Disusun Oleh:
FADHILAH
NPM: 2011071034
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat,
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan
Schistosomiasis. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam
penulis sendiri, namun dukungan moril maupun material dari berbagai pihak yang
sangat berperan dalam keberhasilan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena
itu, Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
pembaca sekalian dan dengan segala keterbatasan, peneliti menyadari bahwa dalam
Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan ataupun kekeliruan. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
semua pihak yang membantu semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan
Palu, 2021
Peneliti
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa
Soejoeti)
dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
alam yang ada sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Seringkali manusia
dan penuh kehati-hatian, namun disisi lain manusia terkadang tidak menyadari
1
Salah satu penyakit yang merupakan suatu fenomena kompleks yang
Penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini menginfeksi lebih dari 200 juta
habitat yang sesuai untuk siput sebagai hospes perantara (Zhou dkk, 2012)
orang yang terdapat di 77 negara dan 600 juta orang berisiko terinfeksi.
Timur (China dan Jepang) dan di Asia Tenggara (Philipina, Indonesia, Vietnam,
sangat besar, terutama di Afrika, tetapi juga di Timur Tengah, Amerika Selatan
Lindu dan Dataran Tinggi Napu. Secara keseluruhan penduduk yang berisiko
dkk, 2010)
2
Penelitian schistosomiasis di Indonesia telah dimulai pada tahun 1940
1935. Pada tahun 1940 Sandground dan Bonne mendapatkan 53% dari 176
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Lembah Napu Kecamatan Lore Utara, Lore
Timur, dan Lore Piore, Lembah Besoa Kecamatan Lore Tengah dan Lembah
Bada Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso (Rasyika Nurul, dkk, 2014)
Tahun 2013 dari 4 desa yang disurvei di Lembah Lindu Kecamatan Lindu
Kabupaten Sigi dengan jumlah penduduk yang di periksa 3.788 jiwa, yang
di kecamatan Lindu Desa Puroo merupakan desa yang paling tinggi jumlah
penduduk yang berjumlah sebanyak 1.121 jiwa dan jumlah kejadian kasus
3
Schistomiasis dari 3 tahun terakhir pada Desa Tomado Kecamatan lindu yaitu
peningkatan kejadian kasus yang terlihat positif Schistosomiasis pada tahun 2013
telah ditemukan kasus tersebut sejumlah 12 orang (1,8%), dan pada tahun 2014
(2,5%) dari 4817 jumlah penduduk dan data terakhir yang telah didapatkan yaitu
2016 ).
orang tersebut seperti lingkungan, baik lingungan fisik maupun non fisik sosial
perilaku (Marimbi,2009).
penyakit tersebut. Dengan pengetahuan yang baik terhadap suatu penyakit akan
(Karnodihardjo,1994).
4
menular, pengetahuan tentang factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan,
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-
faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan dan tindakan untuk
media cetak (Booklet, Leaflet, Flayer, Flip Chart, Rubrik, Poster dan Foto),
billboard) (Notoadmodjo,2007)
dengan pemberian media leaflet. Leaflet dipilih sebagai media karena mudah
disimpan, ekonomis, dan bisa berfungsi sebagai remainder bagi sasaran. Metode
menjadi titik tolak perubahan sikap dan gaya hidup. Pada akhirnya perubahan
5
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
6
2. Diketahui pengetahuan masyarakat tentang pengendalian
D. Manfaat
2. Bagi institusi
3. Bagi peneliti
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
(Notoatmodjo. 2007)
2. Tingkat Pengetahuan
pengetahuan :
a. Tahu (know)
sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
8
b. Memahami (comprehension)
(Notoatmodjo. 2010.)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
2010.
e. Sintesis (synthesis)
9
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
f. Evaluasi (evaluation)
a. Pendidikan
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula
b. Pekerjaan
langsung.
10
c. Umur
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi
akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf
d. Minat
e. Pengalaman
f. Kebudayaan
11
mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
g. Informasi
1. Pengertian Schistosomiasis
kronis. Infeksi diperoleh ketika manusia kontak dengan air tawar yang
juta penduduk dunia, dan ada sekitar 700 juta penduduk tinggal di daerah
endemis. Infeksi ini sering terjadi di daerah tropis dan sub-tropis, dimana
masih banyak ditemukan masyarakat yang tidak memiliki air minum dan
12
japonicum Sp yang termasuk golongan trematoda. Penyakit ini dapat
Katsurada pada tahun 1904 menjelaskan telur dan cacing dewasa yang
terbatas di Negara Timur jauh dan dibedakan dari Schistosoma mecongi Sp,
suatu spesies baru yang juga yang ditemukan di Negara Timur jauh.
pada lebih 200 juta orang di negara berkembang. Terdapat lima spesies yang
13
urinarius. Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium telah
terdapat di area yang terisolir yaitu di Dataran Tinggi Lindu dan Napu,
Indonesai pada tahun 1927 oleh Muller dan Tesch di daerah Kecamatan
sedangkan perantara penularan penyakit ini adalah keong yang sangat kecil
2. Epidemiologi Schistosomiasis
yaitu dengan ditemukannya sebuah kasus pertama oleh Muller dan Tesch
didalam jaringan paru dan hati. Pada permulaan dibuat diagnosis sebagai
telur paragonimus atau telur cacing Schistosoma japonicum Sp. Isolasi telur
dari jaringan yang dilakukan oleg Brug untuk memastikan bahwa telur
2013).
Telah diketahui ada dua strain yang bersifat geographical yaitu strain
14
tersebut, yaitu pada tuan rumah siput yangs sesuai. Di Indonesia, di Pulau
Sulawesi, keadaan endemik tinggi di Daerah Danau Lindu. Pada tahun 1971
126 orang penduduk pada usia antara 7 sampai 70 tahun dan di Lembah
Napu dilaporkan infection rate 8 dari 12% pada rattus exulans, tikus liar.
Schistosomiasis dari beberapa desa sekitar Danau Lindu, Lembah Napu dan
terpadu di sekitar Danau Lindu dan Lembah Napu, terlihat sekali penurunan
2007).
15
Manusia merupakan hospes definitif Schistosomiasi japonicum Sp
b. Morfologi
1) Cacing dewasa
(Ventral Sucker).
16
2) Telur
matang (mirasidium).
3) Serkaria
(Muslim,2005):
17
besar dan nyeri. Terdapat pula rasa tidak nyaman di
18
usus dengan poliferasi jaringan ikat yang luas,
19
infiltrasi sel pada susunan saraf, sel-sel raksasa,
sekitarnya.
20
ikterus. Pada stadium lanjut sekali dapat terjadi
menjadi sporocyst I dan sporocyst II, selanjutnya dalam waktu 1-3 hari
darah ke seluruh tubuh, umumnya hanya dapat hidup pada vena porta.
melalui jaringan ke lumen visera dan keluar bersama feces (Ideham dan
Pusarawati,2007).
21
Gambar 2.1 Siklus Penularan Schistosomiasis
22
Gambar 2.3 Daur Hidup Schistosoma Sp.
treatment)
23
luasnya penyakit. Pengobatan Schistosomiasis mendapat manfaat dari
(Soegeng,2005)
ketidakmampuan.
c. Rehabilitasi (rehabilitation)
24
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
d. Pencegahan
(Soegeng,2005)
serkaria.
5. Host (Pejamu)
host tetap, yang menjadi host perantara adalah keong, yang tiap jenis
25
japonicum Sp memerlukan keong Oncomelania Hupensis Linduensis
yang merupakan keong amphibi oleh karena itu dapat hidup di darat
dan di air.
ditemukan di Sulawesi tegah pada tahun 1971 dan pada tahun 1973
dilakukan identifikasi spesies keong oleh Davis dan Carney dan beri
6. Environment (Lingkungan)
a. Lingkungan Biologi
alamiah atau habitat premier yang merupakan habitat asli yang tidak
hutan, didalam hutan atau tepi daun dimana tempat-tempat ini hampir
besar maupun kecil dan selalu basah karena terdapat air yang
mengalir secara terus –menerus dari mata air. Habitat yang lain adalah
26
serkaria yang disebut sebagi focus. Kondisi lapangan yang disenangi
disawah, saluran irigasi, waktu mandi, dan mencuci. Oleh karena itu,
27
memanfaatkan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan untuk
(Kasnodihardjo, 1994).
1. Pengertian Leaflet
ukuran relatif kecil dan biasanya hanya satu lembar. Pujiriyanto (2005).
(pusatbahasa.kemdiknas.go.id).
28
kegiatan. Sebuah leaflet bisa digunakan untuk mempromosikan LSM/
layanan atau kegiatan, dan berkomunikasi dengan pesan; pesan yang spesifik
melihat isinya pada saat santai, informasi dapat dibagikan dengan keluarga
dan teman. Leaflet juga dapat memberikan detil (misalnya statistik) yang
3. Keterbatasan leaflet
dirancang untuk sasaran pada umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang,
serta terdapat materi komersial berisi iklan. Leaflet juga tidak tahan lama
dan mudah hilang, dapat menjadi kertas percuma kecuali pengajar secara
aktif melibatkan klien dalam membaca dan menggunakan materi. Uji coba
29
4. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membuat Leaflet
f. Buatkan konsepnya.
g. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
5. Keuntungan Leaflet
c. Sebagai refensi.
f. dapat disebarluaskan dan dibaca atau dilihat oleh khalayak, target yang
lebih luas.
30
6. Kekurangan Leaflet
logistic.
7. Kategori Leaflet
a. Leaflet Persuasif
b. Leaflet Informatif
c. Leaflet Direktif
a. Heading
b. Subpos
31
diperlukan untuk menunjukkan pentingnya pesan. Mereka juga dapat
c. Teks
beberapa kata pertama, kalimat pertama atau kedua dari teks harus
tidak.
D. Kerangka Konsep
Penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini menginfeksi lebih dari 200
32
Schistosoma japonicum Sp yang termasuk golongan trematoda. Penyakit ini
dan sangat ekonomis. Berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh
informasi yang detail yang mana tidak dapat diberikan secara lisan, mudah
kelompok sasaran.
berikut:
33
MEDIA INFORMASI
LEAFLET
Sebelum Sesudah
PENGETAHUAN MASYARAKAT
PENGENDALIAN SCHISTOSOMIASIS
E. Hipotesis Penelitian
34
BAB IV
100 Km arah Selatan Kota Palu dengan luas wilayah 131.000 ha, ditetapkan
nasional dan perairan berupa danau yang dikenal dengan Danau Lindu,
semak belukar.
Kulawi Kabupaten Donggala, namun sejak tahun 2008 ketika Kabupaten Sigi
Tomado memiliki bagian wilayah yang luas dibanding Desa Anca, Langko
dan Puroo. Bagian wilayah Desa Tomado terdiri dari dusun Kanawu,
dekat.
35
Masyarakat Lindu mayoritas baragama Kristen, geraja berada depan
jalan umum desa dan berhadapan dengan rumah-rumah penduduk. Setiap desa
penduduk asli Lindu, namun mereka sudah lama, bahnkan sudah bertahun-
tahun tinggal di Lindu, kebanyakan mereka adalah suku bugis dan kaili yang
yang terdiri dari laki-laki 2495 orang dan perempuan 2195 orang. Penduduk
Dataran Tinggi Lindu umumnya bekerja sebagai petani sawah, cokelat, kopi
dan sebagai nelayan Danau Lindu yang menangkap ikan Mujair dan ikan
terbuat dari papan. Beberapa rumah warga sudah memiliki sarana MC (mandi
cuci kakus), namun masih banyak warga yang tidak memiliki sarana MCK,
36
sehingga mereka harus mandi dan BAB (buang air besar) di sungai. Belum
ada alat penerang listrik di desa Lindu, namun beberapa rumah warga ada
Aktivitas yang sering dilakukan masyarakat pada pagi sampai sore hari adalah
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 29 Juni -1 Juli 2017 dan
sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
37
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan perempuan yaitu 61 orang (63.5%)
b. Umur
desa jumlah keseluruhan responden untuk yang berumur 25-29 tahun yaitu
keseluruhan yang berumur 35-39 tahun dan 50-54 tahun yang sama-sama
38
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
39
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
petani yaitu 85 responden (88.5%) yang lebih banyak dari pada yag bekerja
40
2. Pengetahuan Responden Sebelum dan sesudah Di Berikan Leaflet.
a. Analisis Univariat
berikan leaflet.
Skor Ʃ % Rata-rata
0– 4 8 8.33
5– 9 23 23.96
10 – 14 23 23.96
13.18
15 – 19 17 17.71
20 – 24 25 26.04
Jumlah 96 100
Data Primer Diolah 2017
41
Tabel 4.6 Distribusi Skor Pengetahuan Responden Sesudah Di Berikan
Leaflet
Skor Ʃ % Rata-rata
0– 4 0 0
5– 9 0 0
10– 14 5 5.21
20.47
15– 19 21 21.88
20– 24 70 72.91
Jumlah 96 100
Data Primer Diolah 2017
20.47.
Schistosomiasis.
a. Analisis bivariat.
42
Tabel 4.7 Hasil Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Di Berikan Leaflet
Pengetahuan Rata-rata N P - Value
Sebelum 13.18 (54.91%) 96
0.000
Sesudah 20.47 (85.29%) 96
Data Primer Diolah 2017
yang berarti bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan informasi
Schistosomiasis.
C. Pembahasan
test dalam hal ini menggunakan alat ukur kuesioner dengan tujuan untuk
43
2. Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengendalian Schistosomiasis Di
akhir masyarakat setelah satu bulan sejak pre test dilakukan. Hasil
masyarakat.
Schistosomiasis.
44
dibandingkan jumlah responden laki-laki sebesar 36.5% yang sedikit
terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pada aspek
psikis dan psikologis taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
Pada penelitian ini umur 35-39 dan 50-54 tahun yang sama-sama memiliki
menunjukkan bahwa p value 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa ada
Schistosomiasis.
45
dalam pemberian informasi melalui media leaflet tentang pengendalian
dapat dilihat dalam bentuk tindakan mereka, dengan cara melakukan dan
mengumpulkan tinja setiap enam bulan sekali, bersedia minum obat yang
atau kebun, menggunakan sepatu boot jika pergi ke daerah fokus aktif,
jamban.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari pada yang tidak terpapar
46
meningkatkan pengetahuan dengan melalui tulisan - tulisan dan gambar
Informasi yang diberikan oleh media leaflet ini dapat langsung dibaca
dan dapat dipahami, pada dasarnya isi dari media leaflet ini berupa gambar
dan tulisan sehingga terlihat lebih menarik bagi sasaran pendidikan agar
fungsi dari media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan
Pemberian media leaflet merupakan salah satu pemberian non formal yang
47
(mata,hidung.telinga,dan sebagainya). Dengan sendirinya pengindraan
2010).
48
BAB V
A. Kesimpulan
3. Hasil pengolahan data dengan menggunakan uji paired sample t-test yang
telah peneliti lakukan, menunjukkan bahwa p value 0,000 < 0,05 yang
pengendalian Schistosomiasis.
B. Saran
dan Sebaiknya bagi Dinas Kesehatan atau petugas kesehatan dan kader
informasi yang diberikan oleh media leaflet ini dapat langsung dibaca dan
dapat dipahami, isi dari media leaflet ini berupa gambar dan tulisan
49
sehingga terlihat lebih menarik dan mempermudah sasaran menerima
2. Bagi institusi
3. Bagi peneliti
karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan tambahan pengetahuan dan
50
DAFTAR PUSTAKA
Anis Nurwidayati dkk. 2015. Survei cepat terhadap tikus dan keong perantara
Schistosomiasis di daerah endemis, Dataran Tinggi Bada Kabupaten
Poso, Sulawesi Tengah. Jurnal Buski, Jurnal Epidemiologi dan Penyakit
Bersumber Binatang. Balai Litbang P2b2 Donggala. Vol. 5, No. 3
(Online).
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/buski/article/view/4485/40
66 di akses 7 februari 2017
Anonim.http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/program_pengendalian_schistoso
miasis.pdf di akses 6 februari 2017
51
Mujiyanto. Jastal. 2014. Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi
Geografis Dalam Identifikasi Fokus Baru Schistosomiasis Di Dataran
Tinggi Bada Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah.(Online)
(http://sinasinderaja.lapan.go.id/wpcontent/uploads/2014/06/bukuprosidin
g_732-739.pdf) di akses 10 januari 2017
Nurul, R., Rau, M. J. dan Anggraini, L. 2014. Analisis Faktor Risiko Kejadian
Schistosomiasis Di Desa Puroo Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Tahun
2014 (Online).
(jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Preventif/article/download/5813/4571)
di akses 30 nopember 2016
Poltekkes Kemenkes Palu, 2016. Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Palu. Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
52
Syamsiyah, N. 2013. Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan
dan Intensi pemberian Asi Eksuklusif Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013.
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan
Masyarakat
Sutrisno, E. 2016. Efektifitas leaflet sebagai media sosialisasi pelayanan pada Badan
Perijinan Terpadu & Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen.
(Online).(https://edysut.files.wordpress.com/2012/06/proposal-riset-media-
efektifitas-leaflet.pdf\) di akses 2 januari 2017
Sugiyono, P.,D. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
CV. Jl.Gegerkalong Hilir No. 84 Bandung
Sunanti Z. Soejoeti. 2017. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial
Budaya.(Online).(http://www.yuniawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/seha
tsakit.pdf) di akses 7 januari 2017
Soegeng S. 2005. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis Dan Infeksi Di Indonesia. Jilid
4.Airlangga University Press. Surabaya. (Online). https://books.google. co.
id/books/about/Kumpulan_makalah_penyakit_tropis_dan_inf.html?hl=id&i
d=YBISqAAACAAJ di akses 7 februari 2017
53