Anda di halaman 1dari 83

ANALISIS KESANTUNAN KOMUNIKASI TENAGA KESEHATAN DALAM

MENGSOSIALISASIKAN PROTOKOL KESEHATAN PADA


MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KECAMATAN
LANGGUDU KABUPATEN BIMA

SKRIPSI

Di Ajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Dan Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Program Studi (Ilmu Administrasi Negara) Dan

Mencapai Gelar Sarjana

IRAWANSAH
NIM :1901052

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS MBOJO BIMA (UMBO)
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL PROPOSAL : Analisis Kesantunan Komunikasi Tenaga

Kesehatan Dalam Mensosialisasikan

Protokol Kesehatan Pada Masa Pandemi

Covid-19 Di Puskesmas Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima

NAMA MAHASISWA : IRAWANSAH

NIM : 1901052

Telah Disetujui Oleh ;

Pembimbing I Pembimbing II

(Firman, SE.,M.AP) (Kasman, S.Pd.,M.Pd.)


NIDN. 0816026801 NIDN. 0827088801
Mengetahui:

UNIVERSITAS MBOJO BIMA (UMBO)

Rektor,

Dr. Rifai, S.Sos.,M.Si


NIDN.8808420016

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan Rahmad dan Hidayah Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang

telah membawa umatnya dari tirani kebodohan menuju alam kecerdasan

seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Penulisan proposal skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan program sarjana SI pada jurusan Ilmu Administrasi

Negara di UNIVERSITAS Mbojo-Bima..

Penulis menyadari bahwa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak

telah memperlancar penyelesaiannya. Sehubung dengan hal tersebut, ucapan

terimakasih yang tulus penulis haturkan, karena penulis menyadari bahwa

tersusunnya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan

ini penulis ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. H.Mukhar Yasin, M.AP Selaku Ketua yayasan Pembina

Pendidikan Mbojo Bima.

2. Bapak Dr. Rifai, S.Sos., M.Si Selaku Ketua) UNIVERSITAS MBOJO

BIMA

3. Bapak Firman, SE.,M.AP Selaku Pembimbing I dan Bapak Kasman, S.Pd.,

M.Pd Selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan

arahan serta petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan moril
maupun materi selama ini, anakmu ucapkan banyak-banyak terimakasih.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dorongan materi maupun moril, sehingga

proposal skripsi ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk penyempurnaan pada penelitian selanjutnya, dan

akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis

serta rekan-rekan pembaca.

Bima, 20 Februari 2023

Penulis,

IRAWANSAH

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 12

C. Tujuan penelitian........................................................................ 12

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesantunan ................................................................................ 14

1. Pengertian kesantunan ......................................................... 14

2. Pengertian Kesopanan Menurut Para Ahli........................... 14

B. Komunikasi................................................................................ 16

1. Pengertian Komunikasi........................................................ 16

2. Faktor – faktor Penunjang dan Penghambat Komunikasi.... 19

3. Tujuan Komunikasi Kesehatan............................................ 23

4. Wabah Covid 19................................................................... 24

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian................................................ 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitiaan.................................................... 28

C. Sumber Data dan Teknik Pegumpulan Data.............................. 28

D. Validasi Data.............................................................................. 30

E. Teknik Analisis Data.................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran hasil penelitian......................................................... 31

B. Pembahasan............................................................................... 34

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 65

B. Saran......................................................................................... 66

DAFRAR PUSTAKA................................................................................ 76

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena pandemic Covid-19, yang diawali pada 31 Desember

2019,dimana WHO China Country Offce melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Yang

kemudian pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifkasi pneumonia

yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus

(novel coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCV mulai menjadi pendemi

global dan menjadi masalah kesehatan dibeberapa negara di luar RRC.

Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia

dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan

kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga

akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel

Coronavirus. Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian

dan kasus- kasus baru diluar China. (Wonok, 2020).

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai

Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia. Pada tanggal 12 Februari

2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini

dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). terinfeksi Coronavirus dan

orang yang mengalami gejala batuk, demam dan gangguan pernapasan

(WHO, 2020). (Firdayanti, 2020).

1
Hingga saat ini penyebaran covid 19 di Indonesia bukan hanya ada

pada kota- kota besar saja, namun sudah merambah hingga desa-desa yang

mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan puluhan ribu orang

terinfeksi. Selain dampak kesehatan, dampak lain yang ditimbulkan adalah

permasalahan ekonomi dan social dimana-mana. Oleh sebab itu pemerintah

pusat membuat banyak aturan untuk mencegah penyebaran dan

menanggulangi dampak yang ditimbulkan baik undang- undang, peraturan

presiden, peraturan menteri, surat edaran hingga maklumat kapolri nomor

Mak/2/III/2020 tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam

penyebaran virus corona (covid-19). Pandemi Covid-19 juga menekan

perekonomian dari berbagai sudut, tidak terkecuali terhadap perekonomian

desa. Untuk saat ini, dampak Covid-19 lebih dirasakan oleh masyarakat

diperkotaan. Namun, mengingat pekerja musiman memiliki mobilitas cukup

tinggi, dari desa ke kota lalu kembali ke desa.

Wabah Covid-19 juga bisa merebak di Kecamatan.Langgudu,

Kabupaten Bima, Dengan adanya permasalahan tersebut dibutuhkan langkah

strategis dari Puskesmas Langgudu dalam rangka pencegahan penyebaran

virus corona. Demikian juga bagi setiap puskesmas. Berbagai startegi yang

dilakukan mulai dari penganggaran dana desa untuk membantu masyarakat

terkena dampak, membuat pos penjagaan orang keluar masuk desa, membeli

peralatan seperti pengukur suhu tubuh, disinfentan, peralatan cuci tangan

dan juga menghimbau masyarakat untuk mengikuti protocol kesehatan yang

telah dikeluarkan oleh pemerintah, mewajibkan surat kewaspadaan bagi

2
orang yang berasal dari luar kecamatan langgudu, pembatasan berbagai

kegiatan Ibadah, social, budaya Namun dalam keberlangsungannya,

strategi Puskesmas Langgudu tersebut masih kurang efektif. Hal itu terlihat

diantaranya dari pos penjagaan tidak ada yang menjaga sehingga keluar

masuk orang otomatis tidak diawasi, masih adanya kegiatan perkumpulan

yang melibatkan lebih dari 20 orang, banyak masyarakat yang belum sadar

akan protocol kesehatan.

Dimana Puskesmas kecamatan Langgudu, kabupaten Bima harus

merelokasi penggunaan Dana Desa yang semula dipergunakan untuk empat

kewenangan desa mulai dari penyelenggaraan mengkempanyekan, terkait

pandemic COVID-19. Salah satunya untuk bidang penanggulangan bencana,

darurat dan mendesak setiap puskesmas melakukan kempanye untuk

menjaga kesehatan bagi masyarakat langgudu.

Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan jumlah kasus

yangpeningkatannya agak melambai. Data kasus Covid-19 pada tanggal 12

Juni 2020 Nusa Tenggara Barat khususnya Kabupaten Bima termasuk

Wilayah dengan transmisi lokal yakni wilayah yang melaporkan kasus

konfirmasi yang penularannya diketahui secara lokal di wilayahnya.

Berdasarkan Data di Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima dalam

menghadapi persoalan covid-19, hal ini disebabkan oleh pengetahuan

masyarakat tentang covid-19 yang sangat terbatas dalam memahami tentang

kondisi virus covid-19 yang sangat mematikan, bahkan lebih ganas dari

virus-virus sebelumnya, dan tata cara pelaksanaan kampanye sudah sangat

3
ketak dilakukan oleh petugas puskesmas dalam hal pencegahan covid -19

diwilayah kerja puskesmas langgudu.

Penanganan covid-19 dan peran komunikasi menjadi dua hal yang

menjadi bagian yang terpenting sebagaimana teori Muhammad dikutip oleh

(Syaipudin, 2020), bahwasanya komunikasi berperan dalam segala aspek

kehidupan. termasuk dalam hal interaksi yang berhubungan dengan

masyarakat luas mengenai pemberitaan maupun informasi-informasi

pandemi covid-19 ini. Sehingga stakeholder terkait dalam menangani covid-

19 harus memberikan informasi-informasi yang jelas dan mudah dipahami

masyarakat luas.

Peraturan perundang-undangan tersebut menjadi landasan kuat upaya

untuk menangani covid19 agar tidak menyebar luas ke masyarakat dan dapat

ditanggulangi demi terhentinya dan terputusnya wabah covid19, sehingga

nantinya masyarakat bisa hidup normal dan berkativitas seperti biasa tanpa

adanya ketakutan terhadap wabah covid19.

Berbagai sektor di Indonesia mulai mempersiapkan prosedur

ProtokolKesehatan sebagai skenario New Normal. Kementerian Kesehatan

RI juga telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan

Pengendalian Covid-19 diantaranya yaitu: selalu menjaga kebersihan tangan,

hindari menyentuh bagian wajah, menerapkan etika ketika batuk dan bersin,

selalu menggunakan masker, jaga jarak dengan yang lain, lakukan isolasi

mandiri ketika merasa diri tidak sehat, menjaga kesehatan dengan

4
mengkonsumsi makanan bergizi dan rajin olahraga, ketika kembali kerumah

jangan bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum kita mandi. Inilah

protokol yang dikeluarkan pemerintahan dalam hal ini Kementerian

Kesehatan RI.

Tenaga kesehatan dalam hal ini Puskesmas Kecamatan Langgudu

sebagai unit langsung pelayanan kesehatan kepada masyarakat bekerja sama

dengan pemerintah Kecematan Langgudu guna mencegah penyebaran

Covid-19 antar desa untuk menghimbau kepada masyarakat agar

menjalankan protokol kesehatan. Pemerintah Kecematan Langgudu juga

melakukan pembatasan aktivitas diluar camat dan desa serta begitu juga

dengan desa tetangga. Penanganan Covid-19 demi melakukan pencegahan

penularan, pemerintah di Kecematan Langgudu, Kabupaten Bima juga

menerapkan sekolah daring, interaksi dipasar juga dibatasi dan lain

sebagainya.

Peneliti tertarik melalukan penelitian di puskesmas langgudu

dikarenakan Pemerintahan didaerah terlebih khusus di Kecematan Langgudu,

bekerja sama dengan dinas kesehatan puskesmas Langgudu, sudah

menghimbau kepada masyarakat untuk menerapkan prosedur Protokol

Kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Namun demikian

dalam melakukan Protokol Kesehatan pandemi Covid-19 di masyarakat

Kecematan Langgudu, sesuai dengan yang diamati peneliti dilapangan bahwa

masih ada masyarakat yang belum menerapkan protokol kesehatan pandemi

Covid-19 Seperti tidak memakai masker saat beraktivitas diluar rumah, masih

5
banyak yang tidak menjaga jarak dalam hal ini berkerumunan di satu tempat

yang sama, masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencuci

tangan/memakaihandsanitizer dan masih kurangnya pemahaman masyarakat

tentang pencegahan Covid-19. Dan etika komunikasi baik dari pihak tenaga

kesehatan maupun pemerintah belum sesuai dengan kondisi masyarakat desa

langgudu.

Komunikasi pemerintah di Kecematan Langgudu, dengan masyarakat

di lapangan penelitian yang terlihat interaksi mereka terlihak baik.

Masyarakat juga sangat rama kepada pemerintah begitu juga sebaliknya.

Masyakat didesa menjalankan aktivitas sehari-hari, aktivitas mereka seperti

aktivitas masyarakat desa pada umumnnya yang memiliki aktivitas berbeda-

beda. Ada yang aktivitasnya sebagai pedagang ada sebagai petani dan lain

sebagainya. Akan tetapi pada masa pandemi ini tentunya juga memiliki

dampak kehidupan bagi masyarakat Di Kecematan Langgudu. Sehingga

menyebabkan masyarakat di desa tetap menjalankan aktivitas mereka sehari-

hari. Pemerintah memberi mereka izin untuk menjalankan aktivitas sehari-

hari untuk keberlangsungan hidup mereka, maka dari itu pemerintah sangat

menghimbau kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan

ketika beraktivitas di luar lingkungan rumah.

Tenaga kesehatan masyarakat memiliki kemampuan komunikasi

dalam memahami pola- pola promotif dan preventif covid-19 di masyarakat,

maka dari itu diperlukan dalam merancang program dan kebijakan untuk

mempercepat penanganan Covid-19 dalam hal ini tenaga kesehatan yang

6
berada langsung pada lingkungan masyarakat seperti pada Puskesmas, yang

akan memberikan arahan tentang cara mencegah penyebaran Covid-19.

Secara praktis atau dalam praktik kehidupan sehari-hari, definisi,

makna, arti, atau pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan

kepada orang lain. Pesan (message) itu bisa berupa informasi, pemberitahuan,

keterangan, ajakan, imbauan, bahkan provokasi atau hasutan. Kata kunci

dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah proses

komunikasi dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin atau

harus disampaikan kepada pihak lain.

Hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Penggunaan “bahasa”

komunikasi pernyataan dinamakan pesan, orang yang menyampaikan pesan

disebut komunikator sedangkan orang yang menerima pernyataan dinamakan

komunikan. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan. Jika di analisis pesan terdiri dari dua

aspek, pertama isi pesan, kedua lambang. Konkretnya isi pesan itu adalah

pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa.

Komunikasi dapat menjadi penyelamat kelangsungan hidup diri sendiri

yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan keselamatan pribadi,

menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi

pribadi. Selain itu, dapat pula untuk kelangsungan hidup masyarakat,

tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan

7
keberadaan suatu masyarakat. Komunikasi, dalam konteks apapun adalah

bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene Spitt, komunikasi

(ujaran) adalah jembatan antarabagian luar dan bagian dalam kepribadian.

“Mulut sebagai rongga utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan

persepsi luar.”

Kata komunikasi berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”,

atau “communicare” yang berarti “berpartisipasi”. Komunikasi menyarankan

bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Akan

tetapi, definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi

merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita

berbagi pikiran,”. “kita mendiskusikan makna,” dan “kita mengirimkan

pesan.”

Menurut Effendy Uchjana, (2005) komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh satu orang keorang lain untuk menginformasikan,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung)

maupun tidak langsung (melalui media). Strategi komunikasi pada hakikatnya

adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk

mencapai tujuan.

Menurut, Carl I. Hovland (dalam Deddy Mulyana,2005: 62) menyatakan

bahwa komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang

menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal)

untuk mengubah perilaku orang lain. Kesimpulan pengertian komunikasi

adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain secara praktis atau

8
praktek dalam kehidupan sehari- hari, agar seseorang mendapatkan pesan

yang disampaikan kepada orang lain untuk memberitahu, berpendapat,

mengubah sikap atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Komunikasi mengenai manusia merupakan proses yang melibatkan individu-

individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang

merespon dan menciptakan pesan untuk lingkungan.

Sesuai dengan namanya, konsep komunikasi kesehatan berakar dari dua

konsep yaitu komunikasi dan kesehatan itu sendiri. Komunikasi berasal dari

bahasa Latin communicatus yang artinya “berbagi” atau “menjadi milik

bersama”, menegaskan bahwa tujuan dilakukannya adalah untuk berbagi

dalam kebersamaan. Secara mendasar dan sederhana, komunikasi adalah

proses penyampaian atau pembagian pesan dari satu pihak ke pihak lain

supaya mendapatkan pemahaman bersama terhadap suatu hal pada pesan

tersebut. (Ahazrina, 2017).

Sedangkan pengertian kesehatan berasal kata dari sehat, dan dapat

dimaknai secara luas baik sehat jasmani maupun rohani. Gochman dan De

Clereq menjelaskan bahwa kesehatan dapat sangat luas dan cukup sulit untuk

maknanya, dimana bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang mengandung

komponen biomedis, personal, serta sosiokultural. Hal ini juga bisa berarti

kalau kesehatan adalah kondisi atau keadaan dimana seseorang terbebas dari

segala penyakit fisik dan juga dilihat dari segi mental atau perasaan yang

memang lebih sulit untuk dilihat dan diamati secara kasat mata. (Ahazrina,

2017).

9
Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009), komunikasi

kesehatan yaitu seni menginformasikan, mempengaruhi dan memotivasi

individu, institusi, serta masyarakat tentang isu-isu penting di bidang

kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam

masyarakat. Sedangkan menurut Cline, R. dalam Liliweri (2009), komunikasi

kesehatan merupakan sebuah bidang teori, riset dan praktek yang berkaitan

dengan pemahaman dan saling ketergantungan mempengaruhi komunikasi

(interaksi simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan

kesehatan terkait, perilaku dan hasil.

Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), merupakan usaha

yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan 8

masyarakat dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi,

baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa.

Ratzan dalam Liliweri (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan anara partisipan berdasarkan

dialog dua arah yang di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran

gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan,

juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh

informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman

bersama.

Berdasarkan kedua konsep tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa

komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan berisi hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan oleh pemberi pesan kepada penerimanya melalui

10
berbagai media yang dianggap tepat. Penyampaian pesan ini memiliki tujuan

dasar untuk memberikan pengarahan mengenai kesehatan secara utuh baik

jasmani dan rohani guna mendukung tercapainya perilaku manusia untuk

kesejahteraan sosial. Pesan-pesan yang terdapat di dalam komunikasi

kesehatan tentunya lebih berfokus dan khusus dibanding komunikasi secara

umum, yang biasanya meliputi mengenai isu-isu kesehatan yang sedang

beredar dan bagaimana penjagaaan kesehatan yang tepat bagi masyarakat.

Dengan menerapkan konsep komunikasi kesehatan, berbagai strategi

komunikasi digunakan supaya dapat menyampaikan informasi dan edukasi

kesehatan kepada berbagai lapisan masyarakat supaya dapat berperan aktif

dalam penggalakkan kesehatan. Penggalakkan kesehatan ini mencakup

berbagai hal dari soal penjagaan diri dari penyakit, proses pencegahan

penyakit, sampai bagaimana menyadari kalau orang-orang di sekitar

mengalami kondisi kesehatan yang tidak sehat baik secara jasmani maupun

rohani. Dengan begitu, masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan

mendasar dan informasi yang mumpuni mengenai kesehatan untuk dapat

memiliki sikap dan perilaku masyarakat yang mengedepankan pola hidup

sehat. (Ahazrina, 2017).

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi kesehatan memiliki

dua unsur penting yang menjadi dasar dalam konsep kajiannya, yaitu:

Masyarakat yang terdiri dari individu-individu melakukan proses komunikasi

untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dengan menggunakan berbagai

elemen dan strategi yang ada dalam kajian komunikasi. Media dan teknologi

11
terkini digunakan sebagai sarana atau channel untuk melakukan proses

penyampaian pesan-pesan kesehatan secara lebih luas supaya dapat

menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran individu serta komunitas terhadap

pentingnya kesehatan.

Komunikasi merupakan salah faktor pendukung utama tenaga

kesehatan, dalam mengekspresikan peran dan fungsinya. Salah satu

kompetensi yang harus dimiliki tenaga kesehatan adalah kemampuan

berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami dalam memberikan

pelayanan msyarakat. Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya

pemecahan masalah, mempermudah pemberian bantuan, baik dalam

pelayanan medik, maupun psikologi.

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesantunan

Komunikasi Kesehatan Dalam Mengsosialisasikan Protokol Kesehatan

Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Puseksmas Langgudu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut : Bagaimana kesantunan bahasa yang digunakan

tenaga kesehatan masyarakat terkait pelayanan covid-19 di puskesmas

Kecematan Langgudu Kabupaten Bima?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarakan uraian latar belakang di atas maka dapat diuraikan Tujuan

Penulisan sebagai berikut : untuk mengetahui bentuk komunikasi masyrakat

12
terkait pelayanan covid-19 di puskesmas Kecamatan Langgudu, Kabupaten

Bima

D. Manfaat Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, adapun yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :

1. Secara teoritis

Dapat menambah sumber pengetahuan atau informasi mengenai

komunikasi kesehatan dengan masyarakat.

2. Manfaat praktik

a. Manfaat untuk Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan masukan atau salah satu sumber

informasi bagi kesehatan mengenai komunikasi kesehatan dengan

masyarakat.

b. Manfaat untuk Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi

masyarakat khususnya Kecematan Langgudu Kabupaten Bima.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesantunan

1. Pengertian kesantunan

Sudah sebaiknya kita memiliki perilaku kesopanan sebagai konsep

yang tegas seperti gagasan etika dan tingkah laku sosial yang sopan yang

terdapat dalam budaya. Melalui sikap kesopanan orang dapat dikatakan

memiliki sifat bijak, pemurah, simpatik, dan rendah hati. Sudah saatnya

kita menyadari jika partisipan interaksi merupakan norma-norma dan

prinsip-prinsip yang ada di dalam masyarakat luas. Kesantunan berkaitan

dengan budaya dan nilai yang bersifat relatif di suatu masyarakat. Suatu

tuturan dapat dikatakan sopan, akan tetapi di tempat lain bisa saja

dianggap menjadi tidak sopan. Sebaiknya kita hrus paham dan bisa

menempatkan diri dengan sadar dimana kita berkomunikasi. Manusia

merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu, sudah seharusnya setiap

manusia paham akan tata cara berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Kesopanan Menurut Para Ahli

1) Nadar,mengatakan bahwa kesopanan berbahasa dapat disebut

kesantunan berbahasa yang dipakai penutur untuk mengurangi rasa

tidak senang, tidak berkenan hati, atau sakit hati akibat tuturan yang

diucapkan oleh penutur. Maksudnya, dengan komunikasi bahasa yang

santun dapat menjadikan kegiatan berkomunikasi menjadi baik dan

saling menghormati. Seperti yang dikatakan Chaer (2010:10)

14
kesantunan berbahasa pada suatu tuturan terdapat tiga kaidah yang

harus dipatuhi seperti; formalitas, kesamaan, dan ketidaktegasan.

Kaidah formalitas memiliki arti jika tuturan tidak boleh ada unsur

pemaksaan. Kaidah kesamaan berarti adanya kesetaraan penutur

dengan lawan tutur, dan kaidah ketidaktegasan dapat diartikan bahwa

lawan tutur mempunyai pilihan untuk mersepon tuturan yang telah

disampaikan.

2) Prayitno, mengungkapkan prinsip kesantunan berhubungan dengan

pandangan norma sosial, teori kontrak percakapan, teori maksim

percakapan, serta teori penyelamatan muka. Pandangan norma sosial

merupakan ciri masyarakat yang pasti memiliki adat istiadat, aturan

norma, dan tatanan masyarakatl. Kesantunan sosial tersebut bersifat

mengikat partisipasi dalam hubungan masyarakat. Berhubungan

dengan penelitian, Rahardi (2005:35) mengatakan penelitian

kesantunan mengambil kajian penggunaan bahasa pada suatu

masyarakat dengan bahasa tertentu atau berbeda-beda. Perbedaan

kehidupan masyarakat dengan bermacam-macam latar belakang

budaya dan situasi sosial ini dapat disatukan dengan kesantunan

berbahasa untuk saling menghormati.Dapat disimpulkan bahwa

kesantunan berbahasa merupakan bagian dari etika dalam hubungan

komunikasi agar tercipta dengan baik, santun dan mencegah adanya

permasalahan dalam segala kegiatan yang dilakukan manusia.

15
3) Rahardi (2006:59) menyatakan bahwa Leech membagi prinsip

kesantunan menjadi enam yang terdiri dari; maksim kebijaksanaan

(mengurangi kerugian orang lain dan menambahi keuntungan orang

lain), maksim kedermawanan.

4) (Mengurangi keuntungan diri sendiri dan menambahi pengorbanan diri

sendiri), maksim penghargaan (mengurangi cacian pada orang lain dan

menambahi pujian pada orang lain), maksim kesederhanaan

(mengurangi pujian pada diri sendiri dan menambahi cacian pada diri

sendiri), maksim permufakatan (mengurangi ketidaksesuaian antara

diri sendiri dengan orang lain dan meningkatkan persesuaian antara

diri sendiri dengan orang lain).

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

dari bahasa Latin commucicatio, dan bersumber dari kata communis yang

berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Menurut Carl I.

Hovland, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain

(communication is the process to modify the behavior of other

individuals). Sedangkan menurut Shannon dan Weaver, komunikasi

adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu

sama lainnya, sengaja maupun tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk

komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi

muka, lukisan, seni dan teknologi.

16
Menurut Harold D. Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut: Who

Says What In Which Channel To Whom With What Effect. Definisi Harold

D.Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling

bergantung satu sama lain, yaitu.

1) Sumber (Source)

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia,

sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk

kelompok. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam

bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

2) Pesan (Message)

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu

yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat

disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui proses media

komunikasi.

3) Media (Channel)

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa

pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa

media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi

antar pribadi, panca indra dianggap sebagai media komunikasi. Dalam

komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan

17
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka dimana setiap orang

dapat melihat, membaca dan mendengarkan.

4) Penerima (Receiver)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang

dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih,

bisa dalam bentuk kelompok, ataupun massa. Penerima pesan

merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah

yang menjadi sasaran dari komunikasi.

5) Pengaruh (Effect)

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang

dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan

sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan,

sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa

jugadiartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,

sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.Namun,

terdapat banyak terminologi penertian komunikasi dari para ahli

komunikasi, diantaranya:

a) Wilbur Schramm: “Komunikasi merupakan tindakan

melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan

bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa

pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol

yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh

penerima”

18
b) Everett M. Rogers: “Komunikasi ialah proses yang di dalamnya

terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada

penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya.”

2. Faktor – faktor Penunjang dan Penghambat Komunikasi

a. Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi

1) Penguasaan Bahasa

Kita ketahui bersama bahwa bahasa merupakan sarana

dasar komunikasi. Baik komunikator maupun audience

(penerima informasi) harus menguasai bahasa yang digunakan

dalam suatu proses komunikasi agar pesan yang disampaikan

bisa dimengerti dan mendapatkan respon sesuai yang

diharapkan. Jika komunikator dan audience tidak menguasai

bahasa yang sama, maka proses komunikasi akan menjadi lebih

panjang, karena harus menggunakan media perantara yang bisa

menghubungkan bahasa keduanya atau yang lebih dikenal

sebagai translator (penerjemah).

2) Sarana Komunikasi

Sarana yang dimaksud adalah suatu alat penunjang dalam

berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal.

Kemajuan IPTEK telah menghadirkan berbagai macam sarana

komunikasi, sehingga proses komunikasi menjadi lebih mudah.

Semenjak ditemukannya berbagai media komunikasi yang lebih

baik selain direct verbal (papyrus di Mesir serta kertas dari Cina

19
), maka komunikasi bisa lebih di sampaikan secara tidak

langsung walau jarak cukup jauh dengan tulisan atau surat.

Semenjak penemuan sarana komunikasi elektrik yang lebih

canggih lagi (televisi, radio, pager, telepon genggam dan

internet) maka jangkauan komunikasi menjadi sangat luas dan

tentu saja hal ini sangat membantu dalam penyebaran informasi.

Dengan semakin baiknya koneksi internet dewasa ini, maka

komunikasi semakin lancar dan up to date. Misalnya saja

peristiwa unjuk rasa massal yang menyebabkan kekacauan di

Mesir telah bisa kita ketahui bahkan secara live.49

3) Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir (kecerdasan) pelaku komunikasi baik

komunikator maupun audience sangat mempengaruhi

kelancaran komunikasi. Jika intelektualitas komunikator lebih

tinggi dari pada komunikan, maka komunikator harus berusaha

menjelaskan. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir yang

baik agar proses komunikasi bisa menjadi lebih baik dan efektif

serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Begitu juga dalam

berkomunikasi secara tidak langsung misalnya menulis artikel,

buku ataupun tugas-tugas perkuliahan (laporan bacaan, makalah,

kuisioner dan lain-lain), sangat dibutuhkan kemampuan berpikir

yang baik sehingga penulis bias menyampaikan pesannya

dengan baik dan mudah dimengerti oleh pembacanya. Demikian

20
juga halnya dengan pembaca, kemampuan berpikirnya harus

luas sehingga apa yang dibacanya bisa dimengerti sesuai dengan

tujuan si penulis. Jika salah satu(penulis atau pembaca) tidak

memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka apa yang

disampaikan bisa tidak dimengerti sehingga tidak mencapaia

tujuan yang diharapkan.

4) Lingkungan yang Baik

Lingkungan yang baik juga menjadi salah satu factor

penunjang dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan di

suatu lingkungan yang tenang bisa lebih dipahami dengan baik

dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan di tempat

bising/berisik. Komunikasi di lingkungan kampus Perguruan

Tinggi tentu saja berbeda dengan komunikasi yang dilakukan di

pasar.

b. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi

1) Hambatan Sosiologis – Antropologis – Psikologis

a) Hambatan Sosiologis

Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies

mengklasifikasikan kehidupa masyarakat menjadi dua

jenis, yaitu: Gemeinschaft dan gesellschaft. Gemeinschaft

adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi, statis, dan

rasional, seperti dalam kehidupan rumah tangga.

Sedangkan, gesellschaft adalah pergaulan hidup yang

21
bersifat pribadi, dinamis, dan rasional, seperti pergaulan di

kantor atau dalam organisasi. Karena dalam kehidupan

masyarakat itu terbagi atas berbagai gologan dan lapisan,

menimbulkan perbedaan status social, agama, ideologi,

tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya,

semua itu menjadi hambatan dalam berkomunikasi dan

inilah yang termaksud dalam hambatan sosiologis.

Hambatan Antropologis Manusia. meskipun satu

sama lain sama dalam jenisnya sebagai makhluk homo

sapiens, tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal.

Dalam komunikasi misalnya, komunikator dalam

melancarkan komunikasinya dia akan berhasil apabila dia

mengenal siapa komunikan dalam arti ‘siapa’ disini adalah

bukan soal nama, melainkan ras, bangsa, atau suku apa si

komunikan tersebut. Dengan mengenal dirinya, akan

mengenal pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma

kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.

Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu pesan yang

disampaikan komunikator diterima oleh komunikan secara

tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received atau secara

inderawi dan dalam pengertian accepted atau rohani. Teknologi

komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak akan berfungsi.

22
b) Hambatan Psikologis Faktor psikologis sering menjadi

hambatan dalam berkomunikasi. Hal ini umunnya disebabkan

komunikator dalam melancarkan komunikasinya tidak terlebih

dahulu mengkaji komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil

apabila komunikansedang sedih, bingung, marah, merasa

kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psikologi lainnya; juga jika

komunikasi menaruh prasangka kepada komunikator.

Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi

kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum

apaapa sudah bersikap menentang komunikator. Apalagi kalau

prasangka itu sudah berakar, seseorang tidak lagi berpikir

objektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu

dinilai negatif. Prasangka sebagai faktor psikologis dapat

disebabkanoleh aspek antropologis dan sosiologis, dapat terjadi

terhadap ras, bangsa suku bangsa, agama, partai politik,

kelompok dan apa saja yang bagi seseorang merupakan suatu

perangsang disebabkan dalam pengalamannya pernah diberi

kesan tidak enak.

Berkenaan dengan faktor-faktor penghambat

komunikasi yang bersifat sosiologis–antropologis–psikologis

itu menjadi permasalahan ialah bagaimana upaya kita

mengatasinya. Cara mengatasinya ialah mengenal diri

komunikan dengan mengkaji kondisi psikologinya sebelum

23
komunikasi terjadi, dan bersikap empatik kepada komunikan.

3. Tujuan Komunikasi Kesehatan

Cara mendasar, tujuan dari komunikasi kesehatan terbagi

menjadi tujuan strategis dan tujuan praktis. Tujuan strategis dari

komunikasi kesehatan ada empat, yaitu:

a) Menyampaikan informasi kesehatan dari satu pihak ke pihak lain,

yang mana diharapkan dan ditujukan supaya pihak yang diberi

informasi akan menyampaikan lagi informasi tersebut ke pihak

selanjutnya. Dengan begitu terjadi rantai informasi dan

pengetahuan kesehatan yang terus- menerus dan bersambung

sehingga dapat diketahui oleh berbagai kalangan masyarakat.

b) Membuat orang yang diberikan informasi dan edukasi dapat

membuat keputusa mengenai kesehatan, baik untuk diri mereka

sendiri maupun orang sekitar seperti keluarga atau kerabat.

c) Membentuk terciptanya perilaku hidup yang sehat baik jasmani

atau rohani, dimana orang-orang yang mendapatkan informasi

dapat menjaga kesehatan mereka sendiri dan berusaha keras

untuk terus menciptakan lingkungan yang sehat.Mengajak orang

untuk memperhatikan dan memelihara kesehatan diri mereka

masing-masing, sehingga dapat terus sehat jasmani dan rohani

serta terhindar dari berbagai ancaman penyakit Mos, 2006,24) ini

adalah (1) pemahaman terhadap pesan oleh penerima oleh

masyarakat terkait isi kampanye kesehatan oleh petugas

24
Puskesmas Kecamatan Langgudu, (2) memberikan kesenangan

kepada pihak-pihak yang berkomunikasi, (3) memengaruhi sikap

orang lain, (4) memperbaiki hubungan, (5) memberikan hasil

yang sesuai dengan yang diinginkan dalam bentuk tindakan dari

penerima pesan.

C. Wabah Covid 19

Fenomena pandemic Covid-19, yang diawali pada 31 Desember

2019, dimana WHO China Country Offce melaporkan kasus pneumonia

yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Yang kemudian pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifkasi

pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru

coronavirus (novel coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCV mulai

menjadi pendemi global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa

negara di luar RRC. Berdasarkan World Health Organization (WHO)

kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan

telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran

epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa

penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Pandemi ini

terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus- kasus

baru di luar China. (Wonok, 2020).

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19

sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia. Pada

25
tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel

coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease

(Covid-19). Covid-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk

dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS

pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya.

Untuk mengantisipasi penyebarannya, maka penggunaan

masker disertai dengan peningkatan kebiasaan penggunaan pembersih

tangan yang mengandung alkohol atau mencuci tangan dengan

menggunakan air dan sabun menjadi salah satu upaya yang

direkomendasikan terutama bagi yang sedang merawat pasien terinfeksi

Coronavirus dan orang yang mengalami gejala batuk, demam dan

gangguan pernapasan (WHO, 2020). (Firdayanti, 2020).

Hingga saat ini penyebaran covid 19 di Indonesia bukan hanya

ada pada kota- kota besar saja, namun sudah merambah hingga desa-

desa yang mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan puluhan

ribu orang terinfeksi. Selain dampak kesehatan, dampak lain yang

ditimbulkan adalah permasalahan ekonomi dan social dimana-mana.

Oleh sebab itu pemerintah pusat membuat banyak aturan untuk

mencegah penyebaran dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan

baik undang- undang, peraturan presiden, peraturan menteri, surat edaran

hingga maklumat kapolri nomor Mak/2/III/2020 tentang kepatuhan

terhadap kebijakan pemerintah dalam penyebaran virus corona (covid-

19). Pandemi Covid-19 juga menekan perekonomian dari berbagai

26
sudut, tidak terkecuali terhadap perekonomian desa. Untuk saat ini,

dampak Covid-19 lebih dirasakan oleh masyarakat di perkotaan. Namun,

mengingat pekerja musiman memiliki mobilitas cukup tinggi, dari desa

ke kota lalu kembali ke desa.

Wabah Covid-19 juga bisa merebak di Kec.Langgudu Kabupaten

Bima, Dengan adanya permasalahan tersebut dibutuhkan langkah

strategis dari Puskesmas Langgudu dalam rangka pencegahan

penyebaran virus corona. Demikian juga bagi setiap puskesmas.

Berbagai startegi yang dilakukan mulai dari penganggaran dana desa

untuk membantu masyarakat terkena dampak, membuat pos penjagaan

orang keluar masuk desa, membeli peralatan seperti pengukur suhu

tubuh, disinfentan, peralatan cuci tangan dan juga menghimbau

masyarakat untuk mengikuti protocol kesehatan yang telah dikeluarkan

oleh pemerintah, mewajibkan surat kewaspadaan bagi orang yang

berasal dari luar kecamatan langgudu, pembatasan berbagai kegiatan

Ibadah, social, budaya Namun dalam keberlangsungannya, strategi

Puskesmas Langgudu tersebut masih kurang efektif. Hal itu terlihat

diantaranya dari pos penjagaan tidak ada yang menjaga sehingga masuk

keluar orang otomatis tidak diawasi, masih adanya kegiatan

perkumpulan yang melibatkan lebih dari 20 orang, banyak masyarakat

yang belum sadar akan protocol kesehatan yang ada.

27
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitaf

dengan pendekatan deskriptif karena menjelaskan hubungan sebab akibat,

tetapi lebih mengfokuskan pada pemaparan situasi yang terjadi padasaat

penelitian berlagsung. Menjelaskan hubungan, tidak menguji atau

membuat prediksi sedang kuliatatif bertujuan untuk menjelaskan kejadian

dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data.

B. Lokasi dan Waktu Penelitiaan

1. Penelitian ini dilakukan tepatnya di kecamatan Langgudu, Kabupaten

Bima, adapun waktu yang diperlukan kurang lebih satu bulan yaitu 10

november sampai 10 desember 2022.

C. Sumber Data dan Teknik Pegumpulan Data

a) Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data

pertama atau tangan pertama dilapangan. Data primer ini termasuk

data mentah yang harus diproses lagi sehinga menjadi informasi yang

bermakna. Penelitian yang menjadi data pertama yaitu bentuk

kampanye yang yang di lakukan dalam pencegaha dalam covid-19.

Dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan

28
yang berada di lingkung puskesmas langgudu.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dihimpun atau diperoleh

langsung dari sumber penelitian yang menjadi data ke dua atau

sumber sekunder menjadi penunjang dalam melakukan analisi, seperti

wawancara langsung dengan informan

3. Informan penelitian

Informan kunci dan informan pelengkap untuk

menjelaskan pemahaman kampanye covid-19, dalam

penelitian ini penulis memutuskan bahwa yang akan menjadi

informan kunci untuk menjelaskan masalah yang peneliti

angkat adalah tenaga kesehatan puskesmas langgudu.

Tabel Informan Penelitian

No. Nama Umur Jabatan Keterangan

1 Najmah, S.ST 45 Kepala Key Informan

Puskesmas

2 Lukman S. KEP 47 Tenaga Key Informan

kesehatan

3 Arifudin S.Pd 29 Tokoh Pemuda Informan

Tambahan

4 Mahmudin s. kep 42 Pegawai Informan

puskesmas Tambahan

5 dr. Muhtar Hj 50 Tokokh Informan

29
idris masyarakat Tambahan

b) Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan panca indramata sebagai alat

bantu, obsevasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra

mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan, wawancara ini dilakukan

kepada tenaga kesehatan puskesmas langgudu untuk mendapatkan

informasi atau keterangan yang bertujuan untuk memperoleh

data.

3. Dokumentasi

Sebuah metode pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara

mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-

bagian yang di yang dianggap penting yang terdapat baik di lokasi

penelitian maupun di instansi yang berhubungan dengan lokasi

penelitian.

D. Validasi Data.

30
Teknik yang digunakan penelitian untuk mengetahui validitas data,

dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data, dangan

cara meneliti kebenarannya dengan data lainnya, atau informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data dan diikuti dengan

triangulasi teori, pengumpulan data dan analisis data yang lengkap

sepaya hasilnya komperehensif, guna meningkatkan pemahaman

kedalaman pemahaman dengan menggali pengetahuan teoritik secara

mendalam atas hasil analisis data yang telah di peroleh.

E. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu

kualitatif dengan pendekatan deskriptif maka delam menganlisa data

yang berhasil dikumpulkan tidak menggunakan uji statistik melaikan non

statistik sesuai pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif,

analogis maupun komparatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan kerja dengan data, mengorganisasi data,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang diceritakan kepada orang lain.

BAB VI

31
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran hasil penelitian

Puskesmas langgudu di kecematan langgudu kabupaten bima.

Adapun luas kecemata langgudu sekitar 322.9km. jumlah penduduk

kecamatan langgudu pertahun 2015 adalah 28.067 jiwa. Terdapat 15 desa

yang berada pada kecamatan langgudu.

Kecamatan langgudupada awalnya memiliki satu puskesmas yaitu

berlokasi di desa karumbu, kemudian pada tahun 2013 di bangunlah satu

buah puskesmas yang berada di desa dumu. Keberadaan kecamatan

langgudu kabupaten bima di lihat dari tinggi wilayah di atas permukaan

laut 33.00/meter. Pada umunya masyarakat menyebut ke dua puskemas

langgudu barat dan puskesmas langgudu timur.

B. Hasil penelitian

kinerja puskesmas langgudu sebagai gugus tugas tingkat desa dalam

tanggap darurat penanganan covid-19 Di kecamatan lanngudu kabupaten

bima sangat efektif dan efisieni. saat ini, penyakit virus corona (covid-19)

menjadi masalah kesehatan yang paling menakutkan di dunia, termaksut

indonesia. Mengadopsi tindakan pencegahan ekstrem seperti blokade,

wilayah, dan bahkan negara untuk meminimalkan penyebaran penyakit.

Saat ini di indonesia, kebijakan PPKM mikro untuk mencegah penyebaran

covid-19 dan pencegahannya dilaksanakan dari tingkat akar rumput, yaitu

di tingkat desa.

Penelitian ini diarahkan bagaimana kinerja puskesmas kecamatan

32
langgudu sebagai gugus tugas dalam penanganan covid-19.seperti

diketahui bersama bahwa dampak covid 19 mempengaruhi hingga ke

tingkat desa baik kesehatan, ekonomi, sosial budaya yang terus terganggu.

Oleh karna itu kinerja puskesmas langgudu melalui perannya dalam

penanganan penyebaran pendemi covid 19 menjadi penting dan strategis.

Dalam rangka mengfokuskan arah dalam penelitian ini,berlangsung

dari mulai komunikasi primer, komunikasi sekunder, komunikasi linier,

dan komunikasi sirkuler.dalam penangana covid-19 kinerja puskesmas

langgudu dalam tanggap darurat sebagai gugus tugas penanganan covid 19

meliputi pencegahan, penanganan dan kordinasi dengan pemerintah

kabupaten . selanjutnya dibahas melalui wawancara dengan para informan

yang dapat menjawab setiap pertanyaan yang timbul dari penelitian ini.

1. Pemahaman terhadap pesan

Hasil penelitian dari wawancara terhadap informan mengenai

bagaimana strategis komunikasi yang dilakukan Tim Covid 1-19 sebagai

gugus tugas desa dalam penangana covid-19 di kecamatan langgudu

kabupaten bima sebagai berikut:

Menurut kepala puskesmas langgudu, ibu Najmah, S.ST mengatakan:

“menurut saya dalam penanganan covid 19 yang sudah

berlangsung dua setengah tahun lebih ini, kami dari puskesmas

langgudu bukan hanya mengedepankan perecanaan dalam

penanganannya covid-19 saja namun bagaimana kesantunan

dalam berkomunikasih serta tata kerama dalam pelayanan juga

33
sangat di perhatikan Kami puskesmas langgudu membuat gugus

tugas penanganan covid 19 tingkat desa sesuai peraturan kapres

RI nomor 7 tahun 2020 tentang gugus tugan pecepatan

penanganan covid 19.

Disampaikan oleh tenaga kesehatan beliau mengatakan:

“perencanaan dalam pencegahan covid 19, kami sesuai dengan

arahan dari pemerintah pusat melalui pemkab Bima. Kami bentuk

satgas covid 19 tingkat desa yang terdidi dari perangkat desa,

BPD, dan ketua RT dan RW serta tokoh masyarakat. Kesiapanyan

cukup matang dari jadwal edukasi, sosialisasi, pembuatan posko

darurat covid, persiapan perlengkapan handsanitizer, alat

termugon, masker, dan tempat cuci tangan di belai desa.

Menurut dr. Muhtar hj idris. selaku tokoh masyarakat mengatakan:

“ iyah adinda tentunya terhadap penanganan wabah covid 19 ini

dengan adanya kesantunan komunikasih yang baik antara kami

masyrakat langgudu dengan pemerintah desa dan petugas covid 19

sehingga kami ikut menjadi satgas covid yang dibentuk melalui

rapat di desa. Kami himbau untuk selalu taat prokes, memakai

masker dan pola hidup sehat dan selalu cuci tangan pakai sabun

dan menjaga jarak, walaupun sudah new normal kita tetap

waspada. “

Disampaiakan oleh Tokoh Pemuda mengatakan :

34
“iyah adinda kami tetap menggunakan kesantunan komunikasi

dalam melakukan sosialisasi, edukasi, serta pengadaan alat

termogun, handsanitizer dan masker

Menurut lukman S. kep sebagai Tenaga Kesehatan menyampaikan :

“ persiapannya ya gitu adinda.. membentuk satgas, saya dari

tenaga kesehatan desa bersama satgas lainnya melakukan edukasi

dan sosialisasi terhadap wargar dengan menggunakan kesantunan

komunikasih dalam persiapan penyediaan alkes seperti termogun,

masker dan handsanitizer. ya kami sih sebagai Puskesmas

Langgudu bersama tim satgas covid desa bekerjasama dalam

penanganan covid… persiapannya untuk kami sendiri melakukan

pendampingan pengamanan adinda…,dari satgas covid

persiapannya sudah cukup baik.. penyediaan akses, pembagian

bantuan covid 19 sudah dipersiapkan semuanya…”

Disampaiakn oleh Bapak petugas kesehatan mengatakan :

“ tentunya awal persiapan desa membentuk gugus tugas covid 19

( satgas ) tingkat desa ini tidak lepas dari kesantunan

komunikasih yang baik antara kami selaku pihak desa dan tenaga

kesehatan sehingga covid 19 ini dapat di tanggani dengan cepat,

2. Kesenangan pihak pihak yang berkomunikasi

Kesantunan komunikasi adalah penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunika dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media ke dua setelah memakai lambang pada media

35
pertama.proses ini mengarah pada pembagian tugas atau tim dengan

tugas tertentu. Untuk mengetahui pengorganisasian pada penanganan

covid 19 di kecamatan langgudu, penelitian mengajukan pertanyaan

bagaimana perorganisasian (peraturan dan pembagian, jadwal

penanganan covid 19) tim gugus tugas covid 19 di kecamatan langgudu?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan:

“Menurut saya dengan Komunikasi Skunder maka penanganan

covid kami pada dasarnya menjalankan tugas saling bekerjasama,

kami selaku penanggungjawab membagi tugas menjadi beberapa

kelompok, seperti ada yang bertugas untuk sosialisasi, edukasi,”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas , Bapak mahmudin S.Kep

beliau mengatakatan:

“ ya adinda.. kami dari tim gugus tugas covid 19 membagi tugas,

jadwalnya pun sudah kami buat… kapan sosialisasi, edukasi, dan

dulu kami juga melaksanakan vaksinasi masal di balaidesa..

Menurut bapak Dr. Muhtar Hj idris selaku Tokoh Masyarakat,

menyampaikan:

“ menurut saya dalam tim gugus tugas kami bagi tugas adinda

sesuai kemampuan dan bidangnya masing-masing, seperti saya

mendapat tugas pada tim sosialisasi dan edukasi pada warga“ dan

saya selalu menggunakan kesantunan komunikasi kepada warga.

36
Disampaiakan oleh Ketua pemuda, bapak Arifudin S.Pd mengatakan :

“ ya adinda, kami membagi tim gugus tugas dalam beberapa

kelompok, dan jadwal kegiatannya pun sudah di buat…”

Menurut Petugas Puskesmas, Bapak Mahmudin S.Kep mengatakan:

“dalam organisasi seperti tim gugus tugas covid di Kecamatan

Langgudu di bagi dalam beberapa kelompok, namun juga kadang

ada kegiatan yang di lakukan secara bersama-sama. Jadwalnya

pun sudah dibuat , seperti saya tugas utamanya yah dalam hal

pembagian bantuan covid bagi warga yang memperoleh, seperti

penerima pkh, bantuan tunai dan nontunai ….”serta

menginformasihkan masyarakat dengan menggunakan mic agar

tetap memakai masker, mencuci tanggan dan memakai masker.

Menurut Tenaga Kesehatan, Lukma S. kep menyampaikan :

“ ya jelasnya ya seperti itu adinda.. kami bagi tugas, dan membuat

jadwal. Saya sendiri selaku nakes dari puskesmas bertugas

sebagai penghubung antara pemdes dan puskesmas dalam

penanganan covid ini… saya selalu memonitor perkembangan

covid di desa… “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan

Abdul Farid menyampaikan:

“ ya adinda… semua ada tugasnya masing-masing, setiap ada

kegiatan desa penanganan covid, apa itu pengamanan saat

37
pembagian bantuan, penjemputan pasien covid… kalau jadwal

tetap ada, saya sih siap kapan saja adinda…

Disampaiakan oleh Dr muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

mengatakan :

“ tim gugus tugas penanganan covid di kami bagi tugas adinda…,

dan jadwalnya juga ada “

Adapun strategi komunikasi yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan di kecamatan langgudu dengan menggunakan media

pampflet dan pengumuman yang dilakukan pada tempat-tempat

srtategis

3. Sosialisasi protocol kesehatan di masyarakat

Di sini mangandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik

ke titik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh

komunikator kepada kominika sebagai titik terminal.

a. Edukasi masyarakat

1. Dalam pencegahan covid 19 apakah gugus tugas tingkat desa

melakukan edukasi kepada masyarakat, apa saja yang di lakukan

dan bagaimana edukasinya?

Menurut Kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST

38
mengatakan:

“ya jelas dong adinda, kami lakukan edukasi… kami

Menyampaikan informasi pada masyarakat untuk selalu

mencuci tangan atau memakai hand sanitizer sebelum dan

sesudah beraktifitas melalui himbauan langsung, juga kami

memasang baliho serta himbauan melalui pengeras baik

mushola maupun masijid

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas , Bapak Lukman S.Kep

beliau mengatakan :

“ ya kami lakukan edukasi, baik secara langsung kepada

masyarakat, menggunakan pengeras mushola atau masjid

dan menggunakan mobil keliling, dan edukasi dengan

memasang baliho/sepanduk di beberapa tempat yang

strategis di wilayah desa, kami menghimbau untuk selalu

patuh pada prokes, pake masker, selalu jaga jarak, pake

handsanitizer atau cuci tangan dengan sabun, jika ada gejala

untuk segera periksakan, dan melaporkan diri jika habis dari

luar kota… dan lakukan isoman jika positif covid, ”

Menurut bapak Dr muhtar Hj idris, selaku tokoh masyarakat

menyampaikan :

“ ya kami mengadakan edukasi adinda biar masyarakat tahu

dan sadar, kami himbau selalu pake masker, patuhi prokes

…. “

39
Disampaiakan Ketua Pemuda, arifudi s.pd mengatakan :

“ himbauan selalu kami sampaiakan adinda… baik secara

langsung atau tidak langsung, kan ada spanduk yang isinya

edukasi yang di pasang di wilayah desa yang strategis, intinya

ya himbauan taat prokes, pake masker, sering cuci sabun/pake

hansanitizer, dll…”

Menurut Dian, S.Kep , Petugas Puskesmas mengatakan :

“ya ada pemberitahuan atau himbauan adinda sebagai edukasi

kepada masyarakat mengenai kepatuhan pada prokes….,pake

masker, jaga jarak, selalu cuci tangan pake sabun/hansanitizer.

Himbauannya secara langsung dengan pengeras

masjid/mushola dn di pasang spanduk-spanduk….”

Menurut Tenaga Kesehatan, mahmudin S.Kep menyampaikan :

“ada edukasi adinda… yaitu dengan Memberikan edukasi kpd

masyarakat agar mentaati anjuran dari pemerintah agar selalu

mematuhi protokol Kesehatan seprti memakai masker, mencuci

tangan, menjaga jarak, mengurangi berkerumun dan

mengurangi mobilitas …, edukasi kami secara langsung dan

dengan baliho atau pamflet “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas , bapak Subhan

Abdul farid, menyampaiakan:

40
“ya ada adinda…Menyampaikan kepada seluruh Masyarakat

Kecamatan Langgudu agar selalu memakai masker dan mentaati

semaua prokesnya..…”

Di sampaikan oleh Dr. Muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

mengatakan :

“ada adinda… kami menganjurkan kepada masyarakat agar

selalu menjaga Kesehatan (agar imun tetap stabil) , makan

makanan yg bergizi, olahraga yg cukup dan semua anjuran

pemerintah tentang protokol Kesehatan selalu di taati…, edukasi

kami lakukan dengan pengumuman langsung dan pasang

spanduk….

b. Pendataan penduduk

1) Apakah gugus tugas tingkat desa melakukan pendadataan

penduduk desa yang terkait dengan pencegahan Covid 19,

bagaimana pendataannya?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“ ya kami lakukan pendataan, yang kami lakukan adalah

mendata warga desa yang keluar masuk dari luar kota,

pendataan warga terpapar baik reaktif maupun positif covid,

kami juga melakukan pendataan bantuan untuk warga baik tunai

maupun non tunai..., untuk teknis pendataan kami himbau

kepada warga yang dari luar kota untuk melapor ke desa, dan

41
kami minta kepada RT dan RW untuk melaporkan juga warganya

yang dari luar kota, untuk bantuan kami menggunakan data yang

dari dinsos… kami selalu elakukan koordinasi dengan ketua

RT/RW, Kader Kesehatan, dan seluruh elemen masyarakat”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas, Lukman S.Kep beliau

mengatakan :

“ya adindaa… membentuk tim pendata turun langsung ke

lapangan yg sebelumnya sudah di sosialisasikan oleh pemdes

melalui RT RW, kami lakukan pendataan warga yang keluar

masuk dari luar kota, warga tersebut wajib lapor. Kami juga

mendata warga yang positif corona, baisanya kami mendapat

informasi dari puskesmas melalui bidan desa.., untuk pendataan

bantuan covid untuk warga kami juga sudah mempunyai data..

siapa saja yang memperoleh bantuan.. data di dapat dari dinsos

kabupaten.. dan ada juga yang kami data dari tiap- tiap RT”

Menurut Dr muhtar Hj idris, menyampaikan :

“ ada pendataan adinda, kami lakukan pendataan terhadap

warga sekitar sekitarnya baik penduduk ataupun perantau,

warga yang kena corona di data, warga yang masuk ke desa dari

luar kota wajib lapor dan didata untuk dilakukan tes dan kalau

positif diwajibkan isoman,untuk penerima bantuan covid juga

saya data …

42
Disampaiakan oleh Ketua Pemuda Arifudin S.Pd mengatakan :

“ ada pendataan, kami berkerjasama dan berkomunikasi dg

dinas keshatan terkait (Puskesmas) terkait data warga yang

sudah melakukan pemeriksaan termasuk hasil nya..”

Menurut Lukman S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

“ada pendataan .. bekerja sama dengan para Ketua pemuda ….”

Menurut Tenaga Kesehatan Mahmudin S.Kep menyampaikan :

“ada.. Ketua RT/RW koordinasi dengan seluruh warga sekitar … “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan

Abdul Farid, menyampaiakan

“ya ada.. Satgas Desa bekerjasama dengan masyarakat..…”

Disampaiakn oleh Dr Muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

mengatakan :

“ ada adinda, saya liat para Kader yg sudah hafal lapangan dan

bekerja sama dengan RT RW ……. “

a. Identifikasi Fasilitas Pendukung

2) apakah gugus tugas tingkat desa melakukan menyediakan fasilitas

pendukung dalam pencegahan Covid 19 ? apa saja fasilitas yang

disediakan ? dan bagaimana fasilitas pendukung tersebut?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

43
“ ya kami menyediakan, Tempat cuci tangan yang mengalir

beserta sabun cairnya, hand sanitizer, thermogun dan APD serta

ruang isolasi mandiri ”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas , Bapak lukman S.Kep beliau

mengatakan :

“ya ada .. Tempat cuci tangan, hand sanitizer, alat suhu tubuh

dan APD lengkap, kamar isolasi mandiri”

menurut Dr muhtar Hj idris menyampaikan :

“ada, Tempat cuci tangan, hand sanitizer, alat suhu tubuh dan

APD lengkap, kamar isolasi mandiri ..”

Disampaiakan oleh Ketua Pemuda Arifudin s.pd mengatakan :

“Tempat cuci tangan, hand sanitizer, alat suhu tubuh dan APD

lengkap, kamar isolasi mandiri ….”

Menurut Lukman S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

“ada pendataan .. bekerja sama dengan para Ketua pemuda ….”

Menurut Tenaga Kesehatan, mahmudin s. kep menyampaikan :

““Tempat cuci tangan yg mengalir beserta sabun cairnya, hand

sanitizer, thermogun dan APD serta ruang isolasi mandiri di

sudut balai desa … … “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan

44
Abdul Farid, menyampaiakan

“Tempat cuci tangan yg mengalir beserta sabun cairnya, hand

sanitizer, thermogun dan APD serta ruang isolasi mandiri di

sudut balai desa..…”

Disampaikan oleh Arifudi s.pd selaku tokoh masyarakat, mengatakan :

““Tempat cuci tangan yg mengalir beserta sabun cairnya, hand

sanitizer, thermogun dan APD serta ruang isolasi mandiri di

sudut balai desa ……. “

4. Cara sosialisasi protocol kesehatan sebagai pencegah covid-19

Menurut kepala puskesmas langgudu Najmah, S.ST mengatakan:

““fasilitas pendukung kami sediakan mba… seperti tempat

isolasi bagi warga positif covid, masker, APD bagi petugas, kami

sediakan juga handsanitizer, semuanya kami sediakan sesuai

dengan kebutuhan covid… dan keadaannya dalam keadaan yang

baik”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas lukman s.Kep beliau mengatakan

“ya ada ..kami dari tim medes dan masyrakat setempat telah

kami informasihkan agar menyediakan Tempat cuci tangan,

hand sanitizer, alat suhu tubuh dan APD lengkap, kamar isolasi

mandiri”

Menurut Dr muhtar Hj idris menyampaikan :

45
“saya liat selain keadaan fasilitas pendukungnya cukup

baik….terawat dan digunakan setiap saat untuk kebutuhan covid

seta terinventarisir kesantunan komunikasih petugas dengan

warga sekitar saya rasa sangat bagus ..”

Disampaiakan oleh Ketua Pemuda Arifudin S.Pd mengatakan :

“fasilitasnya cukup memadai adinda, pengadaannya sudah sesuai

dengan aturan da anggaran Pemerintah penyampainanya pun

sangat mudah di pahami warga sekitar….”

Menurut Lukman S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

“ya cukup baik adinda… pengadaannya sesuai kebutuhan dan

dianggarkan melalui APBDes tahun ini..”….”

Menurut Tenaga Kesehatan, umran , menyampaikan :

““sebagian di belikan oleh Puskesmas Langgudu dari dana

APBDes dan Sebagian lagi bantuan dari Kabupaten …

keadaannya fsilitasnya cukup baik … “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak lukman S.

kep, menyampaiakan

“Dibelikan oleh Pemerintah untuk kebutuhan covid dan d irawat

oleh perangkat Desa untuk digunakan setiap saat dibutuhkan..…”

Disampaikan olehDt muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

46
mengatakan :

““digunakan setiap saat untuk kebutuhan covid ……. “

a. Kegiatan pencegahan

Kegiatan pencegahan apa saja yang di lakukan Puskesmas

Langgudu Sebagai Gugus Tugas Tingkat Desa dalam pencegahan

covid 19 ?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan:

“ untuk kegiatan pencegahan penularan covid 19 kami gugus

tugas melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga

pentingnya penggunaan prokes, kami siapkan tempat cuci tangan

yang mengalir khusunya di balai desa, kami juga melakukan tes

suhu dengan termogun bagi warga yang datang ke balaidesa,

kami lakukan penyemprotan disinfektan ke rumah rumah warga,

kami juga mendirikan posko untuk mendata warga yang datang

dari luar kota.., kami bagikan masker ke pada warga, kami

siapkan tempat isolasi bagi warga positif corona, memberikan

bantuan kebutuhan pokok bagi warga yang isoman,..”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas lukman S.Kep beliau

mengatakan :

“kegiatan pencegahan kami lakukan penyemprotan disinfektan,

sosialisasi dan edukasi prokes, pembagian masker, kami lakukan

cek suhu badan dengan termogun setiap warga yang datang ke

balaidesa, kami menyiapkan tempat cuci tangan berikut

47
sabunnya, kami bekerjasama dengan puskesmas untuk tracing

kepada warga, kami cuga memberikan bantuan kebutuhan pokok

bagi yang isoman”

Menurut Dr muhtar Hj idris, menyampaikan:

“kami lakukan penyemprotan disinfektan, sosialisasi dan edukasi

prokes, pembagian masker..”

Disampaiakan oleh Ketua Pemuda Arifudin S.Pd mengatakan:

“kami lakukan penyemprotan disinfektan, sosialisasi dan edukasi

prokes, pembagian masker ….”

Menurut Mahmudin, S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

“sosialisasi dan edukasi prokes, pembagian masker, dan

pembagian bantuan sembako untuk warga yang isoman

“kami lakukan penyemprotan disinfektan, sosialisasi dan edukasi

prokes, pembagian masker, kami lakukan cek suhu badan dengan

termogun setiap warga yang datang ke balaidesa, kami

menyiapkan tempat cuci tangan berikut sabunnya, kami

bekerjasama dengan puskesmas untuk tracing kepada warga, …

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Lukman S.

kep, menyampaiakan

“kami ikut mendampingi penyemprotan disinfektan, sosialisasi

dan edukasi prokes, pembagian masker, tracing kepada warga”

48
Disampaikan oleh Dr muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

mengatakan :

“““kami ikut melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian

masker

Kapan kegiatan pencegahan dilakukan oleh Puskesmas Langgudu Sebagai

Gugus Tugas Tingkat Desa dalam pencegahan covid 19 ?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“kegitan pencegahan pada awal-awal munculnya corona sudah

kami dilakukan, untuk saat ini kami focus untuk kegiatan

tracking dan faksinasi untuk semua warga, adapun kegiatan

vaksinasi dari puskesmas Langgudu, untuk tracking kami

bersama dengan nakes ketika ada warga yang positif…..”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas lukman S.Kep beliau

mengatakan :

“kegiatan pencegahan pada awal-awal sesuai jadwal di tim

gugus tugas adinda.., untuk edukasi dan sosialisasi kami masih

jalan waktunya tidak tentu, saat ini kegiatan pencegahannya

yaitu vaksinasi bagi warga yang jadwalnya dari pihak

puskesmas Langgudu”

Menurut Dr muhtar Hj idris, menyampaikan :

49
“dari awal adanya corona dan sampai sekarang juga masih ada

kegiatan pencegahan, terutama untuk vaksinasi dari puskesmas

Langgudu….”

Disampaiakan oleh Ketua Pemuda Arifudin S.Pd mengatakan :

“dari awal pendirian satgas covid dan sampai sekarang adinda,

….”

Menurut Lukman S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

“sosialisasi dan edukasi prokes, pembagian masker, dan

pembagian bantuan sembako untuk warga yang isoman

Menurut Tenaga Kesehatan Mahmudin S.Kep menyampaikan :

“ya dari awal berdirinya satgas covid sampai sekarang… untuk

saat ini focus pada vaksinasi bagi warga, pelaksanaannya

terjadwal dari puskesma… “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan

Abdul Farid, menyampaiakan

“dari awal covid adinda, sampai sekarang kegiatan pencegahan

masih jalan… sosialisasi dan edukasi, tracking dan sekarang ini

vaksinasi jalan terus.”

Disampaikan oleh Dr muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

mengatakan

“ dari awal sampai sekarang masih jalan adinda…,

50
b. Penyediaan alat Kesehatan

Apakah Puskesmas Langgudu Sebagai Gugus Tugas Tingkat

Desa dalam pencegahan covid 19 menyediakan alat kesehatan ? alat

kesehatan apa saja yang disediakan ?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“ya kami meyediakan alat kesehatan untuk mendukung

pencegahan penyebaran covid 19, seperti termogun, tempat cuci

tangan berikut sabunnya di balaidesa, masker, handsnitzer, alat

penyemprotan disenfektan…,”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas beliau mengatakan :

“ya menyediakan adinda...”

Menurut Dr muhtar Hj idris, menyampaikan :

“iya adinda, kami meyediakan alat kesehatan sebagai

pendukung pencegahan dan penyebaran virus corona, seperti

termogun, tempat cuci tangan, masker, alat penyemprot

disenfektan…”

c. Ketersediaan Informasi

Apakah Puskesmas Langgudu Sebagai Gugus Tugas Tingkat

Desa dalam pencegahan covid 19 menyediakan sarana informasi ?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“sarana komunikasi kami dengan tim gugus tugas dan dengan

warga kami melalui langsung dan media sosial. Secara langsung

51
kami mengadakan rapat/musyawarah di desa, dan menyediakan

pengaduan dan konsultasi bagi warga di balai desa, atau

langsung ke rumah saya atau petugas gugus tugas lainnya,

secara tidak langsung dengan menyediakan grup tim gugus tugas

di WhatsApp…”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas Lukman S.Kep beliau

mengatakan :

“kami selalu menyediakan layanan informasi 24 jam adinda..

baik langsung maupun tidak langsung untuk masyarakat yang

membutuhkan. Kami juga menyediakan informasi terkait dengan

covid 19 melalui papan pengumuman dan bener/spanduk….,

juga meyediakan group WA gugus tugas covid untuk koordinasi

secara internal dan bagi masyarakat desa…”

Menurut Dr muhtar Hj idris menyampaikan :

“kami terbuka adinda, informasi mengenai covid yang di tangani

gugus tugas desa kami buka, baik melalui langsug dan tidak

langsung …., bagi masyarakat silahkan akses informasi terbuka 24

jam…kepada kami dan temen-temen gugus tugas desa.”

Disampaiakan oleh Ketua Arifudin S.Pd mengatakan :

52
“ya adinda.. Puskesmas Langgudu memberikan akses informasi

baik langsung dan tidak lamgsung. Kami liat tersedia informasi

melaluibenner/spanduk da nada layanan informasi melalui WA

pribdi dan Group gugus tugas desa… ….”

Menurut Lukman S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

““pemerintah menyediakan adinda, melalui spanduk dan

pemerintah membuka layanan bagi warga secara langsung atau

tidak langsung melalui medsos

Menurut Tenaga Kesehatan, Mahmudin S.Kep menyampaikan :

“Puskesmas Langgudu menyediakan adinda… saya selaku salah

satu anggota gugus tugas juga membuka layanan informasi

langsung dan melalui medsos WA… “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan Abdul

Farid, menyampaiakan

“ya pemerintah menyediakan adinda….”

Disampaikan oleh Dr muhtar Hj idris selaku tokoh masyarakat,

mengatakan

“Puskesmas Langgudu melalui gugus tugas menyediakan

informasi baik langsung maupun tidak langsung”,

Ketersedian informasi apa saja yang diberikan Puskesmas Langgudu

Sebagai Gugus Tugas Tingkat Desa dalam pencegahan covid 19?

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

53
“informasi yang kami sediakan ya mengenai pengendalian covid

19.. seperti edukasi dan sosialisasi kepada warga tentang prokes,

informasi layanan kesehatan seperti vaksinasi, informasi tentang

pembatasan kegiatan masyarakat, jadwal bantuan covid

19,informasi dapat diperoleh langsung datang kepada kami dan

melalui medsos WA, kami juga menginformasikan melalui

pengeras suara masjid dan mushola.…”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas lukman S.Kep beliau

mengatakan :

“ya mengenai penangaan covid adimda, baik itu pelayanan

kesehatan, bantuan covid, dan informasi lainnya …”

Menurut Dr muhtar Hj idris menyampaikan :

“informasinya ya seputar covid adinda…. Baik itu layanan

kesehatan, bantuan covid dan lainnya.”

Disampaiakan oleh Ketua Pemuda Arifudin S.Pd mengatakan :

“informasi yang diberikan banyak adinda ya yang terkait covid...

edukasi dan sosialisasi kepada warga tentang prokes, informasi

layanan kesehatan seperti vaksinasi, informasi tentang

pembatasan kegiatan masyarakat, jadwal bantuan covid

19,informasi….”

Menurut Dian, S.Kep , selaku Petugas Puskesmas mengatakan :

54
““pemerintah menyediakan adinda, melalui spanduk dan

pemerintah membuka layanan bagi warga secara langsung atau

tidak langsung melalui medsos

Menurut Tenaga Kesehatan, Mahmudin S.Kep menyampaikan :

“ya mengenai pengendalian covid 19.. seperti edukasi dan

sosialisasi kepada warga tentang prokes, informasi layanan

kesehatan seperti vaksinasi, informasi tentang pembatasan

kegiatan masyarakat, jadwal bantuan covid 19… “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan

Abdul Farid, menyampaiakan

“ya mengenai pegendalian covid adinda…baik tentang layanan

kesehatan, bantuan ekonomi covid dan ketersidaan informasi

lainnya”

Disampaikan oleh Bapak Isran, SH selaku tokoh masyarakat,

mengatakan

“terkait dengan penanganan covid desa adinda… sosialisasi,

edukasi informasilayanan kesehatannya, dan bantuan ekonomi

covid…”,

d. Deteksi Dini

Apa saja yang dilakukan oleh Puskesmas Langgudu Sebagai Gugus

Tugas Tingkat Desa dalam dalam mendeteksi dini sebagai pencegahan

covid 19?

55
Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“Membentuk posko pemantauan dalam pennaganan covid-19,

kami melakukan wajib lapor bagi warga yang baru datang dari

luar kota, pembatasan kegiatan masyarakat yang menimbulkan

kerumunan, membuat posko satgas covid di wilayah pintu masuk

ke desa, melakukan penyemprotan disinfektan di wilayah

desa..melakukan trackingdan vaksinasi bersama dengan petugas

nakes dari puskesmas. Kami juga menjalankan program jogo

tonggo yang di gagas oleh gubernur jateng. Sejauh ini kegiatan

tersebut berjalan dengan baik oleh tim… walaupun masih perlu

ditingkatkan lagi”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas lukman S.Kep beliau

mengatakan:

“untuk deteksi dini penyebaran covid di desa kami mewajibkan

kepada warga untuk lapor bagi yang baru datang dari luar kota,

kami juga mengedukasi warga untuk melakukan prokes yang disiplin

seperti memakai masker, cuci tangan paka sabun,dan selalu jaga

jarak...”…”

Menurut Tenaga Kesehatan, mahmudin S.Kep menyampaikan :

“bagi kami deteksi dini penting adinda.. untuk itu saya sendiri

selalu meyarankan untuk segera memeriksakan diri ketika ada

gejala covid.. untuk saat ini kami sedang sosialisasi untuk

vaksinasi covid bagi warga desa…

56
5. Penanganan COVID-19 dengan Kerjasama dengan instansi terkait

Apakah Puskesmas Langgudu Sebagai Gugus Tugas Tingkat Desa

dalam penanganan covid 19 melakukan kerjasama dengan instansi

terkait lain.

Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“ya jelas dong adimda… kami bekerja dalam penanganan covid

selalu bekerjasama dengan instansi lain seperti pihak kecamatan,

koramil dan polsek, dinsos, dinkes dalam hal ini puskesmas

wilayah Langgudu, BPBD..””

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas lukman S.Kep beliau mengatakan

“ya adinda..kami selalu bekerja sama, dengan pihak kecamatan,

koramil dan polsek, dinsos, dinkes dalam hal ini puskesmas

wilayah margasasi, BPBD ……”

Menurut Tenaga Kesehatan, umran , menyampaikan :

“Puskesmas Langgudu bekerja tidak bisa sendirian adinda…

tentunya banyak pihak untuk bekerjasama dalam hal ini … “

Dikatakan oleh Satgas Covid-19 Petugas Puskesmas bapak Subhan Abdul

Farid, menyampaiakan

“ya jelas dong adinda..… dengan kami daari kepolisian, ada dari

kormil, dinkes, kecamatan , dinsos BPBD dan rumah sakit juga”

Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan Puskesmas Langgudu

Sebagai Gugus Tugas Tingkat Desa dalam penanganan covid 19 ?

57
Menurut kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST mengatakan :

“sebenarnya penanganan covid 19 ini merupakan kerja melalui

system yang terintegrasi dengan banyak instansi yang telah diatur

oleh pusat mba.. jadi semua instansi yang terkait dengan

penanganan covid sudah tahu...kami dari Puskesmas Langgudu

kerjasama dengan pihak dinkes terkait dengan pelayanan

kesehatan warga desa kami baik edukasi kesehatan, vaksinasi dan

lainnya, dengan polsek atau koramil terkait keamanan pada

penanganan covid, dengan dinsos terkait dengan penyaluran

bantuan dampak ekonomi karna covid, dengan pihak kecamatan

dan BPBD juga terkait dengan pemakaman yang terpapar positif

covid”

Disampaiakan oleh Petugas Puskesmas Lukman S.Kep beliau mengatakan:

“bentuk kerjasamanya adalah merangkul semua elemen

masyarakat agar ikut membantu memutus mata rantai penularan

covid.dan bekerjasama dalam mengedukasi masyarakat dengan

forkompincam, dinas kesehatan (puskesmas), jogo tonggo dan

masyarakat dalam rangka pencegahan covid …”

Menurut Dr muhtar Hj idris menyampaikan :

“iya adinda ….Puskesmas Langgudu kerjasama dengan pihak

dinkes terkait dengan pelayanan kesehatan warga desa

kami baik edukasi kesehatan, vaksinasi dan lainnya, dengan

polsek atau koramil terkait keamanan pada penanganan covid,

58
dengan dinsos terkait dengan penyaluran bantuan dampak

ekonomi karna covid, dengan pihak kecamatan dan BPBD juga

terkait dengan pemakaman yang terpapar positif covid.”

Menurut Tenaga Kesehatan, mahmudin S.Kep menyampaikan :

“bentuk kerjasama Puskesmas Langgudu dengan pihak dinkes

terkait dengan pelayanan kesehatan warga desa kami baik edukasi

kesehatan, vaksinasi dan lainnya, dengan polsek atau koramil

terkait keamanan pada penanganan covid, dengan dinsos terkait

dengan penyaluran bantuan dampak ekonomi karna covid, dengan

pihak kecamatan dan BPBD juga terkait dengan pemakaman yang

terpapar positif covid… “

C. PEMBAHASAN

Status desa dalam undang-undang nmor 6 tahun 2014 di akui sebagai

kesatuan masyarakat hukum, yang berhak mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat yang di akui oleh sitem pemerintahan,

nasional, dan bersifat terletak di wilayah kabupaten . menurut UU no 6

tentang desa 2014 , memberikan peluang pemberdayaan masyarakat desa

sebagai bagian penting dalam mewujudkan pembangunan nasional, karna

desa merupakan organisasi otonom dengan adat dan hukumannya sendiri,

dan relative mandiri.

Puskesmas langgudu merupakan unjung tombak

pemerintah pusat. Desa merupakan akronim dari pemerintah pusat

59
yang dimana berbauh langsung dengan masyarakat, di harapkan

dapat efektif dalam menjalankan tugas-tugas sebagai pemerintahan

yang berada di desa saat ini, wabah corona virus disease (covid 19)

menjadi isu kesehatan yang paling menghebohkan seluruh dunia,

termaksut Indonesia. Di perluhkan penanggulangan ekstrem oleh

Negara, seperti pemerintan Indonesia yang sudah mengeluarkan

kebijakan untuk penanganan wabah virus corona 19sebagai wabah

global, seperti lockdown suatu daerah, PSBB, PPKM sebagai

upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut.

Hingga saat ini penyebaran covid 19 sudah merambah

hingga ke pelosok desa-desa yang mengakibatkan dampak buruk

yang luar biasa di semua bidang, baik kesehatan, ekonomi, sosial

dan budaya masyarakat Indonesia.

Pemerintah pusat melalui menteri desa, pembangunan

daerah tertinggal, dan transmigrasi rebublik Indonesia membuat

surat edaran nomor 8 tahun 2020 tentang desa tanggap civid-19

dan penegasan pada karya tunai desa sebagai wujud sebagai upaya

penanggulangan wabah covid-19 di Indonesia.

Surat edaran PDTT pemerintah mengistruksikan adanya

desa tanggap covid-19 dengan membentuk relawan desa lawan

COVID-19 (gugus tugas) dengan struktur relawan desa lawan

COVID-19.

60
Tugas relawan desa lawan COVID-19 melakukan

pencegahan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mendidik melalui sosialisasi yang tepat untuk menjelaskan

informasi terkait covid 19, termasuk gejala, cara

penularan,dan tindakan pencegahan.

b) Mengumpulkan data kelompok rentan seperti lansia,anak

kecil, penyakit kronis, dan penderita penyakit kronis

lainnya.

c) Identifikasi fasilitas desa yang dapat digunakan sebagai

ruang isolasi

d) Semprotkan sanitizer dan sediakan hand sanitizer di

tempat-tempat umum seperti lorong-lorong desa.

e) Menyediakan peralatan medis untuk deteksi dini,

perlindungan dan pencegahan wabah dan penyebaran

covid-19.

f) Memberikan informasi penting terkait penanganan covid-

19 seperti nomor telepon rumah sakit rujukan, nomor

telepon ambulan, dll.

g) Memantau kegiatan masyarakat dengan cara-cara berikut

Untuk mendeteksi dini penyebaran covid-19

61
a. Mandaftarkan tamu yang masuk kota/desa;

b. Mendaftarkan keluar masuknya penduduk desa

setempat di tempat lain;

c. Mengumpulkan penduduk desa yang baru saja tiba

di luar negri, seperti data pekerja migran, atau

penduduk yang bekerja di kota-kota besar, dll.

h) Pantau perkembangan covid-19 pada orang terpantau

(ODP) dan pasien yang terpantau (PDP).

i) Memastikan tidak ada perkumpulan dan/atau perkumpulan

massa, seperti pengajian, pernikahan, pertunjukan atau

hiburan massal,hajatan atau acara serupa lainnya.

1. Mengelolah warga yang terdampar covid-19 melalui langkah berikut:

a. Bekerja sama dengan rumah sakit rujukan atau puskesmas setempat.

b. Menyiapkan ruangan isolasi di desa.

c. Warga yang kembali dari wilayah terdampak covid-19 direkomondasi

untuk melakukan karantina mandiri.

d. Membantu menyiapakan logistic bagi warga yang memasuki ruang

isolasi

62
e. Menghubungi tenaga medis atau badam penanggulangan bencana

daerah (BPBD) untuk mengetahui langkah selanjutnya atau tindak

lanjut bagi warga yang memasuki ruang isolasi

ii. Selalu berkordinasi erat dengan pemerintah kabupaten/kota, dinas

kesehatan desa atau dinas pemberdayaan masyarakat lainnya yang di

tunjuk dan BPBD.

Penelitian ini di arahkan pada bagaimana kinerja puskesmas

langgudu sebagai gugus tingkat desa dalam tanggap darurat penanganan

covid-19 di kecematan langgudu kabupaten bima.seperti yang kita ketahui

bersama bahwa dampak covid-19 sangat berpengaruh hingga ke tingkat

desa baik kesehatan, ekonomi, sosial dan budaya yang terganggu hingga

saat ini.

Oleh karna itu peran puskesmas langgudu melalui langkah strategis

dalam menghentikan penyebaran pendemic covid-19 menjadi sangat

penting. Dalam rangka mengfokuskan arah dalam penelitian ini, di

gunakan toeri kinerja yang menurut bastian kinerja organisasi adalah

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tigas dalam suatu

organisasi dalam mengwujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi

tersebur. Yang menetapakan puskesmas langgudu sebagai gugus tugas

tingkat desa dalam tanggap darurat penanganan covid-19 di kecematan

langgudu kabupaten bima dari perencanaan, perorganisasian,pelaksanaan

dan pengawasan. Penelitian ini di hasilkan melalui wawancara dengan

63
para informan yang dapat menjawab setiap pertanyaan yang timbul dari

penelitian ini.

Adapun fokus lokasi yang di tentukan adalah di kecematan langgudu

kabupaten bima yakni mengenai kinerja puskesmas langgudu sebagai

gugus tugas tinggkat desa dalam tanggap darurat penanganan covid-19,

penelitian ini di lakukan pada masa pendemic covid-19, oleh sebap itu

peneliti melaksanakan penelitian dengan menyesuaikan dengan kondisi

yang ada dengan mengutamakan peneliti dan dan para informan, oleh

sebab itu instrument yang di gunakan peneliti sedikit di modifikasi dari

biasanya yakni dengan menggunakan instrument media sosial dan

elektronik seperti apliskasi whatsapp, email, telepon celuler. Dalam

penelitian akan banyak memuncukan hasil penelitian dengan

menggunakan data sekunder dan data kepustakaan, internek sebagai

dampak keterbatasan akibat pendemic covid-19 pada penelitian langsung

di lapangan.

1. Plenning (perencanaan)

Perencaaan atau planning merupakan proses menyusun sesuatu

kerangka kerja yang objektif guna untuk mengejar tujuan yang ingin di

capai sebuah organisasi, dalam membuat suatu perencanaan yan perluh

di bahas adalah tujuan/ goal organisasi dan upaya yang harus di

lakukan untuk mencapai tujuan terseebut. Membuat keputusan juga

merupakan tujuan dari proses planning. Keputusan yang di ambil harus

64
memperhatikan masa depan dan setiap keputusan yang di buat harus

berhubungan dengan tujuan yang ingin di kejar atau mendukung dalam

mencapai tujuan. Proses planning penting karna berperan dalam

menggerakan seluruh fungsi manajemen dalam organisasi. Dengan

memiliki sebuah rencana, setiap individu atau divisi atau organisasi

jadi memiliki arah yang jelas, dan bisa membantu mengeliminasi hal

hal yang tidak penting atau kurang membantu dalam mencapai tujuan.

Perencanaan yang di lakukan puskesmas langgudu sebagai gugus

tugas desa dalam penanganan covid-19 di kecematan langgudu

kabupaten bima yaitu pemerintah kecamatan langgudu membuat gugus

tugas penanganan covid-19 tingkat desa sesuai peraturan Kapres RI

tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan covid-19.

Gugus tugas tingkat desa telah di bentuk dengan SK kepala desa

nomor 6 tahun 2020 tentang pembentukan gugus tugas

penanggulangan kesiapsiagaan penanganan covid-19 tingkat desa.

Keanggotaan gugus tugas tingkat desa terdiri dari beberapa unsur yaitu

dari perangkat desa, BPD, bidan desa dan kalangan masyarakat.

Kesiapan yang di lakukan yaitu menjadwalkan kegiatan sosialisasi,

edukasi,perencanaan pembentukan posko covid-19, pendataan warga

desa dari luar kota, untuk perlengkapan alat kesehatan kami

menyediakan termugon, handsanitizer, masker dan perlengkapan

lainya. Puskesmas langgudu juga mempersiapkan peleksanaan

sreening apabila ada warga yang terpapar positif covid, puskesmas

65
langgudu melakukan perencaan untuk bantuan bidang ekonomi

masyarakat, dengan menyalurkan bantuan tunai dan non tunai,

penyediaan kebutuhan pokok bagai warga positif yang isoman.

2. Perorganisasian

Semua telah merancanakan semua hal yang di butuhkan dalam

penanganan covid-19 di kecamatan langgudu kabupaten bima,

selanjutnya gugus tugas covid-19 adalah proses mengatur tim atau

divisi, mengatur jadwal kerja, juga mengelompokan setiap individu

sesuai kemampuanya. Organizing akan menuntut penanganan covid-

19 untuk memanfaatkan segalah sumber daya yang di miliki,

khususnya sumber daya manusia, dalam upaya mengubah rencana ke

dalam bentuk aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan pembagian

tugas atau tim dengan tugas spesifik.

Perorganisasian penanganan covid-19 pemerintah kecamatan

langgudu sudah membentuk tim gugus tugas covid-19 tingkat desa

yang telah di bentuk melalui musyawarah desa dengan berbagai unsur

lembaga desa dan masyarakat yang menghasilkan keputusan melalui

SK kepala desa nomor 6 tahun 2020 tentang pembentukan gugus tugas

penanggulangan kesiapsiagaan penanganan covid-19 tingkat

desa.dalam menjalankan tugasnya gugus tugas menjalankan tugas

saling berkejasama, kepala desa sebagai penanggung jawab membagi

tugas menjadi beberapa kelompok sosialisasi, edukasi, tugas pendataan

66
warga, penyemptotan disinfektan, menjaga posko covid-19kecamatan

langgudu di buka setiap hari, hari sabtu dan minggu tetap melayani

pengaduan dari rumah dan layanan informasi melalui media sosial.

3. Pelaksanaan(actualing) pencegahan covid-19

a. Kegiatan pencegahan

1) sosialisasi dan edukasi

pelaksanaan pencegahan covid-19 langkah puskesmas

langgudu yaitu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada

masyarakat tentang pencegahan covid-19, kegiatan sosialisasi

dan edukasi di laksanakan baik secara langsung dan secara

tidak langsung, puskesmas langgudu melaksanakan sosialisasi

dan edukasi kepada masyarakat dengan cara menggunakan

pengeras suara dari mushola atau masjid dan sosialisasi

pencegahan dengan mengunakan mobil keliling, secara tidak

langsung sosialisasi dan edukasi di lakukan dengan mengirim

surat edaran kepala lembaga di desa, seperti lembaga

pendidikan formal maupun non formal. Puskesmas memasang

baliho/spanduk yang di beberapa tempat strategis di wilayah

desa. Pemerintah menghibau untuk selalu patuh pada prokes,

selalu menggunakan masker, selalu jaga jarak, pake

handsanitizer, atau cuci tangan dengan sabun, jika ada gejala

67
untuk segera periksakan, dan melaporkan diri jika habis dari

luar kota dan melakukan isoman jika positif covid.

2) Pendataan penduduk

Pemerintah desa sebagai gugus tugas covid-19

melaksanakan pendataan warga sebagai upaya pencegahan

penularan covid-19, puskesmas langgudu mendata warga desa

yang keluar masuk dari luar kota, pendataan warga terpapar

baik yang reaktif maupun positif covid, pemerintah juga

melakukan pendataan bantuan untuk warga yang terdampak

dari segi ekonomi, bantuan tunai maupun bantuan non tunai,

teknis pendataan kami himbau kepada warga yang dari luar

kota untuk melapor ke desa, dan kami minta kepada RT dan

RW untuk melaporkan juga warganya yang dari luar kota.

Untuk bantuan ekonomi kami menggunakan dari dari Dinso.

Puskesmas langgudu selalu melakukan koordinasi dengan

ketua RT/RW, kader kesehatan, dan seluruh elemen

masyarakat untuk pendataan warga.

3) Indentifikasi fasilitas penduduk

Upaya puskesmas langgudu kegiatan pencegahan covid-19

adalah mengidentifikasi dan penyediaan fasilitas pendukung,

fasilitas pendukung yang puskesman langgudu sediakan adalah,

tempat cuci tangan yang mengalir serta sabum cairnya,

68
handsanitizer, termogen, dan APD serta ruang isolasi mandiri

di sudut balai desa (terpisah dari ruang pelayanan). Semua

fasilitas pendukung sampai saat ini dalam keadaan baik, dan

masih layak di pakai.

4) Penyemprotan disinfektan, tracking dan vaksinasi

Pemerintah desa bekerjasama dengan puskesmas yang di

bantu oleh bidan desa melaksanakan kegiatan tracking

(penelusuran) kepada warga desa yang terlibat kontak langsung

dengan warga positif. Puskesmas langgudu melakukan

penyemprotan disinfektan ke rumah warga. Puskesmas

langgudu bekerjasama dengan desa melaksanakan kegiatan

vaksinasi kepada warga di belai desa. Kegiatan vaksinasi

dilakukan dengan sebelumnya melaksanakan sosialisasi dan

edukasi kepada warga pentingnya vaksinasi.

b. Waktu pelaksanaan pencegahan covid-19

Puskesmas langgudu melaksanakan kegiatan pencegahan

virus corona telah di laksanakan sejak di bentuknya gugus tugas

desa pada awal munculnya virus corona. Sampai skarang ini

pemerintah masih melakukan kegiatan pencegahan. Untuk saat ini

kami fokus untuk kegiatan tracking dan vaksinasi untuk semua

warga. Kegiatan vaksinasi dari pusksmas langgudu., untuk tracking

kami bersama dengan nakes ketika ada warga positif.

69
c. Penyediaan alat kesehatan

Puskesmas langgudu menyediakan alat kesehatan untuk

mendukung pencegahan penyebaran covid-19. Seperti termogen,

tempat cuci tangan beserta sabunya di belai desa , masker,

handsanitizer, alat penyemprotan disinfekta. Pemerintah

berkerjasama dengan puskesmas juga melaksanakan kegiatan

vaksinasi yang kesemuanya di sarana dan prasarananya di sediakan

oleh pihak puskesmas.

d. Ketersediaan informasi

Puskesmas langgudu menjamin ketersediaan informasi bagi

warga yang membutuhkan. Pemerintah menyediakan informasi

secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung

informasi yang kami sediakan bisa melalui komunkasi langsung

dengan tim gugus tugas atau melalui telepon seluler dan media

sosial, secara tidak langsung pemerintah mengadakan

rapat/musyawarah di desa dengan tetap melaksanakan prokes

sesuai aturan. Pemerintah juga menyediakan pengaduan dan

konsultasi bagi warga di belai desa, atau langsung kerumah kepala

desa, perangkat atau gugus tugas lainnya. Secara tidak langsung

puskesmas langgudu menyediakan informasi melalui

spanduk/benner serta melalui informasi grup tim gugus tugas di

whataap.

70
e. Kerjasama dengan instansi terkait

Puskesmas langgudu dalam pencegahan penyebaran covid-

19 melakukan kerjasama denga instansi terkait lainnya. Puskesmas

langgudu melaksanakan kerjasama dengan pihak kecamatan,

koramil dan polsek, dinsos, dinkes dalam hal ini puskesmas

wilayah margasasi dan BPBD. Bentuk kerjasama yang dilakukan

puskesmas langgudu yaitu dengan pihak dinkes terkait dengan

pelayanan kesehatan warga desa kami baik edukasi kesehatan ,

vaksinasi lainnya, dengan polsek atau koramil terkait keamanan

pada penanganan covid, dengan dinsos terkait dengan penyaluran

bantuan dampak ekonomi karna covid, dengan pihak kecamatan

dan BPBD juga terkait dengan pemakaman yang terpapar positif

covid.

f. Rekomendasi warga masyarakat

Gugus tugas tingkat desa memberikan rekomendasi kepada

masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi agar ada kekebalan daya

tahan tubuh, juga rekomendasi untuk pelaksanaan tes swab,

rekomendasi yang di perluhkan warga untuk keperluan rawat inap

di rumah sakit, serta rekomendasi lainnya terkait dengan coivid-19.

g. Penyiapan dan penyediaan logistic

71
Puskesmas langgudu telah menyiapkan dan menyediakan

logistic kepada masyarakat yang berkejama antara satgas dan joko

tonggo. Logistic yang di berikan berupa kebutuhan pokok bagi

warga isoman, pembagian masker, handsanitizer, alat cuci tangan

beserta sabunnya dll.

BAB VI

72
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesantunan Komunikasi tenaga kesehatan dalam menyampaikan

protokol kesehatan cukup baik sehingga Masyarakat dapat dengan mudah

memahaminya, respon masyarakat langgudu juga sangat rama kepada

petugas kesehatan begitu juga sebaliknya. Tenaga kesehatan masyarakat

memiliki kemampuan komunikasi yang baik sehingga masyrakat dapat

lebih mudah dalam memahami, maka dari itu diperlukan dalam merancang

program dan kebijakan untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam

hal ini tenaga kesehatan yang berada pada lingkungan masyarakat langudu

yang akan memberikan arahan tentang cara mencegah penyebaran Covid-

19.

Kinerja puskesmas kecamatan langgudu sebagai gugus tugas

tingkat desa dalam tanggap darurat penanganan covid-19 di kecamatan

langgudu kabupaten bima dapat di simpulkan sudah baik, puskesmas

langgudu sebagai gugus tugas dalam tanggap darurat penanganan covid-19

di kecamatan langgudu kabupaten bima telah melaksanakan kegiatan

perencanaan, perorganisasian, selalu mengedepankan kesantunan dalam

berkomunikasi dengan warga/pasien, pelaksanaan kegiatan pencegahan

covid-19 dan melaksanakan pengawasan sesuai arahan dari pemerintah

daerah.

B. Saran-saran

73
1. Diharapkan kepada puskesmas langgudu sebagai gugus tugas tingkat

desa dalam penanganan covid-19 di kecamatan langgudu kabupaten

bima untuk tetap menggunakan kesantunan berkomunikasi dan

meningkatkan komitmennya untuk membantu pemerintah pusat

atau daerah dalam penanganan covid-19 sehingga dapat

meminimalisir penyebaran covid-19 di wilayah perdesaan.

2. Diharapkan warga masyarakat desa agar tetap meningkatkan

kesadaran akan bahaya adanya covid-19. Perluh meningkatkan

kedisiplinan diri terhadap protocol kesehatan sehingga terhindar

dari penularan covid-19.

3. Diharapkan pemerintah pusat dan daerah perluh adanya sosialisasi

regulasi yang ada sehingga puskesmas langgudu sebagai pelaksan

kebijakan dapat melaksanakanya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

74
Ahazrina,.(2017). 5 jenis metode penelitian kualitatif-pendekatan dan

kharesteristiknya.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.

Bandung:Remaja Rosda Karya.

Mulyana Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :

Rineka Cipta.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa

Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Rihardi 2006: leec mengatakan membagi pinsip kesantunan menjadi enam.

Jakarta

Yeni lailatul, wahidah, analisis kesantunan berbahasa leech tuturan

berbahasa guru, Yogyakarta tahun ajaran 2016/2027 vol 9 no 1

januari-juni 2017

Syaipudin, L. (2020). Peran Komunikasi Massa di Tengah Pandemi

Covid-19. Kalijaga Journal of Communication, Vol 2 No 1

75
WHO. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) situation report-94.

WHO

Wonok, M. J., Wowor, R., & Tucunan, A. A. T. (2020). Gambaran

Perilaku Masyarakat tentang Pencegahan Covid-19 di Desa

Tumani Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan.

Kesmas, 9(7).

76
77

Anda mungkin juga menyukai