Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI

MASA PANDEMI COVID-19


(Studi Kasus Di Pasar Kranggot, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan
Jombang, Kota Cilegon)
Di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah MPS Kualitatif
Dosen Pengampu: Listyaningsih, S.Sos M.Si

Di susun oleh
Ferry Setia Prawiradana (6661200131)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah MPS Kualitatif dengan Ibu Listyaningsih, S.Sos
M.Si sebagai dosen pengampu dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan tugas ini, maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar penulis
dapat memperbaiki di tugas selanjutnya.

Cilegon, 21 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH................................................................................................4
1.3 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN........................................................................4
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR................................................................5
2.1 DESKRIPSI TEORI..............................................................................................................5
2.1.1 DEFINISI EVALUASI...................................................................................................5
2.1.2 CORONAVIRUS............................................................................................................6
2.1.3 PROTOKOL KESEHATAN...........................................................................................6
2.2 PENELITIAN SEBELUMNYA...........................................................................................9
2.3 KERANGKA BERPIKIR.....................................................................................................9
2.4 ASUMSI DASAR...............................................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................11
3.1 DESAIN PENELITIAN....................................................................................................11
3.2 INSTRUMEN PENELITIAN..........................................................................................11
3.3 DEFINISI KONSEP DAN OPERASIONAL.................................................................11
3.3.1 DEFINISI KONSEP......................................................................................................11
3.3.2 DEFINISI OPERASIONAL..........................................................................................11
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA................................................................................12
3.5 INFORMAN PENELITIAN............................................................................................12
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA............................................................................................13
3.7 UJI KEABSAHAN DATA...............................................................................................13
3.8 JADWAL PENELITIAN.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina
mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus
(coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of
International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup
cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan
total kasus konfirmasi 414.179 dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192
negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan
terinfeksi.
Pada tanggal 02 Maret 2020, Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya
mengumumkan 2 pasien positif terkena virus COVID-19 ini. Kasus penularan virus corona
ini semakin hari semakin bertambah dan terus bertambah, dari satu kota hingga tersebar
hampir ke seluruh kota di Indonesia. DKI Jakarta menjadi daerah dengan risiko penularan
tertinggi. Dari berbagai kalangan dan daerah, tidak sedikit masyarakat di Indonesia yang
memusatkan kegiatannya di ibu kota yaitu DKI Jakarta, tanpa di sadari mereka pulang ke
kampung halamannya dengan membawa virus sehingga penyebaran virus corona di
Indonesia ini sangatlah cepat. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, Indonesia sudah melaporkan
790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24 Provinsi yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua.
Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah DKI Jakarta, Banten (Kab. Tangerang, Kota
Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor, Kab.
Bogor, Kab. Karawang), Jawa Timur (kab. Malang, Kab. Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa
Tengah (Kota Surakarta).
Pemerintah pun membentuk Tim Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 yang
dipimpin langsung oleh Presiden. Virus Corona ini tentu sangat mengganggu berbagai

1
aktivitas dalam berbagai bidang. Sehingga beberapa kegiatan pun terpaksa dialihkan ke
rumah, seperti belajar, bekerja, dan beribadah. Sekolah dan perguruan tinggi menerapkan
PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh. Kantor dan perusahaan menerapkan WFH atau Work
From Home. Kegiatan peribadatan pun sebagian dialihkan secara online. Kita pun
dianjurkan untuk tidak keluar rumah jika tidak memiliki kepentingan yang mendesak.
Kemudian pemerintah juga mengkampanyekan Pembatasan Sosial (Social Distancing).
Semua ini dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Dengan berbagai pertimbangan, Presiden Jokowi menetapkan peraturan tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun
2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan
Penanganan COVID-19. Presiden juga menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19 (Kompaspedia,
2020). Dengan adanya PSBB ini diharapkan, upaya dalam mencegah penularan COVID-19
lebih efektif karena ada sanksi tegas bagi yang melanggar ketentuan. Selama berjalannya
PSBB, kegiatan masyarakat menjadi terbatas dan itu mempengaruhi pendapatan masyarakat
dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah pun merencanakan scenario baru untuk
melonggarkan kebijakan PSBB demi menyelamatkan kondisi perekonomian yang semakin
menurun. Presiden Jokowi pun meminta agar dilakukan sosialisasi kepada masyarakat
tentang protokol tatanan normal baru.
Kementerian Kesehatan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan
Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 (Kompaspedia,
2020). Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku
Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas
normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19. Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat
menyesuaikan dengan pola hidup. Artinya, kita harus bisa hidup berdampingan dengan
Virus Corona ini agar bisa melakukan aktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol
kesehatan yang ketat. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling
berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19

2
termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah
penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air
bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan
ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan
gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.
Namun, penerapan protokol kesehatan di masyarakat sendiri masih belum sepenuhnya
dilaksanakan dengan baik, karena beberapa masyarakat masih menganggap bahwa COVID-
19 ini sebagai ‘kebohongan’ yang dilakukan pemerintah, atau untuk menutupi isu-isu
politik, sehingga beberapa masyarakat tidak mau mematuhi protokol kesehatan. Sudah
seharusnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang dibuat pemerintah agar
terwujudnya penurunan angka pasien positif COVID-19 dan terputusnya rantai penyebaran
COVID-19. Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penuluran
COVID_19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat dimana
terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang.
Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan
beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat yang
dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua
sumber daya yang ada. Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan
COVID-19 di kota cilegon

Gambar 1.1 peta sebaran COVID-19 di kota Cilegon per tanggal 21 September 2021

3
Melihat dari data diatas, maka saya tertarik untuk meniliti tentang evaluasi kebijakan
protokol kesehatan di kota cilegon

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 di Pasar Kranggot
Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Apakah protokol kesehatan sudah diterapkan dengan baik oleh para pedagang dan
pembeli?

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Untuk mengetahui apakah penerapan protokol kesehatan di Pasar Baru Kranggot
sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.
1. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah di atas, dapat dilihat bahwa tujuan dari diadakannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan protokol kesehatan di Pasar
Kranggot Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.
2. Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yang bisa diambil dari penelitian ini adalah pengembangan
ilmu tentang Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan
B. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah langkah untuk menambah dan
memperluas pengetahuan peneliti terhadap penerapan protokol kesehatan di
kota Cilegon.
b. Bagi Masyarakat Kota Cilegon
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk mengevaluasi
penerapam protokol kesehatan di Kota Cilegon
c. Bagi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai baha bacaan yang dapat dibaca atau
diakses oleh mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya
mahasiswa admnitrasi Publik

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 DESKRIPSI TEORI


2.1.1 DEFINISI EVALUASI
Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya (Widoyoko, 2012:6). Sedangkan menurut pengertian istilah
“evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan” (Yunanda, 2009). Evaluasi juga merupakan suatu riset untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek
evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan
hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut
(Wirawan, 2012:7).
Menurut pengertian bahasa, Echols dan Shadly ( dalam Thoha, 2003:1)
mengemukakan bahwa “kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran.”Menurut pengertian istilah, Thoha (2003:1 ) mengatakan bahwa
“evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk
memperoleh kesimpulan.”Secara umum, Cross ( dalam Sukardi, 2005:1) berpendapat
bahwa “evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah
tercapai.” Hal ini dijelaskan lagi oleh Sukardi (2015: 1), bahwa definisi tersebut
menerangkan secara langsung bahwa evaluasi merupakan proses mendapatkan informasi dan
memahami serta mengkomunikasikan hasil informasi tersebut kepada pemangku keputusan.

5
Hal tersebut selaras dengan Wirawan (2011:8-9), yang berpendapat bahwa salah satu tujuan
dari evaluasi adalah mengumpulkan informasi, mengukur kinerja, dan menilai manfaat
mengenai objek evaluasi yang berkaitan dengan indikator, tujuan, atau standar dalam objek
evaluasi.
Dalam Dunn (2003: 28), evaluasi membuahkan penetahuan yang relevan dengan
kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang
benar-benar dihasilkan. Jadi ini membantu pengambilan kebijakan pada tahap penilaian
kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan
kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah terselesaikan; tetapi juga menyumbang
pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan, membantu dalam
penyesuaian dan perumusan kembali masalah.
Menurut Dunn (2003: 609), evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam
analisis kebijakan. Pertama, dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang
valid dan dapat dipercaya mengenai “kinerja kebijakan”, yaitu, seberapa jauh kebutuhan,
nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi
mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu (misalnya, perbaikan kesehatan) dan
target tertentu. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada “klarifikasi” dan “kritik” terhadap
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan
menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target dalam hubungan dengan masalah
yang dituju. Dalam menanyakan kepantasan tujuan dan sasaran, analis dapat menguji
alternatif sumber nilai (misalnya, kelompok kepentingan dan pegawai negeri, kelompok-
kelompok) maupun landasan mereka dalam berbagai bentuk rasionalitas (teknis, ekonomis,
legal, sosial, substantif).
Tabel 2.1 Kriteria Evaluasi

Tipe Kriteria Pertanyaan

Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?

Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk


mencapai hasil yang diinginkan?

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

6
memecahkan masalah?

Pemerataan Apakah biaya manfaat didistribusikan dengan


merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda

Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan,


preferensi, atau nilai-nilai kelompok-kelompok
tertentu?

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar


berguna atau bernilai?

Sumber: Dunn (2003: 610)

Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan

lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak

memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah

kebijakan. Evaluasi dapat pula menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru

atau revisi kebijakan dengan menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang diunggulkan

sebelumnya perlu dihapus dan diganti dengan yang lain.

2.1.2 CORONAVIRUS
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan SARS-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan

7
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia
luas di kedua paru.

2.1.3 PROTOKOL KESEHATAN


Protokol Kesehatan Penanganan COVID-19:
ANDA MERASA TIDAK SEHAT
1. Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria:
a. Demam 38 derajat Celcius, dan
b. Batuk/pilek istirahatlah yang cukup di rumah dan bila perlu minum Bila keluhan
berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernafas (sesak atau nafas cepat), segera
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
Pada saat berobat ke fasyankes, Anda harus lakukan tindakan berikut:
a. Gunakan masker
b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar dengan cara
menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung lengan
c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal
2. Tenaga kesehatan (nakes) di fasyankes akan melakukan screening suspect COVID-19:
a. Jika memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda akan dirujuk kesalah satu
rumah sakit (RS) rujukan yang siap untuk penanganan COVID19.
b. Jika tidak memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda akan dirawatinap
atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokterfasyankes.
3. Jika anda memenuhi kriteria Suspect COVID-19 akan diantar ke R rujukan menggunakan
ambulan fasyankes didampingi oleh nakes yang menggunakanalat pelindung diri (APD).
4. Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
dan dirawat di ruang isolasi.
5. Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Balitbangkes) di Jakarta. Hasil pemeriksaan pertama akan keluar dalam 24 jam setelah
spesimen diterima.

8
a. Jika hasilnya positif,
i. Maka Anda akan dinyatakan sebagai penderita COVID-19.
ii. Sampel akan diambil setiap hari
iii.Anda akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan sampel 2 (dua) kali
berturut-turut hasilnya negative
b. Jika hasilnya negatif, Anda akan dirawat sesuai dengan penyebab penyakit.

JIKA ANDA SEHAT, namun:


1. Ada riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke negara terjangkit COVID-19, ATAU
2. Merasa pernah kontak dengan penderita COVID-19, hubungi Hotline Center Corona
untuk mendapat petunjuk lebih lanjut di nomor berikut: 119 ext 9.

PROTOKOL KESEHATAN
1. Jaga Kebersihan Tangan
Bersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, apabila
permukaan tangan tidak terlihat kotor. Namun, apabila tangan kotor maka bersihkan
menggunakan sabun dan air mengalir. Cara mencucinya pun harus sesuai dengan standar
yang ada, yakni meliputi bagian dalam, punggung, sela-sela, dan ujung-ujung jari.
2. Jangan Menyentuh Wajah
Dalam kondisi tangan yang belum bersih, sebisa mungkin hindari menyentuh area
wajah, khususnya mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan kita bisa jadi terdapat
virus yang didapatkan dari aktivitas yang kita lakukan, jika tangan kotor ini digunakan
untuk menyentuh wajah, khususnya di bagian yang sudah disebutkan sebelumnya, maka
virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
3. Terapkan Etika Batuk dan Bersin
Ketika kita batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh.
Jika virus itu mengenai dan terpapar ke orang lain, maka orang lain bisa terinfeksi virus
yang berasal dari tubuh kita. Terlepas apakah kita memiliki virus corona atau tidak, etika
batuk dan bersin harus tetap diterapkan. Caranya, tutup mulut dan hidung menggunakan
lengan atas bagian dalam. Bagian ini dinilai aman menutup mulut dan hidung dengan
optimal, selain itu bagian lengan atas dalam ini tidak digunakan untuk beraktivitas

9
menyentuh wajah. Sehingga relatif aman. Selain dengan lengan, bisa juga menutup mulut
dan hidung menggunakan kain tisu yang setelahnya harus langsung dibuang ke tempat
sampah.
4. Pakai Masker
Bagi Anda yang memiliki gejala gangguan pernapasan, kenakanlah masker medis
ke mana pun saat Anda keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Setelah
digunakan (masker medis hanya bisa digunakan 1 kali dan harus segera diganti), jangan
lupa buang masker di tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan setelah itu. Namun,
bagi Anda yang tidak memiliki gejala apapun, cukup gunakan masker non-medis, karena
masker medis jumlahnya lebih terbatas dan diprioritaskan untuk mereka yang
membutuhkan.
5. Jaga Jarak
Untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke orang lain, kita harus
senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Terlebih, jika orang
tersebut menunjukkan gejala gangguan pernapasan. Jaga jarak juga dikenal dengan istilah
physical distancing. Kita dilarang untuk mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak
fisik dengan orang lain, dan tidak mengadakan acara yang mengundang banyak orang.
6. Isolasi Mandiri
Bagi Anda yang merasa tidak sehat, seperti mengalami demam, batuk/pilek/nyeri
tenggorokan/sesak napas, diminta untuk secara sadar dan sukarela melakukan isolasi
mandiri di dalam rumah. Tetap berada di dalam rumah dan tidak mendatangi tempat
kerja, sekolah, atau tempat umum lainnya karena memiliki risiko infeksi COVID-19 dan
menularkannya ke orang lain.
7. Jaga Kesehatan
Selama berada di dalam rumah atau berkegiatan di luar rumah, pastikan kesehatan
fisik tetap terjaga dengan berjemur sinar matahari pagi selama beberapa menit,
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan melakukan olahraga ringan. Istirahat yang
cukup juga sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga kesehatan selama masa pandemi ini.

10
2.2 PENELITIAN SEBELUMNYA
1. Mariroh, Fariha, dkk. 2020. EVALUASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATANDI
KAMPUNG TANGGUH SEMERU PERUMAHAN MASTRIP KABUPATEN JEMBER.
Multidisciplinary Journal. Vol. 3 No. 1 Diakses 23 Oktober 2021
2. Lailatul K, Marlina Fitriya, Khuzaifah. 2021. EVALUASI PENERAPAN PROTOKOL
KESEHATAN PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DALAM PEMBELAJARAN
PRAKTIK DI LABORATORIUM PROGAM STUDI KEBIDANAN POSO. Jurnal
pengolahan Labroratorium Pendidikan. Vol. 3 No. 1 Diakses 23 Oktober 2021
Penelitian di atas merupakan 2 contoh penelitian yang memiliki keterkaitan
dengan penelitian ini. Dari penelitian 1, perbedaan penelitian 1 dengan penelitian ini
adalah tempat penelitian antara penelitian 1 dan penelitian 2 berbeda, yaitu di Kampung
Tangguh dan Pasar Kranggot. Sedangkan untuk penelitian 2, perbedaan penelitian 2
dengan penelitian ini adalah pada penelitian 2 yang diteliti adalah pencegahan penyeberan
COVID-19 dalam pembelajaran, sementara penelitian ini lebih ke arah mengevaluasi
penerapan protokol kesehatan.

2.3 KERANGKA BERPIKIR


1. Melakukan pengamatan lingkungan
2. Menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan kepada informan
3. Mencari informan yang bersedia di wawancarai
4. Mewawancarai informan
5. Mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh dari informan

2.4 ASUMSI DASAR


Penerapan protokol kesehatan di Pasar Baru Kranggot belum dilaksanakan secara
maksimal, masih banyak pedagang dan pembeli yang belum menerapkan protokol kesehatan
dengan baik dan benar

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam buku
Moleong (2014: 4) mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik
atau utuh, sehingga dalam peneltiian ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi
ke dalam variavel atau hipotesis, akan tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.

3.2 INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Penulis sendiri harus siap untuk
terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian. Peneliti pada penelitian kualitatif
sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus peneltian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2016: 222). Instrumen yang
digunakan adalah pedoman wawancara, dan lembar observasi.

3.3 DEFINISI KONSEP DAN OPERASIONAL


3.3.1 DEFINISI KONSEP
Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya (Widoyoko, 2012:6).

3.3.2 DEFINISI OPERASIONAL


Jadi, evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah
tercapai.

12
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang akurat, sehingga tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data tidak akan mendapatkan data yang memenuhgi standar
yang ditetapkan (Sugiyono, 2016: 224). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan wawancara, dan observasi.
Pedoman wawancara:
1. Apa keperluan Anda datang ke Pasar Baru Kranggot?
2. Sudah berapa lama Anda bekerja/berbelanja di Pasar Baru Kranggot?
3. Apakah sebelumnya Anda sudah tahu mengenai Coronavirus?
4. Apakah Anda sudah mengetahui bagaimana cara Coronavirus menyebar?
5. Apakah Anda sudah tahu mengenai langkah-langkah pencegahan yang dilakukan
pemerintah?
6. Mengenai Sosialisasi 3M itu sendiri, bagaimana menurut Anda?
7. Apakah Anda sudah menerapkan protokol kesehatan yang sudah di atur oleh pemerintah?
8. Bagaimana pendapat Anda mengenai orang-orang yang masih belum mau menerapkan
protokol kesehatan dengan baik dan benar?
Lembar Observasi:
1. Penerapan social distancing dan physical distancing oleh para pedagang dan pembeli
2. Penerapan protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan) oleh pedagang dan
pembeli
3. Keadaan pasar
4. Titik-titik atau area untuk cuci tangan

3.5 INFORMAN PENELITIAN


Informan dalam penelitian adalah orang yang memiliki keterkaitan dengan penelitian
yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi di lokasi penelitian.
Informan dalam penelitian ini akan di ambil secara acak, peneliti akan mewawancarai secara
acak orang-orang yang ada di sekitar maupun di Pasar Baru Kranggot. Peneliti telah
mewawancarai 3 orang secara acak, yaitu seorang pedagang, seorang pembeli, dan seorang
yang tinggal dekat Pasar Kranggot.

13
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA
Sugiyono (2016: 244) mengatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data
di lapangan model Miles dan Huberman, dimana analisis data dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Proses
analisis data menurut model Miles dan Huberman yaitu meliputi aktivitas pengumpulan
data, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing
atau penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992: 15).

3.7 UJI KEABSAHAN DATA


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Member Check sebagai teknik
untuk menguji ke absahan data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan
membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2007:276).

3.8 JADWAL PENELITIAN

Bulan
No Kegiatan
September Oktober November Desember

1. Persiapan

2. Pengajuan Judul

3. Pengumpulan Data

4. Analisis Data

5. Penyusunan Data

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Eprints UMY. https://eprints.uny.ac.id/66451/4/4. Bab II.pdf Diakses 19 Oktober 2021
Eprints UNY. https://eprints.uny.ac.id/53574/4/4.BAB%20III%20TAS%201341624007.pdf
Diakses 16 Oktober 2021
Eprints UNY. https://eprints.uny.ac.id/66451/4/4.%20Bab%20II.pdf Diakses 19 Oktober 2021
Etheses UIN Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id/1633/7/08410072_Bab_3.pdf Diakses 19
Oktober 2021
Isbaniyah, Fathiyah dkk.2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19) Revisi Ke-4. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2020. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2020. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/382/2020 TENTANG Protokol
Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan
Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.2020. Protokol Kesehatan COVID-19.
https://www.kemkes.go.id/article/view/20031600003/Protokol-Kesehatan-COVID-
19.html Diakses pada 17 Oktober 2021
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2020. Surat Edaran Nomor
HK.02.01/MENKES/202/2020 Tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri dalam Penanganan
Coronavirus Disease (COVID-19)
Kompas.2020. Simak Panduan Protokol Kesehatan Pencegahan COVID-19 untuk Sambut New
Normal. https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/18/103200465/simak-panduan-
protokol-kesehatan-pencegahan-covid-19-untuk-sambut-new?page=all Diakses 23
Oktober 2021
Library BINUS. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_875_Bab2.pdf
Diakses 23 Oktober 2021
Mekarisce, Arnild Augina.2020. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian
Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat. Vol.
12 Edisi 3 Hal. 145-151 Diakses 23 Oktober 2021
Repository UNPAS.http://www.repository.unpas.ac.id/30119/7/BAB III.pdf Diakses 10
Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai