Anda di halaman 1dari 78

USULAN SKRIPSI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI SEBELUM


DAN SESUDAH DIBERIKAN EDUKASI VULVA HYGIENE
SAAT MENSTRUASI MENGGUNAKAN MEDIA FLIPBOOK

Studi Dilakukan di SMP Wisata Sanur Tahun 2023

Oleh :
NI MADE YUNITA RAHAYU
NIM. P07124222126

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
DENPASAR
2023

i
USULAN SKRIPSI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI SEBELUM


DAN SESUDAH DIBERIKAN EDUKASI VULVA HYGIENE
SAAT MENSTRUASI MENGGUNAKAN MEDIA FLIPBOOK

Studi Dilakukan di SMP Wisata Sanur Tahun 2023

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi
Jurusan Kebidanan
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :
NI MADE YUNITA RAHAYU
NIM. P07124222126

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
DENPASAR
2023
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, usulan skripsi ini yang berjudul “Perbedaan
Pengetahuan Remaja Putri Sebelum dan Sesudah diberikan Edukasi Vulva
Hygiene Saat Menstruasi Menggunakan Media Flipbook” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Usulan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah skripsi pada program studi Sarjana Terapan Kebidanan.
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang peneliti miliki. Namun berkat banyak pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu telah memberikan semangat, menambah
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam
menyelesaikan usulan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan rasa terima kasih dan
penghormatan kepada :
1. Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M.Biomed selaku PLT Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Denpasar.
2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
3. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
4. Made Widhi Gunapria Darmapatni, SST., M.Keb selaku pembimbing utama
yang telah banyak membimbing dalam penyusunan usulan skripsi ini.
5. Ni Made Dwi Mahayati,SST., M.Keb selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak membimbing dalam penyusunan usulan skripsi ini.
6. Seluruh staf di jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
yang telah membantu dalam pengurusan administrasi usulan skripsi.
7. Seluruh staf dan guru di SMP Wisata Sanur yang telah memberikan ijin dan
membantu memberikan informasi untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh siswi kelas VIII yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.

v
9. Orang Tua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan dan
motivasi.
10. Semua teman-teman dan sahabat yang selalu meberikan dukungan dan saran
dalam menyelesaikan usulan skripsi ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan
terimakasih dan semoga usulan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pihak yang membutuhkannya.

Denpasar, Februari 2023

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan .............................................................................................................. 5
D. Manfaat ............................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................7
A. Remaja ............................................................................................................. 7
B. Pengetahuan ..................................................................................................... 8
C. Menstruasi ........................................................................................................ 9
D. Vulva Hygiene saat Menstruasi ...................................................................... 13
E. Media Edukasi Flipbook ................................................................................ 22
BAB III KERANGKA KONSEP ..........................................................................25
A. Kerangka Konsep ........................................................................................... 25
B. Variabel dan Definisi Operasional ................................................................. 26
C. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 27
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................28
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 28
B. Alur Penelitian ............................................................................................... 29
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 30
D. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 30
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 33

vii
F. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 35
G. Etika Penelitian .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel ..................................................................28

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep ...................................................................26


Gambar 2. Alur Penelitian...................................................................................36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4. Kisi-Kisi Kuesioner

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa (Nurchandra dkk., 2020). Pada masa remaja terjadi suatu perubahan yang

dapat membuat remaja mengalami masalah mulai dari masalah sosial, perilaku

hingga kesehatan reproduksi (Mirawati, 2020). Kesehatan reproduksi adalah suatu

keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata terbebas

dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan organ reproduksi (WHO,

2018). Remaja yang berada pada tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa akan mengalami banyak perubahan salah satunya yaitu mengalami

menstruasi (Kemenkes RI, 2014).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai

dengan perdarahan yang terjadi secara berulang disetiap bulannya (Sulistyani dkk.,

2022). Pembuluh darah di dalam rahim sangat rentan mengalami infeksi kuman

sehingga mudah terjangkit oleh penyakit saluran reproduksi (Adnyanita, Darma

dan Mastryagung, 2021). Berbagai masalah yang muncul pada remaja salah satunya

tentang kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit

menular seksual, dan penyakit tidak menular termasuk kanker serviks atau kanker

leher rahim (Amalia, 2021).

Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2020 angka

kejadian kanker servik sebanyak 604.127 kasus, dan Asia merupakan peringkat

tertinggi dengan kasus kanker servik yaitu 58,2% (WHO, 2020). Berdasarkan data

rekapitulasi deteksi dini kanker serviks di Indonesia tahun 2016 menunjukkan Bali

1
termasuk salah satu daerah yang memiliki angka kejadian kanker serviks yang

tinggi (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan laporan dari Survelians Terpadu Penyakit

Provinsi Bali menemukan bahwa insiden kanker serviks pada tahun 2019 sebanyak

437 kasus. Kejadian kanker serviks di Denpasar sebanyak 293 kasus, Badung

sebanyak 74 kasus, Gianyar sebanyak 38 kasus, Klungkung insiden sebanyak 16

kasus, Karangasem sebanyak 9 kasus dan Tabanan sebanyak 6 kasus. Berdasarkan

data diatas, Kota Denpasar merupakan daerah yang memiliki angka kejadian kanker

serviks tertinggi di Bali (Dinkes Provinsi Bali, 2021).

Masalah tersebut timbul karena berbagai faktor salah satunya kurangnya

menjaga kebersihan diri terutama pada bagian vulva saat menstruasi. Menurut

(Gultom, 2021) perempuan yang kurang memperhatikan kebersihan kewanitaan

atau vulva hygiene akan memunculkan risiko kanker serviks 19,386 kali lebih besar

dari perempuan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan

diri terutama pada bagian vulva. Vulva hygiene pada saat menstruasi merupakan

komponen yang memegang peranan penting dalam status kesehatan sesorang

termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. Dampak yang

ditimbulkan akibat kurangnya pengetahuan tentang perawatan vulva hygiene

terutama saat mengalami menstruasi adalah penyakit pruritus vulva yaitu penyakit

yang ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin (Sulistyowati,

2020). Seseorang yang kurang memperhatikan kebersihan organ genetalia saat

menstruasi dalam waktu dekat akan mudah mengalami demam, gatal-gatal pada

kulit vagina, radang pada permukaan vagina, keputihan, rasa panas atau sakit pada

bagian bawah perut (Bukit, 2019). Dampak jangka panjang yang ditimbulkan jika

memiliki personal hygiene buruk adalah terkena kanker leher rahim karena

2
kesalahan dalam arah membersihkan vagina saat selesai buang air besar maupun air

kecil. Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan vagina agar

mencegah kuman-kuman tersebut masuk kedalam alat kelamin dan saluran kencing

wanita (Mumtaz et al., 2022).

Dari permasalahan yang ditemukan, maka perlu perhatian khusus dan

upaya untuk memelihara kesehatan reproduksi remaja. Salah satu upaya untuk

mengurangi serta mencegah gangguan infeksi saat menstruasi yaitu dengan

membiasakan diri untuk selalu menerapkan hygiene pada saat mentruasi terutama

bagian vulva dengan mengganti pembalut 4-5 jam sehari serta membersihkan

bagian vagina dan sekitarnya dari darah sehingga akan membantu mencegah remaja

putri dari penyakit yang menyerang organ reproduksi (Permata, 2019). Remaja putri

perlu meningkatkan pengetahuan dari sumber informasi yang terpercaya dalam

menjaga kebersihan organ reproduksi sehingga terbentuk perilaku pola hidup bersih

(Maulina dkk., 2020).

Pengetahuan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja cenderung rendah.

Penelitian yang dilakukan (Pramitaresthi, 2020) menunjukkan bahwa 58,8%

pengetahuan remaja putri tentang hygiene menstruasi masih dalam kategori rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rohmawati, 2021) menunjukan bahwa bahwa

sebagian besar siswi memiliki perilaku personal hygiene saat mentruasi yang

kurang baik 83%, dan 70,2% siswi memiliki pengetahuan kurang tentang personal

hygiene saat menstruasi, sehingga perlu diberikan edukasi terhadap remaja

mengenai pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi.

Penyampaian materi edukasi memerlukan media edukasi tertentu agar

lebih mudah dipahami, maka perlu adanya media dalam penyampaiannya.

3
Penggunaan media membantu memperjelas informasi yang diberikan, karena

terlihat lebih menarik, interaktif dan dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan

panca indera (Man and Blitar, 2021). Salah satu media yang bisa dipilih untuk

mengedukasi remaja yaitu melalui flipbook. Flipbook atau Digital book merupakan

bentuk penyajian media belajar buku dalam bentuk virtual. Media flipbook dinilai

dapat menjadi strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar

(Mulyaningsih & Saraswati, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh (Setiawati & Andayani, 2022) menunjukan

bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada responden sesudah diberi intervensi

melalui media flipbook. Media flipbook sebagai buku elektronik sangat berperan

dalam meningkatkan minat baca bagi pelajar. Hal tersebut dikarenakan sifat buku

digital yang mudah dibawa kemana-mana sehingga memudahkan pembaca untuk

membaca dan mempelajarinya dimana pun dan kapan pun.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah

satu Guru di SMP Wisata Sanur, bahwa disana belum pernah ada penelitian tentang

vulva hygiene saat menstruasi. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10

siswi melalui wawancara didapatkan hasil bahwa 60% tidak bisa menjawab cara

melakukan vulva hygiene yang baik dan benar saat menstruasi. Selain itu,

berdasarkan wawancara yang dilakukan diketahui bahwa di SMP Wisata Sanur saat

ini belum mendapatkan penyuluhan ataupun pelatihan terkait vulva hygiene saat

menstruasi. Kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Siswa Peduli Aids dan Narkoba

(KSPAN) di sekolah ini sedikit peminat, siswa dan siswi tidak berpartisipasi aktif

dalam kegiatan ekstra tersebut. Berdasarkan kasus tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri

4
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi Vulva Hygiene Saat Menstruasi

Menggunakan Media Flipbook”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat Perbedaan pengetahuan remaja putri

sebelum dan sesudah diberikan Edukasi Vulva Hygiene saat Menstruasi

Menggunakan Media Flipbook?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan

remaja putri SMP Wisata Sanur sebelum dan sesudah diberikan edukasi vulva

hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan sebelum diberikan edukasi tentang vulva

hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook pada remaja putri di SMP

Wisata Sanur tahun 2023.

b. Mengidentifikasi pengetahuan sesudah diberikan edukasi tentang vulva

hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook pada remaja putri di SMP

Wisata Sanur tahun 2023.

c. Menganalisis perbedaan pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur tahun

2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi vulva hygiene saat menstruasi

menggunakan media flipbook.

5
D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Usulan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang

menyangkut dalam bidang kesehatan reproduksi untuk mengetahui dan

menganalisis perbedaan pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur sebelum dan

sesudah diberikan edukasi vulva hygiene saat menstruasi menggunakan media

flipbook.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Merupakan wahana untuk belajar, menambah pengetahuan, wawasan dan

mendapat pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian dalam bidang

kesehatan reproduksi khususnya pada edukasi vulva hygiene saat menstruasi

menggunakan media flipbook dengan pengetahuan remaja putri

b) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan untuk menyebarluaskan informasi tentang kesehatan

reproduksi mengenai edukasi vulva hygiene saat menstruasi menggunakan media

flipbook dengan pengetahuan remaja putri.

c) Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai masukan dalam pengembangan program kesehatan reproduksi

dan menambah pengetahuan remaja putri mengenai vulva hygiene saat menstruasi

menggunakan media flipbook.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa periode perubahan dan perkembangan

berbagai hal baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Masa

remaja menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu fase

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia

10 tahun sampai 19 tahun (Muri’ah dan Wardan, 2020).

2. Tahapan Remaja

Kematangan psikososial dan seksual menurut Muri’ah dan Wardan (2020),

remaja akan melewati tahapan berikut :

a. Masa remaja awal/dini umur 11-13 tahun

Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11 sampai 13 tahun. Masa

remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup

semua perubahan pubertas.

b. Masa remaja pertengahan umur 14-16 tahun

Minat pada karir, berpacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih

nyata dalam masa remaja akhir. Terdapat pergerakan pasti menjauh dari keluarga.

Hubungan seusia mendomisili di atas keluarga.

c. Masa remaja lanjut umur 17-20 tahun

Remaja akhir merupakan fase kematangan secara fisik. Kebanyakan

remaja akhir mencapai body image yang stabil. Remaja akhir menjadi seseorang

yang mandiri penuh sebagai warga negara yang produktif.

7
B. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki

pengetahuan yang berbeda tergantung penginderaan masing-masing individu

terhadap suatu hal (Notoadmodjo, 2018).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmodjo (2018)

antara lain:

1) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur mempengaruhi daya tangkap dan

pola fikir seseorang, semakin bertambahnya usia maka semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikir seseorang.

2) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

3) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu proses dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah di peroleh

dalam memecahkan masalah yang di hadapi saat masa lalu dan dapat di gunakan

dalam upaya memperoleh pengetahuan

8
4) Sumber Informasi /

Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media seperti telivisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain, maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang

5) Sosial budaya

Sosial budaya dalam masyarakan dapat mempengaruhi sikap dalam

menerima informasi. Sosial budaya memiliki pengaruh pada pengetahuan

seseorang Suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain karena dengan

hubungan ini seseorang mengalami proses belajar dan memperoleh suatu

pengetahuan dari adat istiadat sosial budaya

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

responden (Notoadmodjo, 2018). Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat ini. Tingkat pengetahuan

dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Baik, bila nilai akumulasi 76-100%

b. Cukup, bila nilai akumulasi 56-75%

c. Kurang, bila nilai akumulasi <56%.

C. Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menurut Bobak (2004) dalam (Sinaga dkk.,2017), menstruasi adalah

perdarahan periodik dari rahim yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara

9
berkala akibat dari terlepasnya lapisan endometrium uterus (dinding rahim).

Kondisi ini terjadi karena tidak ada pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga

lapisan dinding rahim (endometrium) yang sudah menebal untuk persiapan

kehamilan menjadi luruh. Jika seorang wanita tidak mengalami kehamilan, maka

siklus menstruasi akan terjadi setiap bulannya (Sinaga dkk.,2017).

2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita yang normal adalah 28 sampai 35 hari dan

lama haid antara 3 sampai 7 hari. Siklus menstruasi pada wanita dikatakan tidak

normal jika siklus haidnya kurang dari 21 hari atau lebih dari 40 hari. Siklus

menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya

menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak

antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya

(Sinaga dkk.,2017).

3. Fase Menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari 4 fase yaitu (Sinaga dkk.,2017):

a. Fase menstruasi

Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang wanita dewasa setiap

bulannya. Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan

disertai pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3

sampai 6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH

(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya, sedangkan siklus dan

kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

b. Fase proliferasi

Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung

10
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Permukaan endometrium

secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan

berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm.

c. Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari

sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada fase sebelum ovulasi wanita akan

lebih sensitif. Hal ini disebabkan oleh hormon reproduksi (FSH, LH, estrogen dan

progesteron) mengalami peningkatan yang mengakibatkan wanita mengalami Pre

Menstrual Syndrome (PMS). Beberapa hari kemudian setelah gejala PMS maka

lapisan dinding rahim akan luruh kembali.

d. Fase iskemi/premenstrual

Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus Luteum yang

mensekresi estrogen dan progesterone menyusut. Seiring penyusutan kadar

estrogen dan progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai

darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional

terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

4. Tanda dan Gejala Menstruasi

Tanda dan gejala menstruasi antara lain (Sinaga dkk.,2017) :

a. Payudara terasa kencang atau nyeri.

b. Jerawat mulai muncul

c. Nafsu makan meningkat (cemilan yang asin dan manis)

d. Bertambahnya BB

e. Perut terasa keram kadang mules-mules

f. Sembelit

11
g. Sakit kepala.

h. Badan terasa pegal-pegal

i. Kadang bisa terjadi pembengkakan diujung jari tangan atau kaki

j. Punggung terasa nyeri.

k. Lemes, lesu dan mudah lelah

l. Mudah cemas dan tersinggung

m. Sulit untuk berkonsentrasi

n. Mudah insomnia

Gejala menstruasi akan semakin memberat terutama pada gangguan

psikologis atau emosionalnya. Masa ini perempuan sangat mudah sekali

tersinggung atau sulit mngendalikan emosionalnya bahkan sulit berkonsentrasi,

frustasi atau bahkan depresi (Sinaga dkk., 2017). Salah satu upaya yang paling

ditekankan selama remaja sudah mengalami menstruasi adalah bagaimana

perawatan kebersihan diri terutama pada area genetalia (vulva hygiene). Hal-hal

yang harus diperhatikan selama menstruasi yaitu :

a. Darah Menstruasi.

Darah menstruasi akan keluar dari rahim tepatnya dari vagina atau alat

kemaluan seorang remaja putri, untuk itu gunakan pembalut yang dapat menyerap

darah, seperti pembalut sekali pakai atau pembalut kain.

b. Perubahan fisik atau perilaku.

Pada remaja putri akan mengalami perubahan fisik dan perubahan suasana

hati yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.

c. Perawatan Kebersihan diri terutama pada area genetalia (vulva hygiene)

Vulval Hygiene yaitu upaya perawatan alat genitalia yang harus dilakukan

12
selama remaja putri mengalami menstruasi, hal ini harus diperhatikan, karena jika

tidak dapat dilakukan dengan baik dan benar dapat menimbulkan infeksi pada organ

reproduksi.

D. Vulva Hygiene Saat Menstruasi

1. Pengertian Vulva Hygiene pada saat Menstruasi

Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan dan mencegah infeksi (Handayani, 2018). Vulva hygiene pada saat

menstruasi adalah kebersihan diri seorang wanita ketika menstruasi yang

bertujuan untuk mencegah penyakit serta meningkatkan perasaan sejahtera

(Sinaga dkk., 2017).

2. Tujuan Vulva Hygiene

Ada beberapa tujuan dari vulva hygiene antara lain :

a. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.

b. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar

vagina.

c. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5 sampai 4,5.

d. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri dan protozoa.

e. Mencegah timbulnya keputihan dan virus.

3. Cara Menjaga Kesebersihan Genetalia saat Menstruasi

Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku

bagi kesehatan organ-organ seksual terutama pada saat menstruasi. Beberapa cara

merawat organ reproduksi remaja putri adalah sebagai berikut (Sinaga dkk., 2017):

13
a. Kebersihan tubuh

Kebersihan diri selama menstruasi hal yang sangat penting harus

diperhatikan dengan mandi sebaiknya 2 kali sehari, dan pada saat mandi organ

reproduksi terluar harus dibersihkan dengan cermat.

b. Penggunaan cairan pembersih yang tidak tepat

Hindari penggunaan cairan pembersih dengan Ph tinggi untuk organ

kewanitaan hal ini dapat mengganggu pH daerah kewanitaan. Gunakan pembersih

dengan Ph seimbang 3,5 untuk menghindari iritasi apabila benar- benar diperlukan.

Bila dipakai secara rutin dapat menyebabkan bakteri baik di dalam vagina mati

sehingga dapat memicu timbulnya jamur dan bakteri.

c. Penggunaan bedak

Penggunaan bedak tidak dianjurkan pada saat menstruasi maupun saat

menstruasi. Penggunaan bedak dapat mengumpul disela-sela vagina justru memicu

timbulnya bakteri akibat infeksi.

d. Cara cebok

Cara membersihkan daerah kewanitaan ini dilakukan sesudah kita buang

air kecil dan buang air besar yaitu dengan cara dari arah depan ke belakang. Teknik

ini dilakukan untuk mencegah bakteri dari anus akan terbawa kedepan yang dapat

masuk ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi dan iritasi. Ketika mebersihkan

sebaiknya menggunakan air yang mengalir, hindari menggunakan air yang berada

dipenampungan, karena menurut penelitian air yang ditampung dibak kamar mandi

banyak mengandung jamur dan bakteri.

e. Pemilihan celana dalam

Penggunaan celana dalam sebaiknya memilih pakaian yang yang terbuat

14
dari bahan katun yang dapat menyerap keringat. Hindari penggunaan bahan celana

dalam yang terbuat dari bahan nilon, satin atau bahan sintetik lainnya.

Penggantian pakaian dalam minimal 2 kali sehari. Dan apabila pakaian dalam

tidak diganti dapat menyebabkan kondisi diarea vagina lembab yang dapat

memicu timbulnya jamur dan bakteri.

f. Penggunaan celana yang ketat

Hindari penggunaan celana yang ketat, karena dapat menekan daerah

kewanitaan yang dapat meningkatkan suasana menjadi lembab dan tidak dianjurkan

menggunakan pakaian dalam atau handuk secara bergantian guna menghindari

penularan penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi. Pada saat menstruasi,

pakaian dalam biasanya jauh lebih kotor karena akibat terkena bercak darah yang

mungkin menempel, dan noda tersebut susah untuk dihilangkan, untuk mangatasi

tersebut, celana dalam dapat kita rendam dengan air hangat lalu kita cuci dengan

sabun mandi, lalu pakaian dalam dijemur dibawah terik matahari.

g. Pemakaian Pembalut.

Pembalut wanita adalah terbuat dari bahan sintetik yang dapat menyerap

darah atau cairan selama menstruasi dan berbentuk lembaran atau pad. Pemakain

pembalut saat menstruasi berkaitan langsung dengan area kewanitaan yang sangat

sensitive sehingga higienitas pembalut harus benar-benar dijaga dan diperhatikan.

Pastikan ketika membeli kemasan tidak cacat atau rusak. Melakukan pengecekan

tanggal kadaluwarsa pembalut karena pembalut juga terbuat dari bahan kimia yang

apabila sudah melebihi tanggal kadaluwarsa sudah tidak dapat dijamin

keefektivitasannya yang dapat berdampak terhadap tubuh kita. Kebersihan selama

menstruasi pada organ kewanitaan harus sangat diperhatikan karena jika tidak

15
terjaga dapat menimbulkan iritasi atau gatal-gatal.

Pilihlah pembalut yang lembut dan tidak kasar yang dapat menimbulkan

lecet atau iritasi, memiliki daya serap yang tinggi dan nyaman ketika dipakai

apalagi selama menstruasi. Hindari penggunaan pembalut yang memakai parfum

atau gel karena lebih banyak mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan

alergi. Darah menstruasi pada hari pertama dan kedua cenderung sangat banyak,

dan apabila terlalu lama tidak mengganti, darah yang ada di pembalut akan lembab

yang dapat memicu tumbuhnya bakteri dan jamur penyebab infeksi.

Waktu penggantian pembalut minimal maksimal 3-4 jam sekali, dan tidak

membiarkan darah menstruasi hingga penuh, basah atau sampai tembus. Sebelum

mengganti pembalut sebaiknya kita mencuci tangan terlebih dahulu baru kita

mencuci atau membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih dan cara yang

benar setelah dibersihkan keringkan terlebih dahulu baru mengganti pembalut yang

baru. Setelah mengganti pastikan untuk mencuci tangan kembali menggunakan

sabun. Dan apabila memakai pembalut sekali pakai maka pembalut sebelum kita

buang dibungkus kertas atau plastik dan dibuang ditempat sampah khusus, tidak

dianjurkan membuang pembalut di kloset kamar mandi karena akan menyumbat

lubang kloset.

f. Merawat Rambut Kemaluan.

Merawat rambut kemaluan yaitu dengan cara apabila rambut sudah

panjang dan lebat segera di potong atau dicukur guna menghilangkan bakteri atau

jamur yang dapat menyebabkan iritasi karena lembab. Sebaiknya cukur rambut

kemaluan dengan cukup dipendekkan dan di rapikan saja dan harus dipastikan

bahwa alat yang digunakan untuk mencukur tersebut khusus, bersih dan steril.

16
g. Penggunaan pantyliner.

Menjelang beberapa hari setelah haid wanita biasanya akan mengalami

keputihan hal tersebut nomal atau fisiologis karena pengaruh hormon, sehingga

pemakain pantyliner dianjurkan guna mengurangi kelembapan dan basah di celana

dalam. Dalam penggunaan pantyliner pun harus diperhatikan yaitu jangan

digunakan secara terus menerus, apabila sudah lembab juga harus segera diganti

yang baru. Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga

jam. Pemakaian dalam sehari-haripun tidak dianjurkan apabila tidak sedang

mengalami keputihan karena dapat menutup sirkulasi udara sehingga daerah vagina

dapat panas dan lembab.

h. Mengeringkan Daerah Kewanitaan

Selesai membersihkan dengan air, maka daereah kewanitaan dianjurkan

untuk dikeringkan menggunakan handuk bersih khusus vagina atau tisu terlebih

dahulu. Dapat menggunakan tisu tetapi harus diperhatikan jenis tisu yang akan

dipakai, sebaiknya yang tidak mengandung parfum dan bahan kimia yang

berbahaya. Apabila daerah genitalia merasa gatal, jangan digaruk karena hal itu

dapat menyebabkan iritasi. Membilas dengan air hangat juga tidak disarankan

mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar vagina bertambah merah dan

membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi. Lebih baik kompres vagina dengan air es

sehingga pembuluh darah di wilayah organintim tersebut menciut, warna merahnya

berkurang, dan rasa gatal menghilang.

4. Dampak dari kurangnya menjaga Vulva Hygiene

Akibat yang sering terjadi karena kurangnya kebersihan pada saat

menstruasi (Sinaga dkk., 2017):

17
a. Demam

b. Radang pada permukaan vagina

c. Gatal –gatal pada kulit vagina

d. Keputihan

e. Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut.

5. Faktor yang Mempengaruhi Hygiene saat Menstruasi

Menurut Sinaga (2017), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

hygiene selama menstruasi antara lain:

a. Pengetahuan Orang Tua

Pengetahuan kedua orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini, terutama

peran seorang ibu, dengan tujuan untuk dapat memberikan edukasi terhadap anak-

anak perempuannya yang terkait dengan kesehatan reproduksi, apabila remaja putri

kurang pengetahuan saat awal menarche, ini dapat menimbulkan kesalahan yang

berkelanjutan dalam melakukan hygiene selama menstruasi, yang dapat memicu

timbulnya dampak negatif buat organ reproduksinya.

b. Sarana Water, Hygiene and Sanitation (WASH)

Sarana WASH ini adalah sarana yang dapat digunakan sebagai alat agar

remaja putri dapat melakukan praktik hygiene selama menstruasi yang memadai,

sarana ini dapat meliputi terdapat kamar mandi yang terpisah antara laki-laki dan

perempuan, terdapat air bersih melalui kran yang mengalir,tersedinya sabun untuk

cuci tangan, tisu toilet dan adanya tempat sampah untuk pembuangan pembalut

yang sudah digunakan

18
c. Sumber informasi

Sumber informasi yang paling utama didapat dan berperan adalah seorang

ibu, dalam hal lain seorang guru pun juga sangat dibutuhkan, seperti hal nya dalam

sikap, pengetahuan tentang vulva hygiene selama menstruasi, sehingga dengan

terpaparnya informasi tersebut dapat menimbulkan dampak positif bagi remaja

putri. Informasi lewat media sosial atau internet bahkan jauh lebih cepat

dibandingkan yang lainnya, meskipun belum tentu benar infomasi yang mereka

dapatkan.

d. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang terhadap vulva hygiene selama menstruasi

sangat berpengaruh terhadap praktinya, semakin tinggi dan baik pengetahuan

seseorang terhadap praktik hygiene selama menstruasi, maka akan meningkatkan

kesehatan bagi remaja putri.

e. Budaya

Budaya atau keyakinan seseorang terhadap perawatan vulva hygiene

sangat berpengaruh, karena setiap individu akan mengikuti sesuai kebudayaan yang

mereka ajarkan.

f. Kebiasaan

Setiap orang mempunyai kebiasaan tersendiri dalam melakukan hygiene

baik mandi, keramas, memotong kuku, atau pun membersihkan gigi dan mulut, dan

setiap individu memiliki selera tersendiri dalam penggunaan produk untuk

perawatan personal hygiene mereka.

g. Keadaan fisik atau Psikologis

Keadaan fisik dan psikologis sangat mempengaruhi seperti hal nya

19
sesorang yang mempunyai riwayat sakit atau kemoterapi maka akan berkurang

dalam merawat vulva hygiene dirinya sendiri, berbeda dengan seseorang yang sehat

jasmani dan rohani.

6. Pentingnya hygiene pada saat menstruasi

Hygiene saat menstruasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan dan memelihara kebersihan selama menstruasi.

Perawatan diri selama menstruasi penting dilakukan untuk menjaga kebersihan

dan mencegah infeksi yang dapat terjadi (Sinaga dkk., 2017) :

a. Pergunakan pembalut untuk menampung darah menstruasi yang keluar dari

vagina selama menstruasi. Pilih pembalut yang lembut, menyerap cairan dengan

baik. Pembalut diganti paling sedikit 2 kali sehari atau tergantung keadaan. Bila

darah yang keluar cukup banyak, maka pembalut bisa diganti 3-4 kali sehari karena

bila tidak diganti dalam satu hari akan menimbulkan infeksi.

b. Cucilah alat kelamin (vagina) setiap hari atau setiap ada keperluan ke toilet

untuk mencuci noda-noda darah yang tertinggal. Gunakan sabun yang khusus

vagina.

c. Jagalah daerah kewanitaan agar tetap terjaga kebersihannya dengan air yaitu

mengusap dari arah depan kebelakang kalau dari belakang ke depan kita akan

menyentuh dubur dan didalam dubur tersebut pasti banyak kuman sehingga kuman

tersebut akan menempel pada daerah kewanitaan.

d. Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal penting dalam menentukan

kesehatan organ reproduksi remaja putri, khususnya terhindar dari infeksi alat

reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-

benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada

20
bagian vagina, karena apabila tidak dijaga kebersihannya, maka akan menimbulkan

mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat

mengganggu fungsi organ reproduksi.

7. Akibat bila hygiene buruk saat menstruasi

Menurut Wartonah (dalam Sulaikha, 2018) masalah yang sering timbul

akibat vulva hygiene selama menstruasi yang kurang baik, yaitu:

a. Dampak Fisik

Gangguan yang sering dialami bagi seseorang akibat kurang menjaga

kebersihan dalam melakukan praktik hygiene selama menstruasi adalah gangguan

integritas kulit, seperti iritasi bahkan dapat menimbulkan infeksi akibat bakteri

seperti keputihan yang tidak normal, pruritus vulva dan sebagainya.

b. Dampak Psikososial

Masalah yang dapat timbul seperti gangguan kebutuhan rasa

nyaman,aktualisasi diri dan interaksi sosial. Dampak yang sering terjadi ketika

remaja putri tidak dapat menjaga kebersihan organ genitalianya yaitu :

1) Gangguan pada integritas kulit.

2) Gangguan rasa nyaman.

3) Timbulnya berbagai macam penyakit Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) yang

dapat mengganggu seperti kanker serviks, keputihan dan kesehatan reproduksi

lainnya. Macam-macam Infeksi Saluran Reproduksi yang timbul akibat dari

hygiene selama menstruasi yang kurang baik dan benar diantaranya :

a) Keputihan

Secara fisiologis keputihan berwarna putih, bening dan tidak memiliki bau

yang menyengat, tetapi apabila keputihan patologis cairan berwarna putih susu dan

21
kental, berwarna kekuningan atau kehijauan dan disertai bau menyengat, gatal dan

nyeri.

b) Kandidiasis

Infeksi saluran reproduksi akibat adanya mikroorganisme jamur Candida

albicans. Gejala yang sering timbul berbeda-beda, seperti timbul rasa gatal yang

parah, rasa terbakar, iritasi dan menimbulkan bercak keputihan pada dinding vagina.

Faktor yang dapat meningkatkan antara lain disebabkan oleh kurang hygienitas alat

kelamin, celana dalam terlalu ketat, cara bercebok yang salah dan pemakaian cairan

antiseptic.

c) Bacterial Vaginosis

Gangguan yang disebabkan karena bacterial vaginosis akibat

ketidakseimbangan pH sehingga keadaan basa mendorong pertumbuhan bakteri

phatogen yang dapat menghasilkan sekret.Ditandai dengan sekret berbau, berwarna

keabu-abuan.

d) Infeksi Saluran Kencing (ISK).

ISK merupakan terjadinya inflamasi pada kandung kemih atau sistitis,

akibat dari reaksi radang mikrobiologis pada infeksi saluran kemih bagian bawah.

Ditandai dengan peningkatan jumlah kuman dan leukosit dalam urin ditandai

dengan tidak mampu menahan BAK serta adanya rasa nyeri saat berkemih.

E. Media Edukasi Flipbook

1. Pengertian

Flipbook atau Digital book merupakan bentuk penyajian media belajar

buku dalam bentuk virtual. Media flipbook dinilai dapat menjadi strategi untuk

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar (Mulyaningsih & Saraswati,

22
2017). Penelitian yang dilakukan oleh (Setiawati & Andayani, 2022) menunjukan

bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada responden sesudah diberi intervensi

melalui media flipbook. Dengan bentuknya yang kecil, media ini dapat dibawa

kemana-mana dan bisa dimasukan ke kantong baju sehingga siswa bisa belajar

dimanapun dan kapan pun dengan media flip book ini.

2. Kelebihan Media Flipbook

Penggunaan media flipbook dapat menambah minat belajar peserta didik

dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memudahkan mereka

untuk membacanya dimana saja, kapan saya melalui smartphone maupun laptop

atau komputer. Kelebihan dari media ini bila dikaitkan pada proses pembelajaran

diantaranya sebagai berikut :

a. Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.

b. Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih

bervariasi.

c. Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri maupun kelompok.

d. Siswa tidak jenuh membaca materi meskipun dalam bentuk buku karena

adanya media yang dapat di akses melalui smartphone

e. Dapat didistribusikan dengan cepat dan mudah, dengan memanfaatkan

jaringan internet.

f. Dapat menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat dan

gambar, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian

siswa, pembuatannya mudah dan harganya murah, mudah dibawa kemana-mana,

dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

23
3. Pembuatan Flipbook

Adapun tahapannya adalah menelaah tujuan pembelajaran. Hal ini menjadi

acuan dari penyusunan isi dari flipbook. Menyusun jabaran materi untuk dijadikan

sebagai isi dari flipbook. Materi yang telah dijabarkan, disusun menjadi rangkuman

yang mewakili dari indikator pembelajaran dari materi tersebut dan membuat

design yang menarik seperti gambar atau ilustrasi yang menarik minat pembaca.

24
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan antara berbagai

variabel, diagram dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan antara

variable variabel yang akan diteliti. Kerangka yang baik dapat memberikan

informasi yang jelas kepada peneliti dalam memilih desain penelitian (Mastuloh

dan T, 2019).

Edukasi tentang vulva


hygiene saat menstruasi
menggunakan media
Flipbook

Pengetahuan remaja Pengetahuan remaja


sebelum di berikan sesudah di berikan
edukasi tentang vulva edukasi tentang vulva
hygiene saat hygiene saat
menstruasi menstruasi

Faktor yang
mempengaruhi :
a. Media masa
Keterangan : /sumber
: Variabel yang diteliti informasi

: Variabel yang tidak diteliti b. Umur

: alur pikir yang diteliti c. Sosial Budaya

: alur pikir yang tidak diteliti d. Lingkungan

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep

25
B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Menurut Mastuloh dan T (2019) variabel mengandung pengertian ciri, sifat

atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau

penciri antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat ditarik kesimpulannya.

B. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas (independen) adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variable lain, apabila variabel independen berubah maka dapat menyebabkan

variabel lain berubah (Mastuloh dan T, 2019).Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah edukasi dengan media flipbook tentang vulva hygiene saat menstruasi.

C. Variabel terkait (dependen)

Variabel terkait (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen, artinya variabel dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan

pada variabel independen (Mastuloh dan T, 2019). Variabel terkait dalam penelitian

ini pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene saat menstruasi.

26
2. Definisi Operasional

Tabel 1
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Cara Skala


Pegukura
n
Edukasi Edukasi tentang vulva hygiene - -
tentang vulva saat menstruasi dilakukan
hygiene saat dengan media flipbook kepada
menstruasi remaja putri meliputi pengertian,
menggunakan tujuan, dampak dari vulva
media flipbook hygiene yang buruk pada saat
menstruasi.
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner Ordinal
remaja putri remaja putri berdarkan hasil
tentang vulva penginderaan tentang keputihan
hygiene saat dan pencegahan keputihan
menstruasi dengan melakukan vulva hygiene
menggunakan yang baik, diukur dengan
media flipbook kuesioner berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai vulva
hygiene dengan kategori skor:
1. Baik : > 76-100%
2. Cukup : 56-75%
3. Kurang : < 55%

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini terdapat perbedaan pengetahuan remaja

putri sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang vulva hygiene saat menstruasi

menggunakan media flipbook.

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah pre-

experimental design. Bentuk rancangan dari penelitian ini adalah One Group Pre-

Test- Post-Test Design yaitu rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (Yusuf,

2017). Penelitian ini menganalisis perbedaan antara pengetahuan remaja putri

sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang tentang vulva hygiene saat

menstruasi menggunakan media flipbook.

Metode pendekatan yang dilakukan menggunakan pendekatan one group

pretest-posttest design. Pendekatan menggunakan satu kelompok sampel

penelitian, namun dilakukan dua pengukuran yaitu sebelum dan setelah dilakukan

intervensi (Yusuf, 2017). Rancangan penelitian yang digunakan sebagai berikut :

O1 X O2

Gambar 1 One Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:

O1 = Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan edukasi tentang vulva hygiene

saat menstruasi menggunakan media flipbook.

X = Intervensi berupa edukasi dengan media flipbook.

O2 = Pengetahuan remaja putri sesudah diberikan edukasi tentang vulva hygiene

saat menstruasi menggunakan media flipbook

28
B. Alur Penelitian

Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah diberi
edukasi vulva hygiene saat menstruasi menggunakan media flipbook?

Mengurus ijin penelitian dan kelayakan penelitian (ethical clearance)

Populasi
Remaja putri kelas VIII di SMP Wisata Sanur

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Sampling
Teknik Probability Sampling dengan metode proporsional simple random
sampling

Sampel
Sampel yang diteliti 51 responden

Pengumpulan Data
Melakukan pretest sebelum perlakuan dan setelah diberikan perlakuan kembali
melakukan posttest

Analisis Data

Penyajian Data

Gambar 2. Alur Penelitian


29
C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – April 2023. Penelitian ini

akan dilakukan di SMP Wisata Sanur dengan sasaran remaja putri kelas VIII yang

berjumlah 8 kelas. Pertimbangan memilih lokasi ini adalah hasil studi pendahuluan

yang dilakukan terhadap 10 siswi melalui wawancara didapatkan hasil bahwa 60%

mereka tidak bisa menjawab cara melakukan vulva hygiene yang baik dan benar

saat menstruasi. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan diketahui

bahwa di SMP Wisata Sanur saat ini belum mendapatkan penyuluhan ataupun

pelatihan terkait vulva hygiene saat menstruasi. Kegiatan ekstrakurikuler Kelompok

Siswa Peduli Aids dan Narkoba (KSPAN) di sekolah ini sedikit peminat, siswa dan

siswi tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstra tersebut. Berdasarkan kasus

tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi

Vulva Hygiene Saat Menstruasi Menggunakan Media Flipbook

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain dan meliputi seluruh karakteristik

atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu sendiri (Sudayono, 2019).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VIII di SMP Wisata

Sanur yang berjumlah 110 orang.

30
2. Sampel

Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan

dalam penelitian karena mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel

tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan (Sudayono, 2019). Berdasarkan

data di SMP Wisata Sanur, jumlah remaja putri kelas VIII adalah 110 siswi. Berikut

adalah rumus perhitungan sampel menggunakan rumus kategorik berpasangan

(Dahlan, 2010) :

(Ζ𝛼 ×Ζβ)2 𝝅
n 1 = n2 (𝑃1−𝑃2)2

Keterangan :

n 1 = n2 = besar sampel minimal yang diperlukan

Zα = Kesalahan tipe I, α = 1,96

Ζβ = Kesalahan tipe II, β =0,84

P1-P2 = selisih proporsi minimal yang bermakna = 0,26 (Saputri, 2022)

𝜋 = proporsi diskordan = 0,44 (Saputri, 2022)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan menggunakan rumus Dahlan,

ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut :

(1,96 ×0,84)2 𝑥 0,44


n 1 = n2 = 51
(0,26)2

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh responden sebanyak 51 orang.

Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Siswi yang bersedia menjadi responden/ menandatangani persetujuan.

2) Siswi yang sudah mengalami menstruasi

3) Siswi yang tidak mengikuti ekstra KSPAN dan PMR

31
b. Kriteria Eksklusi

1) Siswi yang tidak datang pada saat proses penelitian

2) Siswi yang mengikuti penelitian, namun tidak sampai selesai mengikuti

intervensi yang diberikan.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling merupakan proses menyaring unit yang diobservasi dari semua

populasi yang akan diteliti sehingga kelompok yang diobservasi bisa digunakan

untuk membuat kesimpulan. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik

probality sampling dengan metode proporsional simple random sampling. Pada

penelitian ini sampel pada masing-masing kelas diambil secara random dimana

setiap anggota kelas yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibuatkan daftar

nama-nama siswi yang akan dibuatkan oleh Tenaga Administrasi SMP Wisata

Sanur, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada masing-masing kelas dengan

rumus :

𝑁𝑖
𝑛𝑖 = ×𝑛
𝑁

Keterangan :

ni = jumlah sampel

Ni = jumlah populasi tiap kelas

N = Jumlah populasi total

n = besar sampel

jadi perolehan sampel masing-masing kelas adalah :

32
VIII A 16
𝑛𝑖 = × 51 = 7
110
VIII B 17
𝑛𝑖 = × 51 = 8
110
VIII C 13
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
VIII D 10
𝑛𝑖 = × 51 = 5
110
VIII E 12
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
VIII F 16
𝑛𝑖 = × 51 = 7
110
VIII G 14
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110
VIII H 12
𝑛𝑖 = × 51 = 6
110

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu

data yang diperoleh langsung dari sumber data dan dikumpulkan menggunakan

instrumen penelitian. Data primer dalam penelitian ini yaitu pengetahuan siswi

tentang vulva hygiene saat menstruasi. Data primer tersebut akan diperoleh dengan

memberikan kuesioner secara umum, kuesioner dalam penelitian ini berisi tentang

identitas responden dan pertanyaan terkait pengetahuan vulva hygiene saat

menstruasi kepada siswi yang menjadi responden.

2. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Setelah mendapatkan ijin persetujuan dari pembimbing dan penguji, peneliti

akan mencari surat ijin mengumpulkan data penelitian kepada Ketua Jurusan

33
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar melalui bidang pendidikan Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.

b. Mengajukan etika clearance hingga mendapatkan persetujuan dari komisi etik

Poltekkes Kemenkes Denpasar.

c. Peneliti melakukan pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sampel

metode probability sampling yaitu proportional simple random sampling

didapatkan setiap kelas terdapat 5 sampai 8 orang. Setelah didapatkan proporsi

pada tiap-tiap kelas, peneliti akan mengundi calon responden yang telah sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi pada masing-masing kelas.

d. Peneliti memberikan penjelasan sebelum persetujuan dan surat persetujuan

menjadi responden sebagai tanda bersedia menjadi responden dan memenuhi

kriteria. Jika responden bersedia menjadi sampel, peneliti akan memberikan

informed consent untuk ditandatangani oleh responden.

e. Peneliti mengumpulkan responden di aula, apabila responden bersedia menjadi

sampel penelitian, maka responden akan diberikan lembar persetujuan menjadi

sampel pelitian kemudian ditanda datangi oleh responden dan peneliti. Semua

identitas responden akan dirahasiakan.

f. Peneliti akan menjelaskan cara menjawab kuesioner dengan baik dan benar

untuk meminimalisir kesalahan saat mengisi kuesioner. Peneliti melakukan

pre-test selama 20 menit dan responden menjawab kuesioner yang telah

disiapkan oleh peneliti. Setelah itu, peneliti memberikan edukasi mengenai

vulva hygiene saat menstruasi menggunakan flipbook selama 30 menit.

Selanjutnya akan dilakukan post-test setelah diberikan edukasi dengan durasi

20 menit sesuai dengan pengetahuan dan keadaan yang dialami responden.

34
Sejalan dengan penelitian Saputri tahun 2022, posttest dilakukan di hari yang

sama dengan pretest dan pemberian materi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan pengetahuan siswi setelah dipaparkan media edukasi.

g. Setelah data terkumpul, peneliti mengecek kelengkapan data, kemudian

melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan IBM SPSS 25.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2019). Instrument

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan tentang

Vaginal Hygiene diambil dari Crhoasita (2021) yang telah dimodifikasi. Pertanyaan

dalam kuesioner ini berjumlah 20 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban dan akan

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji ini akan dilakukan pada 10 responden

di SMP Negeri 9 Denpasar. Pada kuesioner pengetahuan, peneliti menggunakan

skala guttman, yaitu dengan memberikan skor 0 untuk jawaban salah dan 1 untuk

jawaban yang benar. Pernyataan positif dengan menjawab benar mendapat skor 1,

menjawab salah memperoleh skor 0 dan berlaku sebaliknya pada pernyataan

negatif.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Adapun langkah dalam pengolahan data, yang terdiri dari (Mujianto, 2017):

a. Editing

Semua data yang telah terkumpul diperiksa kembali oleh peneliti untuk

menentukan data sudah benar dan lengkap diisi, gunanya untuk mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada pada sumber data sekunder dan menyesuaikan

35
dengan rencana semula seperti yang diinginkan. Apabila ada data yang tidak

lengkap dan tidak memungkinkan dilakukan pencarian ulang, maka kuesioner

tersebut dikeluarkan.

b. Coding

Kegiatan ini mencakup pengklarifikasian data responden ke dalam

kategori dengan kode, sehingga merubah kata-kata menjadi angka. yaitu :

1) Nomor responden

Responden 1 : R1

Responden 2 : R2

Responden 2 : R2

dan seterusnya

2) Tingkat pengetahuan

Kode 1 : Baik (76-100%)

Kode 2 : Cukup (56-75%)

Kode 3 : Kurang ( <56%)

c. Scoring

Kegiatan ini mencakup pemberian nilai terhadap item yang perlu diberi

nilai atau skor. Skor 0 untuk jawaban salah dan skor 1 untuk jawaban benar

d. Tabulating

Kegiatan ini mencakup pembuatan tabel, dimana jawaban-jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukan kedalam tabel.

e. Cleaning

Kegiatan ini mencakup memeriksa dan mencocokan kembali data yang

sudah dimasukkan.

36
2. Analisis Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut:

a. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian.

Analisa ini menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel yang diteliti.

Variabel pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi dan akan disajikan

dalam bentuk tabel dengan menampilkan nilai frekuensi dan persentase.

Penghitungan skor pengetahuan menggunakan rumus :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mencari dua

variabel baik berupa komperatif, korelatif maupun asosiatif. Analisis bivariat yang

akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon.

G. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam melalukan suatu penelitian merupakan masalah

penting, khususnya penelitian yang berhubungan langsung dengan manusia oleh

karena itu penting memperhatikan etika penelitian (Lubis, 2019). Adapun prinsip-

prinsip etika dalam penelitian sebagai berikut :

1. Prinsip etik berbuat baik (beneficence)

Peneliti berupaya memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian

bagi responden. Peneliti menjaga kesejahteraan subjek dan tidak merugikan subjek

penelitian. Upayanya untuk meningkatkan pengetahuan dengan menggunakan

37
edukasi media flipbook peneliti memberikan kompensasi berupa masker dan

konsumsi.

2. Prinsip menghormati martabat manusia (respect for person)

Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk memilih ikut atau

tidak dalam penelitian ini tanpa adanya unsur paksaan dan memfasilitasi reponden

dengan menyediakan lembar Informed Consent.

3. Prinsip keadilan (justice)

Peneliti tidak membeda-bedakan antar reponden satu dengan yang lainnya.

Keadilan diberikan tanpa membedakan suku, ras dan agama yang dianut oleh

subjek.

38
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Wisata Sanur yang berlokasi di Jalan Danau

Buyan No. 58, Sanur, Denpasar Selatan. Sekolah ini dikepalai oleh ... Ketenagaan

yang dimiliki oleh SMP Wisata Sanur yaitu guru sebagai tenaga pendidik mencapai

... orang, tenaga kependidikan sebanyak ... orang. Jumlah siswi kelas VII SMP

Wisata Sanur sebanyak 108 orang yang terdiri dari kelas VII A hingga kelas VII H.

Sekolah ini dibangun dengan luas tanah ... m2 yang terdiri dari beberapa

ruangan lengkap dengan fasilitasnya yaitu ... ruang kelas, ... ruang laboraturium, ...

Aula, ... Ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), ... Ruang BP (Bimbingan

Konseling), .. Ruang kepala sekolah, .. Ruang pegawai, .. Ruang guru, .. Ruang

KTU (Kepala Tata Usaha), ... Ruang koprasi, ... Ruang OSIS, ... Toilet, Lapangan

Olah Raga (Basket/Futsal/Tenis), tempat ibadah, kantin, ruang pertemuan,

perpustakaan, padmasana, tempat parkir, pos keamanan dan ruang terbuka hijau.

Kegiatan ekstrakulikuler di SMP Wisata Sanur yaitu ......

2. Karakteristik responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 51 remaja putri kelas

VII di SMP Wisata Sanur. Karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini adalah

usia responden, apakah mendapatkan informasi tentang vulva hygiene, sumber

informasi tentang vulva hygiene disajikan dalam bentuk tabel berikut.

0
Tabel 1
Karakteristik Remaja Putri Kelas VII di SMP Wisata Sanur
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia
13 tahun 8 15,7
14 tahun 39 76,5
15 tahun 4 7,8
Pernah mendapatkan informasi
tentang vulva hygiene
Ya 26 49
Tidak 25 51
Sumber Informasi
Orang tua 23 45,1
Petugas kesehatan 3 5,9
Tidak ada 25 51

Hasil analisis karakteristik didapatkan bahwa sebagian besar responden

berusia 14 tahun (76,5%), sebagian besar pernah mendapatkan informasi tentang

vulva hygiene (49%) dan sebagian besar mendapatkan sumber informasi dari orang

tua (45,1%).

3. Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan edukasi tentang vulva

hygiene saat menstruasi

Pengetahuan remaja putri diukur dengan kuesioner berisi pertanyaan-

pertanyaan mengenai vulva hygiene dengan kategori baik jika skor 76-100%, cukup

jika skor 56-75% dan kurang jika skor <56%. Data disajikan dalam bentuk tabel

berikut.

Tabel 2
Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Diberikan Edukasi Tentang Vulva Hygiene
saat Mentruasi
Pengetahuan Remaja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 29 56,9
Cukup 19 37,3
Kurang 3 5,9
Total 51 100

1
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 37,3% remaja putri yang

memiliki pengetahuan cukup dan 5,9% remaja putri memiliki pengetahuan kurang

tentang vulva hygiene saat menstruasi.

4. Pengetahuan remaja putri setelah diberikan edukasi tentang vulva

hygiene saat menstruasi menggunakan media Flipbook

Pengetahuan remaja putri setelah diberikan diukur dengan kuesioner berisi

pertanyaan-pertanyaan mengenai vulva hygiene dengan kategori baik jika skor 76-

100%, cukup jika skor 56-75% dan kurang jika skor <56%. Data disajikan dalam

bentuk tabel berikut.

Tabel 3
Pengetahuan Remaja Putri Setelah Diberikan Edukasi Tentang Vulva Hygiene saat
Menstruasi Menggunakan Media Flipbook
Pengetahuan Remaja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 44 86,3
Cukup 7 13,7
Total 51 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri (86,3%)

memiliki pengetahuan baik tentang vulva hygiene saat menstruasi.

5. Perbedaan pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur tahun 2023

sebelum dan sesudah diberikan edukasi vulva hygiene saat menstruasi

menggunakan media flipbook

Analisi bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja

putri SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Jika

nilai p < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat erbedaan

pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah

diberikan edukasi. Berikut adalah hasil analisis bivariat menggunakan uji

Wilcoxon.

2
Tabel 4
Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Setelah Diberikan Edukasi Tentang Vulva
Hygiene Menggunakan Media Flipbook
Pengetahuan Remaja Min Max Median Std. Z P
Deviasi value
Sebelum 50 95 80 11,9 -3,925 0,000
Sesudah 60 100 85 9,5

Hasil analisis uji Wilcoxon, diketahui pada nilai median pretest adalah 80,

nilai median posttest adalah 85, nilai Z -3,925 dan p sebesar 0,000 yang berarti H0

ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan pengetahuan remaja putri

SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang

vulva hygiene dengan menggunakan media flipbook.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan edukasi tentang vulva

hygiene saat menstruasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 37,3% remaja putri yang

memiliki pengetahuan cukup dan 5,9% remaja putri memiliki pengetahuan kurang

tentang vulva hygiene. Menurut Sinaga, dkk. (2017) sangat penting untuk menjaga

kebersihan diri seorang wanita (vulva hygiene) ketika menstruasi untuk mencegah

penyakit serta meningkatkan perasaan sejahtera.

Sebelum diberikan edukasi, sebanyak 49% remaja putri sudah pernah

mendapatkan informasi tentang vulva hygiene sebagian besar sumber informasi dari

orang tua, namun ketika dilakukan pretest masih terdapat remaja putri yang

memiliki pengethuan cukup dan kurang tentang vulva hygiene. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2022) mengenai gambaran

pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene, didapatkan hasil bahwa 44,9%

3
responden memiliki pengetahuan yang cukup dan 25,6% responden memiliki

pengetahuan yang kurang. Hal ini terjadi karena pengetahuan seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah lingkungan karena kelompok

atau masyarakat disekitar berperan penting dalam menentukan kualitas dan sebagai

tempat untuk berinteraksi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Mawarni et al.

(2018) mengenai determinan yang berhubungan dengan perilaku vulva hygiene

didapatkan bahwa sebanyak 67,9% remaja putri yang sudah pernah terpapar

informasi tentang vulva hygiene melalui media cetak dan elektrinik memiliki

pengetahuan yang kurang tentang vulva hygiene, sedangkan 32,1% remaja putri

yang terpapar informasi dari tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang baik

tentang vulva hygiene. Hal ini membuktikan bahwa sumber informasi menjadi salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Pada penelitian ini juga telah

membuktikan bahwa responden yang telah mendapatkan informasi melalui sumber

yang belum jelas masih tetap memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang tentang

vulva hygiene.

Pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene saat mentruasi juga dapat

dipengaruhi oleh faktor usia. Pada penelitian ini responden yang digunakan

merupakan remaja putri SMP yang berusia antara 13-15 tahun. Pada fase ini remaja

mengalami masa pubertas yaitu mulai mengalami perubahan-perubahan dalam

dirinya, baik perubahan kognitif yang mana pada fase ini, remaja cenderung mulai

berfikir, bertindak dan mulai mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Selain itu,

terjadinya perubahan secara fisik atau perubahan yang terjadi pada tubuhnya

ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ reproduksi serta mengalami

menstruasi (Wardani, 2021). Maka dari itu, remaja putri SMP yang baru mengalami

4
fase pubertas penting untuk mengetahui vulva hygiene saat menstruasi sejak awal

agar tidak berdampak buruk terhadap organ reproduksi dimasa mendatang.

Penelitian yang dilakukan oleh Soeselo et al., (2021) mengenai Vulva

Hygiene Awareness to Changes in Knowledge, Attitude and Behavior of Teenage

Students menunjukkan bahwa sebelum diberikan edukasi tentang vulva hygiene,

sebagian besar responden memiliki skor yang rendah dengan rata-rata 16,57 dengan

usia responden antara 12 – 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi seberapa banyak informasi yang dimiliki oleh

seseorang. Pada penelitina ini juga memiliki responden dengan usia antara 13 – 15

tahun dan masih terdapat responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang

mengenai vulva hygiene saat menstruasi. Hal ini juga didukung oleh teori dari

Notoadmodjo (2018) mengenai usia sesuorang juga mempengaruhi tingkat

kematangan dalam berfikir dan bekerja serta mempengaruhi daya tangkap dan pola

pikir seseorang.

2. Pengetahuan remaja putri setelah diberikan edukasi tentang vulva

hygiene saat menstruasi melalui media flipbook

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri (86,3%)

memiliki pengetahuan yang baik tentang vulva hygiene saat mentruasi. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liesmayani, Safitri and

Syaifani (2020) mengenai pendidikan kesehatan vulva hygiene didapatkan hasil

bahwa 66,66% responden memiliki pengetahuan baik tentang vulva hygiene setelah

diberikan pendidikan kesehatan. Perubahan tingkat pengetahuan tersebut terjadi

karena responden terpapar langsung informasi yang jelas terkait dengan vulva

5
hygiene dan proses selama pemberian pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa

responden memahami informasi yang diberikan. Pada penelitian ini edukasi vulva

hygiene diberikan dengan menggunakan media flipbook dan selama proses

pemberian edukasi didapatkan hasil posttest bahwa responden memahami

informasi terkait vulva hygiene saat menstruasi dengan media flipbook.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kholisotin et al. (2021) mengenai

peningkatan pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene didapatkan hasil

sebanyak 99% responden memiliki pengetahuan yang baik setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang vulva hygiene. Hal ini terjadi karena salah satu cara

untuk memelihara dan merawat organ reproduksi adalah dengan pendidikan

kesehatan, semakin banyak informasi dan semakin jelas informasi yang didapat

akan mempengaruhi dan menambah kesadaran seseorang tentang pentingnya

menjaga dan merawat organ reproduksi. Selain itu pendidikan kesehatan

merupakan proses belajar pada individu, kelompok maupun masyarakat dari tidak

tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi masalah

kesehatan menjadi mandiri dalam merawat diri.

Pada penelitian ini, terdapat empat indikator pengetahuan yang dinilai setelah

responden mendapatkan edukasi tentang vulva hygiene melalui flipbook yaitu

pengertian, tujuan, pelaksanaan serta dampak dari vulva hygiene. Sebelum

diberikan edukasi, 49% remaja putri sudah terpapar informasi tentang vulva hygiene

yang sebagian besar bersumber dari orang tua. Ketika dilakukan pretest dengan

keempat indikator tentang vulva hygiene, didapatkan masih banyak remaja putri

dengan pengetahuan yang cukup dan kurang, adanya edukasi dengan media

flipbook dan kembali dilakukan posttest dengan keempat indikator tentang vulva

6
hygiene menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan remaja putri, sehingga hal

ini sejalan dengan teori dan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa

pendidikan kesehatan menjadi proses belajar untuk remaja putri agar dapar merawat

dirinya dan menghindari penyakit terkait dengan organ reproduksi.

3. Perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan setelah diberikan

edukasi tentang vulva hygiene saat menstruasi melalui media flipbook di

SMP Wisata Sanur

Hasil penelitian ini didapatkan nilai Z -3,925 dan p sebesar 0,000 yang berarti

H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan pengetahuan remaja putri

SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang

vulva hygiene dengan menggunakan media flipbook. Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fitri and Jamiati (2020) mengenai efektifitas

pendidikan kesehatan metode audio visual terhadap pengetahuan remaja putri

tentang vulva hygiene didapatkan hasil nilai p value 0,001 yang berarti metode

audio visual efektif terhadap pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene. Hal

ini dapar terjadi karena media edukasi yang digunakan yang mengaktifkan

pendengaran dan penglihatan responden selama proses edukasi berlangsung

sehingga responden dapat menyerap informasi dengan lebih maksimal.

Pada penelitian ini didapatkan usia responden antara 13 – 15 tahun yang

menjadi salah satu faktor adanya perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan

sesudah diberikan edukasi. Hal ini dapat terjadi karena usia mempengaruhi cara

berpikir, menganalisis, mempertimbangkan masa depan hingga merencanakan

masa depan. Semakin bertambahnya umur, semakin tinggi tingkat pemahaman dan

7
semakin banyak pengetahuan yang didapatkan, dengan bertambahnya usia daya

tangkap dan pola pikir akan berkembang sehingga pengetahuan yang diperoleh

akan lebih baik. Pada usia 13 – 15 tahun merupakan tahapan remaja madya yang

mana pada tahap ini rermaja akan menggunakan pengalaman dan pemikirannya

yang lebih kompleks, sehingga remaja akan semakin tahu tentang vulva hygiene

saat menstruasi serta akibat positif dan negatif dari setiap tindakannya (Hanifah,

2022).

Keterpaparan informasi pada responden menjadi salah satu faktor yang

mempengarungi pengetahuan tentang vulva hygiene saat menstruasi. Pada

penelitian ini didapatkan 49% responden yang telah mendapatkan informasi tentang

vulva hygiene sebelum diberikan edukasi. Menurut Badaryati (2012) dalam

Wardani (2021) menyatakan bahwa informasi mengenai vulva hygiene bisa

didapatkan melalui orang tua, guru, teman sebaya, tenaga kesehatan, media cetak

dan media elektronik. Sumber informasi tersebut akan berdampak positif apabila

dapat dipertanggungjawabkan, tetapi sebaliknya informasi yang salah dari sumber

yang tidak dapat dipertangungjawabkan akan menyesatkan dan mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Pada penelitian ini, setelah diberikan edukasi vulva hygiene

saat menstruasi melalui media flipbook baik responden yang telah terpapar

informasi maupun tidak sebelumnya mengalami peningkatan pengetahuan dan

terdapat perbedaan skor pretest dan posttest. Hal ini sesuai dengan teori bahwa

edukasi yang diberikan melalui media flipbook memberikan dampak yang positif

kepada responden dan mempengaruhi pengetahuan responden.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Utama, Yunida and Netra (2022)

mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap

8
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang vulva hygiene didapatkan hasil

bahwa nilai p 0,007 yang berarti terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan

sesudah diberikan edukasi dengan audiovisual. Hal ini terjadi karena media yang

digunakan mempengaruhi cara sesorang dalam menganalisis dan memahami

informasi terkait vulva hygiene. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media

flipbook dalam mengedukasi responden tentang vulva hygiene saat menstruasi.

Penggunaan media flipbook dapat menambah minat belajar peserta didik dan juga

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memudahkan responden untuk

membacanya dimana saja, kapan saya melalui smartphone maupun laptop atau

komputer. Kelebihan dari media ini bila dikaitkan pada proses pembelajaran

diantaranya dapat menghilangkan kebosanan responden karena media yang

digunakan lebih bervariasi, responden tidak jenuh membaca materi meskipun

dalam bentuk buku karena adanya media yang dapat di akses melalui smartphone

serta dapat menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat dan

gambar, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian

siswa, pembuatannya mudah dan harganya murah, mudah dibawa kemana-mana,

dan dapat meningkatkan aktivitas belajar remaja putri.

Pada hasil penelitian ini yang mengacu pada teori dan penelitian sebelumnya

didapatkan bahwa adanya perbedaan pengetahuan remaja putri SMP Wisata Sanur

tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang vulva hygiene dengan

menggunakan media flipbook dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia

responden, terpaparnya informasi dan media yang digunakan untuk memberikan

informasi kepada responden. Usia mempengaruhi daya tangkap seseorang ketika

menirma informasi, terpaparnya informasi dapat membantu responden untuk

9
menganalisa informasi yang berkaitan namun bila informasi sebelumnya yang

didapat salah atau berasal dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

akan mempengaruhi pengetahuan remaja putri. Sedangkan media informasi yang

digunakan untuk mengedukasi remaja putri memberikan dampak yang lebih

menyenangkan ketika menerima informasi mengenai vulva hygiene saat menstruasi

karena dilengkapi dengan warna-warna dan mudah dibawa kemana-mana.

4. Kelemahan Penelitian

Hasil penelitian ini hanya dilakukan pada responden yang terbatas karena

jumlah populasi dan teknik sampling yang digunakan, ada kemungkinan diperoleh

hasil yang berbeda apabila populasi dan sampel penelitian diperluas. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest karena keterbatasan

waktu dan biaya, dimana pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang

bersamaan sehingga desain ini hanya melihat sesaat perbedaan variabel

pengetahuan melalui pretest dan posttest. Besar kemungkinan hasil penelitian ini

belum dapat secara penuh menentukan variabel yang menjadi penyebab dan

menjadi akibat. Faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhi pengetahuan yang

tidak dapat dikendalikan seperti sosial budaya dan lingkungan sehingga hasil

penelitian ini belum dapat secara langsung mempresentasikan yang sebenarnya

perbedaan pengetahuan tentang vulva hygiene saat menstruasi menggunakan media

flipbook.

10
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan pengetahuan remaja putri

SMP Wisata Sanur tahun 2023 sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang

vulva hygiene saat menstruasi dengan menggunakan media flipbook, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan edukasi tentang vulva hygiene

saat menstruasi terdapat 37,3% remaja putri yang memiliki pengetahuan cukup

dan 5,9% remaja putri memiliki pengetahuan kurang tentang vulva hygiene.

2. Pengetahuan remaja putri setelah diberikan edukasi tentang vulva hygiene saat

menstruasi sebagian besar remaja putri (86,3%) memiliki pengetahuan baik.

3. Ada perbedaan pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah diberikan

edukasi tentang vulva hygiene saat menstruasi dengan menggunakan media

flipbook.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi tenaga

kesehatan agar dapat membantu meningkatkan upaya promosi dan preventif dengan

memberikan edukasi vulva hygiene kepada remaja putri.

0
2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi

pendidik serta praktisi agar dapat ikut serta dalam melakukan edukasi dan

membantu meningkatkan pengetahuan tentang vulva hygiene khususnya pada

remaja putri.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menyempurnakan penelitian

ini dengan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan tentang

vulva hygiene saat menstruasi pada remaja putri.

1
DAFTAR PUSTAKA

Adnyanita, A. A. I. C., Darma, S. I. G. P. and Mastryagung, G. A. D. (2021) ‘Self


Efficacy Menstrual Hygiene Management Pada Remaja Putri’, Jurnal
Riset Kesehatan Nasional, 5(2), pp. 116–125.
Ani, M., Sulistyani and Sari, ika N. (2022) Manajemen Kesehatan Reproduksi.
Sumatera Barat: PT. Global Eksekutf Teknologi.
Bukit, R. B. (2019) ‘Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin
Pada Saat Menstruasi di SMPN 25 Pekanbaru’, Scientia Journal, 8(1), pp.
18–27. doi: 10.35141/scj.v8i1.404.
Crhoasita, N. (2021) Gambaran Pengetahuan dan Sikap Personal Hygiene saat
Menstruasi Pada Siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Negara.
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Dahlan, S. (2010) Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba
Medika.
Dinkes Provinsi Bali (2021) ‘Profile Kesehatan Provinsi Bali 2020’.
Fitri, D. E. and Jamiati (2020) ‘Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Audio
Visual Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene’,
Health Care : Jurnal Kesehatan, 9(2), pp. 53–60. doi:
10.36763/healthcare.v9i2.87.
Gultom, R. U., Manik, R. M. and Sitepu, A. (2021) ‘Tingkat Pengetahuan Remaja
Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi Di Smp Swasta Bahagia Jalan
Mangaan I No . 60 Mabar Kecamatan Medan Deli Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2021’, Journal of Healthcare Technology and Medicine, 7(2), pp.
1–14.
Handayani, S. (2018) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene dengan
Perilaku Vulva Hygiene saat Menstruasi pada Remaja Putri di Pondok
Pesantren Al-Ghifari Gamping Sleman Yogyakarta’, Jurnal Kesehatan
Samodra Ilmu, 10(1), pp. 2–3.
Hanifah, N. N. (2022) ‘Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Vulva Hygiene di Pondok Pesantren Budi Utomo Surakarta’, SEHATMAS:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 1(4), pp. 679–686. doi:
10.55123/sehatmas.v1i4.974.
Kemenkes RI (2014) ‘Badan Kependudukan dan Keluaga Berencana Nasional
Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja’.
Kemenkes RI (2017) ‘Profil Kesehatan Indonesia 2016’, Kementrian Kesehatan
Repoblik Indonesia.
Kholisotin, K. et al. (2021) ‘PKM Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri
Mengenai Vulva Hygiene dalam Upaya Promotif dan Preventif di SMP
Nurul Jadid’, GUYUB: Journal of Community Engagement, 2(3), pp. 601–
618. doi: 10.33650/guyub.v2i3.2762.
Laras, I. D. A. A. M., Damayanti, M. R. and Pramitaresthi, I. G. A. (2020)
‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Personal Hygiene
Saat Menstruasi Pada Siswi Smp Dan Sma Di Yayasan Pasraman
Gurukula Bangli’, Coping: Community of Publishing in Nursing, 8(2), p.
192. doi: 10.24843/coping.2020.v08.i02.p12.
Liesmayani, E., Safitri, M. E. and Syaifani, C. A. (2020) ‘Pendidikan Kesehatan
2
Reproduksi (Vulva Hygiene) sebagai Upaya Pencegahan Keputihan Pada
Remaja Putri dan Cara Membuat Pembalut Go Green’, Jurnal Pengabdian
Masyarakat Ilmu Kesehatan, 1(2), pp. 43–47.
Lubis, N. A. (2019) Hubungan Dukungan Suami dan Petugas Kesehatan dengan
Kejadian Postpartum Blues di Klinik Bersalin Putri Maulida Siregar
Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. Politeknik Kementerian
Kesehatan RI Medan.
Man, D. I. and Blitar, K. (2021) ‘PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN
BUKU SAKU TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA’, 10(2), pp. 227–234.
Mawarni et al. (2018) ‘Determinan yang Berhubungan dengan Perilaku Vulva
Hygiene Pada Siswi di SMK X Kota Depok Tahun 2017’, Midwives
Leading The Way with Quality Care, p. 216.
Mujianto, B. (2017) Metdologi Penelitian dan Statistik. Jakarta.
Mulyaningsih, N. N. and Saraswati, D. L. (2017) ‘Penerapan Media Pembelajaran
Digital Book Dengan Kvisoft Flipbook Maker’, Jurnal Pendidikan Fisika,
5(1), p. 25. doi: 10.24127/jpf.v5i1.741.
Mumtaz, D. F. et al. (2022) ‘Analisis Perilaku Remaja tentang Personal Hygiene’,
6(3), pp. 1173–1186.
Muri’ah, S. and Wardan, K. (2020) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Malang: Literasi Nusantara Abadi.
Notoadmodjo (2018) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmodjo, Z. (2014) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurchandra, D., Mirawati, M. and Aulia, F. (2020) ‘Pendidikan Kesehatan Tentang
Personal Hygiene Pada Remaja Putri Di Smp 1 Muhammadiyah
Banjarmasin’, Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan, 2(1), p. 31. doi:
10.26714/jpmk.v2i1.5368.
Nyamin, Y., Sundah, I. A. and Sulistyowati, R. (2020) ‘Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada
Remaja Putri’, Jurnal Forum Kesehatan: Media Publikasi Kesehatan
Ilmiah, 10.
Permata, D. D. (2019) ‘Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Vulva
Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Puteri Di Smp N 01 Pulau Beringin
Sumatera Selatan Tahun 2019’, Universitas Nasional Fakultas Ilmu
Kesehatan, pp. 1–89.
Putri, Y. D. and Amalia, E. T. (2021) ‘Perilaku personal hygiene genetalia pada
remaja putri’, Jurnal Health Society, 10(2), pp. 1–12.
Sabaruddin, E. E., Kubillawati, S. and Rohmawati, A. (2021) ‘Perilaku Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi SMP Bangsa Mandiri 2 Bogor’,
Kesehatan dan Kebidanan , 10(2), pp. 33–42.
Saputri, N. and Putri, A. J. (2022) ‘Perbedaan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Sebelum dan Sesudah di Berikan Penyuluhan tentang Personal Hygien saat
Menstruasi’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6, pp. 2553–2558.
Setiawati, D. and Andayani, L. S. (2022) ‘Perbedaan Efektivitas Video dan
Flipbook Aktivitas Fisik Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara’, Perilaku dan Promosi
Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior, 4(2),
p. 1. doi: 10.47034/ppk.v4i2.6009.

3
Sinaga, E. et al. (2017) ‘Manajemen Kesehatan Reproduksi’, in. Jakarta:
Universitas Nasional IWWASH Global One.
Soeselo, D. A. et al. (2021) ‘Vulva Hygiene Awareness To Changes in Knowledge,
Attitude and Behavior of Teenage Students’, Jambura Journal of Health
Sciences and Research, 3(2), pp. 250–255. doi: 10.35971/jjhsr.v3i2.10618.
Sudayono (2019) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method.
Kedua. PT RajaGrafindo Persada.
Sulaikha (2018) Hubungan Personal Hygiene Saat Menstruasi Dengan Kejadian
Pruritus Vulvae Pada Remaja. STIKES Insan Cendekia Jombang.
Utama, B. T. F., Yunida, N. and Netra, I. (2022) ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri tentang Vulva Hygiene di SMP Ma ’ arif N U 1 Patikraja’,
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, pp.
390–395.
Wardani, A. C. (2021) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Vulva
Hygiene Pada Remaja Putri di SMP X Kota Bekasi Tahun 2020.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
WHO (2020) ‘Cervical Cancer’, Profil World Health Organitation.
Yusuf, A. M. (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

4
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN

NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL


No KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judul
b. Studi Pendahuluan
a. Penyusunan Proposal
b. Bimbingan Proposal
c. Seminar Proposal
d. Perbaikan Proposal
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan Izin Penelitian
b. Pengadaan Instrumen
c. Pengumpulan Data
d. Pengolahan Data
e. Analisis Data
3. Tahap Pengakhiran
a. Penyusunan Laporan
b. Seminar Hasil Penelitian
c. Perbaikan Hasil Penelitian
d. Publikasi Hasil Penelitian

5
Lampiran 2

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Kegiatan Proposal Dan Penelitian Biaya (Rp)


1 Tahap Persiapan
Pengajuan Judul Dan Studi Pendahuluan 50. 000
Menyusun Proposal, Pengetikan, Penggandaan 300. 000
Seminar Proposal 150. 000
Perbaikan Proposal 100. 000
2 Tahap Pelaksanaan
Pengurusan Ijin Penelitian 200. 000
Pemberian Handsanitaizer 500.000
Pengumpulan Data 200. 000
Pemberian Bingkisan 500. 000
Analisis Data 100. 000
Publikasi Jurnal 100. 000
3 Tahap Pengakhiran Data
a. Penyusunan Skripsi 200. 000
b. Seminar Hasil Penelitian 200. 000
c. Perbaikan Hasil Penelitian 200. 000
d. Publikasi Hasil Penelitian 100. 000
Jumlah 2.800.000

6
Lampiran 3

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar :
Nama : Ni Made Yunita Rahayu
NIM : P07124222126
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan Pengetahuan
Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi Vulva Hygiene dalam saat
Menstruasi Menggunakan Media Flipbook”. Kerahasiaan informasi yang diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Ketika dalam
pelaksanaan kegiatan nanti terdapat hal-hal yang menyebabkan pengunduran diri,
maka responden diperbolehkan untuk tidak mengikuti penelitian ini. Apabila
saudari menyetujui, maka mohon kesediaanya untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Atas perhatian saudari
sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,
Peneliti

Ni Made Yunita Rahayu


NIM. P07124222126

7
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Bapak/Ibu/Saudara/Adik, kami meminta kesediannya


untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini bersifat
suka rela atau tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan ini dengan seksama
disilahkan bertanya bila ada Judul yang belum mengerti.

Judul Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum dan


Sesudah Diberikan Edukasi Vulva Hygiene saat Menstruasi
Menggunakan Media Flipbook
Penelitian Utama Ni Made Yunita Rahayu
Institusi Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Kebidanan
Lokasi Penelitian SMP Wisata Sanur
Sumber Pendanaan Swadana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan


remaja putri sebelum dan sesudah diberikan edukasi vulva hygiene saat
menggunakan media flipbook. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 51 orang
yang memenuhi kriteria. Kepesertaan dalam penelitian ini tidak secara langsung
memberikan manfaat kepada responden, tetapi nantinya dapat memberikan
gambaran informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai
vulva hygiene saat menstruasi. Atas kesediaan dan partisipasi dalam penelitian ini,
akan diberikan imbalan handsanitaizer sebagai pengganti waktu yang diluangkan
untuk peneliti. Peneliti menjamin kerahasiaan semua data peserta penelitian ini
dengan menyimpannya dengan baik dan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Kepesertaan saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Saudari dapat
menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada penelitian atau
menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi. Keputusan
saudari untuk berhenti sebagai peserta penelitian tidak akan mempengaruhi mutu
8
dan akses kelanjutan pembelajaran yang akan diberikan. Jika setuju menjadi
responden peserta penelitian ini, saudara atau saudari diminta untuk
menandatangani formulir “Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
sebagai Peserta Penelitian”. Setelah saudara atau saudari benar-benar memahami
penelitian ini. Saudara atau saudari akan diberikan salinan persetujuan yang sudah
ditanda tangani. Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan
baru yang dapat mempengaruhi keputusan saudara atau saudari untuk kelanjutan
kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada saudari.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silahkan hubungi :
Ni Made Yunita Rahayu, Nomor Hp: 0895322962662
Tanda tangan saudara atau saudari dibawah ini menujukkan bahwa saudara
atau saudari telah membaca, telah memahami, dan telah mendapatkan kesempatan
untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk
menjadi peserta *penelitian/wali.

Peserta/ Subyek Penelitian, Peneliti

( ) Ni Made Yunita Rahayu


Tanggal : ….../….../…… NIM. P07124222126

9
Lampiran 5

Kisi – Kisi Instrumen Pengumpulan Data


Pengetahuan Vulva Hygiene saat Menstruasi

Indikator Jumlah Butir Soal Nomor Butir

Pengertian vulva hygiene 1 1


saat menstruasi

Tujuan vulva hygiene 2 2,3


saat menstruasi

Pelaksanaan vulva 16 4-19


hygiene saat menstruasi

Dampak vulva hygiene 1 20


saat menstruasi

10
Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI SEBELUM DAN


SESUDAH DIBERIKAN EDUKASI VULVA HYGIENE SAAT
MENSTRUASI MENGGUNAKAN MEDIA FLIPBOOK

No Responden :…………………………………….. (Diisi Peneliti)


Tanggal Penelitian : ……………………………………..
A. Identitas Responden
1. Nama :……………………………………….
2. Umur :……………………………………….
3. Kelas :……………………………………….
4. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi tentang vulva hygiene selama
menstruasi ?
( YA / TIDAK )
Bila menjawab ‘YA’ dari siapa saudara mendapatkan informasi tersebut ?
a. Orang tua
b. Teman
c. Petugas Kesehatan
( *Lingkari jawaban yang saudara pilih )

B. Pengetahuan
Petunjuk : Pilihlah benar atau salah dari pernyataan tersebut dengan memberikan
tanda () pada kolom sesuai dengan pengetahuan anda.

NO PERNYATAAN B S

1. Vulva hygiene selama menstruasi adalah tindakan memelihara


kebersihan pada daerah kewanitaan saat menstruasi.
2. Mempertahankan derajat keasaman Ph normal vagina merupakan
salah satu tujuan dari vulva hygiene

11
3. Menjaga kebersihan area kewanitaan saat menstruasi bukan
tindakan untuk mencegah tumbuhnya bakteri.
4. Mandi 2 kali sehari dapat mengakibatkan timbulnya bau tak sedap
pada area kemaluan
5. Membersihkan daerah disekitar vagina dengan sabun khusus
daerah kewanitaan dengan pH 3,5
6. Sabun pembersih kewanitaan yang digunakan dalam jangka
panjang tidak dapat membunuh bakteri baik pada alat kelamin.
7. Membersihkan alat kelamin yang benar saat menstruasi dengan
membasuh dari arah depan (vagina) ke belakang (anus).
8. Membersihkan daerah kemaluan sebaiknya menggunakan air
mengalir, karena air di dalam penampungan banyak mengandung
jamur dan bakteri
9. Pemilihan celana dalam yang baik terbuat dari bahan katun karena
dapat menyerap keringat dengan baik.
10. Celana dalam yang ketat baik digunakan saat menstruasi karena
dapat menyerap keringat dengan baik.
11. Sebaiknya hindari penggunaan celana dalam yang terbuat dari
bahan nilon atau satin karena tidak dapat menyerap keringat
12. Pakaian dalam yang jarang diganti dapat membuat kondisi vagina
lembab dan timbul keputihan
13. Mengganti pembalut setiap 4 jam bukan merupakan cara untuk
menjaga vulva hygiene saat menstruasi.
14. Pembalut sekali pakai merupakan pembalut yang harus dibuang
setelah dua kali digunakan.
15. Pemilihan pembalut yang tepat tidak mengandung parfume atau
gel karena mengandung banyak bahan kimia yang dapat
menyebabkan alergi
16.. Penggunaan pantyliner secara terus menerus dapat membuat area
kewanitaan menjadi lembab dan dapat menimbulkan keputihan

12
17. Mencukur bulu pada daerah kemaluan dengan cara
memendekkannya menggunakan gunting dilakukan setiap 40 hari
sekali.
18. Menggunakan handuk atau waslap milik orang lain untuk
mengeringkan vagina bukan cara untuk menjaga vulva hygiene
saat menstruasi.
19. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh alat kelamin
saat menstruasi bukan salah satu cara untuk mencegah tumbuhnya
bakteri.
20. Kurangnya menjaga area kewanitaan terutama saat haid dapat
menimbulkan gatal dan terjadi peradangan pada vagina hingga
keputihan yang tidak normal.

13
Lampiran 7

HASIL ANALISIS DENGAN SPSS 25

A. Univariat

Statistics
Pernah
mendapatkan Sumber
Pretest Posttest Usia informasi informasi
N Valid 51 51 51 51 51
Missing 0 0 0 0 0
Mean 78.82 86.47 13.92
Std. Error of Mean 1.666 1.331 .068
Median 80.00 85.00 14.00
Mode 90 95 14
Std. Deviation 11.899 9.502 .483
Variance 141.588 90.294 .234
Range 45 40 2
Minimum 50 60 13
Maximum 95 100 15
Sum 4020 4410 710

Frequency Table

Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 50 1 2.0 2.0 2.0
55 2 3.9 3.9 5.9
60 3 5.9 5.9 11.8
65 4 7.8 7.8 19.6
70 3 5.9 5.9 25.5
75 9 17.6 17.6 43.1
80 7 13.7 13.7 56.9
85 6 11.8 11.8 68.6
90 11 21.6 21.6 90.2
95 5 9.8 9.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
14
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 1 2.0 2.0 2.0
65 2 3.9 3.9 5.9
70 1 2.0 2.0 7.8
75 3 5.9 5.9 13.7
80 9 17.6 17.6 31.4
85 11 21.6 21.6 52.9
90 6 11.8 11.8 64.7
95 14 27.5 27.5 92.2
100 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0

Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 29 56.9 56.9 56.9
Cukup 19 37.3 37.3 94.1
Kurang 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0

Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 44 86.3 86.3 86.3
Cukup 7 13.7 13.7 100.0
Total 51 100.0 100.0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 8 15.7 15.7 15.7
14 39 76.5 76.5 92.2
15 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0

15
Pernah mendapatkan informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 25 49.0 49.0 49.0
YA 26 51.0 51.0 100.0
Total 51 100.0 100.0

Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ORANG TUA 23 45.1 45.1 45.1
PETUGAS KESE 3 5.9 5.9 51.0
TIDAK ADA 25 49.0 49.0 100.0
Total 51 100.0 100.0

B. Bivariat

Descriptive Statistics
Percentiles
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 25th 50th (Median)
Pretest 51 78.82 11.899 50 95 70.00 80.00
Posttest 51 86.47 9.502 60 100 80.00 85.00

Descriptive Statistics
Percentiles
75th
Pretest 90.00
Posttest 95.00

16
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest - Pretest Negative Ranks 8a 12.69 101.50
Positive Ranks 30b 21.32 639.50
Ties 13c
Total 51

a. Posttest < Pretest


b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest

Test Statisticsa
Posttest - Pretest
Z -3.925b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

17

Anda mungkin juga menyukai