Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYAKIT RABIES

Dosen Pengampu : Agik Priyo Nusantoro S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Anggota Kelompok :

Arrynindya Berliana Sekar A P22065


Berbyta Shera Pitaloka P22067
Elisa Intan Febriyanti P22075
Fiona Adhelia Rachma P22079
Keysha Adora Agwina Putri P22085
Navisa Gita Hayya Dianto P22094

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan banyak karunia-Nya kepada
kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini akan menjelaskan tentang “Ancaman Gigitan Hewan yang Terinfeksi Virus
“.Fenomena ini merupakan sebuah fenomena yang sedang menjadi trend dan issue di kalangan
Masyarakat Indonesia. Dan makalah ini dibuat untuk memberikan wawasan kepada pembaca
mengenai penyakit rabies yang saat ini banyak terjadi khususnya dikalangan anak anak.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.Bahwa kami berharap lebih jauh agar makalah ini bisa dipraktikkan dalam kehidupan
sehari hari.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah yang disuusn.Oleh karena itu
penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut.Kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi
penulis untuk meningkatkan kualitas tulisan kedepannya.

i
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
A. Definisi.............................................................................................................................................. 3
a. Penyebaran Penyakit Rabies ......................................................................................................... 3
b. Etiologi Penyakit Rabies ............................................................................................................... 4
c. Masa Inkubasi Penyakit Rabies .................................................................................................... 4
d. Patofisiologi Penyakit Rabies ........................................................................................................... 4
e. Penularan Penyakit Rabies ............................................................................................................ 5
f. Pencegahan Penyakit Rabies ......................................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................................... 6
A.Kasus ..................................................................................................................................................... 6
B.Pengkajian ............................................................................................................................................. 6
C.Diagnosa ................................................................................................................................................ 6
D.Intervensi............................................................................................................................................... 6
E.Evaluasi ................................................................................................................................................. 7
BAB IV ......................................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... iii
LAMPIRAN................................................................................................................................................. iv

ii
BAB I
1.1 Latar Belakang
Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat si penderitanya.
Penyakit zoonosis merupakan jenis penyakit yang dapat ditularkan dari hewan kepada manusia.
Rabies disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus famili Rhabdovirus dan dapat menyerang
semua spesies mamalia termasuk manusia. Sumber utama yang dapat menularkan rabies adalah
anjing. Menurut WHO lebih dari 99% kasus rabies pada manusia didunia disebabkan oleh
gigitan anjing yang terinfeksi (WSPA, 2010). Penyakit rabies dinilai berbahaya karena tingkat
kefatalannya yang sangat tinggi yaitu mencapai 100% (Widoyono, 2011). Oleh karena itu perlu
adanya tindakan pencegahan untuk mengurangi laju penyebaran penyakit rabies. Salah satu
strategi yang paling efektif untuk mencegah rabies adalah vaksinasi masal pada populasi anjing.
Meksiko yang memiliki populasi anjing sebesar 19 juta hingga 20 juta ekor, memberikan vaksin
terhadap 16 juta anjing setiap tahunnya. Pada tahun 1990 terdapat 3.049 kasus rabies pada
hewan dan 60 kasus rabies pada manusia. Setelah dilakukannya vaksinasi, pada tahun 2006
hanya terdapat 80 kasus rabies pada hewan dan tidak ada lagi kasus rabies pada manusia
(WSPA, 2010). Namun, strategi vaksinasi ini dinilai kurang efektif jika tidak diiringi dengan
pengendalian terhadap pergerakan dari populasi anjing yaitu migrasi. Kebiasaan anjing jantan
yang mampu bermigrasi dengan cakupan wilayah yang lebih luas untuk mencari anjing betina
sebagai tingkah laku dari perkawinan akan meningkatkan resiko kontak dengan hewan tertular
rabies lainnya (Nugroho, 2012). Oleh karena itu, migrasi pada anjing perlu diperhatikan dalam
pemberantasan penyakit rabies.
Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dapat digunakan untuk mencegah penyebaran
penyakit rabies. Salah satu disiplin ilmu yang bisa digunakan adalah pemodelan matematika
tentang penyebaran penyakit. Model matematika dapat mempermudah dalam prediksi dan
pengendalian penyakit menular di masa yang akan datang. Pengendalian suatu penyakit dapat
dibentuk ke dalam model matematika dengan menggunakan asumsi-asumsi tertentu sesuai
dengan keadaan sesungguhnya. Kemudian dari model yang didapat akan dicari solusinya, baik
secara analitis maupun numerik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit rabies ?

2. Dimana saja tersebarnya penyakit rabies ?

3. Apa etiologi penyakit rabies?

4. Bagaimana menjelaskan masa inkubasi dari penyakit rabies?

5. Bagaimana patofisiologi penyakit rabies?

6. Bagaimana penularan terkait penyakit rabies?

7. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memberantas penyakit rabies?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi penyakit rabies.

2. Untuk mengetahui dimana saja tersebarnya penyakit rabies.

3. Untuk mengetahui etiologi penyakit rabies.

4. Untuk mengetahui masa inkubasi penyakit rabies.

5. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit rabies.

6. Untuk mengetahui penularan penyakit rabies.

7. Untuk mengetahui cara pencegahan dan memberantas penyakit rabies.

2
BAB II
A. Definisi
Rabies adalah suatu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Karena gejala ini memiliki
ciri ciri yang khas, yaitu penderita menjadi takut air,cemas berlebihan,kejang,dan demam
berkepanjangan.Penyakit rabies seringkali disebut Hidrofobia, Suatu penyakit Encephalomyelitis
viral akut dan fatal, serangan biasanya dimulai dengan perasaan ketakutan, sakit kepala, demam.
malaise. perubahan perasaan sensoris, pada bekas gigitan binatang Gejala yang sering muncul
adalah eksitabilitas dan aerophobia Penyakit ini berlanjut kearah terjadinya paresis atau paralisis,
kejang otot-otot menelan menjurus kepada perasaan takut terhadap air (hydrophobia), diikuti
dengan delirium dan kejang. Tanpa intervensi medis, basanya berlangsung 2-6 hari dan kadang-
kadang lebih, kematian biasanya karena paralisis pernafasan.

a. Penyebaran Penyakit Rabies


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan ada 11 kasus kematian yang
disebabkan oleh rabies. 95% kasus rabies tersebut disebabkan oleh gigitan anjing. “95% kasus
rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan
liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan
kelelawar, tapi 95% karena gigitan anjing,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, Jumat (2/6).
Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan
yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia. Saat ini ada
26 provinsi yang menjadi endemis rabies tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies yakni
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Di samping itu,
banyak pulau yang bebas rabies di Indonesia, misalnya di NTT ada pulau bebas rabies seperti
Pulau Sumba. Ada juga pulau lainnya antara lain Pulau Tabuan dan Pulau Pisang di Lampung,
Pulau Meranti di Riau, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Kepulauan Sintaro di
Sulawesi Selatan, Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan di Kalimantan Utara. Sudah
ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka,
NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Situasi rabies di Indonesia tahun 2020
hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi

3
vaksin anti rabies hampir 57.000. “Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena
dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000
kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ungkap dr. Imran. Untuk kita bisa eliminasi rabies
pada manusia itu intervensi utamanya adalah memberi vaksinasi pada anjingnya. Pasalnya,
jika hewan pembawa rabies ini masih berkeliaran dan tidak terlindungi oleh vaksin maka masih
bisa menularkan rabies ke manusia. Tahun 2023 Kemenkes sudah mengadakan vaksin untuk
manusia sebanyak 241.700 vial dan serumnya sebanyak 1.650 vial. Saat ini vaksin dan serum
tersebut sudah didistribusikan ke provinsi hampir 227.000 vial vaksin dan lebih dari 1.550 vial
serum. Sebetulnya vaksin yang diadakan itu merupakan buffer bukan utama.

b. Etiologi Penyakit Rabies


Virus Rabies, Rhabdovirus dari Genus Lyssavirus. Semua anggota genus ini mempunyai
kesamaan yang signifikan yang antigen, namun dengan teknik antibodi Monoklonal dan
Nucleotide Sequencing dari virus menunjukkan adanya perbedaan tergantung spesies binatang
atau lokasi geografis darimana mereka berasal.

c. Masa Inkubasi Penyakit Rabies


Biasanya orang yang terkena penyakit ini berlangsung 3-8 minggu, jarang sekali sependek 9
hari atau sepanjang 7 tahun masa inkubasi sangat tergantung pada tingkat keparahan luka, lokasi
luka yang erat kaitannya dengan keadatan jaringan saraf di lokasi luka dan jarak luka dari otak,
dan tergantung pula dengan jumlah dan strain virus yang masuk, serta tergantung dari perlindungan
oleh pakaian dan faktor-faktor lain nya.

d. Patofisiologi Penyakit Rabies


Vinus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi bakteri genus lyssavirus. Hewan ini
menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan.
Virus akan berpindah dari tempatnya masuk melalu saraf saraf menuju ke Medulla Spinalis dan
otak, dimana mereka akan berkembang biak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf
menuju ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Banyak hewan yang bisa menularkan rabies
kepada manusia. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing.

4
e. Penularan Penyakit Rabies
Sumber penularan 90% dari anjing, 60% dari kucing, dan 4 % dari monyet dan hewan lain.
Setelah menyerang dan mengakibatkan radang otak, virus akan menyebar ke air liur penderita
rabies. Pada anjing virus ditemukan kurang dari lima hari sebelum munculnya gejala. Gigitan
hewan terinfeksi bisa langsung menularkan penyakit. Gerakan kulu hewan terinfeksi perlu
diwaspadai karena kebiasaan hewan yang menjilati cakarnya.

f. Pencegahan Penyakit Rabies


1. Vaksinasi anjing peliharaan dan eliminasi anjing liar perlu dilakukan.
2. Vaksinasi orang dengan risiko tinggi seperti dokter hewan, pe kerja laboratorium, dan
anak anak (yang dianggap sering ber- hubungan dengan hewan peliharaan) terutama
pada daerah endemik rabies.
3. Gigitan anjing tanpa provokasi (anjing tidak diganggu) harus di anggap menularkan
rabies, Dokter mengelola pasien yang tergigit. sedangkan hewan yang menggigit akan
ditangani oleh petugas dart dinas peternakan.
4. Kerjasama Lintas program dan lintas sektor (dinas peternakan dan pemerintah daerah).
5. Peran serta masyarakat (PSM).
6. Mengelamunasi anjing liar.

5
BAB III
A.Kasus
Seorang pasien anak berumur 6 tahun datang ke poliklinik bersama ibunya. Ibunya mengatakan
anaknya terkena gigitan anjing.Saat diperiksa suhu tubuh pasien
38℃,N=115/Menit,RR=26,Ibunya mengatakan tubuh anaknya menggigil,tidak mau mandi, mual
muntah. Pasien juga mengalami kejang-kejang dan pusing.

B.Pengkajian
DS:

1.Menggigil

2.Tidak mau mandi

3.Mual muntah

DO:

1.Pasien kejang kejang

2.Pusing

3.-Suhu:38℃

-TD:120/80 mmHg

-RR:26

-N:115/Menit

C.Diagnosa
1.Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka

2.Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

D.Intervensi
1.Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka

a. Berikan perawatan kulit pada area edema

6
b. Kolaborasi pemberian imunisasi,jika perlu

2.Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

a. Memonitor suhu tubuh


b. Identifikasi penyebab hipertermi

E.Evaluasi
1.Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1×24 jam maka resiko infeksi menurun dengan
kriteria hasil :

-Demam menurun

2.Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1×24 jam maka hipertermi membaik dengan
krieria hasil:

-Menggigil menurun

-Kejang menurun

-Takikardi menurun

-Takiapnea menurun

-Suhu tubuh membaik

-Tekanan darah membaik

7
BAB IV

A. Kesimpulan
Gejala rabies ini memiliki ciri ciri yang khas, yaitu penderita menjadi takut
air,cemas berlebihan,kejang,dan demam berkepanjangan.Penyakit rabies seringkali
disebut Hidrofobia, Suatu penyakit Encephalomyelitis viral akut dan fatal, serangan
biasanya dimulai dengan perasaan ketakutan, sakit kepala, demam.
“Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir
kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan
kematiannya rata-rata 68 orang,” ungkap dr. Imran.
Masa Inkubasi Penyakit Rabies Biasanya orang yang terkena penyakit ini
berlangsung 3-8 minggu, jarang sekali sependek 9 hari atau sepanjang 7 tahun masa
inkubasi sangat tergantung pada tingkat keparahan luka, lokasi luka yang erat kaitannya
dengan keadatan jaringan saraf di lokasi luka dan jarak luka dari otak, dan tergantung
pula dengan jumlah dan strain virus yang masuk, serta tergantung dari perlindungan oleh
pakaian dan faktor-faktor lain nya.
Penularan Penyakit Rabies Sumber penularan 90% dari anjing, 60% dari kucing,
dan 4 % dari monyet dan hewan lain.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan kesadaran masyarakat untuk
lebih memperhatikan kesehatannya dan juga lingkungan sekitar. Kami mengharapkan
pemahaman masyarakat tentang penyakit rabies dan juga cara terhindar dari penyakit
tersebut. Dan yang terakhir semoga ini bisa jadi referensi bagi masyarakat untuk
memahami rabies yang sedang marak di Indonesia khususnya di NTT.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sholichin, S. Kp, et al. "ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT TROPIS."

Sholichin, S. K., Kep, M., SW, N. I. A. K., An, S. K., Rahmadhani, S., & Aminuddin, N.
M. ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT TROPIS.

SHOLICHIN, S. Kp, et al. ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT TROPIS.

Wijaya, Made Indra, Made Kurnia Widiastuti Giri, and Made Agus Hendrayana.
"Tantangan Pencegahan Rabies Melalui Vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) di
Daerah Pariwisata Sanur, Bali." Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 12.02 (2023):
103-116.

Wijaya, M. I., Giri, M. K. W., & Hendrayana, M. A. (2023). Tantangan Pencegahan Rabies
Melalui Vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) di Daerah Pariwisata Sanur,
Bali. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 12(02), 103-116.

WIJAYA, Made Indra; GIRI, Made Kurnia Widiastuti; HENDRAYANA, Made Agus.
Tantangan Pencegahan Rabies Melalui Vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) di
Daerah Pariwisata Sanur, Bali. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2023, 12.02:
103-116.

iii
LAMPIRAN

iv

Anda mungkin juga menyukai