Oleh :
NI MADE YUNITA RAHAYU
NIM. P07124222126
i
USULAN SKRIPSI
Oleh :
NI MADE YUNITA RAHAYU
NIM. P07124222126
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, usulan skripsi ini yang berjudul “Perbedaan
Pengetahuan Remaja Putri Sebelum dan Sesudah diberikan Edukasi Vulva
Hygiene Saat Menstruasi Menggunakan Media Flipbook” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Usulan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah skripsi pada program studi Sarjana Terapan Kebidanan.
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang peneliti miliki. Namun berkat banyak pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu telah memberikan semangat, menambah
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam
menyelesaikan usulan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan rasa terima kasih dan
penghormatan kepada :
1. Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M.Biomed selaku PLT Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Denpasar.
2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
3. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
4. Made Widhi Gunapria Darmapatni, SST., M.Keb selaku pembimbing utama
yang telah banyak membimbing dalam penyusunan usulan skripsi ini.
5. Ni Made Dwi Mahayati,SST., M.Keb selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak membimbing dalam penyusunan usulan skripsi ini.
6. Seluruh staf di jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
yang telah membantu dalam pengurusan administrasi usulan skripsi.
7. Seluruh staf dan guru di SMP Wisata Sanur yang telah memberikan ijin dan
membantu memberikan informasi untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh siswi kelas VIII yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
v
9. Orang Tua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan dan
motivasi.
10. Semua teman-teman dan sahabat yang selalu meberikan dukungan dan saran
dalam menyelesaikan usulan skripsi ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan
terimakasih dan semoga usulan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pihak yang membutuhkannya.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
vii
F. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 35
G. Etika Penelitian .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dewasa (Nurchandra dkk., 2020). Pada masa remaja terjadi suatu perubahan yang
dapat membuat remaja mengalami masalah mulai dari masalah sosial, perilaku
keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan organ reproduksi (WHO,
2018). Remaja yang berada pada tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dengan perdarahan yang terjadi secara berulang disetiap bulannya (Sulistyani dkk.,
2022). Pembuluh darah di dalam rahim sangat rentan mengalami infeksi kuman
dan Mastryagung, 2021). Berbagai masalah yang muncul pada remaja salah satunya
menular seksual, dan penyakit tidak menular termasuk kanker serviks atau kanker
Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2020 angka
kejadian kanker servik sebanyak 604.127 kasus, dan Asia merupakan peringkat
tertinggi dengan kasus kanker servik yaitu 58,2% (WHO, 2020). Berdasarkan data
rekapitulasi deteksi dini kanker serviks di Indonesia tahun 2016 menunjukkan Bali
1
termasuk salah satu daerah yang memiliki angka kejadian kanker serviks yang
tinggi (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan laporan dari Survelians Terpadu Penyakit
Provinsi Bali menemukan bahwa insiden kanker serviks pada tahun 2019 sebanyak
437 kasus. Kejadian kanker serviks di Denpasar sebanyak 293 kasus, Badung
data diatas, Kota Denpasar merupakan daerah yang memiliki angka kejadian kanker
menjaga kebersihan diri terutama pada bagian vulva saat menstruasi. Menurut
atau vulva hygiene akan memunculkan risiko kanker serviks 19,386 kali lebih besar
dari perempuan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan
diri terutama pada bagian vulva. Vulva hygiene pada saat menstruasi merupakan
termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. Dampak yang
terutama saat mengalami menstruasi adalah penyakit pruritus vulva yaitu penyakit
yang ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin (Sulistyowati,
menstruasi dalam waktu dekat akan mudah mengalami demam, gatal-gatal pada
kulit vagina, radang pada permukaan vagina, keputihan, rasa panas atau sakit pada
bagian bawah perut (Bukit, 2019). Dampak jangka panjang yang ditimbulkan jika
memiliki personal hygiene buruk adalah terkena kanker leher rahim karena
2
kesalahan dalam arah membersihkan vagina saat selesai buang air besar maupun air
kecil. Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan vagina agar
mencegah kuman-kuman tersebut masuk kedalam alat kelamin dan saluran kencing
upaya untuk memelihara kesehatan reproduksi remaja. Salah satu upaya untuk
membiasakan diri untuk selalu menerapkan hygiene pada saat mentruasi terutama
bagian vulva dengan mengganti pembalut 4-5 jam sehari serta membersihkan
bagian vagina dan sekitarnya dari darah sehingga akan membantu mencegah remaja
putri dari penyakit yang menyerang organ reproduksi (Permata, 2019). Remaja putri
menjaga kebersihan organ reproduksi sehingga terbentuk perilaku pola hidup bersih
pengetahuan remaja putri tentang hygiene menstruasi masih dalam kategori rendah.
sebagian besar siswi memiliki perilaku personal hygiene saat mentruasi yang
kurang baik 83%, dan 70,2% siswi memiliki pengetahuan kurang tentang personal
3
Penggunaan media membantu memperjelas informasi yang diberikan, karena
terlihat lebih menarik, interaktif dan dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan
panca indera (Man and Blitar, 2021). Salah satu media yang bisa dipilih untuk
mengedukasi remaja yaitu melalui flipbook. Flipbook atau Digital book merupakan
bentuk penyajian media belajar buku dalam bentuk virtual. Media flipbook dinilai
melalui media flipbook. Media flipbook sebagai buku elektronik sangat berperan
dalam meningkatkan minat baca bagi pelajar. Hal tersebut dikarenakan sifat buku
satu Guru di SMP Wisata Sanur, bahwa disana belum pernah ada penelitian tentang
vulva hygiene saat menstruasi. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10
siswi melalui wawancara didapatkan hasil bahwa 60% tidak bisa menjawab cara
melakukan vulva hygiene yang baik dan benar saat menstruasi. Selain itu,
berdasarkan wawancara yang dilakukan diketahui bahwa di SMP Wisata Sanur saat
ini belum mendapatkan penyuluhan ataupun pelatihan terkait vulva hygiene saat
(KSPAN) di sekolah ini sedikit peminat, siswa dan siswi tidak berpartisipasi aktif
dalam kegiatan ekstra tersebut. Berdasarkan kasus tersebut, maka penulis tertarik
4
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi Vulva Hygiene Saat Menstruasi
B. Rumusan Masalah
pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat Perbedaan pengetahuan remaja putri
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
remaja putri SMP Wisata Sanur sebelum dan sesudah diberikan edukasi vulva
2. Tujuan Khusus
hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook pada remaja putri di SMP
hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook pada remaja putri di SMP
2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi vulva hygiene saat menstruasi
5
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
menganalisis perbedaan pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur sebelum dan
flipbook.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
dan menambah pengetahuan remaja putri mengenai vulva hygiene saat menstruasi
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
berbagai hal baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Masa
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia
2. Tahapan Remaja
Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11 sampai 13 tahun. Masa
remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup
nyata dalam masa remaja akhir. Terdapat pergerakan pasti menjauh dari keluarga.
remaja akhir mencapai body image yang stabil. Remaja akhir menjadi seseorang
7
B. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki
antara lain:
1) Umur
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur mempengaruhi daya tangkap dan
pola fikir seseorang, semakin bertambahnya usia maka semakin berkembang pula
2) Faktor lingkungan
kelompok.
3) Pengalaman
dalam memecahkan masalah yang di hadapi saat masa lalu dan dapat di gunakan
8
4) Sumber Informasi /
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media seperti telivisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain, maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang
5) Sosial budaya
seseorang Suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain karena dengan
3. Pengukuran Pengetahuan
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat ini. Tingkat pengetahuan
C. Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
perdarahan periodik dari rahim yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara
9
berkala akibat dari terlepasnya lapisan endometrium uterus (dinding rahim).
Kondisi ini terjadi karena tidak ada pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga
kehamilan menjadi luruh. Jika seorang wanita tidak mengalami kehamilan, maka
2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi pada wanita yang normal adalah 28 sampai 35 hari dan
lama haid antara 3 sampai 7 hari. Siklus menstruasi pada wanita dikatakan tidak
normal jika siklus haidnya kurang dari 21 hari atau lebih dari 40 hari. Siklus
antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya
(Sinaga dkk.,2017).
3. Fase Menstruasi
Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari 4 fase yaitu (Sinaga dkk.,2017):
a. Fase menstruasi
Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang wanita dewasa setiap
bulannya. Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya, sedangkan siklus dan
b. Fase proliferasi
10
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Permukaan endometrium
secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada fase sebelum ovulasi wanita akan
lebih sensitif. Hal ini disebabkan oleh hormon reproduksi (FSH, LH, estrogen dan
Menstrual Syndrome (PMS). Beberapa hari kemudian setelah gejala PMS maka
d. Fase iskemi/premenstrual
estrogen dan progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai
d. Bertambahnya BB
f. Sembelit
11
g. Sakit kepala.
n. Mudah insomnia
frustasi atau bahkan depresi (Sinaga dkk., 2017). Salah satu upaya yang paling
perawatan kebersihan diri terutama pada area genetalia (vulva hygiene). Hal-hal
a. Darah Menstruasi.
Darah menstruasi akan keluar dari rahim tepatnya dari vagina atau alat
kemaluan seorang remaja putri, untuk itu gunakan pembalut yang dapat menyerap
Pada remaja putri akan mengalami perubahan fisik dan perubahan suasana
Vulval Hygiene yaitu upaya perawatan alat genitalia yang harus dilakukan
12
selama remaja putri mengalami menstruasi, hal ini harus diperhatikan, karena jika
tidak dapat dilakukan dengan baik dan benar dapat menimbulkan infeksi pada organ
reproduksi.
kesehatan dan mencegah infeksi (Handayani, 2018). Vulva hygiene pada saat
b. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar
vagina.
Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku
bagi kesehatan organ-organ seksual terutama pada saat menstruasi. Beberapa cara
merawat organ reproduksi remaja putri adalah sebagai berikut (Sinaga dkk., 2017):
13
a. Kebersihan tubuh
diperhatikan dengan mandi sebaiknya 2 kali sehari, dan pada saat mandi organ
dengan Ph seimbang 3,5 untuk menghindari iritasi apabila benar- benar diperlukan.
Bila dipakai secara rutin dapat menyebabkan bakteri baik di dalam vagina mati
c. Penggunaan bedak
d. Cara cebok
air kecil dan buang air besar yaitu dengan cara dari arah depan ke belakang. Teknik
ini dilakukan untuk mencegah bakteri dari anus akan terbawa kedepan yang dapat
masuk ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi dan iritasi. Ketika mebersihkan
sebaiknya menggunakan air yang mengalir, hindari menggunakan air yang berada
dipenampungan, karena menurut penelitian air yang ditampung dibak kamar mandi
14
dari bahan katun yang dapat menyerap keringat. Hindari penggunaan bahan celana
dalam yang terbuat dari bahan nilon, satin atau bahan sintetik lainnya.
Penggantian pakaian dalam minimal 2 kali sehari. Dan apabila pakaian dalam
tidak diganti dapat menyebabkan kondisi diarea vagina lembab yang dapat
kewanitaan yang dapat meningkatkan suasana menjadi lembab dan tidak dianjurkan
penularan penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi. Pada saat menstruasi,
pakaian dalam biasanya jauh lebih kotor karena akibat terkena bercak darah yang
mungkin menempel, dan noda tersebut susah untuk dihilangkan, untuk mangatasi
tersebut, celana dalam dapat kita rendam dengan air hangat lalu kita cuci dengan
g. Pemakaian Pembalut.
Pembalut wanita adalah terbuat dari bahan sintetik yang dapat menyerap
darah atau cairan selama menstruasi dan berbentuk lembaran atau pad. Pemakain
pembalut saat menstruasi berkaitan langsung dengan area kewanitaan yang sangat
Pastikan ketika membeli kemasan tidak cacat atau rusak. Melakukan pengecekan
tanggal kadaluwarsa pembalut karena pembalut juga terbuat dari bahan kimia yang
menstruasi pada organ kewanitaan harus sangat diperhatikan karena jika tidak
15
terjaga dapat menimbulkan iritasi atau gatal-gatal.
Pilihlah pembalut yang lembut dan tidak kasar yang dapat menimbulkan
lecet atau iritasi, memiliki daya serap yang tinggi dan nyaman ketika dipakai
atau gel karena lebih banyak mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan
alergi. Darah menstruasi pada hari pertama dan kedua cenderung sangat banyak,
dan apabila terlalu lama tidak mengganti, darah yang ada di pembalut akan lembab
Waktu penggantian pembalut minimal maksimal 3-4 jam sekali, dan tidak
membiarkan darah menstruasi hingga penuh, basah atau sampai tembus. Sebelum
mengganti pembalut sebaiknya kita mencuci tangan terlebih dahulu baru kita
mencuci atau membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih dan cara yang
benar setelah dibersihkan keringkan terlebih dahulu baru mengganti pembalut yang
sabun. Dan apabila memakai pembalut sekali pakai maka pembalut sebelum kita
buang dibungkus kertas atau plastik dan dibuang ditempat sampah khusus, tidak
lubang kloset.
panjang dan lebat segera di potong atau dicukur guna menghilangkan bakteri atau
jamur yang dapat menyebabkan iritasi karena lembab. Sebaiknya cukur rambut
kemaluan dengan cukup dipendekkan dan di rapikan saja dan harus dipastikan
bahwa alat yang digunakan untuk mencukur tersebut khusus, bersih dan steril.
16
g. Penggunaan pantyliner.
keputihan hal tersebut nomal atau fisiologis karena pengaruh hormon, sehingga
digunakan secara terus menerus, apabila sudah lembab juga harus segera diganti
yang baru. Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga
mengalami keputihan karena dapat menutup sirkulasi udara sehingga daerah vagina
untuk dikeringkan menggunakan handuk bersih khusus vagina atau tisu terlebih
dahulu. Dapat menggunakan tisu tetapi harus diperhatikan jenis tisu yang akan
dipakai, sebaiknya yang tidak mengandung parfum dan bahan kimia yang
berbahaya. Apabila daerah genitalia merasa gatal, jangan digaruk karena hal itu
dapat menyebabkan iritasi. Membilas dengan air hangat juga tidak disarankan
mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar vagina bertambah merah dan
membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi. Lebih baik kompres vagina dengan air es
17
a. Demam
d. Keputihan
Pengetahuan kedua orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini, terutama
peran seorang ibu, dengan tujuan untuk dapat memberikan edukasi terhadap anak-
anak perempuannya yang terkait dengan kesehatan reproduksi, apabila remaja putri
kurang pengetahuan saat awal menarche, ini dapat menimbulkan kesalahan yang
Sarana WASH ini adalah sarana yang dapat digunakan sebagai alat agar
remaja putri dapat melakukan praktik hygiene selama menstruasi yang memadai,
sarana ini dapat meliputi terdapat kamar mandi yang terpisah antara laki-laki dan
perempuan, terdapat air bersih melalui kran yang mengalir,tersedinya sabun untuk
cuci tangan, tisu toilet dan adanya tempat sampah untuk pembuangan pembalut
18
c. Sumber informasi
Sumber informasi yang paling utama didapat dan berperan adalah seorang
ibu, dalam hal lain seorang guru pun juga sangat dibutuhkan, seperti hal nya dalam
putri. Informasi lewat media sosial atau internet bahkan jauh lebih cepat
dibandingkan yang lainnya, meskipun belum tentu benar infomasi yang mereka
dapatkan.
d. Pengetahuan
e. Budaya
sangat berpengaruh, karena setiap individu akan mengikuti sesuai kebudayaan yang
mereka ajarkan.
f. Kebiasaan
baik mandi, keramas, memotong kuku, atau pun membersihkan gigi dan mulut, dan
19
sesorang yang mempunyai riwayat sakit atau kemoterapi maka akan berkurang
dalam merawat vulva hygiene dirinya sendiri, berbeda dengan seseorang yang sehat
vagina selama menstruasi. Pilih pembalut yang lembut, menyerap cairan dengan
baik. Pembalut diganti paling sedikit 2 kali sehari atau tergantung keadaan. Bila
darah yang keluar cukup banyak, maka pembalut bisa diganti 3-4 kali sehari karena
b. Cucilah alat kelamin (vagina) setiap hari atau setiap ada keperluan ke toilet
untuk mencuci noda-noda darah yang tertinggal. Gunakan sabun yang khusus
vagina.
c. Jagalah daerah kewanitaan agar tetap terjaga kebersihannya dengan air yaitu
mengusap dari arah depan kebelakang kalau dari belakang ke depan kita akan
menyentuh dubur dan didalam dubur tersebut pasti banyak kuman sehingga kuman
kesehatan organ reproduksi remaja putri, khususnya terhindar dari infeksi alat
reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-
benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada
20
bagian vagina, karena apabila tidak dijaga kebersihannya, maka akan menimbulkan
mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat
a. Dampak Fisik
integritas kulit, seperti iritasi bahkan dapat menimbulkan infeksi akibat bakteri
b. Dampak Psikososial
nyaman,aktualisasi diri dan interaksi sosial. Dampak yang sering terjadi ketika
a) Keputihan
Secara fisiologis keputihan berwarna putih, bening dan tidak memiliki bau
yang menyengat, tetapi apabila keputihan patologis cairan berwarna putih susu dan
21
kental, berwarna kekuningan atau kehijauan dan disertai bau menyengat, gatal dan
nyeri.
b) Kandidiasis
albicans. Gejala yang sering timbul berbeda-beda, seperti timbul rasa gatal yang
parah, rasa terbakar, iritasi dan menimbulkan bercak keputihan pada dinding vagina.
Faktor yang dapat meningkatkan antara lain disebabkan oleh kurang hygienitas alat
kelamin, celana dalam terlalu ketat, cara bercebok yang salah dan pemakaian cairan
antiseptic.
c) Bacterial Vaginosis
keabu-abuan.
akibat dari reaksi radang mikrobiologis pada infeksi saluran kemih bagian bawah.
Ditandai dengan peningkatan jumlah kuman dan leukosit dalam urin ditandai
dengan tidak mampu menahan BAK serta adanya rasa nyeri saat berkemih.
1. Pengertian
buku dalam bentuk virtual. Media flipbook dinilai dapat menjadi strategi untuk
22
2017). Penelitian yang dilakukan oleh (Setiawati & Andayani, 2022) menunjukan
melalui media flipbook. Dengan bentuknya yang kecil, media ini dapat dibawa
kemana-mana dan bisa dimasukan ke kantong baju sehingga siswa bisa belajar
dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memudahkan mereka
untuk membacanya dimana saja, kapan saya melalui smartphone maupun laptop
atau komputer. Kelebihan dari media ini bila dikaitkan pada proses pembelajaran
bervariasi.
d. Siswa tidak jenuh membaca materi meskipun dalam bentuk buku karena
jaringan internet.
23
3. Pembuatan Flipbook
acuan dari penyusunan isi dari flipbook. Menyusun jabaran materi untuk dijadikan
sebagai isi dari flipbook. Materi yang telah dijabarkan, disusun menjadi rangkuman
yang mewakili dari indikator pembelajaran dari materi tersebut dan membuat
design yang menarik seperti gambar atau ilustrasi yang menarik minat pembaca.
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
variable variabel yang akan diteliti. Kerangka yang baik dapat memberikan
informasi yang jelas kepada peneliti dalam memilih desain penelitian (Mastuloh
dan T, 2019).
Faktor yang
mempengaruhi :
a. Media masa
Keterangan : /sumber
: Variabel yang diteliti informasi
25
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau
penciri antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat ditarik kesimpulannya.
variabel lain berubah (Mastuloh dan T, 2019).Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah edukasi dengan media flipbook tentang vulva hygiene saat menstruasi.
pada variabel independen (Mastuloh dan T, 2019). Variabel terkait dalam penelitian
26
2. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
C. Hipotesis Penelitian
putri sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang vulva hygiene saat menstruasi
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah pre-
experimental design. Bentuk rancangan dari penelitian ini adalah One Group Pre-
Test- Post-Test Design yaitu rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (Yusuf,
sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang tentang vulva hygiene saat
penelitian, namun dilakukan dua pengukuran yaitu sebelum dan setelah dilakukan
O1 X O2
Keterangan:
28
B. Alur Penelitian
Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah diberi
edukasi vulva hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook?
Populasi
Remaja putri kelas VIII di SMP Wisata Sanur
Sampling
Teknik Probability Sampling dengan metode proporsional simple random
sampling
Sampel
Sampel yang diteliti 51 responden
Pengumpulan Data
Melakukan pretest sebelum perlakuan dan setelah diberikan perlakuan kembali
melakukan posttest
Analisis Data
Penyajian Data
Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – April 2023. Penelitian ini
akan dilakukan di SMP Wisata Sanur dengan sasaran remaja putri kelas VIII yang
berjumlah 8 kelas. Pertimbangan memilih lokasi ini adalah hasil studi pendahuluan
yang dilakukan terhadap 10 siswi melalui wawancara didapatkan hasil bahwa 60%
mereka tidak bisa menjawab cara melakukan vulva hygiene yang baik dan benar
bahwa di SMP Wisata Sanur saat ini belum mendapatkan penyuluhan ataupun
Siswa Peduli Aids dan Narkoba (KSPAN) di sekolah ini sedikit peminat, siswa dan
siswi tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstra tersebut. Berdasarkan kasus
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain dan meliputi seluruh karakteristik
atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu sendiri (Sudayono, 2019).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VIII di SMP Wisata
30
2. Sampel
data di SMP Wisata Sanur, jumlah remaja putri kelas VIII adalah 110 siswi. Berikut
(Dahlan, 2010) :
(Ζ𝛼 ×Ζβ)2 𝝅
n 1 = n2 (𝑃1−𝑃2)2
Keterangan :
Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
31
b. Kriteria Eksklusi
populasi yang akan diteliti sehingga kelompok yang diobservasi bisa digunakan
penelitian ini sampel pada masing-masing kelas diambil secara random dimana
setiap anggota kelas yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibuatkan daftar
nama-nama siswi yang akan dibuatkan oleh Tenaga Administrasi SMP Wisata
rumus :
𝑁𝑖
𝑛𝑖 = ×𝑛
𝑁
Keterangan :
ni = jumlah sampel
n = besar sampel
32
VIII A 16
𝑛𝑖 = × 51 = 7
110
VIII B 17
𝑛𝑖 = × 51 = 8
110
VIII C 13
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
VIII D 10
𝑛𝑖 = × 51 = 5
110
VIII E 12
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
VIII F 16
𝑛𝑖 = × 51 = 7
110
VIII G 14
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
VIII H 12
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumber data dan dikumpulkan menggunakan
instrumen penelitian. Data primer dalam penelitian ini yaitu pengetahuan siswi
tentang vulva hygiene saat menstruasi. Data primer tersebut akan diperoleh dengan
memberikan kuesioner secara umum, kuesioner dalam penelitian ini berisi tentang
Cara pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
akan mencari surat ijin mengumpulkan data penelitian kepada Ketua Jurusan
33
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar melalui bidang pendidikan Jurusan
pada tiap-tiap kelas, peneliti akan mengundi calon responden yang telah sesuai
sampel pelitian kemudian ditanda datangi oleh responden dan peneliti. Semua
f. Peneliti akan menjelaskan cara menjawab kuesioner dengan baik dan benar
34
Sejalan dengan penelitian Saputri tahun 2022, posttest dilakukan di hari yang
sama dengan pretest dan pemberian materi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
Vaginal Hygiene diambil dari Crhoasita (2021) yang telah dimodifikasi. Pertanyaan
dalam kuesioner ini berjumlah 20 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban dan akan
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji ini akan dilakukan pada 10 responden
skala guttman, yaitu dengan memberikan skor 0 untuk jawaban salah dan 1 untuk
jawaban yang benar. Pernyataan positif dengan menjawab benar mendapat skor 1,
negatif.
1. Pengolahan Data
Adapun langkah dalam pengolahan data, yang terdiri dari (Mujianto, 2017):
a. Editing
Semua data yang telah terkumpul diperiksa kembali oleh peneliti untuk
menentukan data sudah benar dan lengkap diisi, gunanya untuk mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada pada sumber data sekunder dan menyesuaikan
35
dengan rencana semula seperti yang diinginkan. Apabila ada data yang tidak
tersebut dikeluarkan.
b. Coding
1) Nomor responden
Responden 1 : R1
Responden 2 : R2
Responden 2 : R2
dan seterusnya
2) Tingkat pengetahuan
c. Scoring
Kegiatan ini mencakup pemberian nilai terhadap item yang perlu diberi
nilai atau skor. Skor 0 untuk jawaban salah dan skor 1 untuk jawaban benar
d. Tabulating
e. Cleaning
sudah dimasukkan.
36
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisa ini menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel yang diteliti.
Variabel pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi dan akan disajikan
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mencari dua
variabel baik berupa komperatif, korelatif maupun asosiatif. Analisis bivariat yang
G. Etika Penelitian
karena itu penting memperhatikan etika penelitian (Lubis, 2019). Adapun prinsip-
bagi responden. Peneliti menjaga kesejahteraan subjek dan tidak merugikan subjek
37
edukasi media flipbook peneliti memberikan kompensasi berupa masker dan
konsumsi.
tidak dalam penelitian ini tanpa adanya unsur paksaan dan memfasilitasi reponden
Keadilan diberikan tanpa membedakan suku, ras dan agama yang dianut oleh
subjek.
38
BAB V
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Wisata Sanur yang berlokasi di Jalan Danau
Buyan No. 58, Sanur, Denpasar Selatan. Sekolah ini dikepalai oleh ... Ketenagaan
yang dimiliki oleh SMP Wisata Sanur yaitu guru sebagai tenaga pendidik mencapai
... orang, tenaga kependidikan sebanyak ... orang. Jumlah siswi kelas VII SMP
Wisata Sanur sebanyak 108 orang yang terdiri dari kelas VII A hingga kelas VII H.
Sekolah ini dibangun dengan luas tanah ... m2 yang terdiri dari beberapa
ruangan lengkap dengan fasilitasnya yaitu ... ruang kelas, ... ruang laboraturium, ...
Aula, ... Ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), ... Ruang BP (Bimbingan
KTU (Kepala Tata Usaha), ... Ruang koprasi, ... Ruang OSIS, ... Toilet, Lapangan
perpustakaan, padmasana, tempat parkir, pos keamanan dan ruang terbuka hijau.
2. Karakteristik responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 51 remaja putri kelas
VII di SMP Wisata Sanur. Karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini adalah
0
Tabel 1
Karakteristik Remaja Putri Kelas VII di SMP Wisata Sanur
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia
13 tahun 8 15,7
14 tahun 39 76,5
15 tahun 4 7,8
Pernah mendapatkan informasi
tentang vulva hygiene
Ya 26 49
Tidak 25 51
Sumber Informasi
Orang tua 23 45,1
Petugas kesehatan 3 5,9
Tidak ada 25 51
vulva hygiene (49%) dan sebagian besar mendapatkan sumber informasi dari orang
tua (45,1%).
pertanyaan mengenai vulva hygiene dengan kategori baik jika skor 76-100%, cukup
jika skor 56-75% dan kurang jika skor <56%. Data disajikan dalam bentuk tabel
berikut.
Tabel 2
Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Diberikan Edukasi Tentang Vulva Hygiene
saat Mentruasi
Pengetahuan Remaja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 29 56,9
Cukup 19 37,3
Kurang 3 5,9
Total 51 100
1
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 37,3% remaja putri yang
memiliki pengetahuan cukup dan 5,9% remaja putri memiliki pengetahuan kurang
pertanyaan-pertanyaan mengenai vulva hygiene dengan kategori baik jika skor 76-
100%, cukup jika skor 56-75% dan kurang jika skor <56%. Data disajikan dalam
Tabel 3
Pengetahuan Remaja Putri Setelah Diberikan Edukasi Tentang Vulva Hygiene saat
Menstruasi Menggunakan Media Flipbook
Pengetahuan Remaja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 44 86,3
Cukup 7 13,7
Total 51 100
putri SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Jika
nilai p < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat erbedaan
pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah
Wilcoxon.
2
Tabel 4
Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Setelah Diberikan Edukasi Tentang Vulva
Hygiene Menggunakan Media Flipbook
Pengetahuan Remaja Min Max Median Std. Z P
Deviasi value
Sebelum 50 95 80 11,9 -3,925 0,000
Sesudah 60 100 85 9,5
Hasil analisis uji Wilcoxon, diketahui pada nilai median pretest adalah 80,
nilai median posttest adalah 85, nilai Z -3,925 dan p sebesar 0,000 yang berarti H0
SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 37,3% remaja putri yang
memiliki pengetahuan cukup dan 5,9% remaja putri memiliki pengetahuan kurang
tentang vulva hygiene. Menurut Sinaga, dkk. (2017) sangat penting untuk menjaga
kebersihan diri seorang wanita (vulva hygiene) ketika menstruasi untuk mencegah
mendapatkan informasi tentang vulva hygiene sebagian besar sumber informasi dari
orang tua, namun ketika dilakukan pretest masih terdapat remaja putri yang
memiliki pengethuan cukup dan kurang tentang vulva hygiene. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2022) mengenai gambaran
pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene, didapatkan hasil bahwa 44,9%
3
responden memiliki pengetahuan yang cukup dan 25,6% responden memiliki
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah lingkungan karena kelompok
atau masyarakat disekitar berperan penting dalam menentukan kualitas dan sebagai
tempat untuk berinteraksi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Mawarni et al.
didapatkan bahwa sebanyak 67,9% remaja putri yang sudah pernah terpapar
informasi tentang vulva hygiene melalui media cetak dan elektrinik memiliki
pengetahuan yang kurang tentang vulva hygiene, sedangkan 32,1% remaja putri
yang terpapar informasi dari tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang baik
tentang vulva hygiene. Hal ini membuktikan bahwa sumber informasi menjadi salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Pada penelitian ini juga telah
yang belum jelas masih tetap memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang tentang
vulva hygiene.
Pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene saat mentruasi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor usia. Pada penelitian ini responden yang digunakan
merupakan remaja putri SMP yang berusia antara 13-15 tahun. Pada fase ini remaja
dirinya, baik perubahan kognitif yang mana pada fase ini, remaja cenderung mulai
terjadinya perubahan secara fisik atau perubahan yang terjadi pada tubuhnya
menstruasi (Wardani, 2021). Maka dari itu, remaja putri SMP yang baru mengalami
4
fase pubertas penting untuk mengetahui vulva hygiene saat menstruasi sejak awal
sebagian besar responden memiliki skor yang rendah dengan rata-rata 16,57 dengan
usia responden antara 12 – 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi seberapa banyak informasi yang dimiliki oleh
seseorang. Pada penelitina ini juga memiliki responden dengan usia antara 13 – 15
tahun dan masih terdapat responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang
mengenai vulva hygiene saat menstruasi. Hal ini juga didukung oleh teori dari
kematangan dalam berfikir dan bekerja serta mempengaruhi daya tangkap dan pola
pikir seseorang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri (86,3%)
memiliki pengetahuan yang baik tentang vulva hygiene saat mentruasi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liesmayani, Safitri and
bahwa 66,66% responden memiliki pengetahuan baik tentang vulva hygiene setelah
karena responden terpapar langsung informasi yang jelas terkait dengan vulva
5
hygiene dan proses selama pemberian pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa
responden memahami informasi yang diberikan. Pada penelitian ini edukasi vulva
pendidikan kesehatan tentang vulva hygiene. Hal ini terjadi karena salah satu cara
kesehatan, semakin banyak informasi dan semakin jelas informasi yang didapat
merupakan proses belajar pada individu, kelompok maupun masyarakat dari tidak
tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi masalah
Pada penelitian ini, terdapat empat indikator pengetahuan yang dinilai setelah
diberikan edukasi, 49% remaja putri sudah terpapar informasi tentang vulva hygiene
yang sebagian besar bersumber dari orang tua. Ketika dilakukan pretest dengan
keempat indikator tentang vulva hygiene, didapatkan masih banyak remaja putri
dengan pengetahuan yang cukup dan kurang, adanya edukasi dengan media
flipbook dan kembali dilakukan posttest dengan keempat indikator tentang vulva
6
hygiene menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan remaja putri, sehingga hal
ini sejalan dengan teori dan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa
pendidikan kesehatan menjadi proses belajar untuk remaja putri agar dapar merawat
Hasil penelitian ini didapatkan nilai Z -3,925 dan p sebesar 0,000 yang berarti
SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang
vulva hygiene dengan menggunakan media flipbook. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fitri and Jamiati (2020) mengenai efektifitas
tentang vulva hygiene didapatkan hasil nilai p value 0,001 yang berarti metode
audio visual efektif terhadap pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene. Hal
ini dapar terjadi karena media edukasi yang digunakan yang mengaktifkan
menjadi salah satu faktor adanya perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan edukasi. Hal ini dapat terjadi karena usia mempengaruhi cara
masa depan. Semakin bertambahnya umur, semakin tinggi tingkat pemahaman dan
7
semakin banyak pengetahuan yang didapatkan, dengan bertambahnya usia daya
tangkap dan pola pikir akan berkembang sehingga pengetahuan yang diperoleh
akan lebih baik. Pada usia 13 – 15 tahun merupakan tahapan remaja madya yang
mana pada tahap ini rermaja akan menggunakan pengalaman dan pemikirannya
yang lebih kompleks, sehingga remaja akan semakin tahu tentang vulva hygiene
saat menstruasi serta akibat positif dan negatif dari setiap tindakannya (Hanifah,
2022).
penelitian ini didapatkan 49% responden yang telah mendapatkan informasi tentang
didapatkan melalui orang tua, guru, teman sebaya, tenaga kesehatan, media cetak
dan media elektronik. Sumber informasi tersebut akan berdampak positif apabila
pengetahuan seseorang. Pada penelitian ini, setelah diberikan edukasi vulva hygiene
saat menstruasi melalui media flipbook baik responden yang telah terpapar
terdapat perbedaan skor pretest dan posttest. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
edukasi yang diberikan melalui media flipbook memberikan dampak yang positif
Penelitian lain yang dilakukan oleh Utama, Yunida and Netra (2022)
8
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang vulva hygiene didapatkan hasil
bahwa nilai p 0,007 yang berarti terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan edukasi dengan audiovisual. Hal ini terjadi karena media yang
informasi terkait vulva hygiene. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media
Penggunaan media flipbook dapat menambah minat belajar peserta didik dan juga
membacanya dimana saja, kapan saya melalui smartphone maupun laptop atau
komputer. Kelebihan dari media ini bila dikaitkan pada proses pembelajaran
dalam bentuk buku karena adanya media yang dapat di akses melalui smartphone
serta dapat menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat dan
Pada hasil penelitian ini yang mengacu pada teori dan penelitian sebelumnya
didapatkan bahwa adanya perbedaan pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur
tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang vulva hygiene dengan
9
menganalisa informasi yang berkaitan namun bila informasi sebelumnya yang
didapat salah atau berasal dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
4. Kelemahan Penelitian
Hasil penelitian ini hanya dilakukan pada responden yang terbatas karena
jumlah populasi dan teknik sampling yang digunakan, ada kemungkinan diperoleh
hasil yang berbeda apabila populasi dan sampel penelitian diperluas. Penelitian ini
waktu dan biaya, dimana pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang
pengetahuan melalui pretest dan posttest. Besar kemungkinan hasil penelitian ini
belum dapat secara penuh menentukan variabel yang menjadi penyebab dan
tidak dapat dikendalikan seperti sosial budaya dan lingkungan sehingga hasil
flipbook.
10
BAB VI
A. Simpulan
SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang
disimpulkan bahwa:
saat menstruasi terdapat 37,3% remaja putri yang memiliki pengetahuan cukup
dan 5,9% remaja putri memiliki pengetahuan kurang tentang vulva hygiene.
2. Pengetahuan remaja putri setelah diberikan edukasi tentang vulva hygiene saat
flipbook.
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi tenaga
kesehatan agar dapat membantu meningkatkan upaya promosi dan preventif dengan
0
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
pendidik serta praktisi agar dapat ikut serta dalam melakukan edukasi dan
remaja putri.
1
DAFTAR PUSTAKA
3
Sinaga, E. et al. (2017) ‘Manajemen Kesehatan Reproduksi’, in. Jakarta:
Universitas Nasional IWWASH Global One.
Soeselo, D. A. et al. (2021) ‘Vulva Hygiene Awareness To Changes in Knowledge,
Attitude and Behavior of Teenage Students’, Jambura Journal of Health
Sciences and Research, 3(2), pp. 250–255. doi: 10.35971/jjhsr.v3i2.10618.
Sudayono (2019) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method.
Kedua. PT RajaGrafindo Persada.
Sulaikha (2018) Hubungan Personal Hygiene Saat Menstruasi Dengan Kejadian
Pruritus Vulvae Pada Remaja. STIKES Insan Cendekia Jombang.
Utama, B. T. F., Yunida, N. and Netra, I. (2022) ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri tentang Vulva Hygiene di SMP Ma ’ arif N U 1 Patikraja’,
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, pp.
390–395.
Wardani, A. C. (2021) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Vulva
Hygiene Pada Remaja Putri di SMP X Kota Bekasi Tahun 2020.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
WHO (2020) ‘Cervical Cancer’, Profil World Health Organitation.
Yusuf, A. M. (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
4
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN
5
Lampiran 2
6
Lampiran 3
Kepada Yth :
Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar :
Nama : Ni Made Yunita Rahayu
NIM : P07124222126
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan Pengetahuan
Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi Vulva Hygiene dalam saat
Menstruasi Menggunakan Media Flipbook”. Kerahasiaan informasi yang diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Ketika dalam
pelaksanaan kegiatan nanti terdapat hal-hal yang menyebabkan pengunduran diri,
maka responden diperbolehkan untuk tidak mengikuti penelitian ini. Apabila
saudari menyetujui, maka mohon kesediaanya untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Atas perhatian saudari
sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Peneliti
7
Lampiran 4
9
Lampiran 5
10
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
B. Pengetahuan
Petunjuk : Pilihlah benar atau salah dari pernyataan tersebut dengan memberikan
tanda () pada kolom sesuai dengan pengetahuan anda.
NO PERNYATAAN B S
11
3. Menjaga kebersihan area kewanitaan saat menstruasi bukan
tindakan untuk mencegah tumbuhnya bakteri.
4. Mandi 2 kali sehari dapat mengakibatkan timbulnya bau tak sedap
pada area kemaluan
5. Membersihkan daerah disekitar vagina dengan sabun khusus
daerah kewanitaan dengan pH 3,5
6. Sabun pembersih kewanitaan yang digunakan dalam jangka
panjang tidak dapat membunuh bakteri baik pada alat kelamin.
7. Membersihkan alat kelamin yang benar saat menstruasi dengan
membasuh dari arah depan (vagina) ke belakang (anus).
8. Membersihkan daerah kemaluan sebaiknya menggunakan air
mengalir, karena air di dalam penampungan banyak mengandung
jamur dan bakteri
9. Pemilihan celana dalam yang baik terbuat dari bahan katun karena
dapat menyerap keringat dengan baik.
10. Celana dalam yang ketat baik digunakan saat menstruasi karena
dapat menyerap keringat dengan baik.
11. Sebaiknya hindari penggunaan celana dalam yang terbuat dari
bahan nilon atau satin karena tidak dapat menyerap keringat
12. Pakaian dalam yang jarang diganti dapat membuat kondisi vagina
lembab dan timbul keputihan
13. Mengganti pembalut setiap 4 jam bukan merupakan cara untuk
menjaga vulva hygiene saat menstruasi.
14. Pembalut sekali pakai merupakan pembalut yang harus dibuang
setelah dua kali digunakan.
15. Pemilihan pembalut yang tepat tidak mengandung parfume atau
gel karena mengandung banyak bahan kimia yang dapat
menyebabkan alergi
16.. Penggunaan pantyliner secara terus menerus dapat membuat area
kewanitaan menjadi lembab dan dapat menimbulkan keputihan
12
17. Mencukur bulu pada daerah kemaluan dengan cara
memendekkannya menggunakan gunting dilakukan setiap 40 hari
sekali.
18. Menggunakan handuk atau waslap milik orang lain untuk
mengeringkan vagina bukan cara untuk menjaga vulva hygiene
saat menstruasi.
19. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh alat kelamin
saat menstruasi bukan salah satu cara untuk mencegah tumbuhnya
bakteri.
20. Kurangnya menjaga area kewanitaan terutama saat haid dapat
menimbulkan gatal dan terjadi peradangan pada vagina hingga
keputihan yang tidak normal.
13
Lampiran 7
A. Univariat
Statistics
Pernah
mendapatkan Sumber
Pretest Posttest Usia informasi informasi
N Valid 51 51 51 51 51
Missing 0 0 0 0 0
Mean 78.82 86.47 13.92
Std. Error of Mean 1.666 1.331 .068
Median 80.00 85.00 14.00
Mode 90 95 14
Std. Deviation 11.899 9.502 .483
Variance 141.588 90.294 .234
Range 45 40 2
Minimum 50 60 13
Maximum 95 100 15
Sum 4020 4410 710
Frequency Table
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 50 1 2.0 2.0 2.0
55 2 3.9 3.9 5.9
60 3 5.9 5.9 11.8
65 4 7.8 7.8 19.6
70 3 5.9 5.9 25.5
75 9 17.6 17.6 43.1
80 7 13.7 13.7 56.9
85 6 11.8 11.8 68.6
90 11 21.6 21.6 90.2
95 5 9.8 9.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
14
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 1 2.0 2.0 2.0
65 2 3.9 3.9 5.9
70 1 2.0 2.0 7.8
75 3 5.9 5.9 13.7
80 9 17.6 17.6 31.4
85 11 21.6 21.6 52.9
90 6 11.8 11.8 64.7
95 14 27.5 27.5 92.2
100 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 29 56.9 56.9 56.9
Cukup 19 37.3 37.3 94.1
Kurang 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 44 86.3 86.3 86.3
Cukup 7 13.7 13.7 100.0
Total 51 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 8 15.7 15.7 15.7
14 39 76.5 76.5 92.2
15 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
15
Pernah mendapatkan informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 25 49.0 49.0 49.0
YA 26 51.0 51.0 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ORANG TUA 23 45.1 45.1 45.1
PETUGAS KESE 3 5.9 5.9 51.0
TIDAK ADA 25 49.0 49.0 100.0
Total 51 100.0 100.0
B. Bivariat
Descriptive Statistics
Percentiles
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 25th 50th (Median)
Pretest 51 78.82 11.899 50 95 70.00 80.00
Posttest 51 86.47 9.502 60 100 80.00 85.00
Descriptive Statistics
Percentiles
75th
Pretest 90.00
Posttest 95.00
16
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest - Pretest Negative Ranks 8a 12.69 101.50
Positive Ranks 30b 21.32 639.50
Ties 13c
Total 51
Test Statisticsa
Posttest - Pretest
Z -3.925b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
17