PROPOSAL
Disusun oleh :
YULINDA SAA
201701037
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan oleh :
YULINDA SAA
201701037
Jenni Lilis S Siagian, SKM., M.Kes. Dr. Sariana Pangaribuan, SKM., M.Kes.
NIDN. 081010800 NIDN. 1202097801
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
ii
DAFTAR ISI
iii
G. Etika Penelitian ............................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR SINGKATAN
IQ : Intelegentia Quantion
RI : Republik Indonesia
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
malaria tergantung pada interaksi antara agent, host, dan lingkungan. Faktor
global untuk mengontrol dan eliminasi malaria bagi setiap negara. Pada tahun
2020 secara global penderita malaria mencapai 212 juta kasus dan 429.000
lebih dari dua pertiga (70 %) kematian akibat malaria terjadi pada usia anak-
provinsi yang telah mencapai 100% eliminasi malaria, antara lain DKI
Jakarta, Jawa Timur, dan Bali). Sementara provinsi dengan wilayahnya yang
belum mencapai eliminasi malaria yakni Maluku, Papua, dan Papua Barat.
antara lain dengan advokasi antar kepala daerah baik bupati/walikota dengan
1
2
Insiden Malaria pada penduduk Indonesia tahun 2018 adalah 1,9 persen
adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi tertinggi
adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%),
Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan
4 tahun sebanyak 2.426 orang, umur 5-14 tahun sebanyak 1.603 orang, dan
umur > 15 tahun sebanyak 3588 orang (Dinkes Kota Sorong, 2021).
pada Januari tahun 2022 jumlah pasien malaria secara keseluruhan yang
Puskesmas, 2021).
iklim dan perubahan lingkungan fisik), faktor pengetahuan, faktor sikap dan
suhu dan pola tiupan angin yang mempunyai dampak langsung pada
3
nyamuk, dan pemeliharaan ternak besar), dan faktor perilaku adalah pemasangan
kawat kasa nyamuk, pemakaian kelambu. Pemakaian kelambu waktu tidur setiap
Sir,2015) dari 180 responden terdapat 73,9% yang berpendidikan rendah dan
antara responden yang bekerja dan tidak. Sebagian besar responden memiliki
responden bersikap negatif dan bertindak kurang baik. Hanya 5% responden yang
menggunakan kelambu dan hanya sekitar 3% yang tidak menderita malaria. Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa dari hasil analisis bivariat menggunakan uji
(p0,005)..
menunjukan bahwa Ada pengaruh pemakaian kelambu (OR 2,8) dan kawat
kasa (OR 2,5) terhadap kejadian malaria. Berdasarkan analisis purely spasial
dari 5 kasus dengan nilai RR = 4,41 dan cluster 2 terdiri dari 8 kasus dengan
nilai RR = 0,51.
sama dilakukan oleh Sir dkk di Kecamatan Babola Nusa Tenggara Timur.
Tidak memakai kelambu saat tidur di malam hari maka hal ini akan
tertular malaria. Hal yang berbeda di dapat dari penelitian di Lampung yang
nyamuk masuk pada saat malam hari dimana nyamuk Anopheles aktif
kelambu (OR 2,8) dan kawat kasa (OR 2,5) terhadap kejadian malaria.
5
terdapat dua cluster. Cluster 1 terdiri dari 5 kasus dengan nilai RR = 4,41 dan
vektor malaria seperti danau, kolam ikan, muara sungai, saluran pembuangan
air, dan lubang bekas galian (Dalimunthe, 2018). Berdasarkan uraian di atas,
Sorong‖.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah faktor apa saja yang memengaruhi kejadian penyakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Kota Sorong.
D. Manfaaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Manfaat teoritis
penderita malaria.
3. Manfaat praktis
bahwa variabel independen yang paling banyak jumlahnya baik pada kasus
kawat kasa pada ventilasi rumahnya, lebih banyak dari pada responden
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kelambu
dalam tubuh serangga berkaitan dengan istilah mode of action dan cara
titik tangkap (target site) di dalam tubuh serangga disebut dengan mode of
serangga. Satu atau lebih titik tangkap dapat dipengaruhi oleh beberapa
memiliki beberapa cara kerja yang dibagi dalam lima kelompok, yaitu: 1)
benang (fiber) atau pelapisan pada serat benang atau pada kelambu yang
sudah jadi dicelupkan bahan celup insektisida yang tahan lama. Saat ini
benang, atau pelapisan insektisida pada serat benang yang sudah mendapat
Selanjutnya, perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor,
Faktor yang kedua yaitu faktor penguat (reinforcing factors) adalah faktor
10
Faktor yang ketiga adalah faktor pemungkin (enabling factors) yaitu faktor
sebesar 50%, angka kelahiran bayi dengan berat badan kurang (23%),
3. Cara penggunaan
efektif:
11
kelambu pada tiang tempat tidur atau paku di dinding. Saat tidur
dibawah kasur sehingga tidak ada nyamuk yang dapat masuk ke dalam
kelambu.
d. Kelambu digunakan setiap malam ketika tidur, tidak hanya ketika ada
e. Pada siang hari kelambu diikat atau digulung supaya tidak cepat robek.
ulang.
terbakar.
4. Cara perawatan
KBTL karena insektisida yang melekat pada kelambu akan larut bersama
permethrin 1 g/m2 secara berturut turut yaitu 87,78%, 86,89% dan 58%
lubang atau bagian yang robek. Jika ada yang robek kelambu harus
segera dijahit.
b. Masyarakat dapat mencuci kelambu yang sudah kotor karena debu secara
kadar soda yang tinggi. Dalam mencuci kelambu ukuran keluarga dengan
luas 19m2, diperlukan air sekitar 1 liter dan deterjen 2 g/liter. Kelambu
Selanjutnya kelambu dibilas dengan air bersih maksimal 3 kali. Air bekas
cucian kelambu dibuang dilubang galian sedalam 0,5 meter dan jauh dari
dipasangkan pada ventilasi atau bukaan, seperti pintu dan jendela sebagai
(Waode, 2017).
berikut:
tempat, bisa dipasang di jendela, bisa di pintu, atau bisa juga di ventilasi.
(Kemenkes, 2018).
15
nyamuk magnet. Jenis kawat nyamuk yang saat ini banyak ditemui di
magnet:
2) Pemasangannya mudah
3) Harganya murah
permukaannya.
Jenis bahan yang dipakai untuk kawat nyamuk magnet ini adalah:
kawat nyamuk ini tahan terhadap karat. Jika anda ingin memasang
kawat nyamuk pada jendela rumah / lubang ventilasi dengan harga yang
logam baja. Logam baja sendiri adalah material buatan yang bukan
lainnya.
lembaran.
cukup tebal sehingga kasa nyamuk tidak dapat digulung seperti kasa
lain.
3) Mudah dibersihkan
Bahan Nilon adalah salah satu jenis bahan yang berasal dari
produk minyak bumi. Nilon bisa dikombinasi dengan bahan lain, seperti
3) Harga murah
18
4) Bahannya lentur
penutup pintu, jendela rumah anda sebab bahan lentur dan bisa
yang dapat anda pilih. Tapi setiap ukuran lubang kasa nyamuk sudah
Kasa nyamuk berikutnya terbuat dari bahan fiber, bahan ini cukup
Bahan fiber sering dikira sama dengan bahan plastik, akan tetapi
plastik.
3) Harga murah
4) Bahannya lentur
Selain jenis-jenis kawat nyamuk diatas yang perlu anda juga tahu
cara kerja dan pemasangan kawat nyamuk tersebut. Ada beberapa teknis
magnet ini adalah dengan menarik kawat nyamuk pada bagian sudut
yang sudah ada sedikit lubang untuk dimasukkan jari. Kelebihan kasa
Jenis kedua ini biasa dikenal dengan pintu kasa nyamuk expanda,
pasti anda sudah tidak asing lagi sebab pintu swing kasa nyamuk ini sering
dipasang di depan pintu utama rumah. Kelebihan dari model ini yang pasti
awet karena memakai frame aluminium sendiri, jika kawat nyamuk sobek
atau rusak bisa diganti dengan yang lain. kekurangannya kawat nyamuk
tersebut.
dilipat. Lipatan kasa nyamuk ini kecil-kecil jadi bisa disimpan di dalam
21
Jenis berikutnya adalah pintu geser kawat nyamuk, pintu model ini
banyak dipakai karena awet, kuat dan tahan lama. Pintu ini praktis sebab
daun kawat nyamuk mempunyai bingkai aluminium sendiri, jadi jika anda
mau pakai tinggal geser saja. Untuk pintu sliding 2 daun, anda perlu
menambah 1 rell dan 1 daun lagi untuk pasang kawat nyamuk ini.
didefinisikan sebagai fluktuasi yang besar di atmosfer dari jam ke jam atau
selama satu periode waktu tertentu untuk suhu daerah geografis (Casman,
1. Suhu udara
sporogani atau masa inkubasi ekstrinsik, makin tinggi suhu (dalam batas
(Dalimunthe, 2018).
2. Suhu air
Waktu tetas telur Anopheles sangat dipengaruhi oleh suhu air, pada
22
tempat perindukannya, makin tinggi suhu air, akan lebih cepat menetas.
3. Kelembaban udara
(Dasril, 2016).
4. Hujan
Anopheles berkembang biak dalam jumlah besar jika terjadi hujan dengan
(Dalimunthe, 2018).
5. Kecepatan angin
yaitu jarak terbang, evaporasi cairan dalam tubuh nyamuk, dan suhu udara.
6. Cahaya
dengan tempat yang teduh dan terang, sedikit cahaya, dan ada yang lebih
23
7. Ketinggian
geografis dari penularan malaria. Hal ini berkaitan dengan penurunan suhu
1. Pengertian Malaria
2. Epidemiologi
a. Faktor Host
mudah dan ada yang sukar terinfeksi malaria, meskipun gejala klinisnya
para pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan
Ada manusia yang rentan, yang dapat tertular oleh penyakit malaria,
24
tetapi ada pula yang lebih kebal dan tidak mudah tertular oleh penyakit
malaria.
tetapi juga bisa hidup di daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini
malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak lebih
air satu persatu.Telur dapat bertahan hidup dalam waktu cukup lama
tidak akan terjadi. Suatu daerah akan terjangkit penyakit malaria apabila
3. Etiologi
anopheles akan menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa
(Prabowo, 2017)).
26
(Soedarto, 2018).
4. Siklus malaria
pada nyamuk. Siklus seksual dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan
nyamuk. Waktu yang diperlukan sampai pada proses ini adalah 8-35 hari,
tergantung dari situasi lingkungan dan jenis parasit. Pada tempat inilah kista
inilah sporozoit menjadi matang dan siap ditularkan bila nyamuk menggigit
tusuk. Dalam satu jam bentuk efektif ini terbawa oleh darah menuju hati
Di hati sporozoit matang menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan
nyamuk yang menggigit manusia yang terinfeksi ini, maka gametosit yang
ada pada darah manusia akan terhisap oleh nyamuk. Dengan demikian,
infeksi, meskipun ada juga yang jatuh sakit pada hari ke 8 atau hingga 1
falciparum memerlukan waktu 7-14 hari, P. vivax dan P. ovale 8-14 hari,
eritrosit tidak sengaja masuk dalam badan manusia melalui darah, misalnya
dengan transfusi, suntikan, secara kongen (bayi baru lahir mendapat infeksi
dari ibu yang menderita malaria melalui darah plasenta) (Harahap, 2019).
6. Gejala Klinis
a. Anamnesis
Keluhan utama yang sering kali muncul adalah demam lebih dari
hari, pada P.vivax atau ovale demamnya berselang satu hari, sedangkan
2017).
beberapa bulan yang kemudian baru muncul tanda dan gejala yang
(Hasibuan, 2016).
pada berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status
b. Pemeriksaan fisik
(Prabowo, 2017).
30
6. Diagnosis
dikeluhkan serta tampak oleh tim kesehatan, maka akan segera dilakukan
lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal. Dilakukan punksi lumbal, foto
7. Pencegahan malaria
Pemakaian kasa rumah atau obat nyamuk bakar atau lotion (Sarianto, 2015).
1. Berbasis masyarakat
a. Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus selalu
(Tapan, 2016).
malaria dengan obat dari puskesmas, dari toko-toko obat seperti kina,
dari daun johar, daun kates dan meniran atau obat pahit yang lain
2. Berbasis pribadi
a. Pencegahan gigitan nyamuk, antara lain (1) tidak keluar rumah antara
untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar
tersebut.
klorokuin.
E. Kerangka Teori
a. Keadaan langit-langit
rumah yang kurang baik
b. Keadaan dinding Keberadaan Vektor
rumah yang kurang Malaria
baik
Host
a. Tingkat Pendidikan
b. Status Gizi
c. Riwayat tinggal di daerah
endemis malaria
Agent (Perilaku)
F. Kerangka Konsep
Penggunaan kawat
kasa
Lingkungan fisik
G. Definisi Operasional
1) Kriteria objektif :
pada bukaan pintu dan jendela dengan baik dan tidak bocor.
3) Skala : Ordinal
36
2. Penggunaan Kelambu
1) Kriteria objektif :
3) Skala : Ordinal
3. Lingkungan fisik
1) Kriteria objektif :
pencegahan malaria.
pencegahan malaria.
3) Skala : Ordinal
37
4. Kejadian Malaria
1) Kriteria objektif :
3) Skala : Ordinal
H. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat penelitian
Kota Sorong.
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria inklusi :
Remu
39
2) Mampu bekerjasama
b. Kriteria ekslusif :
3. Teknik sampling
sampling.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
lingkungan fisik.
1. Data primer
2. Data sekunder
1. Pengolahan data
tahap :
a. Editing
b. Coding
sesuai dengan jawaban yang diisi dari laporan, selanjutnya dibuat daftar
c. Tabulating
41
2. Analisis data
a. Analisis univariat
variabel.
b. Analisis bivariat
G. Etika Penelitian
disiplin ilmu, penelitian yang melibatkan manusia dan hewan, peneliti harus
penelitian yaitu :
1. Prinsip manfaat
42
a. Hak untuk ikut dan tidak untuk menadi informan (right to self
tersebut.
c. Informed consent
3. Prinsip keadilan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2016. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Casman, Elisabeth A, 2016. Malaria potential and malaria risk, Dalam (Casman,
Elisabeth A dan Dowlatabadi, H. The Contextual Determinants of Malaria.
Resourcers for the Future). Washington, DC.
Dinas Kesehatan Kota Sorong. 2021. Profil Kesehatan Kota Sorong tahun 2021.
Sorong.
Ningsi, Jastal, Maksud M. 2019. Studi pengetahuan, sikap dan perilaku penderita
malaria pada daerah perkebunan coklat di Desa Malino Kecamatan
Marawola Kabupaten Donggala. J Vektorp. 1(3): 15-24
Ora AT, Widjanarko B dan Udijono A. 2016. Perilaku ibu rumah tangga dalam
menggunakan kelambu sebagai upaya pencegahan malaria di wilayah kerja
Puskesmas Kabukarudi Kabupaten Sumba Barat tahun 2014. Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia. 10(1): 17–32.
Setiani NRW. 2019. Gambaran klinis dan tatalaksana pasien rawat inap malaria
falsiparum di RSUP Dokter Kariadi Semarang [skripsi]. Semarang:
Universitas Diponogoro.
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI, penyuting. 2017. Buku ajar
infeksi dan pediatri tropis. Dalam: Penyakit infeksi parasit. Jakarta: IDAI.
hlm. 400-37
Widoyono. 2019. Penyakit tropis. Dalam: Infeksi parasit. Jakarta: Erlangga. hlm.
155-87
Sorong………..2022
Kepada Yth.
Pukesmas Remu Kota Sorong
Di Sorong
Peneliti,
Yulinda Saa
Lampiran 2 49
Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak atau risiko apapun
pada saya sebagai informan. Saya telah diberi penjelasan mengenai hal tersebut
diatas dan saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
belum dimengerti dan telah mendapatkan jawaban yang jelas dan benar serta
peneliti.
Sorong, …………………...2022
Peneliti Responden
(…………………………..) (……………..…………)
Lampiran 3 50
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama (Inisial) : ..........................................
2. Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
3. Usia : ..........................................
4. Pendidikan terakhir : ..........................................
5. Pekerjaan : ..........................................
B. WAKTU BAB
1. Apakah Anda p e r n a h B A B d i t e m p a t ?
a. Ya
b. Tidak
a. rumah orang
b. rumah sendiri
c. Sekolah
d. Tempat ibadah
…………………….
e. DLL
C. Reaksi responden
a. nikmat
b. Biasa saja
a. di putar
b. naik turun
a. Ya
b. Tidak
b. Minta maaf
c. Kabur