Anda di halaman 1dari 56

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI DI UPTD


PUSKESMAS WAY KRUI TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Leni Saputri
NPM. 210102435P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITASAISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI DI UPTD
PUSKESMAS WAY KRUI TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Leni Saputri
NPM. 210102435P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITASAISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul skripsi :

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Masa Pandemi

Di UPTD Puskesmas Way Krui Tahun 2021

Nama : Leni Saputri

NPM : 210102435P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal.

Pringsewu, September 2021

Pembimbing

(Hikmah Ifayanti, s.Keb., Bd., M. Kes)


NIDN.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, Hidayah, dan

KaruniaNya sehingga penyusunan proposal yang berjudul “Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Masa Pandemi Di

UPTD Puskesmas Way Krui Tahun 2021”, dapat saya selesaikan. Penyelesaian

proposal penelitian ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini perkenanankan penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada bapak /

ibu yang terhormat:

1. Sukarni, S.ST., M.Kes Selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung


2. Wisnu Probo Wijayanto S. Kep., Ners., MAN selaku Rektor Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung
3. Septika Yani Veronika ,SST,M.Tr.Keb Selaku Ketua Program Studi sarjana
Terapan Kebidanan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
4. Hikmah Ifayanti, s.Keb., Bd., M. Kes selaku pembimbing skripsi
5. Seluruh Staf, Dosen dan Tata Usaha program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini.
Semoga Allah berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan dan semoga proposal ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
penelitian.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masi banyak kekurangan,


untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang
membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa
melindungi kita semua. Amin.

Pringsewu, September 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DATAR GAMBAR......................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
1. Tujuan Umum............................................................................ 6
2. Tujuan Khusus........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
E. Ruang Lingkup.............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori................................................................................ 9
B. Kerangka Teori.............................................................................. 26
C. Kerangka Konsep........................................................................... 26
D. Hipotesis........................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN


A.Jenis Penelitian.............................................................................. 28
B.Waktu dan Tempat......................................................................... 28
C.Rancangan Penelitian..................................................................... 28
D.Subjek penelitian............................................................................ 29
E. Variabel Penelitian......................................................................... 30
F. Definisi Operasional Variabel....................................................... 31
G.Pengumpulan Data......................................................................... 32
H.Pengolahan Data............................................................................ 33
I. Analisis Data.................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 26


Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................... 27

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 31

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Bimbingan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Antenatal care (ANC) atau pengawasan antenatal adalah

pengupayaan observasi berencana danteratur terhadapibu hamil Pelayanan

antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventifcare

untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baikbagiibu maupun janin.

Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang

memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar

dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan

mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal

(Manuaba, 2014).

Indonesia masih menjadi tantangan besar, apalagi pada saat situasi

bencana.Indonesia sedang menghadapi bencana nasinal non alam

COVID 19 sehingga pelayanan kesehatan maternal dan neonatal menjadi

salah satu layanan yang terkena dampakbaik secara akses maupun

kuaitas. dik Dikhawatirkan, hal ini menyebabkan adanya peningkatan

morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes,2020).

Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, yang berawal sejak Febuari

2020 banyak pembatasan hampir ke semua layanan rutin termasuk

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Seperti ibu hamil menjadi

enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut

ix
2

tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu

hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan

sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri (Ariestanti, dkk 2020).

Cakupan kunjungan ANC di Indonesia secara umum masih rendah

yaitu 83,9% dari 85% - 95% yang ditargetkan. Dari 33 provinsi, 16 propinsi

telah mencapai target cakupan K1. Sementara provinsi lainnya telah mencapai

cakupan K1 tidak kurang dari 80% kecuali propinsi Papua dan Sulawesi Barat

dengan pencapaian 57,85% dan 77,22%. Sedangkan untuk cakupan

kunjungan ke 4 (K4) nasional sebesar 85,45 % yang artinya telah mencapai

target pencapian sebesar 84%. Namun cakupan K4 di 15 provinsi di Indonesia

masih belum mencapai angka 84%.(Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) Tahun 2018,

proporsi pemeriksaan kehamilan pada perempuan umur 10-54 tahun di

Indonesia pada tahun 2013 adalah sebanyak 70.0% dan meningkat menjadi

74.1% di tahun 2018, sedangkan menurut hasil SDKI tahun 2017 mencapai

77% tetapi cakupan tersebut masih di bawah target nasional yaitu 95% .

Demikian hal ini menjadi suatu masalah dalam menurunkan angka kematian

ibu

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi

kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 2 kali selama

kehamilan dimasa Pandemi dengan ketentuan Kunjungan wajib pertama

dilakukan pada trimester 1 direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan

skrining faktor risiko (HIV, sifilis, Hepatitis B). Jika kunjungan pertama ke
bidan, maka setelah ANC dilakukan maka ibu hamil kemudian diberi rujukan

untuk pemeriksaan oleh dokter. Kunjungan wajib kedua dilakukan pada

trimester 3 (satu bulan sebelum taksiran persalinan) harus oleh dokter untuk

persiapan persalinan.(Kemenkes RI, 2020)

Pada buku KIA (2020) pemeriksaan ibu hamil dianjurkan minimal 6

kali selama kehamilan dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada

trimester 1 dan 3. Adapun waktu pemeriksaannya yaitu : 2 kali pada trimester

pertama (usia kehamilan hingga 12 minggu), 1 kali pada trimester kedua

( Kehamilan diatas 12 minggu sampai 24 minggu) dan 3 kali pada trimester

ketiga 9 kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu).

Cakupan K1 dan K4 di propinsi Lampung sudah melebihi 80 %

kecuali Pesisir Barat, (75%) dan Lampung Barat (68 %) hal ini juga

mempengaruhi rendahnya cakupan P4K di Kabupaten tersebut (Dinas

Kesehatan Provinsi Lampung, 2015).

Puskesmas Way Krui merupakan salah satu Puskesmas di wilayah

Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat. Hasil prasurvey yang

dilakukan peneliti cakupan ANC di Puskesmas Way Krui periode Januari –

Desember 2020 adalah 115 ibu hamil (60,2%) dari jumlah sasaran ibu hamil

191 ibu, dengan angka kesenjangan 34,79% dari target nasional. Sedangkan

periode Januari – Juli 2021 jumlah sasaran ibu hamil adalah 189, jumlah

kunjungan ANC110 (58,2%) dengan angka kesenjangan yang meningkat

menjadi 36,79%. Sebelum pandemi yaitu tahun 2019 cakupan kunjungan

ANC hingga 75 % dari 95% target nasional


Dari 10 ibu hamil yang peneliti temui menggunakan wawancara

bebas terdapat 5 orang ibu hamil memilih tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan karena merasa kehamilannya tidak bermasalah, 3 orang lainnya

tidak rutin melakukan pemeriksaan kehamilan karena terdapat riwayat paritas,

dan 2 orang karena merasa usia beresiko hamil.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kunjungan

ANC, Menurut Rohan, H, & Siyoto,S, 2013 dalam Nurbaiti dkk (2020),

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan

kehamilan adalah karakteristik ibu meliputi ( usia, pendidikan, pekerjaan,

paritas), pengetahuan, fasilitas pelayanan pemeriksaan kehamilan misalnya

peran petugas, dukungan keluarga dan jangkauan ke tempat pelayanan

kesehatan.

Salah satu peran dari petugas kesehatan yaitu sebuah pelayanan

terhadap ibu hamil. Kehamilan dapat terkontrol dengan baik jika

angkakematian ibu dan anak dapat ditekan dengan teraturnya melakukan

pemeriksaan kehamilan mulai kunjungan pertama K1hingga K4( Widya

dkk,2018)

Faktor – faktor tersebut merupakan faktor penting dalam

menentukan nasib dan kesejahteraan ibu dan janin, baik selama kehamilan

maupun pada saat persalinan. Dampak yang akan terjadi jika ibu hamil tidak

melakukan kunjungan ANC lengkap adalah berisiko lebih tinggi untuk

mengalami komplikasi, baik pada saat kehamilan maupun pada saat

persalinan. Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care  lebih


mungkin dapat dideteksi komplikasi kehamilan dan persalinannya. (Hidayah,

2020).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti dkk (2017) yang

berjudul Hubungan pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan keluarga

terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal, hasil penelitian menunjukan

Responden di Desa Godog berpengetahuan baik (46,7%), mempunyai sikap

positif terhadap pelayanan antenatal (66,7%) dan mendapat dukungan

keluarga (73,3%). Hasil penelitian menunjukkan praktek pemanfaatan

pelayanan antenatal oleh ibu hamil sebesar 75,6%. Faktor pengetahuan

( =0,001) dan dukungan keluarga ( 𝑝=0,044) berhubungan dengan

praktek pemanfaatan pelayanan antenatal, sedangkan faktor sikap tidak

berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. Dapat disimpulkan

bahwa semakin baik pengetahuan dan adanya dukungan keluarga dapat

meningkatkan pemanfaatan pelayanan antenatal

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud untuk meneliti tentang

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan kunjungan ANC pada masa

pandemi di UPTD Puskesmas Way Krui Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah, “apa sajakah

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan kunjungan ANC pada masa

pandemi di UPTD Puskesmas Way Krui Tahun 2021?”.


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk Mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

kunjungan ANC pada masa pandemi di UPTD Puskesmas Way Krui

Tahun 2021

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kunjungan ANC di wilayah

kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan tentang

kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir

Barat Tahun 2021

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap di wilayah kerja Puskesmas

Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi peran petugas kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan kunjungan

ANC kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir

Barat Tahun 2021

f. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan kunjungan

ANC kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir

Barat Tahun 2021


g. Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan

kepatuhan kunjungan ANC kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Way

Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan

mampu mengaplikasikan ilmu serta teori yang telah didapat melalui suatu

penelitian yang dilakukan sehingga dapat dijadikan acuan pada penelitian

selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Way Krui

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang karakteristik

ibu yang melakukan kunjungan keempat (ANC) dan dapat dijadikan

pedoman dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil diwilayah

kerjanya khususnya di bagian KIA.

b. Bagi responden

Memberikan informasi kepada masyarakat umum dan ibu hamil

khususnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) di

pelayanan kesehatan terdekat sehingga dapat mengubah prilaku ibu

hamil dalam memeriksakan kehamilannya.


c. Bagi Univeritas Aisyah Pringsewu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dokumentasi

pada perpustakaan Universitas Aisyah Pringsewu serta dapat

dikembangkan lebih luas dalam penelitian selanjutnya.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya dengan mengambil faktor – faktor yang belum

diteliti.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini

adalah Semua ibu yang memiliki bayi usia 0- 6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Way Krui. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Faktor –

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan Kunjungan ANC ( pengetahuan,

sikap dan peran petugas kesehatan) . Penelitian ini telah dilaksanakan di

wilayah kerja Puskesmas Way Krui setelah proposal ini disetujui.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Teori

1. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

a Pengertian Antenatal Care

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara

berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi

pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan

intervensi dasar yang dilakukan. Kunjungan Antenatal Care adalah

kunjungan ibu hamil kebidan atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya

hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan

nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau

kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaanya ngoptimal terhadap kehamilan (Pantikawati dan

Saryono, 2010).

Menurut Winkjosastro (2012) Antenatal Care (ANC) merupakan

pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan

menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan nifas.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Antenatal Care

atau pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita

hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk


mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu

menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Walyani, 2017).

b Tujuan kunjungan Antenatal Care :

Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita

semenjak dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut

Walyani ( 2017 ) memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1). Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2). Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu.

3). Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4). Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman

dengan trauma seminimal mungkin.

5). Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.

6). Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi,

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7). Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal.

8). Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.


c Fungsi Antenatal Care

Selain tujuan Antenatal Care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang

pertama, sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan

aktifitas pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening,

identifikasi wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu.

Fungsi yang terakhir adalah untuk memantau kesehatan selama hamil dengan

usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi (Sulistyawati, 2010).

d Standar Kualitas Pelayanan Antenatal

Standar kualitas pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil

yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,

pengukuran tekanan darah ,lingkar lengan atas (LILA). Selain itu dilakukan

juga pengukuran tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ),

tentukan presentasi janin untuk memperkirakan usia kehamilan dan

kesehatan janin. Untuk mendukung kesehatan ibu dan janin diberikan juga

imunisasi Tetanus Toxoid (TT), pemberian tablet tambah darah / tablet besi

(Fe), serta pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus,

dan temu wicara efektif (Walyani, 2017).

Menurut Kemenkes RI (2010), ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan

antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok,yaitu:

1). Aspek medik, meliputi: diagnosis kehamilan, penemuan kelainan secara dini,

pemberian terapi sesuai dengan diagnosis.


2). Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain mengenai: penjagaan

kesehatan dirinya dan janinnya, pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor risiko

yang dimilikinya, pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu.

3). Rujukan ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang

memiliki fasilitas yang lengkap.

e Frekuensi Pemeriksaan ANC

Pemeriksaan kehamilan yang ideal untuk pertama kalinya adalah

sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian telah

menunjukkan berulang kali bahwa wanita yang datang lebih dini dan teratur

untuk pemeriksaan pra lahir mempunyai komplikasi yang lebih sedikit dan

bayi yang lebih sehat dari pada wanita yang mendapat perawatan pra lahir

tidak teratur atau terlambat periksa kehamilan. Kelainan-kelainan yang

mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan

segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan

(Prawirohardjo, 2014).

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilanya itu satu kali

pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester

tiga, dengan penjabaran sebagai berikut :

1). Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2). Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

3). Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36

minggu dan sesudah minggu ke-36).


Kunjungan ANC yang hingga kini menjadi acuan adaah 4 kali selama

masa kehamilan tetapi menurut WHO (2016) kunjungan ANC dilakukan

minimal 8 kali kunjungan pelayanan antenal yaitu pada usia kehamilan 12

minggu, 20 minggu, 26 minggu, 30 minggu, 34 minggu, 36 minggu, 38

minggu, dan 40 minggu. Sedangkan pada buku KIA (2020) pemeriksaan

ibu hamil dianjurkan minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2 kali

pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan 3. Adapun waktu

pemeriksaannya yaitu :

1). 2 kali pada trimester pertama ( usia kehamilan hingga 12 minggu)

2). 1 kali pada trimester kedua ( Kehamilan diatas 12 minggu sampai 24

minggu)

3). 3 kali pada trimester ketiga 9 kehamilan diatas 24 minggu sampai 40

minggu)

Sesuai dengan kebijakan program saat ini pada masa pandemi

Konsultasi kehamilan dilakukan sesuai rekomendasi WHO dalam

Kemenkes (2020) Ibu hamil diminta untuk

1) Kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester 1

direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan skrining faktor risiko

(HIV, sifilis, Hepatitis B). Jika kunjungan pertama ke bidan, maka

setelah ANC dilakukan maka ibu hamil kemudian diberi rujukan untuk

pemeriksaan oleh dokter.


2) Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 (satu bulan

sebelum taksiran persalinan) harus oleh dokter untuk persiapan

persalinan.

3) Kunjungan selebihnya dapat dilakukan atas nasihat tenaga kesehatan

dan didahului dengan perjanjian untuk bertemu.

4) Ibu hamil diminta mempelajari Buku KIA.

5) Jika memungkinkan, konsultasi kehamilan dan edukasi kelas ibu

hamil dapat menggunakan aplikasi TELEMEDICINE (misalnya Sehati

tele - CTG, Halodoc, Alodoc, teman bumil dll) dan edukasi

berkelanjutan melalui SMS Bunda.

2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan ANC

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organism (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut

pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,

binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena memiliki aktivitas

masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada

hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2014).

Beberapa penyebab ibu tidak memeriksakan kehamilannya yaitu

(Prawirohardjo, 2014):
(1) Ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu; karena hal itu hak

suami atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya

memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional.

(2) Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus

menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan (petugas

tidak melakukan asuhan sayang ibu)

(3) Beberapa ibu tidak mengetahui bagaimana sikap mereka harus

memeriksakan kehamilannya, maka ibu tidak melakukannya.

(4) Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan

maupun bag ibidan untuk mendatangi mereka.

(5) Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang

wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.

(6) Takhyul atau keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas

kesehatan.

(7) Ketidak percayaan dan ketidak senangan pada tenaga kesehatan secara

umum beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas

kesehatan pemerintah.

(8) Ibu dana tau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak

mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kunjungan K4,

Menurut Rohan, H, & Siyoto,S, 2013 dalam Nurbaiti dkk (2020), Faktor-

faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan


kehamilan adalah karakteristik ibu meliputi ( usia, pendidikan, pekerjaan,

paritas), pengetahuan, fasilitas pelayanan pemeriksaan kehamilan, peran

petugas kesehatan dan jangkauan ke tempat pelayanan kesehatan.

3. Pengetahuan

a). Definisi

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2014) merupakan hasil dari

“tahu” ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu melalui mata dan telinga. Seseorang dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan lancar, baik secara lisan

maupun tertulis maka dikatakan mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan

jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan.

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap suatu objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

Notoatmodjo (2014) mengungkapkan behwa sebelum orang

mengadopasi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan, yakni:


1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi.

4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki stimulus.

5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian perubahan perilaku tidak selalu melalui tahap-tahap

tersebut (Notoatmodjo, 2014).

b). Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan yang tercakup dalam

Domain kognitif mempunyai enam tingkatan:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan se bagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur


orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-

perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah (Problem Solving Cyclel) didalam pemecahan

masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen–komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat


menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi–formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun,

dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan diri dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian–penilaian ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c). Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan–tingkatan di atas.

Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga

dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat

umum, yaitu sebagai berikut.

1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.


2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%.

Budiman & Riyanto, (2013)

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) Pemahaman masyarakat

mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan sangat beraneka ragam.

Pengetahuan merupakan bagian prilaku kesehatan.

d). Hubungan pengetahuan dengan kunjungan ANC

Pengetahuan responden tentang kehamilan dan pemeriksaan

kehamilan memberikan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya

kunjungan Antenatal Care. Pengetahuan yang dimiliki responden meliputi

informasi-informasi yang meningkatkan keyakinan responden tentang

pentingnya kunjungan Antenatal Care, serta dengan pengetahuan yang

mereka miliki mampu mengerakkan mereka untuk melakukan kunjungan

Antenatal Care. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Hoy dan

Miskel yang mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge atau ilmu)

adalah bagian yang esensial-aksiden manusia. Pengetahuan manusia

diperoleh melalui persepsinya terhadap stimulus dengan menggunaka

nalatindra, hasil persepsi berupa informasi akan disimpan dalam sistem 9

Notoadmodjo, (2014)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2018) yang berjudul

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care dengan

kunjungan K4. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan pengetahuan

dengan kunjungan K4 pda ibu hamil. Pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan


diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri

maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa

merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang ( Notodmodjo,

2014).

4. Sikap

a). Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Menurut Newcomb dalam

Notoatmodjo (2014), seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdiposisi tindakan suatu

perilaku.

b). Cara mengukur sikap

Cara mengukur sikap dapat dilakukan melalui wawancara dan atau

observasi, dengan mengajukan pernyataan-pernyataan yang telah disusun

berdasarkan kriteria-kriteria diatas.Kemudian pernyataan-pernyataan

tersebut disusun atau dirumuskan dalam bentuk “instrumen”.Dengan

instrumen tersebut pendapat atau penlaian responden terhadap terhadap

objek dapat diperoleh melalui wawancara atau angket. Biasanya responden

dimintakan pendapatnya terhadap pernyataan-pernyataan dengan

mengatakan atau memilih :


1. Setuju, tidak setuju,

2. Baik, tidak baik,

3. Menerima, tidak menerima, atau

4. Senang, tidak senang

Likert membuat skala, yang selanjutnya disebut dengan Skala

Likert, misalnya :

Sangat setuju x x x x sangat tidak setuju

Baik sekali x x x x sangat tidak baik

Sangat menerima x x x x sangat menolak

Atau lebih konkrit dan kuantitatif, misalnya:

5 4 3 2 1

Sangat senang x x x x sangat tidak senang

Contoh lain:

Pilihan jawaban anda:

4, bila sangat setuju

3, bila setuju

2, bila tidak setuju

1, bila sangat tidak setuju (Notoadmodjo, 2014).

Suatu cara untuk memberi interprestasi terhadap skor individual dalam

skala rating yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut

dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok di mana responden itu

termasuk. Perbandingan relatif ini akan menghasilkan interprestasi skor

individual sebagai lebih atau kurang favorabel dibandingkan dengan rata-rata


kelompoknya. Agar perbandingan itu menjadi punya arti, haruslah dinyatakan

dalam satuan deviasi standar kelompok itu sendiri yang berarti kita harus

mengubah skor individual menjadi skor standar (Azwar, 2016).

Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala

model Likert adalah skor-T, yaitu:

Keterangan:

X = Skor responden pada skala sikap

= Mean skor kelompok

S = Deviasi standar skor kelompok

Dinyatakan sikap positif jika skor T lebih dari atau saman dengan mean

dan sikap negatif jika skot T kurang dari mean (Azwar, 2016).

5. Peran Petugas Kesehatan

a. Definisi

Peran Petugas Kesehatan adalah sumber daya eksternal utama.

Sifat dukungan dan pengaruhnya pada penyelesaian masalah telah diteliti

secara ekstensif dan telah terbukti sebagai moderator stres kehidupan

yang efektif (Smeltzer, 2010).

Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di


bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

untuk melakukan upaya kesehatan. Peran berfokus pada sifat interaksi

yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang

dievaluasikan oleh individu. (Notoadmodjo, 2014).

b. Sumber – sumber Dukungan

Sumber dari dukungan diperoleh dari orang – orang yang memiliki

hubungan berarti dengan individu seperti suami, keluarga (ayah, ibu,

mertua), saudara, teman dekat, tetangga dan petugas kesehatan

(Notoadmodjo, 2014).

c. Pengukuran Peran Petugas Kesehatan

Pengukuran peran petugas kesehatan menggunakan kuesioner

dengan penentuan kategori menggunakan skala linkert. Skala linkert

mengukur ordinal karena hanya dapat diketahui berapa kali satu

responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya didalam

nilai skala (Notoadamodjo,2014). Skor penilaian kuesioner:

S : Sering dengan skor 3

KK : Kadang – kadang dengan skor 2

TP : Tidak pernah dengan skor 1

Dari hasil perhitungan diperoleh pengkategorian sebagai berikut:

1) Kategori mendukung bila skor ≥ mean/median

Kategori tidak mendukung bila skor < mean/medianMenurut Guttman

dalam Sugiyono (2016), digunakan untuk pengukuran dukungan pada

penelitian ini. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan mendapat jawaban
yang tegas “ya atau tidak”, “benar atau salah”, “pernah atau tidak pernah”,

“positif atau negatif”, dan lain-lain. Menggunakan skala Guttman

mendapatkan jawaban yang tegas dalam suatu permasalahan dan data yang

diperoleh hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Sistem

penilaian dalam skala Guttman adalah sebagai berikut :

a) Ada dukungan, jika nilai > mean/median

b) Tidak ada dukungan, jika nilai < mean/median

d. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Kunjungan ANC

Manajemen keperawatan dalam pelayanan kesehatan merupakan

sebuah pengendalian terhadap pengawasan dan pengontrolan. Dalam hal

ini seorang perawat atau petugas kesehatan mempunyai sebuah

pengendalianmutu terhadap manajemen keperawatan dimana dalam

pelayanan kesehatan perawat memiliki tanggung jawab untuk

mewujudkan pelayanan yang berkualitas, inovatif, dan kreatif demi

memberikan pelayanan sesuai standar asuhan keperawatan (Widya dkk,

2018).

Notoadmodjo (2014) menyimpulkan bahwa baik efek – efek

penyangga (dukungan sosial menahan efek – efek negatif dari stres

terhadap kesehatan) dan efek – efek utama (dukungan sosial secara

langsung mempengaruhi akibat – akibat dari kesehatan) pun ditemukan.

Sesungguhnya efek – efek penyangga dan utama dari dukungan sosial

terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan.


B Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dan tinjauan pustaka yang digunakan

untuk engidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati) yang

berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi kunjungan


ANC
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Peran Petugas Kesehatan
4) Transportasi
5) Budaya Perilaku Kunjungan
6) Kepercayaan ANC
7) Dukungan keluarga

Karakteristik ibu:
Usia ibu, paritas / jumlah anak,
pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan

Sumber : Modifiksi Prawirohardjo (2014), dan Nurbaiti (2020)

C Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian

yang akan di lakukan (Notoadmojo, 2012).


Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Sikap Kunjungan ANC

Peran Petugas

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

D Hipotesis

Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian makan

hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo,

2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan kunjungan ANC kehamilan di

wilayah kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

b. Ada hubungan sikap dengan kepatuhan kunjungan ANC kehamilan di wilayah

kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

c. Ada hubungan peran petugas kesehatan dengan kepatuhan kunjungan ANC

kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun

2021

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

survey analitik. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang memiliki kejelasan

unsur: tujuan, pendekatan, subjek, dan sumber data. Dalam langkah

penelitian, segala sesuatu di rencanakan, dapat mengunakan sample dan hasil

penelitianya diperlukan untuk populasi (Notoadmojo, 2012).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Way Krui

Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September 2021

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode

penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat setelah diketahuinya

faktor-faktor yang menghubungkan dari masing - masing variabel

(Notoatmodjo,2012)

D. Subjek Penelitian
1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

ibu yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021 yang berjumlah 110

ibu.

2. Sampel

a Besar Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Besar sampel Estimasi proporsi

z12 / 2 P (1  P)
n
d2

P=Estimasi proposi kunjungan ANC =58,2%

d=presisi yang diinginkan peneliti = 10%

z=nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2=95%

1,96 2 * 0,58(1  0,58)


n
0,12
n  93,58

b Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan

teknik Non Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak

didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi

semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka.


Dan menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan

sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).

c Kriteria Sampel

Adapun kriteria sampel pada penelitian adalah sebagai berikut :


1). Kriteria inklusi :
a. Bersedia menjadi responden
b. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan
c. Memiliki buku KIA
d. Berada di wilayah kerja Puskesmas Way Krui
2). Kriteria eksklusi adalah
a. Memiliki penyakit komplikasi kehamilan

E. Varibel Penelitian

1. Variabel Independent (bebas)

Variabel bebas adalah varibel yang menyebabkan timbulnya gejala

atau yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini peneliti

menentukan variabelnya (X) yaitu pengetahuan, sikap dan peran petugas

kesehatan

2. Variabel Dependent (terikat)

Varibel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau sebagai

akibat perlakuan dari variabel bebas. Dalam penelitian ini peneliti

menentukan variabelnya (Y) Kepatuhan Kunjungan ANC.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu penentuan mengenai wujud

variabel yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Untuk mengkaji hipotesis,

peneliti perlu menentukan atau memastikan variabel apa saja yang akan

dilibatkan dalam penelitian ini. Definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap varibei-variabel

yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen alat ukur. Berdasarkan

uraian diatas, maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
Indenpendent
Pengetahuan Merupakan kemampuan Kuesioner Mengisi 0 : Kurang baik Ordin
responden dalam menjawab kuesioner (hasil al
pertanyaan tentang, pengertian presentas
definisi , manfaat, dampak dari e ≤ 50%)
kunjungan ANC 1 : Baik (hasil
presentas
e > 50%)
(Budiman
&Riyanto,
2013)

Sikap Reaksi atau respons dari Kuesioner . Menyebarka 0 :Negatif jika Nomi
seseorang terhadap suatu n Kuesioner skor T < mean nal
stimulus yang dalam hal ini kepada 1 : Positif jika
berkaitan dengan kunjungan responden skor T ≥ mean
ANC (Azwar, 2016)
Peran petugas Perilaku petugas kesehatan Kuesioner Wawancara 0=Tidak Ordin
kesehatan dalam mengabdikan diri mendukung al
dalam bidang kesehatan serta ,jika nilai <
memiliki pengetahuan dan mean
keterampilan berkaitan dengan 1=mendukung ,
pemeriksaan ANC jika nilai >
mean
(Notoadmodjo,
2014)

Dependent
Kunjungan K4 Pemeriksaan kehamilan Observasi Buku KIA 0 : tidak patuh Ordina
pada kehamilan yang dilakukan oleh Dokter Buku KIA 1 : patuh l
atau Bidan untuk (KemenkesRI,
mengoptimalkan kesehatan 2015)
mental dan fisik dari ibu
hamil.
Patuh (bila 4x Pemeriksaan
ANC
Tidak Patuh (bila kurang
dari 4x pemeriksaan ANC

G. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan primer. Alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan cara

pengukuran yaitu mengisi kuesioner, artinya peneliti menemui responden

pada saat penelitian berlangsung dengan sebelumnya memberikan maksud

dan tujuan dilakukannya penelitian. Dan untuk mengetahui status

kunjungan ANC dengan observasi buku KIA.

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh 1

orang enumerator yaitu bidan puskesmas. Adapun tahap – tahap yang

dilakukan adalah

1. Mengajukan permohonan ijin Penelitian ke Puskesmas Way Krui untuk

melakukan penelitian

2. Mengumpulkan data nama- nama responden yang akan dijadikan sampel

penelitian,

3. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada saat posyandu pada bulan

September dan di setiap posyandu responden yang diambil adalah ibu

yang memiliki bayi 0-6 bulan yang datang pada saat posyandu pada hari

itu
4. Menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden

5. Menjelaskan tujuan dilakukannya penelitian

6. Memberikan lembar informed consent kepada responden sebagai tanda

persetujuan bahwa responden bersedia untuk diiteliti.

7. Memberikan lembar kuesioner pada responden untuk diisi dan dipandu

oleh peneliti/ enumerator

8. Setelah selesai mengumpulkan data, peneliti memeriksa seluruh jawaban

untuk kelengkapan dan persiapan pengolahan data.

9. Setelah lengkap hasil jawaban responden dilakukan perekapan data di

microsoft excel untuk memudahkan proses analisis data

10. Analisis data menggunakan SPSS untuk memperoleh hasil penelitian

H. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalaui tahapan-tahapan berikut:

1. Editing

Adalah untuk memastikan apakah data sudah terisi dengan lengkap

atau belum, serta dapat dibaca dengan relevan atau tidak.

2 Coding

Setelah data diedit langkah berikutnaya adalah mengkoding data,

yaitu memberi kode terhadap setiap data yang diambil. Tujuannya untuk

memudahkan klasifikasi data, menghindari terjadinya pencampuran data

yang bukan sejenis dan ketegorinya. Juga untuk memudahkan pada saat

analisi data dan proses entry dengan bantuan perangkat lunak komputer. .
3 Scoring

Memberikan skor terhadap aitem-aitem yang perlu diberi Skor nilai

1 untuk jawaban yang benar Skor nilai 0 untuk jawaban yang salah.

4 Processing

Dilakukan dengan cara memasukan data yang telah dicoding kedalam

komputer.

5. Cleaning Data

Cleaning data bertujuan untuk membersihakn data dari kemungkinan

data yang tidak memilah syarat atau missing.

6. Tabulating

Proses menghitung data atau mencatat data yang telah terkumpul,

selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode distribusi

frekuensi.

I. Analisa Data

1 Analisis Univariat

Analisis ini digunakan hanya untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi untuk kategori masing-masing variabel yang diteliti, baik varibel

independent maupu variabel dependent (Hastono, 2016). Analisis univariat

menggunakan presentase, adapun rumusnya sebagai berikut:

P= n X 100%
Keterangan:
P= Presentase

F= Jumlah Frekuensi

N= Jumlah Sampel (responden)

100%= Konstanta

2 Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menganalisa hubungan dua varibel

yaitu variabel dependent dan independent yang keduanya merupakan

varibel numerik. Uji yang digunakan dalam analias ini adalah uji statistik

chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (Sugiyono, 2013).

(fo - fh) 2
X 
2

fh
Keterangan:

Χ2 = Nilai pada distribusi Chi Square

fo = Nilai Observasi (frekuensi yang terjadi)

fh = Nilai Espektasi (frekuensi harapan)

Untuk melihat adanya korelasi dilakukan dengan

membandingkan taraf signifikasi penelitian. Jika taraf signifikasi yang

dihasilkan lebih kecil dari taraf signifikasi penelitian ( 0,05 ), maka

hipotesis menyatakan bahwa kedua variabel berhubungan dengan

diterima, atau taraf signifikasi yang dihasilkan lebih besar dari taraf

signifikasi penelitian ( 0,05 ), maka hipotesis menyatakan bahwa kedua


variabel tidak berhubungan adalah ditolak ( Sugiyono, 2013 ). Analisis

Bivariat pada penelitian ini menggunakan bantuan sistem SPSS.


DAFTAR PUSTAKA

Ariestanti dkk (2020), Determinan Perilaku Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan


Kehamilan (Antenatal Care ) Pada Masa Pandemi Covid 19. Jurnal
Bidang Ilmu Kesehatan. Universitas Respati indonesia Vol 10, No. 2
Desember 2020
Ariyanti dkk, (2017). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan
keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Journal of
pharmacy. Stikes Nasional. Vol.6 No.1 Oktober 2017.

Aisyah dkk, (2015). Frekuensi Kunjungan ANC Pada ibu Hamil Trimester III.
Jurnal ilmiah Kesehatan Volume VIII No2 September 2015.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta

Ayu, Niwang T.D, (2015). Patologi dan Fisiologi Kebidanan, Nuha Medica,
Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. (2016). Sikap Manusia: Teori & Pengukurannya.


Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan


Sikap. Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Daryanti (2019). Paritas berhubungan dengan kunjungan ANC pada ibu hamil di
PMB Sleman Yogyakarta. Jurnal Kebidanan volume 8 nomor 1 (2019).

Dewie, (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan K4 Di Puskesmas


Baqa Kota Samarinda Tahun 2016. Jurnal ilmiah Kesehatan Diagnosis
volume 10 No.4 (2017)

Febriyeni dan Thalia (2020). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kunjungan K4 Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum I
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2019. Jurnal penelitian dan Kajian
Ilmiah volume 14 No.1(2020).

Hastono, Sutanto. (2016). Analisa Data Kesehatan. Jakarta. Universitas


Indonesia.

Jepri Susanto , dkk . (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan


Antenatal Care (Anc) Kunjungan 1 – Kunjungan 4 (K1 – K4) Pada Ibu
Hamil Di Rsud Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal

Kemenkes RI. (2015). Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2016). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-


2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI (2020). Revisi Buku KIA 2020. Jakarta : Kemetrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI, (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan


Bayi Baru Lahir DiEra Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta.Kementrian
Kesehatan RI tahun 2020.
Kurnia Indriyanti dan Heny Vidia .(2015). Analisis Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kunjungan Antenatal Care.Jurnal

Laminullah dkk, (2015) Faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4


di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo. Jurnal penelitian JIKMU,
volume 5 Nomor 2a April 2015.

Manuaba, IBG . Dkk . ( 2014). IlmuKebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB


Untuk Pendidikan Bidan. Edisi2. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Marshita, dkk. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan suami
terhadap kunjungan antenatal care di Wilayah Kerja Puskesmas
Perumnas II. Jurnal Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan
Barat.

Mochtar, R.,( 2011).. Sinopsis Obsetri Fisiologi- Obsetri Patologi : Toksemia


Gravidarum. Edisi 2, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo,S.(2014). Ilmu Prilaku Kesehatan.CetakanI.Jakarta.Penerbit


Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S.(2014). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta . Rineka Cipta

Notoatmodjo,S.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Penerbit


Rineka Cipta.

Nurbaiti dkk (2020). Faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kuala Simpang Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2019. Jurnal Muara sains, teknologi, kedokteran,
dan ilmu keehatan. Volume 4 No. 1, April 2020

Pangemanan dkk (2014). Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan


Pemanfaatan Pelayanan K1 Dan K4 Di Puskesmas Motoling Kabupaten
Minahasa Selatan. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado.

Pantikawati, ika dan Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan I : Kehamilan.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono (2014), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI tahun 2018.

Sulistyawati, Ari (2010). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.


Yogyakarta:EGC.

Sugiyono. (2013).Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Jakarta

Wahyuni Srie, (2020).Faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4


pada ibu hamil Trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Kejuruan
Muda Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal dosen STIKES Bustanul Ulum
Langsa , volume 3 No 2, September 2020.

Walyani (2017). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta. Pustaka Baru

Wawan dan Dewi, (2010), Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan


Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika

Widya dkk, (2018). Hubungan peransuami dan petugas kesehatan dengan


keteraturan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Arjasa Jember. The Indonesian Journal of health scince. vol
10 no.2 Desember 2018.

WHO. (2016). Maternal Mortality: World Health Organization; 2016 World


Health Statistics 2016
Lampiran 1: Surat izin prasurvey
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Prasurvey
Lampiran 3 : Informed consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


No. Responden :
Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui

tentang manfaat dan resiko penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan kunjungan ANC pada masa Pandemi di

Puskesmas Way Krui Tahun 2021 ”, Menyatakan bersedia atau tidak

bersedia ikut terlibat sebagai responden. Saya percaya apa yang saya

informasikan dijamin kerahasiaannya.

Pesisir Barat, Oktober 2021


Responden

(.......................................)
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAY KRUI KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

A. Identitas Responden

Kode Responden :………………………

Nama : Ny. ………………….

B. Karakteristik Responden

1) Umur : …….. Tahun

2) Pendidikan : 1. Tidak sekolah

2. SD

3. SMP

4. SMA

5. PT (Perguruan
Tinggi)

3 ) Pekerjaan : 1.IRT (Ibu Rumah


Tangga)

2.PNS

3.Wiraswasta

1) Jumlah anak : .....

2) Kunjungan kehamilan

TM 1 : TM 2: TM 3:
c. Pengetahuan
Petunjuk pengisian : berilah tanda centang (√) pada kolom Benar
atau Salah yang sesuai dengan yang ibu ketahui.

No Pernyataan Benar Salah


1. Pemeriksaan kehamilan diperlukan untuk
memastikan ibu dan bayi sehat
2. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan oleh
dokter atau bidan
3. Pemeriksaan pertama kali pada kehamilanya itu sejak
terlambat haid
4. Tujuan dari pemeriksaan kehamilan adalah untuk
mendapatkan susu ibu hamil
5. Jadwal pemeriksaan kehamilan minimal empat kali
yaitu 1 kali pada saat hamil 3 bulan pertama, 1 kali
saat hamil 4 sampai 6 bulan, dan 2 kali saat hamil 7
sampai 9 bulan
6. Pada masa pandemi pemeriksaan kehamilan
minimal dilakukan 2 kali selama kehamilan.
7. Selama tidak ada gangguan, ibu hamil tidak perlu
diperiksa lengkap
8. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan di
fasilitas kesehatan
9. Usia Ibu saat hamil sebaiknya 20 – 35 tahun
10. Kadar HB yang normal adalahlebih dari 11 gr%
11. Obat yang paling baik diminum setiap hari oleh ibu
hamil adalah adalah tablet tambah darah
12. Jumlah tablet tambah darah yang baik dikonsumsi ibu
hamil minimal 90 tablet selama kehamilan
13. Tekanan darah ibu yang tidak stabil dapat
membahayakan ibu dan janinnya
14. Manfaat imunisasi TT bagi ibu hamil adalah
mencegah penyakit Tetanus
15. Penyakit malaria dapat menyebabkan keguguran pada
ibu hamil
16. Pemeriksaan protein urin penting untuk mengetahui
ada tidaknya keracunan dalam kehamilan
17. Tempat yang dapat digunakan untuk memeriksakan
kehamilan adalah rumah dukun
18. Bila terjadi penurunan berat badan pada waktu hamil,
ini menandakan bahwa ibu sehat
19. Ibu hamil tidak wajib diperiksa penyakit malaria
20. Selama pemeriksaan kehamilan, ibu hamil wajib
merencanakan persiapan persalinan
D. Sikap
Petunjuk : berilah tanda centang (√) pada Sangat Tidak Setuju,
Tidak Setuju, Setuju atau Sangat Setuju yang sesuai dengan sikap
ibu.

Sangat
No Pernyataan Tidak Tidak Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
1. Pemeriksaan kehamilan
penting untuk memastikan ibu dan
janin sehat
2. Pemeriksaan kehamilan dapat
menekan resiko kematian ibu dan
janin
3. Pemeriksaan kehamilan diperlukan
kalau ada gangguan
4. Pemeriksaan kehamilan
penting untuk mendeteksi
adanya kelainan
5. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya
kepada Bidan/Dokter
6. Pada saat memeriksakan kehamilan,
ibu harus mendapatkan keterangan
tentang kesehatan ibu dan janinnya
7. Pemeriksaan kehamilan penting
untuk mendeteksi adanya kelainan
8. Pemeriksaan kehamilan ke
bidan sebaiknya minimal 4 kali
9. Pemberian imunisasi TT dapat
mencegah penyakit tetanus pada
ibu dan bayi
10. Penyakit yang timbul selama
kehamilan akan sembuh sendiri
11. Pemeriksaan urin hanya perlu
untuk mengetahui adanya kelainan/
keracunan kehamilan
12. Pemeriksaan HB pada ibu
sangat penting untuk mengetahui
kadar hemoglobin
13 Selama masa pandemi pemeriksaan
kehamilan tetap harus dilakukan.
14 Melakukan pemeriksaan kehamilan
minimal 2 kali pada masa pandemi
dengan tetap menjaga prokes
15 Melakukan pemeriksaan kehamilan
dapat menularkan virus covid19

E. Peran Petugas kesehatan


Petunjuk :berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau
“Tidak” yang sesuai dengan ibu yang alami/rasakan.

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah petugas kesehatan melayani ibu
dengan baik saat melakukan pemeriksaan
kehamilan
2. Apakah petugas kesehatan memberikan
informasi tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan bagi ibu selama kehamilan.
3. Apakah petugas kesehatan memberikan
waktu untuk melakukan tanya jawab
mengenai keluhan – keluhan ibu
4. Apakah ibu diberitahu petugas kesehatan
tentang jadwal kunjungan secara rutin
5. Apakah petugas kesehatan menyarankan ibu
untuk pemeriksaan kehamilan dengan
lengakap selama masa pandemi hingga
kunjungan sesuai standar minimum
( Sumber :

F. Ketepatan jadwal ANC


(Diisi oleh peneliti/tim dengan melihat buku pemeriksaan
ANC/register)

Usia kehamilan Frekuensi …. kali


Trimester I
(0 – 12 Minggu)
Trimester II
(12 – 28 Minggu)
Trimester III
(28 – 40 Minggu)
KARTU BIMBINGAN

NAMA MAHASISWA : Leni saputri


NPM : 210102435 P
PEMBIMBING : Hikmah Ifayanti, s.Keb., Bd., M. Kes
JUDUL SKRIPSI : faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
kunjungan ANC pada masa pandemi di UPTD Puskesmas Way Krui Tahun 2021

NO Hari / Tanggal Catatan pembimbing Paraf


1

Anda mungkin juga menyukai