MALARIA TROPIKA
3A S1 ILMU KEPERAWATAN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada halangan sedikitpun.
Tujuan penulis membuat makalah ini sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa
yang membutuhkan ilmu tambahan tentang Asuhan Keperawatan Penyakit Endemik
(Malaria).
Kami menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Karena kesalahan adalah milik semua orang dan kesempurnaan hanya milik Tuhan
Yang Maha Esa. Semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 7
2.1 Definisi Malaria ....................................................................................................................... 7
2.2 Etiologi ..................................................................................................................................... 7
2.3 Manifestasi Klinis ................................................................................................................... 8
2.4 Patofisiologi ............................................................................................................................. 8
2.5 Komplikasi ............................................................................................................................. 10
2.6 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................................ 11
2.7 Penatalaksanaan ..................................................................................................................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena setiap
tahun 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal. Kasus
terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia,Amerika Latin,Timur Tengah dan
beberapa 4eriod di Eropa. Di duga sekitar 36% penduduk dunia terkena resik malaria
(Depkes,2008). Menurut Marsaulina (2002), WHO mengembangkan suatu program satu satu
respons terpadu untuk mengatasi masalah edemis malaria di 4eriod-negara berkembang.
Respon tersebut berupa Roll Back Malaria (RBM) yang di artikan sebagai ”Gerbak Malaria”
yang merupakan gerakan bersama, terpadu antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga donor dan masyarakat. Gerakan malaria bertujuan untuk mengurangi beban malaria
sebanyak 50% yang di mulai sejak April 2007.
Di Indonesia pada tahun 2007 telah terjadi 1.700.000 kasus klinis malaria dengan 700
kematian. Dari 576 Kabupaten yang ada 424 Kabupaten di antaranya merupakan daerah
edemis malaria dan di perkirakan 45% penduduk Indonesia beresiko tertular. Pengukuran
angka kesakitan menggunakan Annual Parasite Incidence (API) dan Annual Malariae
Incidence (AMI).
Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium
yang terdiri dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14
hari,Plasmodium Falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, Plasmodium Malariae dengan
masa inkubasi 7-30 hari, Plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari. Penularan
4
malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi 5eriodic malaria. Infeksi
malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia,5eriodi,panas dingin dan
keringat dingin.
Malaria di Indonesia masih merupak salah satu enyakit yang sampai saat ini masih
menjadi ancaman, bahkan sering menimbulkan kematian apabila tidak di obati dengan benar.
Malaria menduduki urutan ke-8 dari 10 besar penyakit penyebab utama di Indonesia, dengan
angka kematian di perkotaan 0,7% dan di pedesaan 1,7% (PAPDI,2003).
Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Protozoa Parasit yang
merupakan golongan Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia. Umumnya tempat-tempat yang rawan malaria terdapat pada 5eriod-negara
berkembang di mana tidak memiliki tempat penampungan atau pembuangan air yang cukup,
sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat di jadikan sebagai tempat ideal nyamuk
untuk bertelur.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa yang di maksud dengan malaria
2. Menjelaskan bagaimana daur hidup spesies malaria
5
3. Menjelaskan tentang gejala dan tanda penyakit malaria
4. Menjelaskan tentang cara pengobatan dan obat yang dapat di pakai penderita malaria
5. menjelaskan cara mencegah penyakit malaria
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi melalui vector
nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium. (Gangguan Gastrointestinal, hal 817:2011).
Malaria Tropika adalah jenis malaria yang paling berat ditandai dengan panas yang irregular,
anemia, splenomegaly, parasitemia, dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari.
Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit.
Plasmodium falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium
falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasite
menghasilkan banyak tonjolan untuk mlekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan
akibat obstruksi thrombosis dan iskemik local. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi
lainnya dengan angka komplikasi tinggi.
2.2 Etiologi
Malaria paling sering disebabkan oleh gigitan nyamuk, spesies anopheles betina yang
terinfeksi dengan spesies dariprotozoa genus Plasmodium. Terdapat lima spesies yang paling
umum memberikan pengaruh cedera terhadap manusia (Fernandez,2009), yaitu sebagai
berikut :
1. Plasmodium falcifarum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium malariae
5. Plasmodium knowlesi
7
2.3 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari malaria falcifarum yang ditemukan pada klien dengan malaria
adalah sebagai berikut :
2.4 Patofisiologi
Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi didaerah endemic melalui gigitan nyamuk.
Vector,spesies nyamuk anopheles, melewati plasmodia, yang terkandung didalam air liur
masuk kedalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah.
Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan kekebalan dapat secara
spontan menghapus parasite. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan, parasite terus
memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasite menjadi gametocytes, yang mengalami
reproduksi seksual ketika dihisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang menjadi infeksi
sporozoites, yang tyerus berkembang menjadi siklus transmisi baru setelah menggigit
kedalam host baru.
Secara garis besar semua jenis plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap
sebagian ditubuh manusia dan sebagian ditubuh nyamuk.
8
Kondisi masuknya prorozite ke dalam tubuh manusia, maka akan terjadi siklus malaria
yang terdiri atas siklus eksoeritrosit, siklus eritrosit, dan siklus sporogonic (CDC,2009) :
1. Siklus eksoeritrosit
Siklus ini terjadi dalam tubuh manusia dan terjadi didalam hati. Penularan terjadi
bila nyamuk betina yang terinfeksi parasite, menyengat manusia dan dengan ludahnya
memasukan sporozoit ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim
pada sel hepatozit diparenkim hati. Parasite tumbuh dan mengalami pembelahan.
Setelah 6-9hari skizon menjadi dewasa dan pecah dengan melepaskan beribu-ribu
merozoit. Sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang disini
menjadi tropozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antar lain limfa atau
diam dihati. Dalam waktu 48-72jam, sels-sel darah merah pecah dan merozoit yang
dilepaskan dapat memasuki siklus dimulai kembali.
2. Siklus eritrosit
Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk
tropozoit. Proses berlanjut menjadi tropozoit-skinozonemerozoit. Setelah 2-3 generasi
merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara
permulan infeksi sampai ditemukannya parasite dalam darah tepi adalah maa
prapaten, sedangkan maa tunas dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes
sampai timbulnya gejala klinis demam.
9
3. Siklus sporogonik
Siklus ini terjadi didalam tubuh nyamuk (sporogoni). Setelah beberapa siklus,
sebagian nerozoit didalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk seksual
jantan dan betina. Gametosit ini tidak akan berkembang lalu mati bila tidak diisap
oleh aanopheles betina. Didalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari
gametosit jantan dan betina menjadi zigot, yang kemudian melakukan panetrasi pada
dinding lambung dan berkembang menjadi okista. Dalam waktu 3minggu, sporozoit
kecil akan memasuki kelenjar ludah nyamuk.
Parasite memperoleh energy mereka semata-mata dari glukosa dan mereka
mencernanya 70 kali lebih cepat dari sel darah merah yang mereka tempati sehingga
menyebabkan insufisiensi insulin yang akan memberika manifestasi penurunan intake
glukosa jaringan. Kondisi ini akan memberikan dampak hipohglikemia intrasel dan
ekstrasel
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang lazim terjadi pada malaria terutama yang disebabkan oleh
Plasmodium falcifarum adalah sebagai berikut:
1. Koma (malaria sebral)
Koma pada malaria meliputi kondisi penurunan kesadaran, perubahan status
mental dan kejang. Kondisi, malaria merupakan kondisi yang paling umum yang
menyebabkan kematian pada pasien dengan penyakit malaria. Jika tidak diobati,
komplikasi ini sangat memastikan. Gejala malaria seberla mirip dengan
ensefalopati toksik.
2. Kejang (sekunder baik untuk hipoglikemia atau serebral malaria)
3. Gagal ginjal akut
Sebanyak 30%/ dari orang dewasa yang terinfeksi dengan plasmodium falcifarum
menderita gagal ginjal akut
4. Hipoglikemia
5. Hemoglobinuria (blackwater fever)
Kondisi hemoglobinuria ditandai dengan urin sangat gelap dan merupakan
manifestasi dari hemolysis, hemoglobinemia yang berlanjut pada hemglobinuria
dan hemozoinuria
10
6. ARDS, edema paru nonkardiogenik
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita hamil dan menyebabkan kematian
pada 80% pasien
7. Anemia
8. Perdarahan (koagulopati)
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Uji imunoserologis dan ditemukannya parasite (plasmodium) didalam
penderita. Uji imuniserologis yang dirancang dengan bermacam-macam target
dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang
diagnosis malaria atau ditunjukan untuk 11eriod epidemiologi dimana
pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis definitive demam
malaria ditegakan dengan ditemukannya parasite plasmodium dalam darah
penderita.
2. QBC (Semi Quatitativ Buffy Coat)
Prinsip dasar: test ploresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang
dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi
plasmodium. QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung
kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak
dpaat membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrument
hitung parasite.
3. Pemeriksaan imunosterologis
Pemeriksaan imunosterologis didesain baik untuk mendeteksi anti bodis
spesifik terhadap parasite plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau
eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terukatam
mengunakan teknik radioi immunoassay dan enzim immunoassay
4. Pemeriksaan biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA dan spesifik
parasite atau plasmodium dalam darah penderita malaria. Test ini menggunakan
DNA lengkap
2.7 Penatalaksanaan
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun
lebih berfokus pada hasil laboratorium makan dokter akan memberikan beberapa
11
obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemeberian obat untuk
menurunkan demam seperti parasetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan
tubuh sebagai upaya membantu kesembuhn
Sedangkan obat antimalarial biasanya yang dipakai adalah chloroquine , karena
harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit
malaria didunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian
chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalarial lainnya seperti
artesunate-sulfadoxine/pyrimethamine, arsunate-amodiaquine, arsunat-piperquine,
artemether-lumefantine, dan dihidroartemisinin-piperquine.
Penatalaksanaan malaria dapat diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut
Tjay & Rahardja(2002) anatar alain salah satunya adalah malaria tropika :
Kombinasi sulfadoksin 1000mg dan pirimetamin 25mg/tablet dan dosis tunggal sebanyak
2-3tablet. Kina 3x650mg selama 7hari. Antibiotic seperti tetrasiclin 4x250mg/hari selama
7-10hari dan aminosiklin 2x100mg/hari selama 7 hari.
12
BAB III
Kasus 1
Tn.Y usia 30 tahun datang ke RS Ananda dengan keluhan demam naik turun secara 13eriodic
setiap hari, menggigil, pucat dan sianosis. Kadang demam dengan rubor, suhu 400C, nadi
cepat, hasil pemeriksaan klien mengalami anemia, 13eriodic13aly, dan 13eriodi. Klien
mengatakan kondisinya sering kali terjadi dan sudah minum obat dari warung. Tentukan
13eriodic medisnya , buat makalah dan askepnya !
Seven Jump
1. Demam naik turun yang terjadi pada selang waktu tertentu dan terjadi secara berkala.
2. Sianosis adalah kondisi kulit dan selaput lendir yang berwarna kebiruan.
3. Rubor adalah warna kemerahan pada kulit yang menandakan adanya peradangan.
4. Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dibawah normal.
5. Splenomegali adalah suatu kondisi dimana terjadi pembengkakan pada limpa.
6. Ikterus adalah kondisi terjadinya warna kekuningan pada kulit, konjungtiva dan mukosa.
13
Step 4 (Menjawab pertanyaan)
1. Anemia merupakan kondisi terjadinya jumlah sel darah merah dibawah normal, pada
pasien malaria dapat terjadi anemia yang disebabkan oleh rusaknya atau hancurnya sel
darah merah oleh plasmodium.
2. Splenomegali adalah kondisi pembesaran pada organ limpa, limpa adalah organ yang
berfungsi menyaring dan menghancurkan sel darah yang rusak dari sel darah yang sehat,
menyimpan cadangan sel darah merah dan trombosit. Pada pasien 14eriodic14aly
membesarnya limpa menyebabkan cadangan sel darah merah terkumpul pada limpa dan
tidak terdistribusi pada tubuh sehingga menyebabkan anemia.
Berdasarkan tanda dan gejala yang terdapat pada kasus tersebut, LO yang akan kami bahas
adalah mengenai penyakit endemic Malaria, dengan jenis Malaria Tropika.
14
ASUHAN KEPERAWATAN
I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Pasien
- Nama : Tn.Y
- Usia : 30 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : Security
- Alamat : Jakarta
- Suku : Betawi
- Status pernikahan : Kawin
- Agama : Islam
- Diagnosa medis : Malaria Tropika
- No.RM : 12345
- Tanggal masuk : 06-09-2018
- Tanggal pengkajian : 06-09-2018
2. Penanggung jawab Pasien
- Nama : Ny. S
- Usia : 29 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Hubungan dengan klien : Istri
15
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius seperti hipertensi. Pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah di rawat di rumah sakit. Pasien mengatakan
tidak mempunyai alergi terhadap apapun.
3. Riwayat penyakit keluarga
Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit serupa.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa makan 1 piring nasi dengan lauk dan sayur (
3xsehari). Dan juga biasa minum air putih kurang lebih 6-8 gelas. BB sebelum
sakit 60kg.
Saat sakit :
Pasien mengatakan ada perubahan pada pola makan, pasien makan 1/2 porsi
setiap makan. Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Dan minum air putih
kurang lebih <5 gelas. Pasien mengatakan sering merasa mual dan terkadang
disertai muntah. BB saat sakit 55kg.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi dengan
konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses.
Saat sakit :
Pasien mengatakan ada perubahan frekuensi BAB, pasien BAB 4x sehari
dengan konsistensi agak cair, kecoklatan dan bau khas feses.
16
2) BAK
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari warna urin kuning jernih dan bau
khas urin.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada perubahan pola BAK, pasien BAK <5x sehari,
warna urin kuning jernih dan bau khas urin.
0 : Mandiri, 1 : Memerlukan alat bantu, 2 : Dibantu orang lain, 3 : Dibantu orang lain dan
memerlukan alat bantu , 4 : Membutuhkan bantuan total
2) Latihan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas sehari – hari
seperti bekerja,dll.
Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit sedikit kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari,
pasien sering merasa pusing dan gelisah.
17
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa tidak nyaman karena penyakit tersebut.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan hubungan keluarganya baik, telihat istri, anak dan keluarganya
yang lain menemani pasien bergiliran dan selalu memberi support untuk tetap tenang
agar cepat sembuh dan pulang.
j. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama islam dan pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam
beribadah.
18
V. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : komposmetis, pasien tampak lemah
Glasgow Coma Scale (GCS) :
Mata : 4 (Membuka spontan)
Verbal : 5 (orientasi baik)
Motorik : 6 (mengikuti perintah)
a. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 400C
Respirasi : 18x/menit
b. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
Kepala :
- Inspeksi : Rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada rontok
dan tidak ada kebotakan.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada kepala.
Mata
- Inspeksi : simetris, konjungtiva anemis, sklera ikterik, pupil isokor,
tidak ada edema palpebra.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Hidung
- Inspeksi : simetris, penyebaran rambut silia merata, tidak terdapat
secret, tidak ada lesi, tidak ada kemerahan, tidak ada edema.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis, etmoidalis,
maksilaris.
Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir tampak pucat, mukosa bibir kering, tidak ada karies,
tidak ada stomatitis, bibir simetris.
19
Telinga :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen dan discharge.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago.
2) Dada :
Paru
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : vokal taktil premitus terasa getaran
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
Jantung
- Inspeksi : iktuskordis tidak tampak
- Palpasi : teraba iktuskordis di ICS 5
- Perkusi : dallnes
- Auskultasi : S1 dan S2 murni
3) Abdomen :
- Inspeksi : terdapat pembengkakan pada abdomen
- Perkusi : timpani
- Palpasi : teraba massa / pembengkakan (splenomegali)
4) Integumen :
- Inspeksi : tidak ada hiperpigmentasi.
- Palpasi : turgor kulit berkurang, kulit terasa hangat, kulit
kemerahan
5) Ekstremitas :
Atas :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : CRT lebih dari 3 detik
Bawah
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : CRT lebih dari 3 detik
6) Neurologis :
- Status mental dan emosi : Baik
20
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data laboratorium
No Tanggal pemeriksaan Hasil Nilai Normal
21
I. DATA FOKUS
NamaPasien : Tn.Y
No.Rm : 12345
DS : DO :
22
II. ANALISA DATA
NamaPasien : Tn.Y
No.Rm : 12345
1. DS :
DO : terhadap malaria
Kekurangan
tropika (invasive
1. Pasien tampak lemah volume cairan
plasmodium
2. Turgor kulit berkurang (CRT lebih dari 3
palsifarum)
detik)
3. Mukosa bibir kering
4. TTV : Nadi 98x/menit
23
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.Y
No.Rm : 12345
24
IV. NURSING CARE PLAN
Nama Pasien : Tn.Y
No.Rm : 12345
1. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
obat antipiretik
2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24
1. Timbang berat badan
tubuh b/d Malabsorbsi jam diharapkan asupan
pasien setiap hari
sekunder terhadap malaria nutrisi dapat tercukupi untuk
secara rutin
tropika memenuhi kebutuhan
2. Tentukan status gizi
metabolic dengan kriteria
pasien dan kemampuan
hasil ;
pasien untuk memenuhi
1. Tidak terjadi kebutuhan gizi
penurunan berat 3. Tawarkan makanan
badan ringan yang padat gizi
2. Asupan gizi 4. Monitor kecenderungan
25
tercukupi terjadinya penurunan
3. Pasien mulai ada berat badan
nafsu makan Kolaborasi ;
1. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
obat antiemetic
2. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
cairan IV untuk
26
rehidrasi cairan.
27
V. IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Tn.Y
No.Rm : 12345
Waktu NO TTD
IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
Tgl Jam DX
06-09- 07.00- 1 Mandiri : DS :
2018 08.00 1. Memantau suhu dan tanda- 1. Pasien mengatakan
tanda vital lainnya bahwa suhu
2. Memonitor warna kulit tubuhnya demam
3. Memberikan kompres DO :
hangat 1. Tanda-tanda Vital :
4. Menganjurkan pasien Tekanan darah :
untuk mengkonsumsi 120/80 mmHg
banyak cairan (minum) Nadi : 98x/menit
5. Menganjurkan pasien Suhu : 400C
untuk menggunakan Respirasi :
pakaian yang tipis 18x/menit
Kolaborasi : 2. Kulit pasien terasa
hangat
1. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
pemberian obat antipiretik
28
ringan yang padat gizi tampak pucat
5. Memonitor kecenderungan
terjadinya penurunan berat
badan
Kolaborasi ;
1. Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi dalam
penentuan kebutuhan
nutrisi pasien
1. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
pemberian obat antiemetic
2. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
29
pemberian cairan IV untuk
rehidrasi cairan.
30
VI. EVALUASI
Nama Pasien : Tn.Y
No.Rm : 12345
Waktu
DX SOAP
Tgl Jam TTD
08-09- 08.00 Hipertermi b/d Proses S :
2018 penyakit (invasive 1. Pasien mengatakan sudah mulai
plasmodium merasa demamnya turun
falsiparum) O:
2. TTV
Suhu : 38oC
3. Kulit pasien masih terasa hangat
P : Lanjutkan intervensi
1. Pantau suhu dan tanda-tanda vital
lainnya
2. Berikan kompres hangat
3. Anjurkan pasien untuk
mengkonsumsi banyak cairan
(minum)
4. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat antipiretik
10-09- 11.00 Ketidakseimbangan S:
2018 nutrisi kurang dari 1. Pasien mengatakan sudah mulai ada
kebutuhan tubuh b/d kemauan untuk makan
Malabsorbsi sekunder O :
terhadap malaria 2. Berat badan pasien 55kg
tropika 3. Pasien makan habis ½ porsi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
31
1. Timbang berat badan pasien setiap
hari secara rutin
2. Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi melalui vector
nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium. (Gangguan Gastrointestinal, hal 817:2011).
Malaria Tropika adalah jenis malaria yang paling berat ditandai dengan panas yang irregular,
anemia, splenomegaly, parasitemia, dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari.
Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit.
Plasmodium falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium
falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasite
menghasilkan banyak tonjolan untuk mlekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan
akibat obstruksi thrombosis dan iskemik local. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi
lainnya dengan angka komplikasi tinggi.
4.2 Saran
Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit malaria tropika karena
akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health
education kepada klien dan keluarga agar mereka paham dengan malaria tropika dan
bagaimana pengobatannya.
33
Daftar Pustaka
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., dan Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes
Classification (NOC) (5th ed.). United state of America: Mosby Elsevier
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Nasional Indoneia (PPNI)
34