OLEH
KELOMPOK 3 :
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN RABIES.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pembangunan Kesehatan di Indonesia
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Rabies adalah suatu ensefalomielitis akut yang disebabkan oleh virus
yang tergolong Rhabdovirus. Virus rabies termasuk jenis virus neurotropik yang dapat
berkembang biak pada jaringan saraf. Penularan kepada manusia terjadi melalui gigitan
anjing yang mengandung virus rabies. Gigitan kucing, kera dan kelelawar dapat pula
menularkan virus rabies tersebut. Penyakit ini bila sudah menunjukan gejala klinis pada
kasusrabies dilaporkan dari benua Asia dan Afrika. Menurut World Health Organization
Diperkirakan 55.000 orang di dunia meninggal akibat rabies setiap tahunnya dan
menurut WHO lebih dari 99% kasus rabies pada manusia terjadi akibat dari gigitan
2016)
Menurut WHO, anjing domestik merupakan reservoir yang paling umum dari virus
rabies, dengan lebih dari 95% kematian manusia yang disebabkan oleh anjing yang
memiliki virus rabies. Penyakit ini dikenal di Indonesia sejak diketahui dan dilaporkan
adanya seekor kerbau menderita rabies oleh Esser pada tahun 1884. Kemudian pada
tahun1894 pertama kali dilaporkan rabies pada manusia oleh E.V. de Haan. Penyakit
rabies di Indonesia masih merupakan penyakit hewan yang penting dan termasuk ke
dalam penyakit hewan menular strategis prioritas karena berdampak terhadap sosial
ekonomi dan kesehatan masyarakat. Kejadian rabies pada hewan maupun manusia
hampir selalu diakhiri dengan kematian (case fatality rate 100%) sehingga akibat
penyakit ini menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran serta keresahan bagi
masyarakat. Selain itu rabies juga mengakibatkan kerugian secara ekonomi pada
daerah tertular di antaranya biaya penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta tingginya
biaya perawatan pasca pajanan. (Kementrian Kesehatan RIPusat Data dan Informasi
Kesehatan, 2014)
Di Indonesia sebanyak 86 orang meninggal karena rabies pada tahun 2016. Saat
ini terdapat sembilan provinsi di Indonesia dinyatakan sebagai daerah bebas rabies,
sebanyak lima provinsi di antaranya bebas historis (Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
NTB, Papua Barat,dan Papua), dan kemudian 4 provinsi lainnya dinyatakan bebas
rabies (Jawa Tengah, DIYogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta). Seluruh provinsi di
karena dampak buruknya yang selalu diakhiri kematian, maka usaha pengendalian
Pemberian vaksin anti rabies (VAR) atau VAR disertai serum anti rabies (SAR)
penemuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang mencakup: adanya kontak/
menggigit hilang/lari dan tidakdapat ditangkap atau dibunuh, hewan yang menggigit
mati, tapi masih meragukan menderita rabies, penderita luka gigitan pernah di VAR,
hewan yang menggigit pernah diVAR, identifikasi luka gigitan (status lokalis) serta
temuan lain pada waktu observasihewan dan hasil pemeriksaan spesimen dari hewan.
B. RUMUSAN MASALAH
rabies
1. DEFINISI
Rabies atau lebih sering dikenal dengan nama anjing gila merupakan suatu
penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies dan ditularkan dari gigitan hewan penular rabies. Hewan yang
rentan dengan virus rabies ini adalah hewan berdarah panas. Penyakit rabies
dengan jumlah yang banyak pada air liurnya. Virus ini ditularkan ke hewan lain
karena bila telah menyerang manusia atau hewan akan selau berakhir dengan
kematian.
2. ETIOLOGI
a. Virus rabies.
b. Gigitan hewan atau manusia yang terkena rabies.Penyakit rabies
terdapatdalam air liur binatang ini akan masuk ke aliran darah dan
ditemukan, virus rabies ini dapat ditularkan ketika air liur hewan yang
3. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur
hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya
atau manusia melaui gigitan dan kadang melalui jilatan. Secara patogenesis,
setelah virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu virus akan tetap
memasuki saraf perifer. Masa inkubasi yang panjang menunjukkan jarak virus
pada saraf perifer tersebut dengan sistem saraf pusat. Amplifikasi terjadi
memasuki akson motorik dan sensorik. Pada tahap ini, terapi pencegahan
sudah tidak berguna lagi dan perjalanan penyakit menjadi fatal dengan
mortalitas 100 %.Jika virus telah mencapai otak, maka ia akan memperbanyak
diri dan menyebar ke dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai
kemudian bergerak ke perifer dalam serabut saraf eferen dan pada serabut
organ tubuh dan berkembang biak dalam jaringan seperti kelenjar ludah.
Akibat pengaruh infeksi sel-sel dalam sistemlimbik ini, pasien akan menggigit
gigitan hewan yang mengandung virus dalam salivanya. Kulit yang utuh tidak
dapat terinfeksi oleh rabies akan tetapi jilatan hewan yang terinfeksi dapat
berbahaya jika kulit tidak utuh atau terluka. Virus juga dapat masuk melalui
selaput mukosa yang utuh, misalnya selaput konjungtiva mata, mulut, anus,
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Pada Manusia
Gejala klinis penyakit rabies pada manusia dibagi menjadi empat
stadium:
1. Stadium Prodromal
2. Stadium Sensoris
3. Stadium Eksitasi
4. Stadium Paralis/Koma
2006 : 1715)
b. Pada Hewan
Gejala klinis dari penyakit rabies pada hewan dibagi menjadi tiga
stadium:
1) Stadium Prodromal
dapat berlangsung antara 2-3 hari. Pada tahap ini akan terlihat
2) Stadium Eksitasi
3) Stadium Paralisis.
serebrospinal.
3. Biopsi kulit.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembersihan luka
antiseptik dan air selama kurang lebih 15 menit. Kemudian luka bekas
2. Serum antirabies
memperoleh vaksin rabies dan memiliki luka dengan risiko rabies yang
3. Vaksin rabies
Pada orang dengan risiko tinggi terinfeksi virus rabies, vaksin rabies
dengan dugaan terinfeksi virus rabies yang memiliki luka bekas gigitan
dengan risiko sedang dan tinggi. Selain itu, dosis pemberian vaksin
penjelasannya:
rabies
diberikan
7. KOMPLIKASI
Waktu antara paparan dan gejala penyakit yang dikenal sebagai periode
berkembang dan menuju otak, gejala ensefalitis (radang otak) dan meningitis
Dari titik ini, penyakit ini berkembang dengan cepat, menyebabkan delirium,
koma, dan kematian dalam 7-10 hari. Begitu gejala prodromal muncul,
Pengkajian yaitu suatu pengumpulan data subjektif dan data objektif yang
dapat diperoleh dari pasien. Data yang terkumpul dapat mencakup informasi
dideritanya.
ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar risiko terjadinya infeksi rabies
Kategori luka risiko rendah, jika kontak hanya berupa sentuhan atau
Kategori luka risiko sedang, jika kontak berupa gigitan kecil yang tidak
Kategori luka risiko tinggi, jika kontak berupa gigitan atau cakaran ke
mata, mulut, atau luka terbuka yang sampai menembus kulit dan
menyebabkan perdarahan
subjektif dan data objektif yang dimana diperoleh pada saat pengkajian.
reflek menelan
3. INTERVENSI
yang dapat didasarkan pada pengetahuan dan penilain untuk mencapai status
memberi vaksinasi pada anjing atau hewan penular rabies Jika seseorang
tergigit oleh hewan yang terkena rabies, langkah-langkah yang harus segera
dilakukan adalah:
Bersihkan Luka: Segera bersihkan luka gigitan dengan air mengalir dan
sabun.
perkembangan penyakit
DAFTAR PUSTAKA
A. SIMPULAN
Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies dan menular pada manusia lewat
gigitan atau cakaran hewan penderita rabies atau dapat pula lewat luka yang
terkena air liur hewan penderita rabies.Secara patogenesis, setelah virus rabies
masuk lewat luka gigitan, selama dua mingguvirus tetap tinggal pada tempat
masuk dan dekatnya. Kemudian, virus akan bergerak mencapai ujung-ujung
serabut saraf posterios tanpa menunjukkan perubahan-perubahan fungsinya.
Masa inkubasi virus ini bervariasi, berkisar antara dua minggu sampai dua
tahun. Tapi umumnya 3-8minggu, tergantung jarak tempuh virus sebelum
mencapai otak. Sesampainya di otak, virus Akan memperbanyak diri dan
menyebar luas dalam semua bagian neuron-neuron, terutama mempunyai
predileksi khusus terhadap sel- sel sistem limbik, hipotalamus dan batang
otak.Akhirnya virus ini akan mencapai otak dan menyerang banyak bagian
penting otak yang menyebabkan kematian.
Setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies harus Ditangani dengan cepat
dan sesegera mungkin, untuk mengurangi atau mematikan virus rabies yang
masuk pada luka gigitan. Usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan
dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau ditergent selama 10-15
menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 persen, betadine, obat merah atau
lainnya)