Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT MALARIA

KEPERAWATAN PENYAKIT GLOBAL

oleh :

Kelompok 7 / D 2017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
PENYAKIT MALARIA

KEPERAWATAN PENYAKIT GLOBAL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Penyakit Global


dengan Dosen Pengampu : Murtaqib, S.Kep., M.Kep.

oleh :

Kelompok 7 / D 2017

Yeni Pusparini 172310101167

Dimas Setiawan N.H 172310101184

Aza Fatimatuzzahra 172310101185

Diana Newvitasari 172310101188

Muhammad Aldi 172310101199

PROGRAM STUDI ILMU SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga penyusunan
makalah “Penyakit Malaria” berjalan sesuai rencana.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan


Penyakit Global dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena itu, kami menyampaikan
terimakasih kepada :

1. Ns. Akhmad Zainur Ridla, S.Kep., MAdvN selaku Dosen Penanggung


Jawab Mata Kuliah Keperawatan Penyakit Global
2. Murtaqib, S.Kep., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing tugas makalah
penyakit malaria
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-satu

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan di masa yang mendatang. Semoga karya yang disusun dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Jember, 25 April 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. LATARBELAKANG................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. DEFINISI MALARIA...............................................................................3
2.2. SEJARAH MALARIA..............................................................................3
2.3. EPIDEMIOLOGI......................................................................................4
2.4. ETIOLOGI................................................................................................5
2.5. PATOFISIOLOGI.....................................................................................6
2.6. MANIFESTASI KLINIS..........................................................................7
2.7. PENATALAKSANAAN DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG...........7
2.8. TREND DAN ISSUE................................................................................8
BAB 3. PENUTUP................................................................................................11
3.1. KESIMPULAN.......................................................................................11
3.2. SARAN...................................................................................................12
DAFTAR PSUTAKA............................................................................................13

4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATARBELAKANG

Indonesia merupakan negara yang dikelilingi oleh banyak pulau dan


memiliki iklim tropis yang heterogen dan rentan terhadap dampak perubahan
iklim regional dan global. Perubahan iklim yang terjadi tersebut dapat
mempengaruhi penyebaran penyakit menular, termasuk salah satunya penyakit
menular vektor nyamuk yaitu malaria. Peningkatan kelembapan dan curah hujan
dapat mengakibatkan peningkatan kepadatan nyamuk. Malaria adalah penyakit
yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang dapat
masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles
spp) betina (Lisanuddin, 2016).

Menurut data dari World Health Organization (WHO), secara global


prevalensi kematian yang diakibatkan oleh penyakit malaria pada tahun 2010
adalah sebanyak 655.000 kasus malaria di seluruh dunia. Selain itu, tercatat 86 %
kematian yang terjadi pada anak yang berusia dibawah 5 tahun. Penyakit ini
tersebar di daerah di seluruh dunia terutama di daerah endemis seperti asia dan
afrika. Sedangkan di Indonesia sendiri menurut data WHO pada tahun 2010
tercatat 544.470 kasus malaria, dimana pada tahun 2009 terdapat 1.100.000 kasus
klinis dan tahun 2010 meningkat menjadi 1.800.000 kasus dan sudah mendapat
mengobatan. Pada tahun 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia sebanyak
256.592 orang dari 1.322.451 kasus malaria yang sudah diperiksa sample
darahnya dengan tingkat kejadian tahunan 1,75/1000 penduduk. Artinya, setiap
1000 penduduk terdapat 2 orang terkena penyakit malaria. Pada suatu penelitian
menyebutkan bahwa tingkat perkembangbiakan berhubungan dengan kenaikan
temperatur suhu (Lisanuddin, 2016).

Banyak faktor yang berhubungan dengan penyakit malaria. Beberapa


penelitian menyatakan bahwa, faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan genetik merupakan determinan yang berhubungan dengan risiko penduduk
terserang malaria. Saat ini sektor pelayanan kesehatan menjadi sangat penting,
karena memiliki peran untuk mengatasi masalah dengan segera dalam jangka
waktu yang pendek. Maka, kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tipe
perilaku yang ada di masyarakat, sehingga menjadi sangat penting dalam
pengendalian malaria (Sutarto, 2017).

1.2. Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui penyakit Malaria,
baik secara global, nasional ataupun regional
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui konsep dari penyakit Malaria
b. Untuk mengetahui sejarah penyakit Malaria
c. Untuk mengetahui epidemilogi dari penyakit Malaria
d. Untuk mengetahui etiologic dari penyakit Malaria
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit malaria
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pemeriksaan penunjang penyakit
Malaria
g. Untuk mengetahui trend dan issue penyakit Malaria

1.3. Manfaat

Manfaat yang bisa didapatkan adalah


1. Dapat memahami konsep penyakit Malaria
2. Dapat mengetahui sejarah Malaria
3. Dapat mengetahui epidemilogi dari penyakit Malaria
4. Dapat mengetahui etiologic dari penyakit Malaria
5. Dapat mengetahui penatalaksanaan dan pemeriksaan penunjang penyakit
Malaria
6. Dapat mengetahui trend dan issue penyakit Malaria
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI MALARIA

Malaria memiliki nama lain, yaitu demam roma, demam rawa, demam
tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan demam paludisme.
Dalam sejarah kuno (2700 SM - 340 M) malaria telah dikenal di cina, yunani,
dan roma. Malaria diduga berasal dari Afrika, dengan ditemukannya fosil
nyamuk yang sudah berumur 3 juta tahun. Penyebaran malaria mengikuti
migrasi ke wilayah di sepanjang pantai Mediteria, Mesopotamia, Jazirah India
dan Asia Tenggara. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat hidup dan berkembang
biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini dapat menular melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina (Sutarto, 2017).

Orang yang sudah terjangkit malaria secara khas akan mengalami


gejala demam tinggi, rasa dingin dan influenza. Terdapat empat macam parasit
malaria yang dapat menginfeksi manusia yaitu : P. Falciparum, P. Vivax, P.
Ovale, dan P. Malariae. Sedangkan jenis plasmodium yang ditemukan di
Indonesia adalah P. Valciparum dan P. Vivax, sedangkan P. Malariae
ditenukan di beberapa provinsi seperti, lampung, NTT, dan papua. P. Ovale
juga sudah pernah ditemukan di NTT dan papua. Infeksi P. Falciparum, jika
tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian (Sutarto, 2017).

2.2. SEJARAH MALARIA

Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui


ada selama lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Malaria dikenal secara luas di
daerah Yunani pada abad ke-4 SM dan dipercaya sebagai penyebab utama
berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun
1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran
tahun 1880. Untuk mewarnai parasit, pada tahun 1883 Marchiafava
menggunakan metilen biru sehingga morfologi parasit ini lebih mudah
dipelajari. Siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh
Ross dan Binagmi pada tahun 1898 dan kemudian pada tahun 1900 oleh
Patrick Manson dapat dibuktikan bahwa nyamuk adalah vektor penular
malaria.
Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi dan Raimondo Feletti adalah
dua peneliti Italia yang pertama kali memberi nama dua parasite penyebab
malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae.
Pada tahun 1897 seorang Amerika bernama William H. Welch memberi nama
parasit penyebab malaria tertiana sebagai Plasmodium falciparum dan pada
1922 John William Watson Stephens menguraikan nama parasit malaria
keempat, yaitu Plasmodium ovale.

2.3. EPIDEMIOLOGI

Malaria merupakan penyakit yang diakibatkan oleh parasit


plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anhopeles betina.
Pada tahun 2006 telah dilaporkan dari 109 negara di dunia terdapat kurang
lebih 3,3 miliar orang yang beresiko terserang malaria dan 247 juta
diantaranya sudah terserang malaria. Diketahui sekitar satu juta penduduk
meninggal akibat penyakit malaria. Pada tahun 2012 terdapat 207 juta
penduduk penderita malaria dan 627 ribu khasus penderita malaria meninggal
di dunia.
Di Indonesia sendiri pada tahun 2015 terdapat 255.602.872 penduduk
yang beresiko terserang malaria dan diketahui 217.025 sudah terjangkit
malaria. Angka tertinggi khasus malaria terjadi di wilayah timur indonesia
khususnya di daerah papua yang menurut Annual Malaria Incidence (AMI)
sebesar 2,9%. Angka kejadian malaria di indoesia cenderung stabil, namun
mengalami eningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2006 dan
mengalami penurunan kembali pada tahun 2007. Pada angka annual parasite
incidence (API) di Indonesia sebesar 0,84% dengan API tertinggi pada
Provinsi Papua (45,85 %) dan terendah pada Provinsi Jawa Timur (0,01 %),
sedangkan Provinsi Banten merupakan Provinsi Bebas Malaria (0,00%)
(Ummi et al. 2016).
2.4. ETIOLOGI

Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan


order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:
1. Plasmodium falciparum Menyebabkan malaria falciparum atau malaria
tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai
malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.
2. Plasmodium vivax Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria
tertiana benigna (jinak).
3. Plasmodium malariae Menyebabkan malaria kuartana atau malaria
malariae.
4. Plasmodium ovale Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di
Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis


plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection).
Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P.
falciparum dengan P. vivax atau P. malariae (Kiggundu et al., 2013). Kadang-
kadang dijumpai tiga jenis parasit sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali
terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka
penularannya.

Masa inkubasi malaria atau waktu antara gigitan nyamuk dan


munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P. falciparum, 8-14 hari untuk
P. vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae. Masa inkubasi ini
dapat memanjang antara 8-10 bulan terutama pada beberapa strain P. vivax di
daerah tropis. Pada infeksi melalui transfusi darah, masa inkubasi tergantung
pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya singkat tetapi mungkin sampai
2 bulan. Dosis pengobatan yang tidak adekuat seperti pemberian profilaksis
yang tidak tepat dapat menyebabkan memanjangnya masa inkubasi. P.
falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang
paling berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang
menginfeksi manusia, yaitu P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Saat ini, P.
falciparum merupakan salah satu spesies penyebab malaria yang paling
banyak diteliti. Hal tersebut karena spesies ini banyak menyebabkan angka
kesakitan dan kematian pada manusia).

2.5. PATOFISIOLOGI

Menurut Wiwik Handayani dan Andi Sulistyo Wibowo dalam buku


“Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi”
Parasit pertama kali menginfeksi sel-sel hati dan kemudian berpindah
ke eritrosit. Infeksi menyebabkan hemolisis berat sel-sel darah merah. Pada
titik ini semakin banyak parasit yang dibebaskan ke dalam sirkulasi dan
timbul siklus infeksi berikutnya.
Cara penularan penyakit malaria ada 2 yaitu penularan secara alamiah
dan penularan secara non-alamiah :
1. Penularan secara alamiah : kebanyakan penderita terinfeksi penyakit
malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk betina yaitu Anopheles, hanya
nyamuk jenis Anopheles yang dapat menularkan parasit Plasmodium.
Nyamuk Anopheles ini menghisap darah yang mengandung gametosit
sampai mengandung sporozoit dalam kelenjar ludahnya disebut dengan
masa inkubasi ekstristik dan merupakan bentuk infektif terhadap
manusia. Saat parasit Plasmodium masuk ke dalam aliran darah, parasit
akan bergerak menuju ke hati, dan di dalam hati parasit akan tumbuh dan
berkembang selama beberapa hari. Namun parasit jenis Plasmodium
Vivax dan Plamodium Ovale akan tertidur selama beberapa bulan bahkan
tahun didalam tubuh, ketika sudah bertumbuh dewasa, parasit mulai
menginfeksi sel darah merah penderita dan pada saat ini tanda-tanda dan
gejala penyakit malaria akan timbul.
2. Penularan non alami, terjadi jika stadium aseksual dalamm eritrosit
secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia secara:
a. Bawaan, terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya
menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau
plasenta.
b. Secara mekanis, terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum
suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan
terjadi di salah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981,
pasien tersebut sedang dirawat dan mendapatkan suntikan
intravena dengan menggunakan alat suntik yang telah dipakai
untuk menyuntikkan beberapa pasien.
c. Secara oral, cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung,
ayam, burung dara, dan monyet.

2.6. MANIFESTASI KLINIS

Gejala Mlaria akan muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk.Namun


pada beberapa khasus,gejala baru timbul setelah beberpa bulan karna parasite
penyebab malaria dapat bertahan dalam keadaan tidak aktif didalam
tubuh.Geajala yang dirasakan penderita malaria antara lain:
a. Demam
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. Berkeringat banyak
e. Lemas
f. Pegal linu
g. Gejala anemia atau kurang darah
h. Mual atau muntah
i. Nyeri perut
j. Diare
k. BAB berdarah

2.7. PENATALAKSANAAN DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Penatalaksanaan :
Menurut Wiwik Handayani dan Andi Sulistyo Wibowo dalam buku
“Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi”
penatalaksanaan pada klien dengan malaria adalah sebagai berikut :
1. Terapi profilaksis terhadap malaria dianjurkan bagi orang yang
berpergian ke daerah endemik.
2. Pencegahan didaerah endemik antari lain terdiri atas eliminasi sumber-
sumber genangan air dan penggunaan insektisida, kelambu, dan insect
repellent.
3. Tersedia obat antimalaria untuk mengatasi penyakit apabila terjangkit.
4. Kadang-kadang dilakukan transfusi darah jika Hb tidak normal.

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien malaria menurut


Julia,2018 yaitu :

1. Pemeriksaan darah rutin


2. kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium,
anaIisis gas darah)
3. EKG/Foto Toraks
4. Analisis cairan serebrospinalis
5. Biakan darah dan uji serologi,
6. Urinalisis

2.8. TREND DAN ISSUE

Penyakit malaria saat ini masih jadi masalah global. Malaria


menyebabkan jutaan jiwa meninggal setiap tahun, 90 persen di antaranya di
wilayah tropis Afrika. Malaria merupakan penyebab utama kematian pada
anak-anak dalam lima tahun ini. Selain anak-anak, perempuan hamil juga
paling banyak terkena penyakit ini. Wabah penyakit ini menelan biaya
pelayanan kesehatan hingga 12 miliar dollar AS (sekitar Rp 108 triliun) per
tahun di Afrika. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2015
terdapat 214 juta kasus malaria baru di seluruh dunia. Pada tahun yang
sama, terjadi 438.000 kasus malaria yang berujung pada kematian. Di
Indonesia sendiri, penyakit malaria menjadi penyakit yang paling banyak
ditemukan di Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Malaria hingga kini masih merupakan masalah kesehatan bagi
masyarakat Indonesia. Padahal, gerakan malaria telah dimulai sejak April
2000 dengan tujuan untuk mengurangi beban penyakit yang disebabkan
nyamuk tersebut. Malaria Masih menjadi masalah kesehatan bagi kita
terutama di daerah yang sudah dikenal endemis malaria, yakni daerah
timur Indonesia, Jawa dan Bali serta sebagian di Pantai Timur dan Barat
Sumatera. malaria merupakan masalah kesehatan di banyak negara di
seluruh dunia dan masih merupakan penyakit utama yang menyebabkan
kesakitan dan kematian manusia di negara-negara yang sedang
berkembang, salah satunya Indonesia. Tercatat sedikitnya malaria menjadi
penyebab kematian 1,4-2,6 juta orang di dunia dalam setahun. Malaria
juga merupakan salah satu faktor penting penyebab tingginya angka
kematian bayi dan anak-anak. Infeksi malaria selama kehamilan dapat
menyebabkan  keguguran, kematian prakelahiran, dan berat bayi lahir
rendah. Pada tahun 1998 malaria diidentifikasi oleh Direktur Jenderal
WHO, sebagai proyek prioriotas utama dengan kembalinya penyakit
malaria. Pada tahun itu juga WHO, UNICEF, UNDP dan Bank Dunia
mengembangkan satu respon terpadu untuk mengatasi masalah endemis
malaria di negara-negara berkembang.
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (2015) menuturkan bahwa penyakit malaria ini
masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Disamping itu,
penyakit malaria ini juga menjadi tujuan ke-6 MDGs dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Pada tahun 2019 nanti, diharapkan 400 kabupaten/kota telah mencapai
angka kesakitan < 1 per 1000 penduduk (‰) dan 300 kabupaten/kota telah
mencapai tahap eliminasi malaria (Alami R, 2016).
Menurut Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi menyebutkan bahwa peta
situasi penyakit malaria di sebagian Indonesia Timur masih berwarna
merah atau endemis tinggi dan kuning atau endemis menengah. Indonesia
bagian timur seperti Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)
masih menjadi daerah berkategori endemis tinggi penyebaran penyakit
malaria. Pada tahun 2016, di Papua Barat terdapat 155.670 kasus malaria
yang terbukti positif berdasarkan hasil pemeriksaan darah (Kemenkes,
2017).
BAB 3. PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit


(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia.
Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui
ada selama lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Malaria dikenal secara luas di
daerah Yunani pada abad ke-4 SM dan dipercaya sebagai penyebab utama
berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun
1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran
tahun 1880.
Pada tahun 2006 telah dilaporkan dari 109 negara di dunia terdapat
kurang lebih 3,3 miliar orang yang beresiko terserang malaria dan 247 juta
diantaranya sudah terserang malaria. Diketahui sekitar satu juta penduduk
meninggal akibat penyakit malaria. Pada tahun 2012 terdapat 207 juta
penduduk penderita malaria dan 627 ribu khasus penderita malaria meninggal
di dunia.
Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia, family
plasmodiidae, dan order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu
Plasmodium falciparum yang dapat menyebabkan malaria falciparum atau
malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai
malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari. yang kedua,
Plasmodium vivax Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria
tertiana benigna (jinak). Yang ketiga, Plasmodium malariae Menyebabkan
malaria kuartana atau malaria malariae. Yang keempat, Plasmodium ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat,
menyebabkan malaria ovale.
Penyakit malaria saat ini masih jadi masalah global. Malaria
menyebabkan jutaan jiwa meninggal setiap tahun, 90 persen di antaranya di
wilayah tropis Afrika. Malaria merupakan penyebab utama kematian pada
anak-anak dalam lima tahun ini. Selain anak-anak, perempuan hamil juga
paling banyak terkena penyakit ini. Wabah penyakit ini menelan biaya
pelayanan kesehatan hingga 12 miliar dollar AS (sekitar Rp 108 triliun) per
tahun di Afrika. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2015
terdapat 214 juta kasus malaria baru di seluruh dunia. Pada tahun yang
sama, terjadi 438.000 kasus malaria yang berujung pada kematian. Di
Indonesia sendiri, penyakit malaria menjadi penyakit yang paling banyak
ditemukan di Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku.

3.2. SARAN

1. Bagi instansi Kesehatan


Karena masih banyaknya kasus malaria di berbagai daerah di
Indonesia, Instansi Kesehatan harus memberikan edukasi beruapa
penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya, pencegahan dan
pengobatan malaria.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat perlu menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat,
salah satunya adalah memperhatikan kondisi rumah dan lingkungan
sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling mudah dilakukan.
DAFTAR PSUTAKA

Alami, R., Retno, A.(2016). Tindakan Pencegahan Malaria di Desa Sudorogo


Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Jurnal PROMKES, Vol 4
No. 2

Fitriany Julia , Sabiq Ahmad. 2018. Malaria. Aceh. Jurnal Averrous. Vol.4 No.2

Kalsum Ummi, Pertiwi Diah Restu, Veronica Adelina Livia, Wulandari Aprina.
2018. Determinan yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria di
Indonesia Tahun 2016. Jambi. Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ). Vol. 2, No. 1.

Kemenkes. 2017. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Jakarta.


Kementerian Kesehatan RI.

Lisanuddin.,dkk.(2016).Hubungan Pengetahuan Perubahan Iklim dan Sikap


Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Malaria Di Wilayah Kecamatan
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol 16
No. 2

Muslim. H. M. 2009. Parasitologi untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

PUSDATIN.(2016).Malaria.Infodatin, ISSN 2442-7659.

SPIRITIA.(2020).Malaria Datang, AIDS pun Meluas

Sutarto., Eka, C.(2017).Faktor Lingkungan, Perilaku Dan Penyakit Malaria.


Jurnal Agromed Unila, Vol 4 No. 1.

Wiwik Handayani, Andi Sulistyo Haribowo. 2018. Asuhan Keperawatan pada


Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Nyanyi, Rofinus Raya, Alfrida Brigitha M’jai. 2018. Bahaya Penyakit Malaria
Bagi Masyarakat. Jurnal IIK Strada Sastra.

Anda mungkin juga menyukai