Anda di halaman 1dari 28

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN

STUNTING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI


PUSKESMAS SUDIANG KOTA MAKASSAR
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
NADILA AUDRI ANANTA
NIM 319.024
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022

ii
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN
STUNTING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI
PUSKESMAS SUDIANG KOTA MAKASSAR
TAHUN 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat menjadi ahli madya kebidanan pada
program studi diploma III kebidanan institut ilmu kesehatan pelamonia

Disusun Oleh :
NADILA AUDRI ANANTA
NIM 319.024

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberikan Rahmat-Nya dan rohani serta akal pikiran
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan
judul : “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Stunting Di Masa
Pandemi Covid di Puskesmas Sudiang Kota Makassar ’’. Sebagai salah
satu syarat menjadi Ahli Madya Kebidanan pada Program Diploma III
Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin.

Penulis mengakui banya hambatan serta kesulitan yang diju,pai


dalam penulisan laporan tugas akhir ini, mulai terhadap persiapan,
pelaksanaan sampai pada tahap penyelesaian, namun berkat bimbingan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga Laporan Tugas Akhir
ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu Penulis menyampaikan terimah
kasih kepada ibu Fatmawati Amir, S.ST, M.Kes, M.Keb selaku
pembimbing I dan pak Basuki Rahmat M.S, S.Kom, M.M Selaku
pembimbing II, Yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan kepada penulis, tak lupa pula penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

1. Kolonel Ckm dr. Azhari Ramdani selaku kakesdam


XIV/Hasanuddin.
2. Mayor Ckm (K) Dr. Ruqaiyah, S>ST.,M.kes.,M.Keb. selaku Rektor
Institut Ilmu kesehatan Pelamonia Makassar
3. Ibu Noviyanti Hartuti, S.SiT.,M.Kes. selaku Ka. Prodi DIII
Kebidanan Institut Ilmu kesehatan Pelamonia Makassar
4. Dosen dan seluruh staf Institut Ilmu kesehatan Pelamonia
Makassar terutama prodi D III kebidanan yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengetahuan selama penulis menempuh
pendidikan
5. Seluruh responden yang telah yang telah bersedia untuk
meluangkan waktunya mengisi kuisioner penelitian saya.

ii
6. Teristimewa kepada kedua orang tua Bapak Muhamammad Said
dan Ibu Nurhawati selaku orang tua penulis dan keluarga yang
senantiasa memberikan doa, perhatian, kasih sayang,
kesabaranserta dukungan yang tak terhingga dalam bentuk apapun
sehingga dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa Program Studi D III
kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam
XIV/Hasanuddin angkatan 2019 T.A 2022
Semoga segala bentuk bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak
kepada penulis akan mendapatkan amal yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan LTA ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis berharap semoga LTA ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua Amin.

Makassar, …………………2022….

Nadila Audri Ananta

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB 1...........................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................3
BAB II...........................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
A. Tinjauan Umum Stunting................................................................4
B. Tinjauan Umum Tentang Pandemi Covid-19................................9
C. Tinjaun Tentang Pengetahuan.....................................................11
D. Kerangka Teori..............................................................................14
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif..................................15
BAB III........................................................................................................16
METODE PENELITIAN.............................................................................16
A. Jenis Penelitian.............................................................................16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................16
C. Populasi dan Sampel....................................................................16
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................16
E. Pengolahan Data...........................................................................17
F. Analisa dan Penyajian Data..........................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................18

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan orang tua tentang cara pencegahan stunting sangat
dibutuhkan seperti oranng tua mengetahui apa yang dimaksud dengan
Stunting yaitu kondisi kegagalan pertumbuhan pada anak (pertumbuhan
tubuh dan otak) karena efek jangka panjang dari kekurangan gizi.
Sehingga, anak menjadi lebih pendek dari anak normal seusianya dan
mempunyai keterlambatan dalam berpikir. Hal ini disebebkan asupan
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Harapannya adalah
prevalensi stunting diharapkan dibawah dari 20% (Ramdianiati and
Nastiti,2020).
Prevalensi bayi stunting yang dikumpulkan World Health
Organization (WHO) pada tahun 2018 menjelaskan Indonesia menjadi
Negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di South-East Asian Region
setelah Timor Leste (50,2%). Proporsi Balita dengan stunting di Indonesia
tertinggi di Nusa Tenggara Timur (42,6%), Sulawesi Barat (41,6%) dan
Aceh (37,1%)(Sutriyawan et al., 2021). Di kota Makassar Balita dengan
stunting pada tahun 2019 yaitu sbanyak 7.265 kasus (Halimah, 2020) .
Pada tahun 2020 di Puskesmas Sudiang didapatkan data bahwa jumlah
balita yang mengalami gizi kurang yaitu 264 balita (5,7%),jumlah balita
pendek yaitu 467 balita (9,9%), jumlah balita kurus yaitu 124 balita (2,7)
(Rekam Medis Puskesmas Sudiang, 2020)
Intervensi yang dilakukan oleh pemerintah indonesia untuk
mencapai target Word Health Organization (WHO) saat ini yaitu gerakan
scaling up nutrition atau yang biasa di sebut dengan gerakan nasional
percepatan perbaikan gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan
(Gerakan 1000 HPK) dengan landasan berupa Peraturan Presiden
(Perpres) nomor 42 tahun 2003 mengenai Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi. Dalam gerakan 1000 HPK disebutkan cara untuk
menanggulangi masalah kurang gizi ada 2 cara yaitu intervensi secara

1
spesifik dan secara sensitive. Intervensi seperti penyediaan vitamin,
makanan tambahan, dan lainnya merupakan intervensi yang dilakukan
dalam sektor kesehatan yang di sebut sebagai intervensi spesifik.
Sedangkan intervensi penyediaan sarana air bersih, ketahanan pangan,
jaminan kesehatan, pengentasan kemiskinan dan sebagainya merupakan
intervensi yang dilakukan dalam sektor non-kesehatan yang disebut
intervensi sensitive (Windasari et al., 2020).
Tenaga kesehatan yang terkait sasaran Bayi usia 0-12 bulan
memiliki peran yaitu melakukan koordinasi lintas program di
puskesmas/fasilitas kesehatan dalam menentukan langkah-langkah
menghadapi pandemi Covid-19, melakukan sosialisasi terintegrasi dengan
lintas program lain termasuk kepada ibu yang memiliki bayi usia 0-59
bulan tentang pencegahan penyebaran Covid-19, kondisi gawat darurat
dan informasi RS ujukan terdekat, melakukan analisa data pada bayi
berisiko yang memerlukan tindak lanjut, melakukan koordinasi kader
RT/RW/kepala desa/kelurahan, serta tokoh masyarakat terkait sasaran
balita dan pelayanan kesehatan rutin dalam situasi pandemik Covid-19,
memberikan pelayanan kesehatan kepada bayi dengan usia 0-12 bulan
dengan melakukan triase, penerapan prinsip pencegah dan pengendalian
infeksi (PPI) dan jarak fisik (physical distancing) pada pelayanan
kesehatan yang diberikan (Kemenkes RI, 2018)
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa ibu yang
memiliki pengetahuan gizi yang kurang akan sangat berpengaruh
terhadap status gizi anaknya dan akan sukar untuk memilih makanan
yang bergizi untuk anak dan keluarganya sehingga terjadi stunting.
(Septamarini et al., 2019), (Ramdianiati & Nastiti, 2019)
Berdasarkan hal tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu terhadap kejadian
stunting pada masa Covid di puskesmas sudiang kota makassar.

2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang kejadian stunting di
masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Kota
Makassar Tahun 2022 ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kejadian
stunting pada masa Covid-19 di Puskesmas Sudiang Kota Makassar
Tahun 2022

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan tentang pengetahuan ibu terhadap kejadian
stunting pada masa Covid-19.
2. Manfaat Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
masyarakat tentang hubungan pengetahuan ibu terhadap
kejadian stunting pada masa Covid-19
3. Manfaat Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan acuan
bagi pemerintah untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap
kejadian stunting pada masa Covid-19 .

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Stunting
1. Pengertian Stunting
Pengertian dari Stunting yaitu suatu kondisi pada tubuh yang
mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu
malnutrisi, Infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak
mendukung. Stunted yaitu apabila tinggi badan/panjang badan
anak tidak sesuai dengan usianya (Teja, 2019).
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa
stunting dapat diartikan sebagai kegagalan untuk tumbuh.Anak-
anak dengan malnutrisi, infeksi berulang, dan stimulasi
psikososial yang tidak memadai dapat mengalami masalah ini.
Anak dikatakan Stunting disaat pertumbuhan tinggi badannya
tidak sinkrondengan grafik pertumbuhan standar dunia.. Jika
anak pendek, pada masa remaja dia sanggup tumbuh lagi. Ada
kesempatan ke-2 untuk menaikkan tinggi badan. Tapi bila
keterlambatan pertumbuhan anak berkaitandengan pertumbuhan
pada otak, saat telah besar, anak tidak bisa diobati lagi (Jou et
al., 2019).
Pada tahun 2018 United Nations Children’s Fund (UNICEF),
Menjelaskan bahwa stunting (bertubuh pendek) merupakan
kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan seorang
disebabkan oleh malnutrisi kronis dan penyakit berulang yang
membatasi kapasitas fisik dan kognitif anak secara tetap dan
mengakibatkan kerusakan yang sama.
Menurut Kemenkes RI (2016), stunting adalah keadaan
kegagalan tumbuh (tubuh dan otak) disebabkan oleh kekurangan
gizi dalam waktu yang lama. Karena itu, anak menjadi lebih
pendek menurut anak normal seusianya

4
Menurut Bloem (2017), faktor terjadinya stunting adalah
malnutrisi yang menyangkut beberapa aspek yaitu asupan gizi
tidak memenuhi kebutuhan, kesulitan akses terhadap pangan
sehat, kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan gizi, sampai
pada aspek sosial, ekonomi dan politik sebagai aspek-aspek
yang mendasar. Stuntingjuga dapat menyebabkan gangguan
kognitif dalam jangka panjang yang berpengaruh pada potensi
ekonomi mereka (Prendergast, 2014). Kondisi stunting pada
masa anak usia sekolah pada umumnya berlanjut sampai usia
dewasa (Menkes, 2010) akan berdampak pada kapasitas kerja
dan produktivitas mereka.
Klasifikasi dan ambang batas status gizi stunting
berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) :

Tabel 1.1 Ambang batas status gizi stunting berdasarkan


Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

SimpanganBaku
Indeks StatusGizi
(Z-score)
Tinggi Sangat pendek ≤ -3 SDZ-TB/U
BadanMenurut -3 sampai dengan
Pendek
Umur(TB/U) <-2 SDZ-TB/U
-2SD sampai dengan
Normal
2SD Z-TB/U
Tinggi >2SD Z-TB/U
Sumber : (Menkes, 2010)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting


Menurut Kementerian PPN/Bappenas (PPN, 2018), faktor
yang menjadi penyebab anak stunting yaitu faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

5
a. Asupan Gizi Bayi usia 0-12 bukan
asupan gizi yang cukup sangat diperlukan oleh balita untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Kekurangan gizi pada bayi
sebelumnya masi dapat dikoreksi dengan asupan yang baik
sehingga bayi dapat tumbuh kejar menurut
perkembangannya (normal).
b. Penyakit Infeksi
Salah satu faktor menjadi penyebab langsung stunting yaitu
penyakit infeksi. Bayi akan rentang terkena penyakit infeksi
jika kekurangan asupan gizi atau kata lain asupan gizi tidak
terpenuhi.Pada bayi penyakit infeksi yang dapat terjadi
seperti cacingan, infeksi salura pernapasa atas (ISPA), diare
dan infeksi lainnya yang ada hubungannya dengan
imunisasi, keadaan lingkungan hidup dan pola hidup sehat
c. Faktor Ibu
Faktor ibu bisa dikarenakan nutrisi yang buruk selama
prakonsepsi, kehamilan, dan laktasi. Selain itu juga
ditentukan perawakan ibu seperti usia ibu terlalu belia atau
terlalu tua, pendek, infeksi, kehamilan belia, kesehatan jiwa,
berat badan lahir rendah (BBLR), intrauterine growth
restriction (IUGR)) dan persalinan prematur, jarak persalinan
yang dekat, dan hipertensi.
d. Faktor Genetik
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan yaitu
faktor genetik. Kita dapat menentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan melalui genetik yang berbeda di dalam sel
yang telah dibuahi. Ini dapat dilihat dengan kecepatan
pembelaan dan intensitas, umur pubertas, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan dan berhentinya
pertumbuhan tulang.

6
e. Pemberian ASI Eksklusif
Faktor pemberian ASI terdiri dari delayed initation,
Rekomendasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama agar hasil
pertumbuhan kembang yang optimal. Selanjutnya, bayi akan
diberikan makanan pendamping yang adekuat dan ASI tetap
diberikan sampai usia2 tahun. Pemberian ASI sampai umur
2 tahun dapat memberikan asupan yang penting bagi bayi.
f. Ketersedian Pangan
Kekurangan ketersedian pagan menyebabkan kurangnya
pemenuhan asupan nutrisi pada keluarga itu sendiri. Balita
indonesia masih banyak kekurangan asupan protein dan
kaloriyang di bawah angka kecukupan dan balita indonesia
kebanyaka tinggi badannya yaitu 6,7 cm dan 7,3 cm lebih
pendek menurut satdar rujukan WHO.
g. Faktor Sosial Ekonomi
Status ekonomi keluarga yang rendah akan mempengaruhi
pemilihan makanan yang dikonsumsinya sehingga biasanya
menjadi kurang bervariasi dan sedikit jumlahnya terutama
pada bahan pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan
anak seperti sumber protein, vitamin, dan mineral, sehingga
meningkatkan risiko kurang gizi. Anak menjadi kurus dan
pendek merupakan dampak signifikan daru status ekonomi
rendah.
h. Tingkat Pendidikan
Penyediaan makanan yang benar untuk sang anak
merupakan upaya meningkatkan asupan gizi yang akan
tercapai jika ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik.
Sedangkan ibu berpendidikan rendah akan kesulitan
menyerap informasi gizi sehingga anak berisiko mengalami
stunting

7
i. Pengetahuan Gizi Ibu
Ibu yang berpengetahuan gizi rendah bisa menghambat
usaha perbaikan gizi pada keluarga maupun masyarakat
sekitarnya.
j. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah menjadi sakah satu faktor penyebab
stunting, dikarenakan oleh stimulasi dan aktivitas yang tidak
adekuat, rendahnya edukasi pengasuh, ketidaksamaan
pangan, alokasi pangan yang tidak benar dan penerapan
asuhan yang buruk. Dan yang paling berisiko adalah anak-
anak yang berasaldari rumah tangga yang tidak memilki
fasilitas air dan sanitasi.
3. Dampak Stunting
Stunting mempunyai beberapa dampak yang bisa terjadi
terutama pada periode 1000 HPK yang dapat memberikan
pengaruh buruk pada kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM).stunting juga dapat menyebabkan organ tubuh tidak
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Kementerian PPN/Bappenas (2018), dampak
buruk yang ditimbulkan oleh Stunting :
a. Dalam Jangka Pendek
Stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan
perkembangan kognitif dan motorik dan tidak optimalnya
ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.
b. Dalam Jangka Panjang
Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual.
Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang
bersifat permanen dan menyebabkan kemampuan
menyerap pelajaran di usia sekolah akan berpengaruh
pada produktivitasnya saat dewasa.

8
4. Pencegahan Stunting
Pemerintah telah menetapkan kebijakan pencegahan
Stunting melalui Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2013
tentang Gerakan Nasional Percepatan Gizi dengan fokus pada
kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan yaitu sebagai
berikut (Kemenkes RI,2013 dasslam Rahayu, 2018)
a. Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 tablet selama kehamilan.
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil.
c. Pemenuhan Gizi
d. Persalinan dengan dokter/bidan yang ahli.
e. IMD(Inisiasi Menyusui Dini)
f. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi
hingga usia 6 bulan.
g. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk
bayi di atas 6 bulan hingga 2 tahun
h. Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A.
i. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat

B. Tinjauan Umum Tentang Pandemi Covid-19


1. Definisi Pandemi
Pandemi adalah suatu level penyakit yang berdasarkan
penyebarannya. Ada 3 level penyakit dalam dunia Epidemiologi,
yaitu Endemi, Epidemi, dan Pandemi. Ketiga leveltersebut
definisinya masing-masingdiberikan oleh Centre for Disease
Control and Prevention (CDC).Endemi merupakan kehadiran
konstan suatu penyakit menular pada suatu populasi dalam
wilayah tertentu.Sedangkan Pandemi merupakanEpidemi yang
sudah menyebar ke beberapa negara dan benua dengan jumlah
penularan yang meluas.

9
Menurut Safrizal (2020), karakteristik Epidemiologimeliputi:
a. Orang dalam pemantauan
Seseorang yang mengalami kenaikan suhu tubuh lebih
dari 38°C atau seseorang yang telah melakukan perjalanan
jauh.
b. Pasien dalam pengawasan
Seseorang yang mengalami gejala batuk, pilek, demam,
tenggorokan sakit dan penciuman hilang.
Adapun protokol kesehatan untuk pencegahan penularan
Covid-19 menurut Kemenkes RI (2020):
a. Mencuci tangan menggunakan sabun
b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum
mencuci tangan
c. Menggunakan masker saat berada di dalam rumah
d. Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit
e. Melakukan olahraga secara rutin
f. Menghindari kerumunan
g. Menjaga jarak minimal 1 meter saat berada di luar rumah
2. Definisi Covid-19
Coronavirus atau yang dikenal dengan Covid-19 adalah suatu
virus dengan RNA strain tunggal positif, tidak bersegmen dan juga
memiliki kapsul. Virus jenis ini masuk pada golongan ordo
Nidovirales dari keluarga Corona viridae. Coronavirus tersusun
membentuk struktur seperti kubus dengan protein S yang
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau disebut juga spike
protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan
merupakan struktur utama untuk penulisan gen.
Covid-19 secara efektif diinaktifkan oleh desinfektan yang
mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56⁰C dengan waktu
30 menit, alkohol, eter, asam perioksiasetat, formalin,
detergennon-ionik, oxidizingagent dan chloroform(Adipura,

10
2020).Corona virus biasanya menginfeksi hewan, kemudian
melakukan sirkulasi pada tubuh hewan tersebut. Corona virus
menimbulkan penyakit berat pada hewan.Dampak dari virus
corona ini semakin meningkat, semua lini kehidupan terdampak
pada virus ini apalagi didunia kesehatan khususnya kunjungan
imunisasi di fasilitas kesehatan (Adipura, 2020).

3. Kejadian Stunting di Masa Pandemi Covid-19


Sekitar 24 juta anak di Indonesia berisiko kekurangan gizi
selama pandemi COVID-19. Epidemi sering menimbulkan
kemiskinan mendadak sehingga gizi tidak dapat terpenuhi, yang
dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan anggota
keluarga, termasuk keluarga dengan anak di bawah dua tahun
(baduta) dan ibu hamil, penyebab lainnya adalah kurangnya
pengetahuan untuk menyediakan nutrisi yang sesuai untuk bayi.
juga menjadi penyebab dari Stunting (Marni & Ratnasari, 2021).
Penerapan pembatasan kegiatan sosial di masyarakat selama
pandemi COVID-19 juga berdampak pada kegiatan posyandu.
Situasi ini membuat tidak dapat dilakukan pemantauan
pertumbuhan bayi, serta terhambatnya pemberian informasi
mengenai pemenuhan gizi dengan benar. Pada usia ini, anak
sedang dalam proses pertumbuhan yang cepat. Ketersediaan
nutrisi pada makanan anak juga terhambat selama pandemi
COVID-19, sebagai akibat dari pembatasan aktivitas sosial.
(Azizah, 2021).
C. Tinjaun Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah output penginderaan insan atau output
memahami seorang terhadap suatu objek melalui panca indra
yang dimilikinya (Multazam & Gobel, 2021). Pengetahuan
adalah faktor tidak langsung yang berpengaruh terhadap status

11
gizi dan mempunyai kiprah penting. Pengetahuan seseorang
tentang kesehatan yang relatif akan bisa mengetahui banyak
macam gangguan kesehatan yang mungkin akan muncul
sehingga dapat dicari pemecahannya (Septamarini et al.,
2019).
Sebagian besar pengetahuan seorang diperoleh melalui
indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata).
Pengetahuan seseorang terhadap objek memiliki intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi
dalam enam tingkat pengetahuan yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya menjadirecall (memanggil)
memori yang terdapat sebelumnya setelah mengamati
sesuatu. Misalnya memahami bahwa tomat banyak
mengandung vitamin C, zaman merupakan tempat 20
membuang air besar, dan sebagainya. Untuk mengetahui
atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu bisa
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, contohnya apa
perindikasi anak yang kurang gizi, apa penyebabnya
stunting, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekadar bisa menjelaskan, namun
orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya,
orang yang tahu cara menanggulangi stunting, bukan
hanya sekadar menjelaskanstuntingitu harus
ditanggulangi, namun harus dapat menjelaskan mengapa
harus ditanggulangi.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan jika orang yang sudahtahu objek

12
yang dimaksud bisa memakai atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut dalam situasi yang lain.
Misalnya, seorang yang sudah paham mengenai proses
perencanaan, ia wajib bisa menciptakan perencanaan
program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja.
Orang yang sudah paham metodologi penelitian, ia akan
mudah membuat proposal penelitian dimana saja, dan
sebagainya.
d. Analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan/atau memisahkan, lalu mencari interaksi
antara komponen-21 komponen yang terdapat dalam
suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuanseorang itu sudah sampai pada tingkat
analisis adalah apabila orang tersebut dapat membedakan
atau memisahkan, mengelompokkan, dan menciptakan
diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek
tersebut. Misalnya, dapat membedakannya
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menampakan suatu kemampuan seorang
untuk merangkum atau melekatkan pada satu hubungan
yang logis berdasarkan komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan istilah lain, sintesis
merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru berdasarkan formulasi-formulasi yang telah ada.
Misalnya, bisa menciptakan atau meringkas
menggunakan istilah-istilah atau kalimat sendiri mengenai
hal-hal yang sudah dibaca atau didengar, dapat membuat
kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seorang untuk

13
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat
menilai atau menentukan seseorang anak menderita
malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat
ikut keluarga berencana, dan sebagainya.
D. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Keyakinan
Kepercayaan,
Nilai-Niiai
Tradisi

Faktor Pemungkin
Sarana Dan Prasarana Pengetahuan Ibu
atau Fasilitas Kesehatan Tentang Kejadian
Stunting

Faktor Pendorong
Dukungan Petugas
Kesehatan
Dukungan Keluarga
Dukungan Suami
DukunganKonsep
Kerangka Masyarakat

Gambar 1.1 Kerangka Teori

14
Pengetahuan Ibu Kejadian Stunting

Sikap

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Dependen

: Variabel Indenpenden

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti.

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


Tabel2.2 Definisi Operasional dan kriteria Objektif

Variabel Definisi Kriteria Objektif


Pengetahuan ibu Segala yang a. Baik: jika responden
diketahui ibu menjawab pertanyaan dari
tentang Stunting kuesioner dengan benar
>50%
b. Kurang Baik: jika
responden menjawab
pertanyaan dari kuesioner
<50%.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional
dengan pendekatan deskriptif, untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu terhadap kejadian stunting pada masa Pandemi
Covid-19 di Puskesmas Sudiang Kota Makassar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2022
2. Tempat Peneltian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Sudiang Kota Makassar.

C. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki
anak bayi 0–12 bulan di Puskesmas Sudiang Kota Makassar.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki
bayi 0-12 bulan di Puskesmas Sudiang Kota Makassar.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara Accidental
Sampling dimana jumlah sampel yang diambil sama dengan
jumlah populasi yang ada di Puskesmas Sudiang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah membagikan kuesioner kepada responden yang berkaitan

16
dengan penelitian atau berhubungan dengan pengetahuan ibu
tentang pengertian serta pencegahan Stunting
E. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan di lapangan dengan bantuan komputer
mengolah data statistik dalam menentukan distribusi frekuensi dan
untuk mengetahui hubungan antara variabel dengan independen.

F. Analisa dan Penyajian Data


1. Analisis Data
Analisa data penelitian ini dilakukan secara deskriptif yang
ditujukan untuk memberikan gambaran frekuensi dan distribusi
tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian stunting di Puskesma
Sudiang Makassar.
2. Penyajian Data
Data yang telah di olah kemudian di sajikan dalam bentuk tabel
dan grafik disertai penjelasan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Adipura, N. P. (2020). Pembelajaran di Era Pandemi. Buku Deepublish.
Azizah, U. (2021). Risiko Peningkatan Stunting Pada Balita Selama
Pandemi Covid-19 Di Indonesia “Literature Review.” Jurnal
Kesehatan Tambusai, 2(September), 331–336.
Halimah, N. (2020). Proyeksi dan Pemetaan Wilayah Sebaran Balita
Stunting Di Kota Makassar Berbasis Sistem Informasi Geografi ( SIG )
Projection and Mapping Areas of Distribution of Stunting Children in
Makassar City Based on Geographic Information System ( GIS ).
Jurnal.Unismuhpalu.Ac.Id, 10, 173–184..
Jou, A., Of, N. A. L., Medical, G., Feb, S., & Modeling, F. (2019).
Kemenkes RI. (2018). Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI,
301(5), 1163–1178.
Menkes. (2010). Ambang Batas Status gizi stunting Berdasarkan Tinggi
badan Menurut Umur. indonesia.
Marni, M., & Ratnasari, N. Y. (2021). Penyuluhan Pencegahan Risiko
Stunting 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Generasi Muda.
Indonesian Journal of Community Services, 3(2), 116.
https://doi.org/10.30659/ijocs.3.2.116-125
Multazam, A. M., & Gobel, F. A. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Protokol Kesehatan Covid-19 Di
Puskesmas Bone-Bone. 2(1).
PPN, K. (2018). Faktor penyebab stunting. indonesia.
Ramdianiati, S. N., & Nastiti, D. (2019). Hubungan Kearakteristik Balita,
Pengetahuan Ibu Dan Sanitasi Terhadap Kejadian Stunting Pada
Balita Di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang. Kesehatan
Masyarakat, 7(2), 47–54.
Rekam Medis Puskesmas Sudiang. (2020). Rekam Medis. kec
biringkanaya: Puskesmas Sudiang.

18
Safrizal; Putra, Danang I; Sofyan, S. B. (2020). Pedoman Umum
Menghadapi Pandemi Covid-19 Bagi Pemerintah Daerah. Tim Kerja
Kemendagri.
Septamarini, R. G., Widyastuti, N., & Purwanti, R. (2019). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Responsive Feeding Dengan Kejadian
Stunting Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bandarharjo, Semarang. Journal of Nutrition College, 8(1), 9.
https://doi.org/10.14710/jnc.v8i1.23808
Sutriyawan, A., Kurniawati, R. D., Hanjani, R., & Rahayu, S. (2021).
Prevalensi Stunting Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi.
Jurnal Kesehatan, 11(3), 351. https://doi.org/10.35730/jk.v11i3.636
Teja, M. (2019). Stunting Balita Indonesia Dan Penanggulangannya.
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, XI(22), 13–18.
Windasari, D. P., Syam, I., & Kamal, L. S. (2020). FAKTOR HUBUNGAN
Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas Tamalate Kota Makassar
( Factors related to the incidence of stunting at the Tamalate health
center in Makassar city ). 2020(5), 27–34.

19
KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN

STUNTING DI PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR

A. IDENTITAS DIRI
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Nomor Handphone :
B. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda cekhlist
(√) pada salah satu kolom yang tersedia!
Keterangan Jawaban :
B : Benar
S : Salah

No Pernyataan B S

1. Stunting adalah kondisi terjadinya kegagalan


tumbuh kembang anak yang disebabkan
karena kekurangan gizi dalam waktu yang
lama.

2. Kekurangan gizi secara kronik dapat


dipengaruhi oleh masalah ekonomi keluarga

3. Bertubuh pendek merupakan salah satu ciri-


ciri anak yang mengalami stunting

4. Faktor asupan gizi bayi, penyakit infeksi, serta


pemberian Asi Esklusif merupakan faktor yang

20
mempengaruhi kejadian stunting

5. Stunting mempengaruhi organ tubuh dimana


mengakibatkan organ tubuh seseorang tidak
tumbuh dan berkembang secara optimal

6. Pemenuhan imunisasi lengkap pada anak


merupakan salah satu upaya untuk mencegah
kejadian stunting

7. Salah satu upaya yang dilakukan ibu hamil


dalam mencegah stunting yaitu dengan
melakukan kunjungan sebanyak 6 kali selama
masa kehamilan

8. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi karna


faktor status ekonomi keluarga yang rendah
tidak berpengaruh terhadap kejadian stunting

9. Ciri-ciri anak yang mengalami stunting yaitu


tinggi badannya sesuai dengan usia anak

10 Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang


. dalam melakukan perawatan yang lebih baik
pada anak serta kurangnya pola asuhan gizi
yang baik bukan faktor yang dapat
menyebabkan meningkatnya kejadian stunting

11 Memiliki kemampuan berfikir rendah,


. merupakan pernyataan yang benar mengenai
dampak yang terjadi pada bayi yang
mengalami stunting

12 Salah satu dampak stunting yaitu


. meningkatkan resiko penyakit menular seperti

21
hepatitis dan TBC

Total

22

Anda mungkin juga menyukai