Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL SKRIPSI

PERSEPSI REMAJA TENTANG VAKSINASI COVID-19 DI DESA


BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK
KABUPATEN SUMENEP

ANDRI ALFIYANSYAH

NPM. 717.620912

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2021
PROPOSAL SKRIPSI

PERSEPSI REMAJA TENTANG VAKSINASI COVID-19 DI DESA


BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK
KABUPATEN SUMENEP

ANDRI ALFIYANSYAH

NPM. 717.620912

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2021

i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI

PERSEPSI REMAJA TENTANG VAKSINASI COVID-19 DI DESA


BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK
KABUPATEN SUMENEP

PROPOSAL SKRIPSI

ANDRI ALFIYANSYAH
717.6.2.0912

PROPOSAL SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 20 APRIL


2021

Oleh:
PembimbingUtama

(Mujib Hannan,S.KM., S.Kep., Ns.,M.Kes.) NIDN.0718088202

Pembimbing Ke Dua

(Dian Ika Puspitasari, S.Kep., Ns., M.Kep) NIDN. 0727028401

Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan

(Zakiyah Yasin, S.Kep., Ns., M.Kep.) NIDN. 0720108501

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan

Karunia yang telah melimpahkan Taufiq, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya

dapatmenyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Persepsi Remaja Tentang

Vaksinasi Covid-19 di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten

Sumenep”.

Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta

dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak, untuk itu ijinkan peneliti

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Sjaifurrahman, S.H., M.H. Selaku Rektor Universitas Wiraraja.

2. Dr.Eko Mulyadi S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Wiraraja.

3. Zakiyah Yasin S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku ketua prodi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja.

4. Mujib Hannan S.KM. S.Kep., Ns., M.kes. Selaku pembimbing utama yang

telah memberikan arahan selama proses penyusunan proposal penelitian

ini.

5. Dian Ika Puspitasari S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku pembimbing kedua yang

telah memberikan arahan selama proses penyusunan proposal penelitian

ini.

6. Jajaran Dosen Kperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja

dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan

penelitian ini.

iii
7. Keluarga, sahabat serta pihak lain yang secara tidak langsung membantu

menyelesaikannya proposal penelitian ini.

8. Teman-teman angkatan 2017 Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Wirajaja.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal

ini.Untuk itu saya sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun

dari segenap pembaca.Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan

tambahan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Sumenep, Maret 2021

Penuli

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI.................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..........................................................................................4
1.3 TujuanPenelitian...........................................................................................5
1.4 ManfaatPenelitian.........................................................................................5
BAB 2TINJAUANPUSTAKA................................................................................6
2.1.1 Pengertian..................................................................................................6
2.1.2 ProsesPersepsidanSifat Persepsi................................................................7
2.1.3 Faktor-faktoryangMempengaruhiPersepsi................................................9
2.1.4 Aspek-aspekPersepsi...............................................................................12
2.2.Remaja.............................................................................................................13
2.3 Vaksin.........................................................................................................14
2.3.1 JenisVaksindanKomponennya................................................................15
2.3.2 PengembangvaksinCovid-19berdasarkanjenisdanlokasi.........................16
2.3.3 CaraKerjaVaksin.....................................................................................17
2.4 Covid-19AtauCoronaVirus.........................................................................18
2.4.1 MekanismePenularan..............................................................................19
2.4.2 KarakteristikKlinis..................................................................................19
2.4.3 MekanismePenularancovid-19................................................................19
2.4.4 Gejala-GejalaCovid-19............................................................................20
2.4.5 Pencegahan..............................................................................................21
BAB 3KERANGKAKONSEPTUAL....................................................................23
BAB 4METODEPENELITIAN.............................................................................25
4.3 SamplingDesign..........................................................................................27
4.3.2 Sampel.....................................................................................................27
4.4 VariabelPenelitian.......................................................................................27

v
4.1Definisi Oprasional...........................................................................................28
4.6 InstrumenPenelitian....................................................................................29
4.7 LokasidanwaktuPenelitian..........................................................................30
4.8 TeknikPengumpulanData............................................................................30
4.9 Analisa data..................................................................................................31
4.9 MasalahEtikPenelitian................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
LAMPIRAN...........................................................................................................34

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1.Pengembang vaksin Covid-19 berdasarkan jenis dan


lokasi

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Lembar Kuesioner Persepsi Remaja


Lampiran 2 :Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 :Lembar Persetujuan Menjadi Responden

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sejak akhir 2019, pandemi virus corona yang sedang berlangsung

(COVID-19) dengan cepat menyebar di seluruh dunia.COVID-19 disebabkan

oleh Corona virus 2 (SARS-CoV 2 )sindrom pernafasan akut parah yang

pertama kali di identifikasi di Wuhan, dan China pada Desember 2019. Pada

11Maret 2020, WHO telah menandai penyebaran COVID-19 sebagai pandemi.

[ CITATION adi20 \l 1057 ]. Saat ini terdapat lebih dari 12,9 juta kasus dan

lebih dari 560.000 kematian diseluruh dunia,Sedangkan diIndonesia lebih dari

751.270 kasus dan22.329 kematian (Kemenkes RI 2021).

Sedangkan di jawa timur mencatat kanjumlah kasus positif sebanyak

sebanyak 89.590 kasus sementara jumlah pasien yang sembuh sebanyak 77.102

orang ,dan yang masih di rawat sebanyak 6.2470rang (Kemenkes RI2021).

Berdasarkan kabupaten Sumenep mencatat jumlah kasus terkonfirmasi

positif covid-19 sebanyak 1.505 orang, untuk jumlah data yang sudah

dilakukan isolasi sebanyak 1.359 orang dan yang terkonfirmasi meninggal

sebanyak 88 orang (Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep).Meskipun strategi

sekarang ini seperti social distancing, karantina dan isolasi,serta pelacakan

kontak telah efektif dalam menekan penyakit,penularan kemungkinan akan

meningkat kembali,ketika strategiinidilonggarkan(Fergusonetal.,2020)

1
2

Virus Corona Adalah virus RNAyang dengan ukuran partikel 60-140nm

(Meng dkk., 2020; Zhu dkk., 2020). Xu dkk. (2020) melakukan penelitian untuk

mengetahui agen penyebab terjadinya wabah di Wuhan dengan memanfaatkan

rangkaian genom 2019-nCoV, yang berhasil diisolasi dari pasien yang terinfeksi

dikota Wuhan.Rangkaian genom2019-nCoV kemudian dibandingkan dengan

SARS-CoVdanMERS-CoV.Hasilnya,beberapa rangkaian genom 2019-nCoV yang

diteliti nyaris identic dengan satu sama lain dan2019-nCoV berbagi rangkaian

genom yang lebih homolog dengan SARS-CoV disbanding dengan MERS

CoV.Penelitian ini dilanjutkan oleh Xudkk.(2020) dilakukan untuk mengetahui asal

usul dari nCov-2019 dan hubungan geneticnya dar ivirus Corona lain dengan

menggunakan analisis filogenetik.Hasil penelitiannya menunjuk kan bahwa 2019-

n CoV termasuk dalam genus beta corona virus[ CITATION Mal20 \l 1057 ].

Pada tanggal 31 Maret 2020, Presiden Indonesia, Joko Widodo

menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang mengatur

pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap (COVID-19)9,yang

akan memungkinkan pemerintah daerah untuk membatasi pergerakan orang

dan barang masuk dan keluar dari daerah masing-masing asalkan mereka telah

mendapat izin dari kementerian terkait (dalam hal ini Kementerian Kesehatan,

di bawah Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto). Peraturan tersebut juga

akan menyebutkan bahwa pembatasan kegiatan yang dilakukan ini paling

sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan

keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Pada

saat yang sama, Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 juga

ditandatangani, yang menyatakan pandemi koronavirus sebagai bencana


3

nasional 10.Pembuatan kedua peraturan tersebut didasarkan pada Undang

Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Ke karantinaan Kesehatan, yang

mengatur ketentuan mendasar untuk PSBB[ CITATION Kar20 \l 1057 ].

Dari hasil study pendahuluan ditemukan 7 Remaja yang mempunyai

persepsi tentang vaksinasi covid-19 yang di terapkan oleh tenaga kesehatan

untuk mencegah infeksi virus covid-19.adanya berbagai persepsidari beberapa

remaja yang menganggap bahwa vaksin bukanlah bahan pencegahan dari

infeksi virus covid-19, akan tetapi mereka menganggap vaksin adalah obat

yang mematikan ketika disuntikkan, memang dari beberapa remaja tersebut

kurang mengetahui tentang vaksinasi covid-19 yangdi terapkan olehNakes.Hal

ini membuat peneliti tertarik untuk megidentifikasi persepsi remaja tentang

vaksinasi covid-19di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk.

Dari perspektif tenaga kesehatan masyarakat,vaksinasi dianggap

sebagai pendekatan yang paling efektif untuk melawan terjangkitnya

berbagaipenyakitmenular. Misalnya vaksinasi influenza sudah diakui sebagai

cara paling efektif untuk mencegah influensa musiman dan penyakit terkait.

Tanpa ragu,vaksin iyalah salah satu cara yang paling efisien untuk mencegah

wabah COVID-19 lebih lanjut. Pengembangan vaksin yaitu untuk

melawan/mencegahinfeksi SARS-CoV-2 yang sedang dalam proses

pengembangan dan uji coba yang sedang berlangsung.Berbagai lembaga yang

di danai oleh berbagai pemerintah, perusahaan farmasi, dan ahli filtrasi saat ini

berpacu dengan waktu untuk memproduksi vaksin COVID-19, dengan

beberapa vaksin sudah dalam uji klinis.Dengan perkembangan vaksin potensial


4

untuk COVID-19 yang berkembang pesat,penyelidikan segera dijamin atas

penerimaan vaksin COVID-19 hipotetis untuk mempersiapkan ketersediaannya

untuk publik.

Persepsi risiko (yaitu kerentanan yang dirasakan terhadap infeksi)

dantingkat keparahan (yaitu keparahan konsekuensi kesehatan) sangat penting

dalam keterlibatan dalam perilaku kesehatan pelindung,Memang persepsi risiko

dan tingkat keparahan dapat menjadi prediktor penting vaksinasi dalam konteks

COVID-19. Fu et al. (2020) meneliti niat vaksin COVID-19 di antara petugas

kesehatan dan populasi umum,Petugas kesehatan lebih cenderung percaya

bahwa mereka mungkin terinfeksi di masa depan dan lebih bersedia menerima

vaksin (76,4% dibandingkan dengan 72,5% Remaja). Diantara factor penentu

penerimaan vaksin pada petugas kesehatan Remaja adalah kemungkinan tinggi

infeksi (30% +), dengan orang-orang ini dua kali lebih mungkin untuk

menerima vaksin. Keparahan penyakit tidak terkait dengan niat vaksinasi pada

petugas layanan kesehatan tetapi sangat lemah terkait pada populasi

umum,secara tidak terduga menunjukkan tren negatif[ CITATION Sar20 \l

1057 ].

Dari latar belakang di atas peneliti bertujuan untuk mengetahi Persepsi

Remaja TentangVaksinasi covid19 Di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk

Kabupaten Sumenep dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah

yaitu bagaimana persepsi Remaja di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk

tentangvaksinasicovid-19?
5

1.3 TujuanPenelitian

Untuk mengetahui persepsi remaja tentang vaksinasi covid-19 di Desa

Bragung Kecamatan Guluk-Guluktentangvaksincovid-19.

1.4 ManfaatPenelitian

1.4.1 Bagipeneliti

Sebagai pengetahuan tambahan kepada peneliti supaya dapat

dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi keilmuan

kepada mahasiswa di lingkungan Universitas Wiaraja Khususnya

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan.

1.4.3 Bagi Pendidkan Keperawatan

Sebagai bahan acuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya

keperawatan terkait persepsi Remaja tentang vaksinasi covid-19 di Desa

Bragung Kecamatan Guluk-Guluk.


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KonsepPersepsi

2.1.1 Pengertian

Menurut Kotler (2000) dalam jurnal psikologi (2009) persepsi sebagai

proses bagaimana seseorang menyeleksi atau memahami, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran

keseluruhan yang berarti. Adapun Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009)

mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan,yaitu sebagai

proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan

indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.[ CITATION

Muh13 \l 1057 ]

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep

yangsudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami

akan hal ini,yaitu diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali

menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada

orangyang memberitahu kita bahwa buah tersebut itu namanya mangga.

Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain

sebagainya, daribuah itu secara saksama. Lalu akan timbul konsep mengenai

mangga dalambenak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat

menjumpai buah yangsama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan


7

dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu

adalah manga (Taniputera,2005) dalam jurnal psikologi(2009).

Dari pengertian persepsi di atas ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur

dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-

pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan

keseluruhan gambaran yang berarti.

2.1.2 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport dalam jurnal psikologi (2009) proses persepsi yaitu suatu

proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman,cakrawala,dan pengetahuan

individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur

bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala

akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu,dan akhirnya

komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban

yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.

Walgito dalam jurnal psikologi (2019) menyatakan bahwa terjadinya

persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

1. Tahap pertama,merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman

atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat

indera manusia.

2. Tahap kedua,merupakan tahap yang dikenal dengan proses

fisiologis,merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh

reseptor (alatindera) melalui saraf-saraf sensoris.


8

3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,

merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang

diterima reseptor
9

4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu

berupa tanggapan dan perilaku.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap,yaitu:

a. Tahap penerimaan stimulus,baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

b. Tahap pengolahan stimulus social melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi.

c. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,

cakrawala, sertapengetahuan individu.

Menurut Newcomb dalam jurnal psikologi (2009), ada beberapa sifat

yang menyertai proses persepsi,yaitu:

1) Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang

sebagai orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan

berbeda-beda.

2) Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor.

Dalam arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan

dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan

menyerap informasi tersebut,sehingga hanya informasi tertentu saja


10

yangditerimadandiserap.

3) Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi

yangsama dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara

yangberbeda-beda.

2.1.3 Faktor-faktoryangMempengaruhiPersepsi

Thoha (1993) dalam jurnal psikologi (2009) berpendapat bahwa

persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal

danfaktor eksternal.Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya

sikap,kebiasaan, dan kemauan.Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor

yangberasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial

maupunfisik.

Dijelaskan oleh Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) bahwa

meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka

dapat mempersepsikannya berbeda-beda.Ada sejumlah faktor yang bekerja

untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor

inidari:

a) Pelaku persepsi (perceiver)

b) Objek atau yang di persepsikan

c) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau

gedung,persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan


11

tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum

alamtetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada

pada manusia.Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-

penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu,

persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak

dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan

internal orang itu (Robbins,2003).

Gilmer dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain factor belajar, motivasi, dan

pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan

karenaada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang

mempengaruhi,makakesanyangdiperolehmasing-masing individu akan berbeda

satu sama lain.

Persepsi individu dipengaruhi oleh factor fungsional dan

struktural.Faktorfungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal.Misalnya

kebutuhan individu,usia,pengalaman masalalu, kepribadian,jenis kelamin,dan

hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di

luarindividu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat

berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu.

Dalam kenyataannya situasi dan stimulus yang sama,dapat

dipersepsikan secara berbeda oleh setiap orang. Hal ini terjadi karena

setiaporang memiliki pengalaman dan latar belakang yang berbeda (Milton

1981:23).Selain itu persepsi dipelajari berdasarkan kegunaan dan kepentingan

dirinya.Untuk itu seseorang akan memiliki stimulus sesuai dengan


12

kebutuhannya.
13

Proses pemilihan ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:

(1) Faktor Internal

Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses

persepsiantara lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian.

Semua factor yang ada dalam diri individu membentuk adanya

perhatian terhadap suatu objek sehingga menimbulkan adanya

persepsi.Hal ini berdasarkan kompleksitas fungsi psikologis.

(2) Faktor Eksternal

Faktor dari luar yang terjadi dari pengaruh lingkungan adalah

(a) Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa

semakin besar intensitas stimulus luar,semakin besar juga perhatian

pada stimulus tersebut.

(b) Keberlawanan atau kontras

Prinsip inimenyatakan bahwa stimulus atau suatu hal yang

berlawanan biasanya akan banyak menarik perhatian

(c) Pengulangan

Situasi stimulus yang sering diulang-ulang akan mendapat

perhatian yang lebih besar

(d) Hal yang baru

Suatu hal atau stimulus yang belum pernah diketahui atau

dilihatakan lebih menimbulkan keinginan untuk lebih diperhatikan.

(e) FaktorSituasi
14

Aspek situasi yang ada dalam organisasi kerja merupakan iklim

ataukultur organisasi yang memiliki kaitan dalam proses “perceptual” seperti

posisi pekerjaan,lingkungan organisasi, manajemen organisasi,mempengaruhi

seseorang terhadap konsep-konsep kerja misalnya kebijaksanaan organisasi

mendukung seseorang untuk dapat menerapkan konsep atau nilai kerja

tertentu,maka akan semakin tumbuh nilai positif tentang konsep tersebut.

Dari uraian di atas ini dapat di kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi

oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor kebutuhan,

motivasi,proses belajar dan kepribadian.

2.1.4 Aspek-aspekPersepsi

Pada hakikatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen,dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam jurnal

psikologi (2009) adatiga yaitu:

1. Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau

informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya.Dari

pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu

tentang obyek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang.Jadi

sifatnya evaluative yang berhubungan era tdengan nilai-nilai

kebudayaan atau system nilai yang dimilikinya.


3. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku

yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

Rokeach dalam jurnal psikologi (2009) memberikan pengertian

bahwa dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga

komponen konatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk

merespons, untuk berperilaku.Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan

perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau berperilaku.

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi

mengandung komponen kognitif, komponen afektif,dan juga komponen

konatif,yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau

berperilaku.Sikap seseorang pada suatu obyek sikap merupakan

manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling

berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap.Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu

dengan lainnya jadi,terdapat pengorganisasian secara internal diantara

ketiga komponentersebut.

2.2.1 Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia

usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa latin yaitu adolescence yang

artinya tumbuh atau tumbuh untuk menncapai kematangan (Ali 2009 :

48). Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan streotip

mengenai penyimpangan dan ketidak wajaran. Hal tersebut dapat dilihat

dari banyaknya teori teori perkembangan yang membahas

ketidakselarasan..
2
0
Sedangkan menurut (Zulkifli 2005 :48 ) remaja adalah anak usia

10-24 tahun yang merupakan usia dari masa kanak kanak dan masa

dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga peru disiapkan

sejak dini. Gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari

tekanan yang dialami remaja karena perubahan perubahan yang terjadi

pada dirinya maupun perubahan yang di akibatkan oleh lingkungan (Fitri,

Zola, & Ifdil, 2018; Ifdil, Denich, & Ilyas, 2017). Seperti hal nya

perkembangan yang berlangsung di masa kanak kanak, perkembangan di

masa remaja diwarnai dengan perubahan (Zola, Ilyas, & Yusri, 2017).

Selama masa kanak kanak, remaja menghabiskan ribuan jam untuk

berinteraksi dengan orangtua, kawan kawan dan guru. Kini tiba waktunya

mereka dihadapi dengan perubahan biologis yang dramatis, pengalaman

pengalaman baru serta tugas tugas perk embangan baru.

Relasi dengan orang tua dapat terwujud dalam suatu bentuk yang berbeda

dari sebelumnya, interaksi dengan kawan kawan menjadi lebih akrab. Cara

berpikir remaja menjadi abstrak dan idealistik. Ada suatu masa yang

cuckup lama dimana orang bertanya Tanya mengenai bagaimanakah

remaja remaja itu nantinya. Pada tahun 1994, G.Stanley hall (dalam

John W.santrock 2012:402) menujukan pandangan “badai-dan stress

(storm-and-stress) untuk menyetakan bahwa masa remaja merupakan masa

bergejolak yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati (mood).

Charlotte Buhler (dalam Hurlock 1980:185) menamakan masa

puber sebagai fase negative istilah fase menunjukan periode yang

berlangsung singkat negative berarti bahwa individu mengambial sikap

“anti” terhadap kehidupan atau kelihatan nya kehilangan sifat sifat baik

2
0
yang sbelumnya sudah berkembang. Terdapat bukti bahwa sikap dan

perilaku negative merupakan ciri cirri dari bagian awal masa puber dan

yang terburuk dari fase negative ini akan berakhir bila individu secara

seksual menjadi matang.

2.2.2 Ciri Ciri Remaja Pubertas

Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih .

dikatakan transisi karena pubertas berada dalam perahlian antara masa

kanak kanak dan remaja. Dikatakan tumpang tndih karena beberapa cirri

biologis psikologis kanak kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri

remaja masih dimilikinya. Ali Mighwar (2006: 70) menyatakan “masa

puber meliputi tahun tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja.”

Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat

dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat

reproduksi. Soetjiningsih (2004:2) berpendapat Sedangakan “istilah

adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan

yang menyertai masa pubertas.”

Ali Mighwar (2006, 71) menjelaskan” Menjelang anak matang

secara seksual, ia masih disebut “anak puber” begitu matang secara seksual

ia disebut “remaja” atau remaja muda.”Sedangkan menurut (wong, et

al.2009 : 585) Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang

terjadi ketika organ organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks

skunder mulai muncul.Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa

gelisah untuk meninggalkan streotip usia belasan tahun yang indah disatu

sisi, dan harus bersiap siap menuju usia dewasa dsisi lainya (gunawan 2011

2
0
: 27)

Masa pubertas disebut sebgai masa bangkitnya kepribadian ketika

minatanya lebih ditunujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi

itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli 2005 : 70) Ciri-ciri remaja,

seperti hal nya dalam semua periode yang penting dalam kehidupan, masa

remaja mempunyai cirri cirri tertentu yang membedakannya dalam periode

sebelum dan sesudahnya. Masa remaja merupakan periode yang penting.

Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja. Menurut Djahwat Dahlan

(2001:101) bahwa “remaja yang sedang mengalami proses transisi atau

pubertas memiliki ciri- ciri dalam pertumbuhan fisik, psikis dan sosialnya”.

Arif Gunawan (2011:24) ciri umum masa remaja, Masa Yang

Penting Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan

tingkah laku serta akibat akibat jangaka panjangnya menjadikan periode

remaja lebih penting dari pada periode lainya. Baik akibat lagnsung maupun

akibat jangka panjang serta pentingnya bagi remaja karena adanya akibat

fisik dan psikologis, Masa Transisi Meupakan tahap perahlihan dari satu

tahap perkembangan ke tahap berikutnya.maksudnya apa yang terjadi

sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan

datang.. Masa Perubahan Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku

sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Emosi Yang Tinggi.

Ciri-ciri Masa Puber (Hurlock 1980:184)

1. Masa puber adalah periode tumpang tindih.

2. Masa Puber Adalah Periode yang Singkat

3. Masa Puber Dibagi Dalam Beberapa Tahap-tahap

4. Tahap prapuber, Tahap puber danTahap pasca puber.

2
0
5. Masa Puber Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan

6. Masa Puber Merupakan Fase Negatif.

7. Pubertas Terjadi Pada Berbagai Usia.

2.2.3 Karakteristik Remaja

Makmun (2004), karakteristik perilaku dan pribadi pada masa

remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-15 tahun),

dan remaja akhir (15-20 tahun). meliputi aspek:

a. Fisik

Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi

ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya

ciri-ciri sekunder.

b. Psikomotor

Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan serta

aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.

c. Bahasa

Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik

mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan

mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.

d. Sosial

Keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat

temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya

disertai semangat konformitas yang tinggi.


2
0
e. Perilaku kognitif

terjadi perubahan:

1. Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika

formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat

abstrak, meskipun relatif terbatas.

2. Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang

terpesat.

3. Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-

kecenderungan yang lebih jelas.

f. Moralitas

1. Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi

pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.

2. Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah

atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-

hari oleh para pendukungnya.

3. Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat

dengan tipe idolanya.

g. Perilaku Keagamaan

1. Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai

dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

2. Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.

3. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas

pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar

dirinya.

h. Kepribadian meliputi

2
0
1. Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga

diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya.

2. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum

terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya

masih dapat berubah-ubah dan silih berganti.

3. Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitasnya

yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya, yang akan

membentuk kepribadiannnya.

4. Kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis,

estetis, sosial, politis, dan religius), meskipun masih dalam taraf

eksplorasi dan mencoba-coba. Karakter dan perilaku yang dilakukan

remaja tidak terlepas dari peran pengetahuan yang akan membentuk

sifat perilaku tersebut.

2.2.4 Perubahan Perilaku Remaja Pubertas

Hurlock (1980:192) dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari

masa puberpada keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilaku.

Namun ada bukti yang menunjukan bahwa perubahan sikap dan perilaku

yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubaha sosial dari

pada akibat perubahan kelenjer yang berpengaruh pada keseimbangan

tubuh. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980:185) bahwa perubahan-

perubahan pesat yang terjadi pada masa puber menimbulkan keraguan,

perasaan tidak mampu dan tidak aman dan mengakibatkan perilaku yang

kurang baik.

Pada umumnya pengaruh masa puber lebih besar pada anak

perempuan daripada anak laki laki, sebagian disebabkan karena anak

2
0
perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki laki. More dalam

Hurlock (1980:192) Masa puber rupanya lebih merupakan kejadian yang

berlangsung secara bertahap. Tidak terjadi secara serentak dengan kepesatan

perkembangan seperti yang dialami anak perempuan. Rangsangan yang

ditimbulkan sama kuatnya atau lebih kuat bagi pria namun ia mempunyai

kesempatan lebih banyak untuk menyesuaikan dirinya.

Menurut Hurlock (1980), bahaya psikologis yang dialami oleh

remaja ketika pubertas adalah: 1) Konsep diri yang kurang baik, 2) Prestasi

rendah, 3) Kurangnya persiapan untuk menghadapi perubahan di masa

pubertas, 4) Penyimpangan dalam pematangan seksual.

Akibat Perubahan Masa Puber Pada Sikap dan Perilaku Ingin

Menyendiri, Kalau perubahan masa puber mulai terjadi, anak anak biasanya

menarik diri dari teman teman dan berbagai kegiatan keluarga, dan sering

bertengkar dengan teman temana maupun anggota keluarga. Anak puber

kerap melamun bertapa seringnya ia tidak dimengerti dan diperlakukan

dengan kurang baik, dan ia juag mengadakan eksperimen seks melalaui

masturbasi gejala menarik diri ini mencakup ketidak inginan berkomunikasi

dengan orang lain.

Bosan Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat

dimengerti, tuga tigas sekoalh, kegiatan kegiatan sosial, dan kehidupan pada

umumnya. Akibatanya anak sdikit sekali berkerja dan prestasinya di

berbagai bidang menurun. Anak menjdai terbiasa untuk tidak mau

berprestasi khususnya karena seringnya timbul perasaan akan keadaan fisik


2
0
yang tidak normal. Inkoordinasi Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang

mempengaruhi pola koordinasi gerakan, anak akan merasa kikiuk dan

janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuahn melambat, koordinasi

akana membaik secara bertahap. Antagonisme Sosial, Anak puber sering

kali tidak mau berkerja sama sering membantah dan menentang.

Permusuahan terbuaka antara dua seks yang berlainan diungkapkan dalma

kritik dan komentar komentar yang merendahkan. Dengan berkanjutnya

masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat berkerjasama

dan lebih sabar kepada orang lain.

Emosi yang Meninggi, emosi merupakan reaksi psikologis yang di

tampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut,

marah, muak, haru, cinta, sayang, dan lain- lainnya (Elida dan

Erlamsyah,2002:63) Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan

kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil meupakan

cirri cirri bagaian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir,

gelisah dan cepat marah. Sedih, marah dan suasana hati yang negative

sangat sering terjadi selama masa prahaid dan masa periode haid. Dengan

semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan lambat laun berkurang.

Dan anak sudah mulai mampu mnegndalikan emosinya. Perkembangan

emosi ini muncul pada remaja yang sedang mengalami pubertas. Menurut

enung Fatimah (2006:106) emosi remaja puber terbagi atas, cinta/ kasih

saying, perasaan gembira, kemarahan dan permusuhan, ketakutan dan

kecemasan.

Hilangnya Kepercayaan Diri, menurut Hakim (dalam polpake,

2004) secara sederhana mengungkapkan bahwasannya kepercayaan diri

merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek yang


2
0
dimilikinya dan keyakinan tersebut mempunyai meras mampu untuk

mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Anak remaja yang tadinya

sangat yakin pada diri sendirim sekarang menjadi kurang percaya diri dan

takut karena kegagalan karena daya tahan fisik menurun dank arena kritik

yang datang bertubi tubi dari orangtua dan teman temannya. Banyak anak

laki laki dan perempuan setelah masa puber yang mempunyai perasaan

rendah diri. (Monks, dkk )

A. Muri yusuf, 1999:64) menyatakan bahwa “pertumbuhan badan

seseorang menjelang dan selama masa transisi menyebabkan tanggapan

masyarakat yang berbeda- beda”.

Terlalu Sederhana, perubahan tubuh yang terjadi selama masa

puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala

penampilannya karena tekut orang orang lain akan memperhatikan

perubahan yang dialaminya da member komentar yang buruk. Seberapa

serius perubahan masa puber akan mempengaruhi perilaku sebgaian besar

bergantung pada kemampuan dan kemauan anak puber untuk

mengungkapkan keprihatinan dan kecemasanya kepada orang lain sehingga

dengan begitu dia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih

baik. Seperti yang dijelaskan oleh Dunbar dalam Hurlock (1980:192)

“reaksi efektif terhadap perubahan terutama ditentukan oleh kemampuan

untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah cara untuk mengatasi kecemasan

yang selalu disertai tekanan”.

2
0
2.3 Vaksin

Vaksin berasal dari Bahasa Latin“Vaccine”dari bakteri Variolae

vaccinae yang pertama kali di demonstrasikan pada 1798 dapat mencegah

dampak dari SMKllpox atau cacar pada manusia.Kata vaksin saat ini digunakan

pada seluruh preparasi biologis dan produksi material menggunakan makhluk

hidup yang meningkatkan imunitas melawan penyakit,mencegah

(prophylactic vaccines) atau perawatan penyakit (therapeutic vaccines). Vaksin

dimasukkan ke dalam tubuh dalam bentuk cairan baik melalui injeksi,

oral,maupun rute intranasal[ CITATION Sya20 \l 1057 ]

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa

mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan,

masihutuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah

diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan,yang ditambahkan dengan

zatlainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan

spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (s.id/infovaksin, PMK

No.84Tahun2020).

2.3.1 JenisVaksindanKomponennya

Vaksin terdiri dari mikroorganisme yang menjadi penyebab

penyakit,maupun beberapa komponen yang ada pada mikroorganisme seperti

DNA atauRNA. Pembuatan vaksin dapat dilakukan dengan berbagai cara


sebagaiman aditunjukkan pada tabel 1 dan pembuatan vaksin secara umum

pada gambar 1.Pembuatan vaksin dari organisme hidup

Tabel1.Contoh vaksin didasarkan pada jenis pembuatannya

Yang dilemahkan dapat dibuat pengolahan dibawah kondisi sub-optimal atau

attenuation process maupun modifikasi genetic yang memiliki kemampuan

untuk mereduksi kemampuan infeksi.Selain itu dapat pula dilakukan dari

keseluruhan organisme yang terdeaktivasi melalui proseskimia,termal,maupun

proses lainnya dan dari toksin yang telah terdeaktivasi. Vaksin darikomponen

mikroorganisme yang menjadi penyebab penyakit seperti proteinspesifik, poli

sakarida atau asam nukleat. Serta vaksinyang dibuat dengan konjugasi

polisakarida terhadap protein yang dapat meningkatkan efektivitas Vaksin

polisakarida.

2.3.2 PengembangvaksinCovid-19berdasarkanjenisdanlokasi
Gambar1.PengembangvaksinCovid-19berdasarkan jenisdanlokasi

Dalam pembuatan vaksin secara umum melaluiproses pencampuran

dengan fluida (air atau garam),bahan aditif atau pengawet,dan beberapa

adjuvant (bahan pembantu). Secara umum bahan ini disebut dengan

excipient.Hal ini memastikan kualitas dan potensi dari vaksin dalam

melengkapi kemampuan vaksin itu sendiri.Vaksin harus memiliki tingkat

keamanan dan imunogenisitas yang baik jika diinjeksikan ke dalam

manusia.Dikarenakan vaksin biasa digunakan dalam bentuk cairan,dapat

menyebabkan terjadinya freeze-dried (lyophilized) sehingga membutuhkan


waktu recovery sebelum digunakan.

Preservative atau bahan pengawet untuk vaksin berfungsi dalam

memastikan kesterilan vaksin selama masa vaksin tersebut dapat

digunakan.Bahan ini digunakan untuk mencegah kontaminasi pada proses

pembuatan, ketika dosis pertama diekstraksi, akan melindungi produk sisa

daribakteri yang akan mempengaruhi media pembuatan. Penambahan bahan ini

ditambahkan selama pembuatan untuk mencegah kontaminasi.

2.3.3 Cara Kerja Vaksin

Secara umum vaksin bekerja antara lain sebagai berikut:

a. Vaksin adalah produk biologis yang diberikan kepada seseorang untuk

melindunginya dari penyakit yang melemahkan, bahkan mengancam

jiwa.

b. Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit

tertentu pada tubuh seseorang.

c. Tubuh akan mengingat virus atau bakteri pembawa penyakit, mengenali

dan tahu cara melawannya.

Dapat di simpulkan bahwa Tujuan utama vaksinasi COVID-19 adalah

untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka

kesakitan dan kamatian akibat COVID-19.Mencapai kekebalan kelompok di

anak remaja (herdimunity) dan melindungi anak remaja dari COVID-19 agar

tetap produktif secara social dan ekonomi.


2.4 Covid-19 Atau Corona Virus

Corona virus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit baru yang

dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan dan radang

paru.Penyakitini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2(SARS-CoV-2). Gejala klinis yang sering muncul beragam,

seperti gejala flubiasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot,

nyeri kepala) sampai yang komplikasi berat (pneumonia atau sepsis)

[ CITATION DrH20 \l 1057 ]

Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian

luarbiasa muncul di Wuhan China,pada Desember 2019,kemudian diberi nama

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan

menyebabkan penyakit Corona virus Disease-2019 (COVID-19).COVID-19

termasuk dalam genus dengan florelliptic dan sering berbentuk pleomorfik,dan

berdiameter 60- 140 nm.Virus ini secara genetik sangat berbeda dari virus

SARS-CoV dan MERS-CoV. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa homologi

antara COVID-19 dan memiliki karakteristik DNA corona virus pada

kelelawar-SARS yaitu dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada

vitro,COVID-19 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia setelah

96 jam.Sementara itu untuk mengisolasi dan mengkultur vero E6 dan Huh-7

garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6hari.(WHO,2020).


CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota

dibawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latin untuk mahkota)

karenaadanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili

Orthocoronavirinae dari keluarga Corona viridae (orde Nido virales)

digolongkan kedalam empat gen:

CoV: Alpha corona virus (alpha CoV),Beta corona virus (beta CoV),

Delta corona virus (deltaCoV),dan Gamma corona virus (deltaCoV).

2.4.1 MekanismePenularan

COVID-19 paling utama di transmisikan oleh tetesan aerosol penderita

dan melalui kontak langsung.Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang

memiliki kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yangterlalu

lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi

sehingga penularan akan semakin mudah.

2.4.2 Karakteristik Klinis

Berdasarkan penyelidikan epidemiologi saat ini, masa inkubasi COVID-

19berkisarantara1hingga14hari,dan umumnya akan terjadi dalam 3 hingga 7

hari. Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap sebagai manifestasi

klinisutama. Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia dan

diarerelatif jarang terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia

biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang

lebihburuk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan

pernapasan akut,syok.
2.4.3 Mekanisme Penularan covid-19

1) Lewat droplet/percikansaat batuk,bersin atau berbicara

2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi (menyentuh atau jabat tangan)

3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus

2.4.4 Gejala-Gejala Covid-19

Antaralain sebagai berikut:

a) Penyakit Sederhana (ringan) Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan

gejala infeksi virus saluran pernapasan bagian atas,termasuk demam

ringan,batuk(kering),sakit tenggorokan,hidung tersumbat,malaise,sakit

kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala penyakit yang lebih

serius,seperti dispnea,tidak ada.Dibandingkan dengan infeksi H CoV

sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti di area sulit ditemukan.

b) Pneumonia Sedang Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau

takipnea pada anak-anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.

c) Pneumonia Parah Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan

pernapasan,takipnea (> 30 napas /menit),dan hipoksia (SpO2 <90%pada

udara kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati-hati

karena bahkan dalam bentuk penyakit yang parah, bisa sedang

ataubahkan tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada anakanak. Dalam

definisiini, diagnosis adalah klinis, dan pencitraan radiologis digunakan


untukmengecualikankomplikasi.

d) Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS) Diagnosis memerlukan

kriteria klinis dan ventilasi.Sindrom ini menunjukkan kegagalan

pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran

pernapasan yang sudah di identifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan

berdasarkan derajat hipoksia.


2.4.5 Pencegahan

(1) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan

menyentuh hidung, mulutdan mata sebelum mencuci tangan Caranya

sebagai berikut:

6 Langkah Mencuci Tangan MenurutWHO

(a) Ratakan dengan kedua telapak tangan.

(b) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan

dan sebaliknya.

(c) Gosok telapak tangan dan sela-selajari.

(d)Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri

dengan jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.

(e)Ibu jari tangan kiri di gosok berputar dalam genggaman tangan kanan

dan sebaliknya.

(f) Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan

sebaliknya.

(2) Terapakan etika batuk saat lagi batuk

(a) Ketika lagi batuk gunakanlah masker.

(b) Tutup hidung dan mulut dengan lengan.


(c) Dapat pula memakai tisu atau sapu tangan.

(d) Segera buang tisu yang sudah dipakai ketempat sampah.

(e) Cuci tangan dengan sabun di air mengalir.

(3) Melakukan Physical Distancing

(a) Menjaga jarakantaramanusiadanmenghindarititikkeramaian.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor Predisposisi
1.Pengetahuan
2.kepercayaan
3.Nilai
4.Sikap
5 Demografi (Umur,Jenis
Kelamin )

Faktor Enabling:
1.Sumber daya Kesehatan
2.Akses Pelayanan Persepsi Remaja Tentang
Kesehatan Vaksinasi Covid-19
3.Kebijakan Pemerintah
Dalam Kesehatan

Faktor Reinforcing
1.Dukungan Keluarga
2.Dukungan Teman Sebaya
3.Dukungan Pemerintah
4.Dukungan Petugas
Kesehatan
5. Dukungan Akses/Media
Informasi

GAMBAR 3.1 Kerangka Konseptual Persepsi Remaja Tentang Vaksinasi Covid-19 di

DesaBragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep

(Modifikasi Teori Lawrence GreendanAnderson)


Keterangan

Diteliti :

Tidakditeliti:

Pengaruh :

Hubungan :

Berdasarkan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa persepsi Remaja dapat di

pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu predisposisi faktor,enabling faktor, dan

reinforcingfaktor.Faktor predisposisi terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,

demografi, nilai-nilai,serta persepsi yang berhubungan dengan motivasi seseorang atau

kelompok untuk bertindak.Enabling factor yaitu keterampilan dan sumberdaya yang

dibutuhkan untuk melakukan perilaku kesehatan (Green,1980). Sumber daya yang

dimaksud dapat berupa fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, akses pelayanan

kesehatan dan juga kebijakan pemerintah dalam kesehatan.Reinforcing factor

merupakan semua factor yang mendukung perilaku kesehatan (Green,1980) factor

pendukung ini dapat berasaldari dukungan keluarga,dukungan teman sebaya, dukungan

pemerintah serta dukungan media dan akseskesehatan.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 DesainPenelitian

Penelitian ini,peneliti menggunakan desain Observasional Deskriptif

dengan pendekatan Cross Sectional Study,Dalam penelitian ini peneliti ingin

meneliti“Persepsi Remaja Tentang Vaksinasi Covid-19 di Desa Bragung

Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep”


4.2 KerangkaKerja(FrameWork)

Populasi
Semua Remaja di Dusun Banlapah Sebanyak 38 Orang

Sampel
Sebagian Remaja di Dusun Banlapah Sebanyak 33 Orang

Teknik Sampling
Total Sampling

Variabel Penelitian
Persepsi Remaja tentang vaksinasi covid-19 di Dusun
Banlapah Desa Bragung

Pengumpulan Data
Kusioner

PengolahanData
Editing,coding,scoring,tabuliting

AnalisisData
Analisis Deskriptif

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar4.1 Kerang kakerja (fame work) Persepsi Remaja tentang vaksinasi

covid-19 di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk.


4.3 Sampling Design

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan bagian dari sampel terjangkau yang

dijadikan sebagai subjek peneltian melalui sampling

(Nursalam,2020).Sampel yang digunakan adalah 35 Remaja yang

mempunyai persepsi tentang vaksinasi covid-19 di Dusun Banlapah

DesaBragung.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan proses pemilihan populasi yang tujuannya

dapat mewakili populasi penelitian (Nursalam,2020).Tehnik sampling yang

dipilih penelitian ini yaitu.Total populasi yaitu teknik penetapan sampel

yang dilakukan dengan cara memilih sampel diantara populasi yang sesuai

dengan kehendak peneliti (Nursalam, 2020). Dalam prosedur sampling, yang

paling penting adalah cara menentukan informan kunci(keyinforman).

4.3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan

sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu

penelitian.Variabel dikarakteristikkan sebagai derajat,jumlah dan perbedaan

(Nursalam,2020).Variabel penelitian ini yaitu tentang “Persepsi Remaja

tentang Vaksinasi Covid-19 di Desa Bragung”.


4.3.4 Definisi Oprasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan suatu variable secara

operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati dalam pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan

parameter (Nursalam,2011).

N Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Skala Skor

O Ukur
Persepsi Presepsi Persepsi Remaja Kusioner Nomi a. Positive =1

Remaja merupakan suatu tentang vaksinasi nal b.Negative=0

tentang proses yang covid-19

vaksinasi menggunakan

covid-19 pengetahuan yang

dimiliki

sebelumnya untuk

memperoleh dan

menginterpretasik

an stimulus yang

berasal dari panca

indera. Dalam hal

ini persepsi

remaja tentang

vaksinasi covid-

19 ialah suatu
proses dengan

pengetahuan yang

telah dimiliki

untuk

memperoleh dan

menginterpretasik

an hal

Apa saja.
Table 4.1 : Definisi Operasional Persepsi Remaja Tentang Vaksinasi Covid-19 di Desa

Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep.

4.6 InstrumenPenelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti yang

diambil dari teori atau referensi terkait.Kuesioner dalam penelitian ini terdiri

dari.

1. Kusioner persepsi

Kusioner ini menilai tentang persepsi remaja antara positive dan

negative.
4.7 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa BragungDusun Banlapah RT/001

pada bulan ( Juli ) 2021.Setelah mendapatkan izin penelitian dari

Universitas Wiraraja Sumenep,maka penelitian ini meminta izin kepada

Kepala Desa Bragung untuk melakukan penelitian kepada Remaja yang

bertempat tinggal di Desa Bragung.Selanjutnya peneliti akan

mengumpulkan populasi dan menentukan sampel yang akanditeliti.

4.8 Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, dian taranya :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau di kumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila

pengulahan data dan analisis data menggunakan komputer tujuannya untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu variabel. Dari identitas

responden akan diberikan kode untuk setiap itemnya seperti :

1. Umur responden:

10 -19 tahun : di beri kode 1


2. Jenis kelamin

Laki-laki : di beri kode 1

Perempuan : di beri kode 2

3. Scoring

Scoring atau pemberian skor dilakukan di akhir pengulahan data.

Lembar kuesioner di berikan dengan kode angka.

4. Tabulating

Tabulating adalah proses membuat tabel yang akan digunakan untuk

mencatat data yang telah di peroleh. Didalam prosesnya peneliti harus berhati-

hati agar tidak terjadi kesalahan data.

4.8 Analisa data

Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk menilai

karakteristik dari sebuah data. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

berfungsi untuk menggambarka hasil dari penelitian (Hidayat, 2018).

4.9 Masalah Etik Penelitian

Dalam penelitian ini mengajukan izin kepada Kepala Desa untuk

memperoleh izin,kemudian peneliti melakukan pengambilan data kepada

informan yang bersangkutan dengan menekankan pada masalah etikyaitu:

1. Informaned Consent

Lembar persetujuan akan di berikan kepada informan agar

mengetahui tujuan dari peneliti. Apabila informan bersedia, maka wajib

menandatangani lembar persetujuan tersebut apabila informan

menolak,peneliti tidak akan memaksa.Peneliti akan menghargai apapun

yang menjadi keputusan dari informan.


2. Anonimity

Peneliti tidak akan mencantumkan nama dilembar observasi maupun

kusioner, cukup dengan memberikan tanda atau inisial

3. Confidentiality

Peneliti akan menjamin kerahasiaan yang sudah diberikan

oleh informan kepada peneliti.


BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun Banlapah Desa Bragung

Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep, Desa Bragung berjarak kurang

lebih 25,2 Km dari ibu kota Sumenep ke arah barat. Luas Wilayah dan

Persentase Kecamatan Guluk-Guluk (L,15,32 Km, P 24,98%) Luas Wilayah

Menurut Desa dan jenis tanah (107,00 Tanah Sawah) (1.425,41 Tanah Kering)

Luas Wilayah Desa Bragung (L 6,85 Km, P 11,45) Luas Wilayah Menurut

Desa dan jenis tanah (190,00 Tanah Sawah) (495,14 Tanah Kering) Jumlah

Penduduk Kecamatan Guluk-Guluk (47,395 L/P) Jumlah Penduduk Desa

Bragung (6,149 L/P).

1. Sebelah Utara : Kecamatan Pasongsongan

2. Sebelah Selatan : Kecamatan Pragaan

3. Sebelah Timu : Kecamatan Ganding

4. Sebelah Barat : Kecamatan Pakong

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

1. Usia Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di Dusun Banlapah RT/001

Desa Bragung

Umur Frekuensi (F) Presentase (%)


10 Tahun 2 Orang 6
12 Tahun 1 Orang 3
13 Tahun 2 Orang 6
15 Tahun 6 Orang 18,2
16 Tahun 3 Orang 9,1
17 Tahun 10 Orang 30,7

58
19 9 Orang 27
Jumlah 33 100

Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa hampir seluruh responden penelitian berumur 15-

19 tahun, yaitu sebanyak 28 orang (84%).

2. Jenis Kelamin Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Dusun Banlapah

RT/001 Desa Bragung.

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


Laki-Laki 26 Orang 78,8
Perempuan 7 Orang 21,2
Jumlah 33 100

Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa hampir seluruh responden penelitian

berjenis Kelamin (Laki-Laki) Sebanyak 26 responden.

3. Pendidikan Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi pendidikan responden di Dusun Banlapah

RT/001 Desa Bragung.

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)


SD 3 9,1
SMP 8 24,3
SMK/MA 22 66,6
Jumlah 33 100

TTabel 5.1 Menunjukkan Bahwa sebagian Besar responden berlatar


pendidika(SMK) Sebanyak 22 orang.

5.3 Data Khusus

5.3.1 Persepsi Remaja Tentang Vaksin Covid-19

Analisis deskriptif merupakan sebuah gambaran umum tentang

variabel yang diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap indikator

pada kuesioner yang telah disebar melalui Google form. Berdasarkan jawaban

59
33 responden terhadap pertayaan-pertanyaan pada kuesioner penelitian maka

jawaban tersebut akan dijabarkan secara Deskiptif.

Tabel 5.3 Analisis Deskriptif Variabel Persepsi Remaja Tentang

Vaksin Covid-19 di Dusun Banlapah Desa Bragung.

N Persepsi Remaja Frekuensi Persentase (%)


Tentang Vaksin Covid-
O
19
1 Positive 1-9 28 95
2 Negative 0 5 5
Total 33 100
Sumber data Primer 2021

Berdasarkan tabel 5.3 diatas maka dapat di jelaskan bahwa persepsi remaja
tentang vaksin covid-19 di Dusun Banlapah Desa Bragung Hampir seluruhnya
menilai vaksin itu positive sebanyak 28 (95%) responden.

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Persepsi Remaja Tentang Vaksin Covid-19

Hasil penelitian persepsi remaja tentang vaksin Covid-19 didapatkan

bahwa sebagian besar remaja di dusun banlapah Desa Bragung Kecamatan

Guluk-Guluk memiliki persesi yang positive tentang vaksin Covid-19 rata-rata

responden pada penelitian ini sebagian besar remaja Smk/Sma sebanyak 22

orang.

Persepsi untuk Penerimaan vaksinasi COVID-19 menjadi hal yang

penuh polemik. Banyak negara melakukan aksi penolakan karena dianggap tidak

efektif. Adapun kekurangan informasi yang dialami masyarakat serta kurangnya

60
sikap siaga pemerintah untuk mengedukasikan terkait Vaksinasi menyebabkan

adanya penolakan masyarakat terhadap vaksin COVID-19. Tujuan untuk

mengetahui tentang persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi

COVID-19. Menggunakan database dengan penelusuran elektronik pada

Pubmed dan Google Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2020-2021,jadi

Persepsi masyarakat yang salah/Negative tentang vaksinasi COVID-19

disebabkan oleh kurangnya pemahaman dari masyarakat. Didapati persepsi yang

salah ini muncul karena kurangnya komunikasi yang baik dari pihak-pihak

berwajib seperti tenaga kesehatan untuk menyakinkan masyarakat tentang

keefektifan vaksin COVID-19. Dampak lain yang timbul jika masyarakat terus

menimbun keragu-raguan dan tidak membiarkan diri untuk di vaksin ialah akan

terjadi kelumpuhan ekonomi, sosial dan pariwisata di seluruh dunia.Maka dari

itu ada hubungan dari persepsi dengan penerimaan vaksinansi Covid-19.

masalah kesehatan lain.

Temuan ini terjadi hampir di semua negara dengan proporsi

penerimaan vaksin yang dilaporkan tinggi dan rendah menunjukkan bahwa

mempromosikan penerimaan sukarela adalah pilihan yang lebih baik bagi

pemberi kerja. Penelitian ini juga melakukan studi tentang potensi penerimaan

vaksin COVID-19 pada 13.426 orang yang dipilih secara acak di 19

negara, sebagian besar dengan beban COVID-19 yang tinggi. Dari jumlah

tersebut maka 71,5% menjawab bahwa mereka akan mengambil vaksin jika

terbukti aman dan efektif, dan 48,1% mengatakan bahwa mereka akan

divaksinasi jika majikan mereka merekomendasikannya.

Penelitian Yang Dilakukan Oleh ARGISTA, ZISI LIONI and Sitorus,

61
Rico Januar (2021) berjumlah 440 sampel yang diperoleh dari wawancara

langsung serta pengisian kuisioner dan pengisian google form melalui online.

Analisis data menggunakan Chi Square dan Regresi Logistik Ganda. Hasil :

Menunjukkan bahwa dari 440 responden terdapat 277 responden (63%)

memiliki persepsi yang positif terhadap vaksin covid-19 dan 163 responden

(37%) memiliki persepsi yang negatif terhadap vaksin covid-19.

Menurut Mahmud, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan.

Muhaimin menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang

bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima kemudian

meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya.

Menurut data survei persepsi remaja/masyarakat tentang Vaksin

Covid-19 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia

Tarmizi,sebanyak 64,81 persen responden menerima Vaksin,Sedangkan,ada

7,60 persen yang menolak dan sisanya 27,60 persen tidak tahu,katanya dalam

pelantikan koalisi relawan (Kawan) vaksin se indonesia kemaren.

Penelitian yang dilakukan oleh (Sallam and Mahafzah 2021) terkait

survei tingkat persepsi masyarakat tentang penerimaan vaksin COVID-19

ditemukan dari 33 negara berbeda dimana hasil dari penelitiannya di temukan

53% masyarakat mempunyai persepsi yang baik dan 47% masyarakat

menganggap vaksin itu tidak baik,

62
Menurut World Meter (2020) keragu-raguan vaksin merupakan

fenomena serius di dunia global kesehatan, Keragu-raguan penerimaan

vaksin COVID-19 dapat menjadi langkah pembatas dalam upaya global

untuk mengendalikan pandemi saat ini efek negatif kesehatan dan sosial-

ekonomi.

WHO (2020) mengatakan tingkat penerimaan vaksin dapat

membantu dalam merencanakan tindakan dan intervensi tahapan-tahapan

yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan meyakinkan

masyarakat tentang keamanan dan manfaat vaksin, yang pada dasarnya

akan membantu mengendalikan penyebaran virus dan mengurangi hal negatif.

Biaya untuk vaksin, efektivitas dan durasi perlindungan tampaknya sama

pentingnya faktor untuk mencapai tujuan tersebut. Namun keragu-raguan

penerimaan vaksin COVID-19 bisa menjadi penentu faktor yang

menghambat keberhasilan pengendalian pandemi COVID-19 saat ini.

tingkat penerimaan vaksin yang relatif tinggi saat ini disuatu wilayah

dikaitkan dengan kepercayaan yang kuat pada pemerintah dan kepercayaan

yang lebih kuat terhadap keamanan vaksin dan efektivitas. Namun, tingkat

penerimaan vaksin COVID-19 yang sangat rendah di antaranya adalah

petugas kesehatan di DRC (Lazarus et al. 2021).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi Remaja tentang

vaksinasi covid-19 yaitu baik/positive, akan tetapi Sikap remaja ada yang bersifat

negative dan ada pula yang bersifat positif. Beberapa diantaranya meyakini namun

ada juga yang tidak meyakini adanya vaksinasi covid-19. Namun secara umum, dalam

tanggapannya remaja banyak yang positive. Adapun berbagai bentuk komitmen

(kebijakan) pemerintah terhadap masyarakat diantaranya yaitu PPKM, pemberian

63
edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat yang sering berkumpul, serta pembagian

masker secara gratis tidak hanya pula menganjurkan untuk bervaksin covid-19.

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Persepsi Remaja Tentang Vaksinasi Covid-

19 di Dusun Banlapah Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten

Sumenep, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja di dusun banlapah

Desa Bragung memiliki persesi yang Positive tentang vaksin Covid-19 rata-

rata responden pada penelitian ini sebagian besar remaja Smk/Sma sebanyak

22 orang.

1. Bagi Institusi Pendidikan

Perlu menyediakan buku yang terbaru tentang Vaksin Covid-19 pentingnya

dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya sehingga dapat

meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Bagi Perawat

Diharapkan sebagai tenaga kesehatan yang aktif dalam memberikan

penyuluhan kepada Remaja tentang pentingnya Vaksinasi Covid-19.

3. Bagi Masyarakat

64
Diharapkan Remaja dapat menambah wawasannya tentang Vaksinasi

Covid-19.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Persepsi Remaja terhadap

Vaksinasi Covid-19 dengan metode penelitian yang berbeda, variabel yang

berbeda, jumlah populasi dan sampel yang lebih banyak sehingga akan

diperoleh hasil yang lebih baik.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, M. i. (2013, maret senin). Hubungan antara persepsi peserta diklat terhadap
penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan komputer. Universitas pendidikan
indonesia, hal. 1.

Dr.H.Fakhrur Razi,MS, V. S. (2020). Buku Bunga Rampai Covid-19. Dalam M. V.


Dr.H.Fakhrur Razi, Buku Bunga Rampai Covid-19 (hal. 7-11). PD Prokami Kota
Depok: (Islamic Medical Association and Network Indonesia.

Karyono, R. D. (2020). Penanganan Dan Pencegahan Pandemi Wabah Virus Corona (COVID-
19). Kolaborasi Resulusi Konfilik Volume 2 No 2, 168.

Malahayati. (Juli 2020). Tinjauan pustaka covid-19:virologi,patogenesis,dan manefestasi klinis.


Jurnal Medika, Volume 4, Nomor 3, 195.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis edisi 3.


Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis edisi 5.


Jakarta: Salemba Medika

Sarah, b. (2020). Faktor Psikologis,sosial,dan situsional yang terkait dengan niat vaksin covid-
19. jurnal international , 4.

susilo, a. (2020). corona virus disease 2019:tinjauan literature terkini. jurnal penyakit dalam
indonesia volume 7 no 1 , 45.

Syamaidzar. (2020, Juli Kamis). Review Vaksin CoviD-19. Universitas of Indonesia, hal. 1-4.

66
67
68

Anda mungkin juga menyukai