Anda di halaman 1dari 30

GAMBARAN KECEMASAN PETUGAS KESEHATAN

TERHADAP PENINGKATAN KASUS COVID-19 DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMAIPURA
KECAMATAN TANAMBULAVA
KABUPATEN SIGI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Bina Desa Angkatan LXI
Universitas Muhammadiyah Palu
Tahun Akademik 2021/2022

Disusun Oleh :

FADHILAH
NIM : 2011071034

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

TAHUN 2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA BINA DESA(KKN)
ANGKATAN LXI TAHUN AKADEMIK 2021/2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

NAMA : FADHILAH
NIM : 2011071034
FAKULTAS : KESEHATAN MASYARAKAT
DESA / KELURAHAN : SIBALAYA UTARA
KECAMATAN : TANAMBULAVA
KABUPATEN/KOTA : SIGI
PROVINSI : SULAWESI TENGAH

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui


Setelah dikonsultasikan pada tanggal, Maret 2022 dan diperbaiki
Sesuai saran-saran Dosen Pembimbing Lapangan

Palu, Maret 2022


Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Panitia KKN Angkatan LXI

Dr. Ir. Marliyah, M.Si Rukhayati, SE., MM


NBM : 1306764 NIDN. 0916117402

Mengetahui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Dr. Muliadi, SH., MH


NIDN. 0916048703

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan karunianya

sehingga saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian saya di Desa

Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Adapun penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang

harus di penuhi Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Bina Desa Angkatan LXI

Universitas Muhammadiyah Palu Tahun Akademik 2021/2022.

Dalam kesempatan ini juga saya ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Prof. Dr. H. Rajindra Rum, SE., MM. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Palu sekaligus pelindung pelaksanaan KKN.

2. Bapak Dr. Muliadi, SH., MH selaku Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammaditah Palu

3. Ibu Rukhayati, SE., MM selaku Ketua Panitia KKN Angkatan LXI Tahun

Akademik 2021/2022 Universitas Muhammadiyah Palu

4. Ibu Dr. Ir. Marliyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan Posko III

Kampus KKN Angkatan LXI Tahun Akademik 2021/2022

5. dr. Diah Ratnaningsih Selaku Kepala Puskesmas Kamaipura

6. Segenap pihak yang telah membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang
tidak kami sebutkan satu per satu.

iii
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis merasa masih banyak

kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan

yang dimiliki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan penyusunan KTI ini.

Palu, Maret 2022


Penulis

Fadhilah

iv
DAFTAR ISI

HalamanSampul......................................................................................................... i

HalamanPengesahan.................................................................................................. ii

Kata Pengantar........................................................................................................... iii

Daftar Isi..................................................................................................................... iv

BAB I Pendahuluan................................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 4

C. Tujuan.......................................................................................... 4

D. Manfaat ....................................................................................... 4

BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 5

BAB III Metode Penelitian....................................................................................... 16

BAB IV Hasil dan Pembahasan................................................................................ 17

A. Hasil Kegiatan.............................................................................. 17

B. Pembahasan.................................................................................. 18

BAB V Kesimpulan dan Saran.................................................................................. 22

A. Kesimpulan.................................................................................. 22

B. Saran ............................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 22

LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit yang menular

diakibatkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-

CoV-2). SARS-CoV-2 juga mencorakkan covid-19 bentuk baru yang

sebelumnya belum teridentifikasi pada tubuh manusia. Setidaknya, terdapat dua

jenis covid-19 yang ditemukan dan diketahui mengakibatkan penyakit dengan

gejala berat seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East

Respiratory Syndrome (MERS). Gejala umum terpapar covid-19 ditandai dengan

munculnya keluhan gangguan pernapasan akut disertai suhu badan meningkat,

batuk dan napas terasasesak. Gejala timbul lazimnya terjadi 5 sampai 6 hari

dengan masa inkubasi atau terinfeksi terpanjang 14 hari. Pada kasus covid-19

yang parah dapat mengakibatkan sindrom pernapasan akut, pneumonia, gagal

ginjal, dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2020).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) China Country Office mengabarkan

kejadian pneumonia pada tanggal 31 Desember 2019 dan belum diketahui

etiologic nyadari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Negara China

mengidentifikasi kasus tersebut pada tanggal 7 Januari 2020 sebagai jenis baru

corona virus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menyatakankan covid-19

sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

(KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dan

1
pada tanggal 11 Maret 2020 WHO sudahmenetapkan COVID-19 sebagai

pandemic (WHO, 2020).

Berdasarkan data WHO pada 24 Maret 2021, dari 223 Negara, jumlah kasus

terinfeksi covid-19 di dunia adalah 123.902.242 kasus, dan 2.727.837 pasien

covid-19 telah meninggal. Di Negara Indonesia, mengabarkan jumlah kasus

positif covid-19 masih meningkat sebanyak 1.476.452 kasus, dengan kasus

kematian pasien sebanyak 39.983 jiwa dan dinyatakan sembuh1.312.543 jiwa.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa di Indonesia masih mengalami

peningkatan dari jumlah positif covid-19, jumlah kematian dan tingkat

kesembuhan pasien (KPCPEN, 2020).

Covid-19 menyebar sangat cepat keseluruh dunia termaksud di Provinsi

Sulawesi Tengah, pada tanggal 24 Maret 2021 di Provinsi Sulawesi Tengah

dengan11.021kasus positif, dengan 291 orang meninggal, dan 9.812 sembuh

(DinKes Prop SulTeng, 2021). Jumlah kasus di Kabupaten Sigi dengan 596

kasus positif, 13 kematian dan 563 sembuh, Jumlah Kasus di Kecamatan

Tanambulava yang terkonfirmasi 6 kasus, Sembuh 4 orang, Meninggal Dunia 0

orang (DinKes Kab Sigi, 2021).

Kasus terinfeksi Covid-19 terus bertambah setiap hari sehingga menimbulkan

berbagai kerugian seperti halnya gangguan kesehatan fisik, mental, kesenjangan

sosial dan ekonomi (Wang dkk, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Huang

dkk (2020) mengatakan bahwa Gangguan mental yang terjadi akibat pandemi

covid-19 inimeliputi kecemasan, ketakutan, stress, depresi, panik, kesedihan,

frustasi, marah, dan menyangkal. Keadaan tersebut bukan hanya berdampak

2
pada masyarakat umum, tetapi juga dialami oleh seluruh tenaga Kesehatan

seperti dokter, perawat, bidan dan profesi Kesehatan lainnya (Dinah, 2020).

Sehingga, sebagai garis depan petugas Kesehatan dapat mengalami peningkatan

kecemasan karena meningkatnya beban dalam bekerja, sehingga menimbulkan

rasa kekhawatiran terhadap Kesehatan mereka maupun keluarga (Cheng dkk.,

2020).

Dengan semakin bertambahnya jumlah kasus covid-19 di kab. Sigi. Hal ini

mengakibatkan timbulnya perasaan tidak nyaman, gelisah, dan hawatir berada di

lingkungan pekerjaan. Dan, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas

Kesehatan lainnya mereka mengatakan merasa cemas terhadap peningkatan

kasus covid-19 di Kabupaten sigi, khususnya di Kecamatan Tanambulava.

Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi yang mengancam dan tidak

terduga seperti saat terjadi pandemi corona virus. Dan, reaksi yang kemungkinan

berhubungan dengan stress sebagai respons terhadap pandemi corona virus dapat

mencakup perubahan konsentrasi, iritabilitas, kecemasan, berkurangnya

produktivitas, insomnia dan konflik antar pribadi, tetapi khususnya berlaku untuk

kelompok yang langsung terkena dampak misalnya petugas kesehatan (Rosyanti,

2020).

Tingginya tingkat kecemasan dapat mengakibatkan penurunan daya tahan

tubuh, yang dapat mengakibatkan perawat beresiko untuk tertular corona virus.

Oleh sebabitu, petugas kesehatan harus melakukan upaya untuk mengurangi

kecemasan (Dinah, 2020).

3
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian yaitu bagaimana Gambaran Kecemasan Petugas Kesehatan Dalam

Peningkatan Kasus Covid-19 DiWilayah Kerja Puskesmas Kamaipura

Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Kecemasan Petugas Kesehatan Dalam

Peningkatan Kasus Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Kamaipura

Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi.

D. Manfaat Penelitian

1. ManfaatTeoritis

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai gambaran kecemasan

terhadap peningkatan kasus Covid-19 terhadap petugas kesehatan.

2. ManfaatPraktis

Diharapkan menjadi masukan bagi Petugas Kesehatan dalam memberikan

pelayanan penanganan Covid-19, serta dapat menjadi bahan bacaan bagi

peneliti selanjutnya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian Kesemasan

Kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari Bahasa

Latin angustus yang memiliki artikaku, dan ango, anci yang berarti

mencekik. Steven Schwartz S mengemukakan bahwa kecemasan berasal

dari kata Latin anxius, yang berarti penyempitan atau pencekikan.

Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan focus kurang spesifik,

sedangkan ketakutan biasanya responter hadap beberapa ancaman langsung,

sedangkan kecemasan ditandai oleh kekhawatiran tentang bahaya tidak

terduga yang terletak di masa depan. Kecemasan merupakan keadaan

emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatic

ketegangan, seperti berkeringat, hati berdetak kencang, dan kesulitan

bernapas (Annisa, 2016).

2. Etiologi

Ada tiga teori utama pemicu kecemasan, yang ditinjau dari ilmu psikologi

yaitu :

a. Teori Psikoanalitik.

5
Dalam defenisi Freud, kecemasan ditandai dengan adanya kemarahan

yang tanpa di sadari. Kecemasan dianggap hasil dari permasalahan dalam

psikis yang terjadi antara keinginan seks tanpa disadari yang bisa bersifat

agresif terhadap ancaman akibat keegoisan yang berasal dari lingkungan

disekitar. Keegoan dalam diri membuat proses pertahanan merespon

gejala kecemasan sehingga dapat menahan timbulnya pikiran ataupun

perasaan yang ditolak maupun saat berpikir secara sadar.

b. Teori perilaku.

Teori perilaku menjelaskan kecemasan adalah suatu reaksi yang dapat

dikondisikan terhadap rangsangan dari lingkungan tertentu. Contohnya,

dalam lingkungan sosial, diketahui seorang anak mampu meniru reaksi

kecemasan yang berasal dari sekitarnya karena perna hmelihat orang

tuanya merasa cemas.

c. Teorieksistensi.

Teori eksistensi menyerupai bentuk seluruh kecemasan, yang mana

tidak terdapat rangsangan khusus yang didapatkan pada rasa cemas yang

parah. Rancangan utama teori ini adalah orang menjalani kehidupan di

dunia namun tidak memiliki arah. Sehingga dapat dikatakan cemas

merupakan suatu reaksi terhadap perasaan kekosongan eksitensi dari

keadaan yang dialami (Sitorus PA, 2016).

3. Gejala kecemasan

Klasifikasi gejala kecamasan menurut Jeffrey S, Spencer A, dan Beverly,

diantaranya:

6
a. Gejala fisikya itu kegelisahan, banyak berkeringat, anggota tubuh

bergetar, detak jantung kencang, susah bernafas, lemas, panas dingin,

mudah tersinggung atau marah,

b. Gejala behavioral yaitu berperilaku menghindar, terguncang, melekat

dan bergantung pada orang lain,

c. Gejala kognitif yaitu khawatir terhadap sesuatu, merasa terganggu akan

ketakutan terhadap suatu hal yang terjadi di masa depan, meyakini jika

sesuatuhal menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidak

mampuan dalam menyelesaikan permasalahan, merasa kebingungan atau

pemikiran terasa tumpeng tindih, dan sulitberkonsentrasi (Arifiati, 2019)

4. Jenis-Jenis Kecemasan

Menurut freud, ada tiga jenis kecemasan yaitu:

a. Kecemasan Realistik.

Kecemasan realistic merupakan kecemasan individu yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari diakibatkan oleh rasa takut kepada bahaya yang

nyata dalam menghadapi suatu kenyataan di kehidupan sosial.

b. Kecemasan Moral.

Kecemasan moral merupakan kecemasan yang terjadi bukan dari factor

luar, maupun dunia fisik, tapi dari keegoisan dalam diri kita yang

merupakan kata hati yang menyatakan adanya sesuatu hal yang tidak

benar yang telah dilakukan oleh seseorang.

c. KecemasanNeurotik.

7
Kecemasan neurotic merupakan perasaan takut ataupun cemas yang

muncul terhadap berbagai perihal yang belum di ketahui kepastiannya.

Timbulnya perasaan cemas akibat merasa khawatir terhadap suatu hal

yang mungkinakan terjadi pada dirinya (Ja’Far, 2017).

B. Corona Virus Disiease 2019 (Covid-19)

1. Etiologi

Covid-19 dapat disebebkan oleh adanya virus yang termaksud dalam

Keluarga coronavirus.Coronavirus adalah virus RNA strain tunggal

positif,yang menyerupai kapsul dan tidak bersegmen. Terdapat empat

struktur protein utama dari Coronavirus yaitu : protein Nukleokapsid (N),

glikoprotein membran (M), glikoprotein spike (S), protein selubung (E).

Coronavirus masuk dalam golongan ordo Nidovirales, famiy

Coronaviridae. Coronavirus ini mengakibatkan komplikasi pada hewan

maupun manusia. Ada empat genus meliputi alpha coronavirus,.beta

coronavirus,.delta coronavirus dan gamma coronavirus. Ketika belum

ditemukan nya covid-19,terdapat Enam jenis coronavirus yang bisa

mengkontaminasi manusia, yaitu alpha coronavirus (HCoV-229E), beta

coronavirus (HCoV-OC4), alpha coronavirus (HCoVNL63), beta

coronavirus (HCoV-HKU1), beta coronavirus (SARS-CoV) dan beta

coronavirus (MERS-CoV) (Kemenkes RI, 2020).

Coronavirus yang menjadipenyebab covid-19 termasuk dalam

genus betacoronavirus. Hasil analisis struktur genom virus ini

8
memiliki pola seperti coronavirus pada umumnya Sekuens SARS-

CoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang diisolasi pada

kelelawar, sehingga muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari

kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi manusia.

Mamalia dan burung diduga sebagai reservoir perantara (Zhou P,

2020).

2. Patogenesis dan Patofisiologi.

Ditemukan coronavirus lebih banyak mengkontaminasi hewan dan

berputar di hewan. Coronavirus menimbulkan Sebagian besar penyakit

parah dihewan semacam babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus

dinamakan juga dengan zoonotic virus, yang artinya adalah virus yang

ditularkan melalui hewan kepada manusia. Banyak hewan yang hidup di

alam bebasyang bisa membawa mikroorganisme dan bertindak sebagai

vector pada khususnya penyakit menular. Seperti pada kelelawar, musang,

unta, dan tikus bambu, yang merupakan agent dari penyebaran coronavirus.

Diketahui kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) (PDPI,2020).

Melalui selhost-nya Coronavirus bisa memperbanyak diri, karena virus

tidak bisa hidup tanpasel host. Setelah menemukan selhost tropis menya

Siklus dari coronavirus yang Pertama yaitu melakukan perlekatan lalu

masuk virus menuju selhost dijembatani oleh Protein S,yang terdapat pada

9
permukaan virus. Protein S menjadi determinan utama untuk

mengkontaminasi ordohost-nya beserta penentu tropiknya (Wang,

2020).Dalam sebuah pembelajara SARS-CoV, protein S beritautan dengan

penerima di selhost ialah enzim angiotensin-converting enzyme 2(ACE-2).

ACE-2 ini bisa didapati pada mukosa oral, nasofaring, nasal,paru, selepitel

alveolar paru,limpa, hati, ginjal, lambung, usus halus,enterosit usus halus,

usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, sel-selendotel pembuluh darah

vena, jaringan otot polos, dan otak.Jika sudah sukses masuk berikutnya

penyusunan replikasi gen oleh RNA genomvirus, yang mana sintesis virus

RNA melewatitranslasi dan pembentukan dari kompleks jiplakan virus.

Berikutnya yaitu tahap perakitan lalu rilis virus (Fehr A.R, 2015).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk kesaluran pernafasan atas lalu

bereplikasi di dalam selepitel saluran pernapasan atas untuk melakukan

siklus hidupnya. Kemudian menyebar kesaluran pernapasan bawah. Pada

infeksi akut akan terjadi pertumbuhan virus dari saluran napas dan virus

dapat berlanjut tumbuh beberapa lama di sel gastrointestinal. Sejak terpapar

virus sampai munculnya penyakit dapat terjadi sekitar 3 sampai7 hari

(PDPI, 2020).

3. ManifestasiKlinik.

Gejala klinis awal timbulnya pneumonia coronavirus ditandai dengan

demam, yang bisa dikombinasikan dengan batuk keringringan, lemas, sesak

nafas dan aspirasi, diare dan gejala lainnya. Separuh dari pasien mengalami

10
dispnea dalam waktu 7 hari. Dalam kasus yang parah, virus penyakit

berkembang pesat, dengan sindrom gangguan pernapasan akut, septiksyok,

asidosismetabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan pada Sebagian hari.

Disfungsi Sebagian penderita dengan tanda-tanda ringan, tetapi tidak

demam, Sebagian besar penderita mempunyai prognosis yang baik,

sedangkan Sebagian kecil berada dalam keadaan parah atau sampai-sampai

meninggal.

4. Penegakkan Diagnosis.

Pada pemeriksaan anamnesis didapatkan tiga gejala utamaya itu demam,

batuk kering atau Sebagian kecil berdahak dan sesak atau sulit

bernapas(PDPI, 2020).

a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek /possible

1) Seseorang yang mengalami:

a) Demam atau peningkatan suhu tubuh ( ≥380C) atau memiliki

Riwayat demam

b) Batuk,pilek, disertai nyeri tenggorokan

c) Pneumonia ringan sampai dengan berat berdasarkan pemeriksaan

klinis atau gambaran radiologis dan disertai minimal kondisi

mempunyai Riwayat perjalanan keTiongkok atau Negara yang

terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul gejala infeksi.

2) Pasien yang mengalami infeksi pernapasan akut (tingkat ringan

11
sampai berat) dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum

munculnya atau onset gejala:

a) Memiliki riawayat kontak dekat/erat dengan pasien kasus

terkonfirmasi positif atau probable covid-19

b) Memiliki Riwayat kontak dengan hewan penular yang sudah

teridentifikasi

c) Sedang bekerja atau pernah mengunjungi fasilitas pelayanan

Kesehatan dengan kasus terkonfirmasi positif atau probable infeksi

covid-19 (di Tiongkok atau negara/wilayah yang terjangkit)

d) Memiliki Riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki peningkatan

suhu tubuh ( ≥380C) atau Riwayat demam.

b. Orang DalamPemantauan (ODP)

Seseorang yang mengalami gejala peningkatan suhu tubuh atau demam

atau memiliki Riwayat demam meskipun tanpa pneumonia yang memiliki

Riwayat perjalanan keTiongkok atau negara/wilayah yang terjangkit, dan

tidak memiliki satu atau lebih Riwayat paparan diantaranya:

1) Memiliki Riwayat kontak erat dengan seseorang yang terkonfirmasi

covid-19

2) Sedang bekerja atau pernah mengunjungi fasilitas pelayanan

Kesehatan dengan kasus terkonfirmasi positifatau probable infeksi

covid-19 (di Tiongkok atau negara/wilayah yang terjangkit)

3) Memiliki Riwayat kontak dengan hewan penular yang sudah

12
teridentifikasi

c. Kasus Probable

Pasien dalam pengawasan karena memiliki gejala ISPA berat, susah

napas, atau meninggal dunia namun masih dikategorikan suspek covid-19

karena belum ada hasil pemeriksaan yang memastikan bahwa pasien

tersebut terkonfirmasi positif covid-19 .

d. Kasus terkonfirmasi

Seseorang atau pasien yang setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium

menujukan hasil terkonfirmasi covid-19.

C. Tenaga Kesehatan

1. Pengertian

Di dalam Undang-undang Nomor36 tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan, yang merupakan Tenaga Kesehatan adalah setiap orang atau

individu yang mengabdikan diri dibidang Kesehatan sertamemiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang pada jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya pelayanan kesehatan.

Tenaga kesehatan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar

masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan untuk hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya yang merupakan investasi bagi pembangunan

13
sumberdaya manusia yang produktif secara sosial, ekonomi serta sebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana yang dimaksud dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berikut adalah Pengelompokan tenaga kesehatan, yaitu yang dimaksud

dengan :

a. Tenaga medis yaitu dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi

spesialis

b. Tenaga psikologi klinis ialah psikolog klinis

c. Tenaga keperawatan terdiri atas perawat profesional (Ners), perawat

spesialis (Nersspesialis), perawat gigi, perawat vokasional

d. Tenaga kebidanan ialah bidan

e. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian

f. Tenaga Kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga

promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing Kesehatan kerja,

tenaga administrasi dan kebijakankesehatan, tenagabiostatistik dan

kependudukan, serta tenaga Kesehatan reproduksi dan keluarga,

g. Tenaga Kesehatan lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan,

entomology kesehatan, dan mikro biology kesehatan

h. Tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien

i. Tenaga keterapilan fisik terdiri atas fisioterapis, okupasiterapis, terapis

wicara, dan akupunktur

14
j. tenaga keteknisian medis terdiri atas perekammedis dan informasi

kesehatan, Teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah,

refraksionisoptisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi

dan mulut, dan audiologis

k. tenaga Teknik biomedik aterdiriatasra diografer, elektromedis, ahli

teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radio terapis, dan

ortotikprostetik

l. tenaga Kesehatan tradisional terdiri atas tenaga Kesehatan tradisional

ramuan dan tenaga Kesehatan tradisional keterampilan

m. tenaga kesehatan lain terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh

Menteri yang membidangi urusan kesehatan.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna

(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori

dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di

lapangan.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Puskesmas Kamaipura

C. Informan

Pada penelitian ini yang menjadi informan adalah Petugas kesehatan puskesmas

Kamaipura

D. Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data

Dalam pengumpulan data ada dua jenis yaitu :

1. Data Primer

16
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan

Petugas kesehatan puskesmas Kamaipura

2. Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder di peroleh dari Puskesmas Kamaipura

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan

1. Gambaran Lokasi

Sebelum system pemerintahan berlangsung terus-menerus di Desa

Sibalaya, akhirnya beberapa tokoh pada saat itu melakukan musyawarah

untuk mengadakan perubahan Sistem Pemerintahan Kerajaan menjadiKepala

Kampung dengan mengikuti aturan UUD 1945. Dan akhirnya memutuskan

satu keputusan dan mengangkat kepala kampung.

Secara Geografis Desa Sibalaya Utara memiliki luas wilayah 15.10

Km² yang terbagai menjadi 2 Dusun dan 7 RT, yaitu Dusun I ( RT. 1,2,3, &

4), dan Dusun II ( RT. 1,2, & 3 ).

Gambar 1 : Gambaran Peta Administrasi Desa Sibalaya Utara

17
2. Kegiatan Yang di Lakukan

Sebelum menentukan Judul Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah, terlebih

dahulu saya melakukan Observasi untuk melihat permasalah apa yang ada

dilapangan. Sehubungan dengan adanya Pandemi yang terjadi hampir di

seluruh Dunia yang tidak hanya menimbulkan kecemasan pada Masyarakat

Umum, terutama menimbulkan Kecemasan pada Tenaga Kesehatan, maka

saya sebagai Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Universitas

Muhammadiyah Palu, tertarik untuk meniliti tentang seperti apa gambaran

kecemasan pada petugas kesehatan di Puskesmas Kamaipura dalam

menghadapi peningkatan Kasusu Covid-19 di Kabupaten Sigi, Khususnya di

kecamatan Tanambulava.

B. Pembahasan

Dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas Kesehatan

Puskesmas Kamai pura pada 1 orang Doker, 1 orang Perawat, 1 orang Bidan, 1

orang Petugas Apotek, dan 1 orang petugas Laboratorium. Dapat ditarik

18
Kesimpulan bahwa Yang paling memiliki tingkat Kecemasan Paling tinggi, yang

di nilai dari karekteristik :

1. Umur

Umur yaitu lama hidup seorang responden dari lahir sampai dengan saat

penelitian. Dari hasil wawancara pada 6 orang petugas kesehatan di

Puskesmas Kamaipura, pada Usia> 30 tahun memiliki tingkat kecemasan

lebih tinggi disbanding dengan usia< 30 tahun. Mereka beranggapan bahwa

usia yang lebih tua jika terinfeksi covid-19 maka akan lebih beresiko karena

adanya penurunan daya tahan tubuh dalam diri mereka. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhao Hung, dkk (2020) yang

mengatakan orang berusia 13-30 memiliki kecemasan ringan danusia 30-50

tahun secara signifikan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi

dibandingkan lansia (>50 tahun).

2. Jenis kelamin

Jenis Kelamin merupakan Karakteristik biologis yang dilihat dari

penampilan luar.Dari hasil wawancara pada 6 orang petugas kesehatan di

Puskesmas Kamaipura, pada permpuan memiki tingkat kecemasan lebih

tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Dalam sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Sitorus PA, (2016).menunjukan jika Perempuan lebih

menunjukkan tingginya gangguan kecemasan, walaupun terdapat beberapa

tingkatan menurut ragam gangguan cemasnya. Jenis Kelamin perempuan,

berpotensi dua kalilipat terjadinya peningkatan rasa panik, mengganggu

perasaan nyaman secara menyeluruh, rasa takut yang berlebihan

19
(agrophobia) , dan memiliki fobia tertentu disbanding jenis kelamin laki-laki.

Namun, lazimnya memiliki kesamaan yang terjadi pada perempuan ataupun

laki-laki untuk fobia sosial

3. Status perkawinan

Pada wawancara yang dilakukan pada 6 orang petugas kesehatan di

Puskesmas Kamaipura semuanya memiliki status menikah, dan mengatakan

merasa cemas jika mereka menjadi pembawa firus bagi keluarga yang ada

dirumah. Karena tidak adanya responden yang memiliki status Janda/duda

atau belum menikah makan belum dapat sejalan dengan Penelitian yang

dilakukan oleh Zhao Huang dkk(2020) yang mengatakan Orang yang

bercerai dan Para janda menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi

dibandingkan pada orang yang belum menikah dan menikah. Efek ini

mungkin disebabkan oleh kesepian dari orang-orang yang bercerai dan

kurangnya dukungan emosional untuk mereka.

4. Profesi

Profesi adalah melayani masyarakat, merupakan karir yang dilakukan

sepanjang hayat, melakukan bidang dan ilmu dan kerampilan

tertentu,Memerlukan Latihan khusus dalam jangka waktu yang lama.

Melakukan status social dan ekonomi yang tinggi.Dari hasil wawancara

pada 6 orang petugas kesehatan di Puskesmas Kamaipura, rata-rata memiliki

tingkat kecemasan yang tinggi karena beranggapan sebagai garda terdepan

dalam memberikan pelayanan kesehatan, karena bersentuhan langsung

dengan pasien-pasien yang belum diketahui apakah memiliki resiko terpapar

20
covid atau tidak. Apalagi, di Kabupaten Sigi memiliki angka konfirmasi

covid-19 yang cukup tinggi dibandingkan Kabupatenlainnya yang ada di

Sulawesi Tengah. Hal ini sejalan dengan Studi Terbaru yang dilakukan Tan

dkk (2020) di Negara Singapura, 14,5% petugas Kesehatan menderita

kecemasan tingkat sedang hingga kecemasan tingkat parah dibandingkan

dengan tenaga kesehatan di negara lain yang tidak terseran gcovid-19

selamSejalan dengan penelitian tersebut,tenaga professional Kesehatan

dalam penelitian lain di cina menunjukkan tingkat kecemasan secara

signifikan lebih tinggi, dengan insiden sedang (6,23% vs 3,12%) dan parah

(8,67% vs 4,41%) (Zhao Huang dkk., 2020)

5. Riwayat penyakit

Pada wawancara yang dilakukan pada 6 orang petugas kesehatan di

Puskesmas Kamaipura, terdapat 2 orang petugas kesehatan yang memiliki

Riwayat penyakit dan dia terlihat lebih memiliki tingkat kecemasan lebih

tinggi dibandingkan pada petugas Kesehatan lainnya. Riwayat Penyakit

berupa Keterangan tentang penyakit degenerative. Dalam Pedoman

Dukungan Kesehatan jiwa dan Psikososial pada Pandemicovid 19 orang

yang rentan terinfeksi adalah orang yang memiliki penyakit kronik

(Komorbid :penyakit paru, dan penyakit pernafasan lainnya, Jantung,

Hyprtensi, ginjal, diabetes, autoimun, dan kanker) (Kemenkes RI., 2020a).

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Kecemasan merupakan keadaan emosional yang dapat menimbulkan rasa

kurangnyaman serta tidak menentu pada diri seseorang diakibatkan karena

sesuatu perihal yang belum jelas.Dari berbagai penjelasan tentang kecemasan

pada tenaga Kesehatan maka ditarik kesimpulan yang memilki kecemasan lebih

tinggi yaitu pada usia> 30 tahun, pada seorang perempuan, sudah menikah,

berprofesi sebagai tenaga kesehatan dan memiliki Riwayat penyakit komorbid.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas di harapkan kepada petugas kesehatan di

Puskesmas Kamaipura Kecamatan Tanambulava agar dapat mengurangi

kecemasan terkait peningkatan kasus covid-19 di wilayah kerja puskesmas

dengan melakukan aktivitas seperti rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan

22
yang sehat dan bergizi, istirahat yang cukup,selalu berpikir positif serta tetap

menerapkan protocol Kesehatan dengan gerakan 5M yakni memakai masker,

mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa,D.F., dan Ifdil.,2016,Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia


(Lansia),Jurnal Konselor Universitas Padang, 5(2),94-95.

Arifiati, R.F., dan Wahyuni, E.S., 2019,Peningkatan Sense Of Humor Untuk


menurunkan Kecemasan pada Lansia, Journal of Islamic Psychology Poltekkes
Surakarta, 1(2), 148.

Cheng, Q., Liang, M., Li, Y., dkk., 2020, Correspondence Mental health care for
medical staff in China during the COVID-19, Lancet, 7, 15–26. https://
doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30078-X

Dinah, dan Rahman, S., 2020, Gambaran Tingkat Kecemasan Perawat Saat Pandemi
Covid 19 Di Negara Berkembang Dan Negara Maju: A Literatur Review,
JurnalKebidanan&Keperawatan, 11(1), 38-39

Dinas KesehatanPropinsi Sulawesi tengah, 2021, Laporan Update Pusat data dan
Informasi Covid-19 Provinsi Sulawesi Tengah.

Dinas KesehatanKabupatenSigi, 2021, Laporan Surveylans Ketat Covid 19.

Ja’far, R.N.A., 2017, Kecemasan Tokoh Emi Dalam Novel Pillow Talk Karya
Christian Simamora Kajian Psikologi Sastra, Skripsi Program studi bahasa dan
sastra Indonesia, Undip, Semarang.

23
Kemenkes, R.I., 2020, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disiase (Covid-19), Revisi ke-5. Jakarta. 17,21-23

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, 2020, di akses dari
https://covid19.go.id/daftar-rumah-sakit-rujukan

PDPI, 2020, Pneumonia Covid-19, Diagnosis &Penatalaksanaan di Indonesia,


Jakarta.

Profil Desa Sibalaya Utara, 2020

Profil Puskesmas Kamaipura, 2020

Rosyanti, L., dan Indriono, H., 2020, Dampak Psikologis dalam Memberikan
Perawatan dan Layanan Kesehatan Pasien COVID-19 pada Tenaga
Profesional Kesehatan, Health Information Jurnal Penelitian 12(1) 107

Sitorus, P.E., 2016, Gambaran Tingkat Kecemasan Dan Hubungannya Dengan


Berbagai Faktor Pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas,Skripsi Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponegoro. 7-10

WHO timeline - COVID-19, 2020, Available from: https://www.who.int/news-


room/detail/27-04-2020-who-timeline—covid-19

24
25

Anda mungkin juga menyukai