Anda di halaman 1dari 10

Makan Dan Usaha Halal

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Materi: Tafsir Ahkam

Dosen Pengampu: Affan Riyadi,SH.,MH

Jurusan: Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas: Syari’ah

Semester: III (Tiga)

Oleh: Kelompok III

Moh. Soleh

Ferdi Rahman Hidayat

Faisol Akbar

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES)

INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA)

GULUK-GULUK SUMENEP MADURA

TAHUN AKADEMIK 2021 M


BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk taat

kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada Allah, baik itu yang

wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain yang tak boleh kita abaikan

dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu makanan dan minuman.

Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat Al-qur’an

dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan demikian, mengkonsumsi makanan dan minuman

yang halal merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam. apabila makanan dan minuman kita terjaga dari

yang diharamkan Allah, atau dengan kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah,

niscaya ridho Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun

kita taat, namun kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-

sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan dan minuman yang

halal dan yang haram dalam Islam.

Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan mempunyai peran yang sangat

vital dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis mempengaruhi semua tingkat

kehidupan manusia baik individu, sosial, regional, nasional maupun internasional.Tiaphari jutaan

manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen, perantara maupun sebagai konsumen.

Dalam agama Islam dihalalkan yang namanya jual-beli termasuk juga bisnis. Secara tegas

Rasulullah pernah bersabda bahwa berdagang atau bisnis adalah suatu lahan yang paling banyak

mendatangkan keberkahan. Aturan dalam bisnis Islam menjelaskan berbagai hal yang harus

dilakukan oleh para pembisnis muslim dan diharapkan bisnis tersebut akan maju dan

berkembang lantaran selalu mendapatakan berkah dari Allah SWT.


Etika Bisnis Islam menjamin baik pembisnis, mitrabisnis, konsumen masing-masing

akan saling mendapatkan keuntungan, namun banyak para pelaku usaha/bisnis yang tidak lagi

mementingkan aturan-aturan Islam dalam berbisnis yang seharusnya mereka terapkan. Dengan

demikian, aktivitas perdagangan merupakan area yang paling memberikan keuntungan. Namun,

kita sebagai pelaku bisnis hendaknya memperhatikan praktik-praktik mengenai halal dan haram

sesuai dengan ajaran agama Islam, yang mana kita ketahui sudah ada batasan-batasannya. Oleh

karena itu makalah kita kali ini akan membahas mengenai kategori bisnis yang diperbolehkan

(halal) dan tidak diperbolehkan (haram).

Allah menghalalkan yang baik-baik kepada para hambaNya dan mengharamkan kepada
mereka yang jelek-jelek. Seorang usahawan muslim tentu saja tidak bisa keluar dari bingkai aturan ini,
meskipun terbukti ada keuntungan dan hal yang menarik serta menggiurkan baginya. Seorang usahawan
muslim tidak seharusnya tergelincir hanya karena mengejar keuntungan sehingga membuatnya berlari
dari yang dihalalkan oleh Allah dan mengejar yang diharamkan oleh Allah. Padahal segala yang
dihalalkan dapat menjadi kompensasi yang baik dan penuh berkah. Segala yang disyariatkan oleh Allah
dapat menggantikan apapun yang diharamkan oleh Allah

1.2 Rumasan Masalah

1. Definisi Makan Halal ?

2. Bagaimana usaha halal menurut islam?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MAKANAN YANG BAIK DAN HALAL

1. QS. AL Baqarah 168-169


Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan

janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang

nyata bagimu. 168 Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan

mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. 169 Penjelasan Ibnu Abbas mengatakan

bahwa ayat 168 ini turun mengenai suatu kaum yang terdiri dari Bani Tsaqif, Bani Amir bin Sya'sya'ah,

Khuza'ah dan Bani Mudhid. Mereka mengharamkan memakan beberapa jenis binatang menurut

kemauanmereka sendiri,sepertibahirah yaitu unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima

itu jantan, lalu dibelah telinganya; dan washilah yaitu domba yang beranak dua ekor, satu jantan dan

satu betina, latu anak yang jantan tidak boleh dimakan dan harus diserahkan kepada berhala. Padahal

Allah tidak mengharamkan jenis binatang itu. Allah swt. menyuruh manusia memakan makanan yang

baik.Sedangkan ayat 169 menjelaskan bahwa setan senantiasa menyuruh manusia supaya melakukan

kejahatan dan mengerjakan yang keji dan munkar.Sarimakna

1). Al-Qur'an mengajarkan umat manusia agar hanya memakan makanan yang halal dan baik2. Halal dan

tidaknya makanan hanya di- tentukan oleh Allah swt.

2 . QS. AL Baqarah 172-173

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan

kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. 172

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang

(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa

(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa

baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 173 Penjelasan Ayat 172 tersebut

di atas menegaskan supaya seorang mukmin memakan makanan yang baik-baik yang telah Allah berikan

serta mensyukurinya. Pengertian makanan yang baik beik di sini dapat dilihat dari dua segi. Pertama,
makanan yang baik menurut zat yang dikandungnya berdasarkan ilmu kesehatan Kedua, makanan yang

baik menurut cara prolehannya, yaitu segala jenis makanan yangdiperoleh dengan cara yang halal

Sedangkan datam ayat 173, diisyaratkan bahwa menetapkan hukum mengenai halal atau aramnya

sesuatu adalah hak mutlak Allah. makanan yang diharamkan hanyalah yang empat macam itu saja, yaitu

bangkai, darah, daging babi, dan bitratang-binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain

Allah. Kemudian dijelaskan lagi bahwa dalam keadaan yang memang benar-benar terpaksa

diperbolehkan untuk memakan makanan yang diharamkan itu. Misalnya, karena ketiadaan makanan lain

yang halal sehingga kalau orang itu tidak memakannya, maka jiwanya akan terancam, padahal dia

sendiri tidak ingin bahkan merasa jijik memakannya. Sarimakna

1. Allah memerintahkan supaya orang mukmin memakan rezeki yang baik-baik dan mensyukuri nikmat-

Nya.2. Makanan yang diharamkan Allah ialah bangkai, darah, daging babi, fan binatang binatang yang

disembelihhgan menyebut nama selain Allah

2. Bagi orang yang terpala blehkan memakan makanan yang dhakan untuk menyelamatkan dirinya.3.

Hadits Tentang Makanan yang baikTerjemah Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. Beliau bersabdaa, "Tidak

ada makanan yang dimakan seorang yang lebih baik darigada hasil karya targannya (hasil usahanya

sendiri). Dan sesungguhnya, Nabi Daud as. selalu makan dari hasil karya tangannya". (HR. Bukhari dari

Nasa'i).

Penjelasan Hadits di atas menjelaskan tabwa makanan yang baik disamping halal zatnya dan baik

cara memperolehnya, seperti diterangkan dalam binatang yang disembelih dehgan menyebut nama

selain Allah. Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa orang mukmin tidak boleh bermalas-malasan, hanya

mengharap pemberia orag lain. Sarimakna 1. Makanan yang baik adalah makanan yang diperoleh dari

usaha sendiri

3. Untuk memperoleh makanan yang halal tidak perlu malu-malu atau gengsi dalam mengupayakannya.
4. Pengertian Makanan Yang Halalan TayibbanMakanan dalam bahasa Arabnya adalah ta'am, artinya

sesuatu yang dimakan atau dicicipi Sedangkan arti hallilan tayyiban adalah yang halal baik. Maksudnya,

makanan yang akan kita makanan yang akan kita makan harusslah sesuatu yang halal (tidak diharamkan

oleh Allah SWT)

a. Makanan Yang Halal

Makanan yang halal artinya makanan yang boleh dimakan. Boleh maksudnya mencakup segala

sesuatu yang dibolehkan agama, baik bersifat sunah, makruh, maupun mubah.b. Makanan Yang Baik

Maksud makanan yang baik adalah bila makanan itu tidak kotor dan zatnya, rusak, atau telah tercampur

dengan najis atau serta tidak memimbulkan penyakit. Dapat dikatakan bahwa makanan an hallilan

tayyiban itu yang mengandung tiga unsur yaitu Halal, menyehatkan, dan proporsional (seimbang) ketiga

hal ini simaklah penjelasan benkut :

a. Makanan halal berarti menghilangkan keraguan terhadap kehaya. Jika Al-Qur'an tidak

mengharamkan, berarti makanan tersebut halal. Pengertian ini dibenarkan oleh Rasulullah saw.

b. Makanan yang sehat, yaitu makanan yang mengandung kadar gizi, seperti susu, madu, buah-buahan,

dan sebagainya.

c. Proporsional atau seimbang. Maksudnya, memakan makanan yang halal dan baik seyogianya juga

memperhatikan keseimbangan badan

1. Meskipun Allah swt. yang menjamin rezeki kepada semua manusia, manusia tetap dituntut untuk

memperolehnya deng an usahanya sendiri.

2. Sumber kemiskinan dan kelaparan bukan karena adanya banyak anak, tetapi sumber pokoknya adalah

kemalasan dan kebodohan.


2.2 Usaha Yang Halal

Allah menghalalkan yang baik-baik kepada para hambaNya dan mengharamkan kepada mereka

yang jelek-jelek. Seorang usahawan muslim tentu saja tidak bisa keluar dari bingkai aturan ini, meskipun

terbukti ada keuntungan dan hal yang menarik serta menggiurkan baginya. Seorang usahawan muslim

tidak seharusnya tergelincir hanya karena mengejar keuntungan sehingga membuatnya berlari dari yang

dihalalkan oleh Allah dan mengejar yang diharamkan oleh Allah. Padahal segala yang dihalalkan dapat

menjadi kompensasi yang baik dan penuh berkah. Segala yang disyariatkan oleh Allah dapat

menggantikan apapun yang diharamkan oleh Allah.

Berdagang komoditi yang diharamkan seperti minuman keras, bangkai, daging babi,

perdagangan riba dan sejenisnya, tidak akan membuat pengusaha muslim yang jujur berpaling dari

Rabbnya apalagi harus menjebloskan diri ke dalam semua perniagaan ha-ram tersebut atau

menjadikannya sebagai sumber usahanya.

Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan keistime-waan seorang usahawan muslim yang

seluruh aktivitasnya bertolak dari kaidah halal dan haram, yang seluruh usahanya dilakukan dengan

mendendangkan syiar mencari keridhaan Allah sebagai tujuan akhir. Sebaliknya, kalangan pelaku usaha

lainnya tidak memperdulikan kebaikkan maupun keburukkan usaha yang dijalaninya. Dalam pandangan

mereka sama saja proyek perjudian dengan proyek pembangunan. Karena mereka telah mencampakkan

tata nilai, agama dan etika secara total dari paradigma pemikiran ekonomi mereka.

Oleh sebab itu, di tangan pengusaha muslim harta tidak akan berubah menjadi alat perusak

kehidupan masyarakat, yang menghancurkan rumah yang sejahtera, dan merusakan generasi yang

dilahirkan. Tidak, tetapi harta itu akan berfungsi sebagai-mana yang dikehendaki oleh Allah, Rabb dari

sekalian makhluk. Menjadi sebuah energi yang memancar, tumbuh dan berkembang. Sebuah kekuatan

yang mengandung berbagai kebajikan dan karunia. Menjaga mata air yang selalu memancarkan berkah
dan kenik-matan. Sehingga seluruh umat merasa bahagia. Karena keuntungan usaha tersebut dapat

dirasakan oleh seluruh umat.

Allah berfirman:

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharam-kan bagi mereka segala yang

buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka

orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolong-nya dan mengikuti cahaya yang

terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang ber-untung.” (Al-A”raf:

157).

BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan diatas adalah :

a. Makanan yang halal dan baik ialah makanan yang dimakan menurut syariat Islam serta cara

mendapatkannya dengan jalan yang baik pula

b. Makanan yang halalan tayibban mengandung 3 unsur yaitu : Halal, Menyehatkan, Proporsional

c. Allah lah yang menjamin rezeki manusia

Demikianlah pembahasan mengenai makanan yang halalan tayibban kini pengetahuan kalian

bertambah dan lebih mengerti sebelumnya. Halal atau haram makanan dan minuman inilah yang
penting kalian pahami. Selain itu tak kalah pentingnya dalah mengetahui cara memperoleh makanan

dan minuman tersebut. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini jauh dari

sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai