masyarakat.
3. Dapat mempelajari riwayat alamiah dan epidemologi penyakit malaria
khususnya untuk mendeteksi adanya KLB wabah.
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk memproyeksi kebutuhan pelayanan
kesehatan dimasa mendatang.
5. Dapat membantu pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus
dengan membandingkan besarnya masalah kejadian penyakit malaria sebelum
dan sesudah pelaksanaan program.
6. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat
tinggal dimana penyakit malaria sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu
ke waktu, (musiman, dari tahun ke tahun) dan cara serta dinamika penularan
penyakit menular.
7. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan
digunakan sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat, yaitu
melakukan perencanaan yang sesuai dengan permasalahannya.

2.2.2 Epidemologi :

Perkembangan epidemologi surveilans dimulai dengan surveilans penyakit


menular, yang meluas ke penyakit menular. Saat ini epidemologi surveilans
digunakan untuk menilai, memonitor, mengawasi dan memonitor dan merencanakan
program-program kesehatan pada umumnya.
Data-data epidemologi malaria yang dilaporkan pada umumnya masih
berdasarkan hasil pemeriksaan darah secara microscopis atau serologis dengan
metode rapid diagnosis test( RDT). Dengan makin berkembangnya tegnologi,
epidemologi malaria telah dilaporkan berdasarkan pemeriksaan pada level molekuler
yaitu mendeteksi DNA parasit dengan metode PCR sehingga kejadian malaria dapat
dilaporkan lebih rinci berdasarkan jenis spesiess parasit yang menginfeksi. Data
epidemologi malaria juga bisa didapat dari karakterisasi perubahan pada genetika
populasi Plasmodium. Perubahan genetika populasi Plosmodium menggambarkan
fluktuasi intensitas transmisi dan sebagai indicator untuk surveilans malaria dan
evaluasi program eliminasi malaria (Fitri,2017).
Surveilans epidemologi menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan
dalam mendukung manajemen:

1. Penilaian status kesehatan masyarakat.


2. Deteksi dini KLB yang disertai dengan timbulnya respon cepat dan tepat.
3. Dalam perumusan program prioritas.
4. Data kuantitatif dalam menetapkan sasaran spesifik program.
5. Informasi untuk menetapkan desain dan perencanaan program kesehatan
masyarakat.
6. Evaluasi program intervensi.
7. Inspirasi rencana studi epidemologi,penelitian dan pengembangan program.

2.3 Episemologi Malaria

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat


menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita,
ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat
menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar
wilayah Indonesia.

Program eliminasi malaria di Indonesia tertuang dalam keputusan Menteri


Kesehatan RI No 293/MENKES/SK/ IV/2009. Pelaksanaan pengendalian malaria
menuju eliminasi dilakukan secara bertahap dari satu pulau atau beberapa pulau
sampai seluruh pulau tercakup guna terwujudnya masyarakat yang hidup sehat yang
terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030. Pada 2017, pemerintah berhasil
memperluas daerah eliminasi malaria yakni 266 kabupaten/kota dari target 265
kabupaten/kota. Prevalensi malaria berdasarkan riwayat positif malaria melalui
pemeriksaan darah oleh Tenaga Kesehatan dan pengobatannya di Indonesia menurut
hasil Risesdas 2018 adalah 0,37% (1.017.290). Sedangkan proporsi penggunaan ACT
untuk pengobatan malaria di indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 adalah 78,3%.

Program surveilans malaria terbagi atas 3 yaitu:

1. Surveilans periode kewaspadaan sebelum Kejian Luar Biasa atau Surveilans


Periode peringatan diniAdalah suatu kegiatan untuk memantau secara teratur
perkembangan penyakit malaria di suatu wilayah dan mengambil tindakan
pendahuluan untuk mencegah timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB)
2. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam
periode dimana kasus malaria menunjukkan proporsi kenaikan dua kali atau lebih
dari biasanya/sebelumnya dan terjadi peningkatan yang bermakna baik penderita
malaria klinis maupun penderita malaria positif atau dijumpai keadaan penderita
P.falciparum dominan atau ada kasus bayi positif baik disertai ada kematian
karena atau diduga malaria dan adanya keresahan masyarakat karena malaria.
3. Surveilans pasca kejadian luar biasa Kegiatan sama seperti pada periode
peringatan dini. Monitoring dilakukan dengan cara pengamatan rutin atau
melakukan survey secara periodic pada lokasi KLB, juga melakukan survey
vector dan lingkungan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejalah berupa demam, mengigil
anemia. Malaria disebabkan oleh parasit malaria yang merupakan golongan
plasmodium. Parasit protozoa menyebabkan penyakit malaria ini ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Berdasarkan tempat hidupnya dikenal
dua tingkatan kehidupan yaitu di air dan ditanah/udara. Penularan malaria dapat
dapat terjadi secara alamia melalui gigitan nyamuk anopheles atau malaria
bawahan (congenital), secara mekanik penularan terjadi melalui transfuse darah
atau melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Gejala klinis dengan gejala utama
demam mengigil secara berkalah dan sakit kepala kadang-kadang dengan gejala
klinis lain seperti badan terasa lemas. Nafsu makan menurun, berkeringat dan
pucat karena kekurangan darah. Untuk menghindar dari gigitan nyamuk yaitu
dengan cara tidur menggunakan kelambu. kulit dibaluri obat anti nyamuk,
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dll. Cara pengobatan dapat dilakukan
dengan cara pemberi obat anti malaria dengan resep dokter, member obat
tambahan seperi analgetik, dan antipiuratik.

3.2 Saran
Diharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan
pengulanggan terhadap penyakit ini. Seperti melakukan penyuluhan secara
intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah
dan menggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi
rumah, mengunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.
Melakukan kegiatan surveilans malaria secara menyeluruh, baik pemantauan
parasit dan spesies faktor malaria.
DAFTAR PUSTAKA

Pius, Florentianus & Margaretha.2015. Kurikulum Muatan Lokal Modul Malaria, Kupang:
Unicef Nusa Tenggara Timur

Fitri, Enggar Loeki, 2017. Imunologi Malaria : Misteri Interaksi Inang dan Parasit, UB
Press.

Syalam & Abdus, 2015. Implementasi aparatur sipil Negara dalam bidang kesehatan untuk
pembinaan karir jabatan fungsional epidemologi kesehatan: GP Press

Keputusan Menteri Kesehatan RI No 293/MENKES/SK/ IV/2009. Tentang pedoman


surveilans malaria

Riskesdas 2018

Anda mungkin juga menyukai