Fakultas: Syari’ah
Moh. Soleh
Faisol Akbar
FAKULTAS SYARI’AH
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk taat
kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada Allah, baik itu yang
wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain yang tak boleh kita abaikan
Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat Al-qur’an
dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan demikian, mengkonsumsi makanan dan minuman
yang halal merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam. apabila makanan dan minuman kita terjaga dari
yang diharamkan Allah, atau dengan kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah,
niscaya ridho Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun
kita taat, namun kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-
sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan dan minuman yang
Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan mempunyai peran yang sangat
vital dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis mempengaruhi semua tingkat
kehidupan manusia baik individu, sosial, regional, nasional maupun internasional.Tiaphari jutaan
manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen, perantara maupun sebagai konsumen.
Dalam agama Islam dihalalkan yang namanya jual-beli termasuk juga bisnis. Secara tegas
Rasulullah pernah bersabda bahwa berdagang atau bisnis adalah suatu lahan yang paling banyak
mendatangkan keberkahan. Aturan dalam bisnis Islam menjelaskan berbagai hal yang harus
dilakukan oleh para pembisnis muslim dan diharapkan bisnis tersebut akan maju dan
akan saling mendapatkan keuntungan, namun banyak para pelaku usaha/bisnis yang tidak lagi
mementingkan aturan-aturan Islam dalam berbisnis yang seharusnya mereka terapkan. Dengan
demikian, aktivitas perdagangan merupakan area yang paling memberikan keuntungan. Namun,
kita sebagai pelaku bisnis hendaknya memperhatikan praktik-praktik mengenai halal dan haram
sesuai dengan ajaran agama Islam, yang mana kita ketahui sudah ada batasan-batasannya. Oleh
karena itu makalah kita kali ini akan membahas mengenai kategori bisnis yang diperbolehkan
Allah menghalalkan yang baik-baik kepada para hambaNya dan mengharamkan kepada
mereka yang jelek-jelek. Seorang usahawan muslim tentu saja tidak bisa keluar dari bingkai aturan ini,
meskipun terbukti ada keuntungan dan hal yang menarik serta menggiurkan baginya. Seorang usahawan
muslim tidak seharusnya tergelincir hanya karena mengejar keuntungan sehingga membuatnya berlari
dari yang dihalalkan oleh Allah dan mengejar yang diharamkan oleh Allah. Padahal segala yang
dihalalkan dapat menjadi kompensasi yang baik dan penuh berkah. Segala yang disyariatkan oleh Allah
dapat menggantikan apapun yang diharamkan oleh Allah
BAB II
PEMBAHASAN
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu. 168 Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. 169 Penjelasan Ibnu Abbas mengatakan
bahwa ayat 168 ini turun mengenai suatu kaum yang terdiri dari Bani Tsaqif, Bani Amir bin Sya'sya'ah,
Khuza'ah dan Bani Mudhid. Mereka mengharamkan memakan beberapa jenis binatang menurut
kemauanmereka sendiri,sepertibahirah yaitu unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima
itu jantan, lalu dibelah telinganya; dan washilah yaitu domba yang beranak dua ekor, satu jantan dan
satu betina, latu anak yang jantan tidak boleh dimakan dan harus diserahkan kepada berhala. Padahal
Allah tidak mengharamkan jenis binatang itu. Allah swt. menyuruh manusia memakan makanan yang
baik.Sedangkan ayat 169 menjelaskan bahwa setan senantiasa menyuruh manusia supaya melakukan
1). Al-Qur'an mengajarkan umat manusia agar hanya memakan makanan yang halal dan baik2. Halal dan
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. 172
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 173 Penjelasan Ayat 172 tersebut
di atas menegaskan supaya seorang mukmin memakan makanan yang baik-baik yang telah Allah berikan
serta mensyukurinya. Pengertian makanan yang baik beik di sini dapat dilihat dari dua segi. Pertama,
makanan yang baik menurut zat yang dikandungnya berdasarkan ilmu kesehatan Kedua, makanan yang
baik menurut cara prolehannya, yaitu segala jenis makanan yangdiperoleh dengan cara yang halal
Sedangkan datam ayat 173, diisyaratkan bahwa menetapkan hukum mengenai halal atau aramnya
sesuatu adalah hak mutlak Allah. makanan yang diharamkan hanyalah yang empat macam itu saja, yaitu
bangkai, darah, daging babi, dan bitratang-binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain
Allah. Kemudian dijelaskan lagi bahwa dalam keadaan yang memang benar-benar terpaksa
diperbolehkan untuk memakan makanan yang diharamkan itu. Misalnya, karena ketiadaan makanan lain
yang halal sehingga kalau orang itu tidak memakannya, maka jiwanya akan terancam, padahal dia
1. Allah memerintahkan supaya orang mukmin memakan rezeki yang baik-baik dan mensyukuri nikmat-
Nya.2. Makanan yang diharamkan Allah ialah bangkai, darah, daging babi, fan binatang binatang yang
2. Bagi orang yang terpala blehkan memakan makanan yang dhakan untuk menyelamatkan dirinya.3.
Hadits Tentang Makanan yang baikTerjemah Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. Beliau bersabdaa, "Tidak
ada makanan yang dimakan seorang yang lebih baik darigada hasil karya targannya (hasil usahanya
sendiri). Dan sesungguhnya, Nabi Daud as. selalu makan dari hasil karya tangannya". (HR. Bukhari dari
Nasa'i).
Penjelasan Hadits di atas menjelaskan tabwa makanan yang baik disamping halal zatnya dan baik
cara memperolehnya, seperti diterangkan dalam binatang yang disembelih dehgan menyebut nama
selain Allah. Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa orang mukmin tidak boleh bermalas-malasan, hanya
mengharap pemberia orag lain. Sarimakna 1. Makanan yang baik adalah makanan yang diperoleh dari
usaha sendiri
3. Untuk memperoleh makanan yang halal tidak perlu malu-malu atau gengsi dalam mengupayakannya.
4. Pengertian Makanan Yang Halalan TayibbanMakanan dalam bahasa Arabnya adalah ta'am, artinya
sesuatu yang dimakan atau dicicipi Sedangkan arti hallilan tayyiban adalah yang halal baik. Maksudnya,
makanan yang akan kita makanan yang akan kita makan harusslah sesuatu yang halal (tidak diharamkan
Makanan yang halal artinya makanan yang boleh dimakan. Boleh maksudnya mencakup segala
sesuatu yang dibolehkan agama, baik bersifat sunah, makruh, maupun mubah.b. Makanan Yang Baik
Maksud makanan yang baik adalah bila makanan itu tidak kotor dan zatnya, rusak, atau telah tercampur
dengan najis atau serta tidak memimbulkan penyakit. Dapat dikatakan bahwa makanan an hallilan
tayyiban itu yang mengandung tiga unsur yaitu Halal, menyehatkan, dan proporsional (seimbang) ketiga
a. Makanan halal berarti menghilangkan keraguan terhadap kehaya. Jika Al-Qur'an tidak
mengharamkan, berarti makanan tersebut halal. Pengertian ini dibenarkan oleh Rasulullah saw.
b. Makanan yang sehat, yaitu makanan yang mengandung kadar gizi, seperti susu, madu, buah-buahan,
dan sebagainya.
c. Proporsional atau seimbang. Maksudnya, memakan makanan yang halal dan baik seyogianya juga
1. Meskipun Allah swt. yang menjamin rezeki kepada semua manusia, manusia tetap dituntut untuk
2. Sumber kemiskinan dan kelaparan bukan karena adanya banyak anak, tetapi sumber pokoknya adalah
Allah menghalalkan yang baik-baik kepada para hambaNya dan mengharamkan kepada mereka
yang jelek-jelek. Seorang usahawan muslim tentu saja tidak bisa keluar dari bingkai aturan ini, meskipun
terbukti ada keuntungan dan hal yang menarik serta menggiurkan baginya. Seorang usahawan muslim
tidak seharusnya tergelincir hanya karena mengejar keuntungan sehingga membuatnya berlari dari yang
dihalalkan oleh Allah dan mengejar yang diharamkan oleh Allah. Padahal segala yang dihalalkan dapat
menjadi kompensasi yang baik dan penuh berkah. Segala yang disyariatkan oleh Allah dapat
Berdagang komoditi yang diharamkan seperti minuman keras, bangkai, daging babi,
perdagangan riba dan sejenisnya, tidak akan membuat pengusaha muslim yang jujur berpaling dari
Rabbnya apalagi harus menjebloskan diri ke dalam semua perniagaan ha-ram tersebut atau
Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan keistime-waan seorang usahawan muslim yang
seluruh aktivitasnya bertolak dari kaidah halal dan haram, yang seluruh usahanya dilakukan dengan
mendendangkan syiar mencari keridhaan Allah sebagai tujuan akhir. Sebaliknya, kalangan pelaku usaha
lainnya tidak memperdulikan kebaikkan maupun keburukkan usaha yang dijalaninya. Dalam pandangan
mereka sama saja proyek perjudian dengan proyek pembangunan. Karena mereka telah mencampakkan
tata nilai, agama dan etika secara total dari paradigma pemikiran ekonomi mereka.
Oleh sebab itu, di tangan pengusaha muslim harta tidak akan berubah menjadi alat perusak
kehidupan masyarakat, yang menghancurkan rumah yang sejahtera, dan merusakan generasi yang
dilahirkan. Tidak, tetapi harta itu akan berfungsi sebagai-mana yang dikehendaki oleh Allah, Rabb dari
sekalian makhluk. Menjadi sebuah energi yang memancar, tumbuh dan berkembang. Sebuah kekuatan
yang mengandung berbagai kebajikan dan karunia. Menjaga mata air yang selalu memancarkan berkah
dan kenik-matan. Sehingga seluruh umat merasa bahagia. Karena keuntungan usaha tersebut dapat
Allah berfirman:
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharam-kan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka
orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolong-nya dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang ber-untung.” (Al-A”raf:
157).
BAB III
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan diatas adalah :
a. Makanan yang halal dan baik ialah makanan yang dimakan menurut syariat Islam serta cara
b. Makanan yang halalan tayibban mengandung 3 unsur yaitu : Halal, Menyehatkan, Proporsional
Demikianlah pembahasan mengenai makanan yang halalan tayibban kini pengetahuan kalian
bertambah dan lebih mengerti sebelumnya. Halal atau haram makanan dan minuman inilah yang
penting kalian pahami. Selain itu tak kalah pentingnya dalah mengetahui cara memperoleh makanan
dan minuman tersebut. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.