Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY.

N
DI DESA KUALA KEC. PESISIR TENGAH KAB. PESISIR BARAT
PROVINSI LAMPUNG

Laporan Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :

NAMA : HERA MALINDA

NIM : 210102191P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. N
DI DESA SUKANEGARA KEC. PESISIR TENGAH KAB. PESISIR
BARAT
PROPINSI LAMPUNG

Laporan Individu Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal 4 November 2021

Menyetujui dan Mengesahkan

Ketua Pelaksana Pembimbing Praktik Akademik


PKL Kebidanan Komunitas

Septika Yani Veronica, SST.,M.Tr, Keb Yuni Sulistiawati SST.,M.Tr,Keb


NIDN.0214098902 NIDN. 0219068701

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas Aisyah Pringsewu

Septika Yani Veronica, SST.,M.Tr, Keb


NIDN.0214098902
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lima puluh tahun yang lalu osteoporosis sama sekali tidak dikenal
orang. Dokter hanya menganggap sebagai penyakit tulang yang tidak
lazim. Kini, dengan perkembangan teknologi radiologi yang semakin
canggih, dapat dideteksi adanya pengeroposan tulang. Sayangnya hingga
kini osteoporosis belum banyak mendapat perhatian. Kalau kasus
hipertensi hampir 90% yang diobati, maka tulang keropos tidak lebih dari
20% penderita yang memperoleh pengobatan dengan baik, yang lainnya
diabaikan begitu saja. Osteoporosis bukan sekedar masalah proses penuaan
biasa seperti wajah yang keriput atau rambut yang beruban, tapi
merupakan suatu penyakit (Siregar 2016)
Menurut data Internasional Osteoporosis Foundation (IOF), lebih
dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko patah tulang akibat
osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya
berada pada angka 13%. Angka kejadian patah tulang (fraktur) akibat
osteoporosis diseluruh dunia mencapai angka 1,7 juta orang dan
diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga mencapai 6,3 juta
orang pada tahun 2050. Penderita osteoporosis di Eropa, Jepang, dan
Amerika adalah sebanyak 75 juta penduduk, sedangkan di Cina 84 juta
penduduk, dan ada 200 juta penderita osteoporosis diseluruh dunia
(Situmorang, 2020).
Faktor-faktor resiko osteoporosis yang tidak dapat diubah yaitu
usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga/keturunan, bentuk tubuh dan
sejarah patah tulang. Faktor–faktor resiko osteoporosis yang dapat diubah
adalah merokok, defisiensi vitamin dan gizi, gaya hidup, gangguan
makan (anoreksia nervosa), menopause dini, serta penggunaan obat-
obatan tertentu seperti kortikosteroid, glukokortikosteroid, serta diuretik
(Halodoc, 2020).
Di masyarakat, banyak informasi mengenai hanya perempuan atau
wanita yang mengalaminya.Hal ini menjadi pertanyaan, apakah presepsi
masyarakat benar atau salah.Hal ini perlu menjadi pemikiran agar
masyarakat dapat mengenal lebih baik mengenai penyakit yang sudah
sangat umum di masyarakat.
World Health Organization (WHO) memasukkan osteoporosis
dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di dunia.Tercatat bahwa
terdapat kurang lebih 200 juta pasien di seluruh dunia yang menderita
osteoporosis. Prevalensi osteoporosis di Indonesia tidak diketahui secara
pasti. Untuk memberikan gambaran umum terjadinya osteoporosis di
Indonesia, telah dilakukan tes saring menggunakan ultrasound bone
density di 5 kota besar. Hasilnya menunjukan bahwa dari keseluruhan
masyarakat yang dilakukan tes saring, 35% menunjukkan hasil yang
normal, 36% menunjukkan adanya osteopenia, sedangkan 29% telah
terjadi osteoporosis (Wardhana, 2012)

B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
dapat memahami dan mengeti tentang osteoporosis

2.Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis, para lansia dapat :
a. Menyebutkan pengertian osteoporosis dengan benar.
b. Menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis  dengan benar.
c. Menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
d. Menyebutkan  bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar.
e. Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat
khas berupa masa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang
dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya
menimbulkan kerapuhan tulang (Wiarto, Giri, 2017).
Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang
menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan
retak. Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak
pada tulang, setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak pada
pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang adalah kasus
yang paling banyak ditemui pada penderita osteoporosis ( Alodokter,
2019)

II. Penyebab dan Faktor resiko


Menurut Nugroho (2010), Osteoporosis primer sering
menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut
dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis
sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a. Kelainan Hepar
b. Kegagalan ginjal kroni
c.  Kurang gerak
d. Kebiasaan minuman alkohol
e. Pemakai obat-obatan
f. Kelebihan kafein
g. Merokok
Dalam Kutipan Redaksi Halodoc (2020), Faktor risiko
osteoporosis meliputi banyak kondisi, di antaranya bisa dimodifikasi dan
sebagian lainnya tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi:
1. Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan siklus
menstruasi yang bolong-bolong maupun menopause dapat
menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki,
kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan osteoporosis. Hal ini
dapat dimodifikasi dengan perubahan pola makan dan juga terapi
hormonal.
2. Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak mendapatkan
nutrisi yang seharusnya, sehingga kekurangan komponen yang
dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang.
3. Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat menyebabkan
tulang menjadi rapuh.
4. Penggunaan obat-obatan tertentu
5. Kurangnya aktivitas fisik/ Merokok
6. Alkohol
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
a. Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis
daripada pria
b. Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang
individu dengan usia lanjut sekitar 40 tahun ke atas
c. Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan
d. Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko
paling tinggi dibanding perempuan Hispanik dan kulit hitam
e. Riwayat keluarga dengan osteoporosis
III. Tanda dan gejala osteoporosis
Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya patah
tulang di pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh
atau trauma yang ringan. Gejala osteoporosis meliputi : Nyeri punggung,
hilang tinggi badan, badan membungkuk, tulang mudah patah (Wikipedia,
2020)
IV. Cara-cara pencegahan osteoporosis :
Dikutip dalam artikel Wikipedia (2020) adapun cara pencegahan
osteoporosis adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi Kalsium Yang Cukup
Untuk mencukup kebutuhan kalsium, perlu perhatikan produk pangan
yang disantap. Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu.
Dua gelas susu sehari sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber
kalsium lainnya adalah ikan (terutama yang dimakan beserta
tulangnya), daging, unggas, telur, ayam, sayuran, buah-buahan, dan
kacang-kacangan.
b. Berhati-hati Menggunakan Obat
Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang.Salah
satu contohnya adalah obat kortikosteroid yang dapat menekan kerja
hormon pembentukan tulang. Contoh lain adalah antasida, obat
pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan beberapa jenis
obat anti rematik. Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu
penyerapan kalsium.
c. Batasi Konsumsi Garam
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida
(Cl).Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari
garam dapur maupun monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak
buruk terhadap kesehatan.Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga
berpotensi untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan
mengeluarkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan kalsium
melalui urine. Cara menghindari kehilangan kalsium akibat natrium
adalah dengan membatasi konsumsinya.Sebaiknya hindari makanan-
makanan tinggi natrium dan makanan awetan yang menggunakan
garam sebagai pengawet.
d. Cukupi Konsumsi Vitamin D
Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara
meningkatkan penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta
mengurangi pembuangannya dari ginjal.
e. Aktif Berolahraga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa
tulang. Oleh karena itu, olahraga aktif secara rutin merupakan bentuk
antisipasi terhadap penurunan massa tulang.
f. Bantu Dengan Obat
Jenis obat ini diantaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat,
dan tetsosteron.Estrogen merupakan hormon yang menurunkan
jumlahnya dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause.

V. Makanan yang dianjurkan


Nutrisi untuk mencegah osteoporosis adalah kalsium dan vitamin D.
Makanan yang mengandung kalsium berguna untuk memperkuat tulang,
sedangkan vitamin D membantu proses penyerapan kalsium. Adapun jenis
makanan tersebut yang dikutip dalam Halodoc (2019) diantaranya adalah :
1. Susu :          
Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk
menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar
kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan
menjadi gemuk. Anda pun bisa mendapatkan asupan  kalsium  dari
produk-produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain.
2. Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond, kacang kedelai
dan kacang tanah kaya akan magnesium yang membantu
pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan asam lemak omega-
3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan tulang.
3. Wortel
 alpha-carotene, betacarotene  dan  betacryptoxanthin  yang baik
untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan
makanlah dalam keadaan masih mentah.Wortel mentah punya manfaat
lebih baik bila dibandingkan yang sudah dimasak matang.Anda juga
dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran salad.Usahakan untuk
mengonsumsi  wortel setiap hari agar memiliki tulang yang kuat.
4. Sayuran yang berdaun hijau
Sayuran hijau banyak mengandung vitamin C yang berguna
dalam memproduksi sel-sel pembentuk tulang. Selain vitamin C,
sayuran hijau juga mengandung vitamin K yang masuk ke dalam
kategori vitamin B kompleks. Selain berperan dalam proses pembekuan
darah, vitamin B kompleks juga bisa meningkatkan kesehatan tulang.
Kekurangan vitamin B dapat melemahkan tulang sehingga penting
untuk memenuhi asupan vitamin B agar kepadatan tulang tetap terjaga
5. Ikan
Ikan jenis sarden dan salmon mengandung vitamin D dan asam
lemak omega-3. Mengonsumsi jenis ikan tersebut bisa menguatkan
tulang dan menjaga kepadatan tulang, sehingga meminimalkan risiko
osteoporosis
6. Roti
Roti mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga bisa
menahan rasa lapar lebih lama. Selain karbohidrat, roti juga
mengandung vitamin B1, B2, zat besi, dan kalium yang berguna untuk
menjaga kesehatan tulang.
VI. Penyebab Osteoporosis Dini
Normalnya osteoporosis terjadi pada wanita pasca menopause atau
pada pria usia lanjut. Ini disebut osteoporosis primer.Ada juga osteoporisis
sekunder, yakni karena penyakit.Misalnya menopause dini, gangguan
fungsi hati, ginjal, hematologi, kelainan endokrin, dan saluran pencernaan.
Gaya hidup juga dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya
osteoporosis. Antara lain merokok, banyak mengandung kafein (kopi) dan
alkohol, kurang terpapar sinar matahari sehngga mengalami defisiensi
vitamin D, dan malas bergerak. Semua ini sebenarnya dapat dihindari
(Sapardan, 2015)
Rokok diketahui sebagai faktor resiko osteoporosis sejak 20 tahun
lalu.Berbagai studi menunjukkan merokok meningkatkan resiko fraktur
(patah tulang).Ditemukan bahwa makin lama dan makin banyak seseorang
merokok, resiko fraktur menjadi semakin besar.Perokok yang mengalami
fraktur, biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.Menjadi
perokok pasif di usia muda, dapat meningkatkan resiko rendahnya massa
tulang. Berhenti merokok akan mengurangi resiko seseorang mengalami
massa tulang rendah dan fraktur. Dampak rokok terhadap kesehatan tulang
belum diketahui pasti apakah penurunan massa tulang memang disebabkan
oleh rokok, atau oleh faktor resiko lain. Misalnya secara umum tubuh para
perokok  cenderung lebih kurus. Berat badan ringan adalah salah satu
faktor resiko massa resiko massa tulang rendah. Perokok juga cenderung
lebih akrab terhadap alkohol, kurang aktif dan memiliki pola makan yang
kurang baik. Dan wanita perokok umumnya memiliki kadar estrogen lebih
rendah, dan cenderung lebih cepat mengalami menopause. Namun,
beberapa literatur menyebutkan bahwa merokok dapat mengurangi
penyerapan kalsium oleh tubuh. (Abdi, 2019)
Konsumsi kafein dan alkohol berlebihan juga meningkatkan resiko
osteoporosis. Tak lain karena kedua jenis minuman ini mengurangi
kemampuan tubuh menyerap kalsium dan mengahambat osteoblast
(pembentukan tulang). Air seni peminum kafein mengandung lebih banyak
kalsium. Ini berarti banyak kalsium yang dibuang dari dalam tubuh
sehingga, tentunya tabungan tulang akan menipis(Sapardan 2015)

VII. Bahaya Osteoporosis


Adapun bahaya oesteoporosis dikutip dalam Amazine (2020) adalah
sebagai berikut:
1. Patah Tulang (Bone Fractures)
Sering hilangnya kepadatan, tulang menjadi lebih mudah
rapuh.Akibatnya, kejadian seperti jatuh atau terpeleset bisa
menyebabkan patah tulang, terutama tulang pinggul.
2. Fraktur Kompresi (Compression Fractures)
Seperti daerah lain dari tubuh, tulang belakang juga akan rentan
terhadap efek osteoporosis.
Banyak penderita osteoporosis yang mengalami fraktur kompresi,
kondisi dimana tulang belakang menjadi tumbang tindih antara satu
dengan yang lainnya.
Fraktur kompresi biasanya terjadi saat melakukan kegiatan sehari-hari
seperti membungkuk dan mengangkat benda berat.
3. Perubahan Penampilan atau Cacat Fisik
Akibat terjadinya fraktur kompresi yang disebabkan oleh osteoporosis,
seseorang akan kehilang tinggi badan sekitar 15-20 persen dari tinggi
semula.
Pada beberapa kasus, fraktur juga bisa menyebabkan kifosis.
4. Nyeri
Ketika kondisi osteoporosis semakin memburuk, orang yang menderita
osteoporosis sering mengalami nyeri tulang yang terlokalisasi di area
tertentu, misalnya punggung, pinggul, leher, bahu, dan kaki.
5. Kehilangan Keseimbangan
Nyeri yang ditimbulkan osteoporosis sering menyebabkan tubuh lebih
kaku untuk bergerak, sehingga berdampak negative terhadap
keseimbangan.
Kondisi ini sering menyebabkan jatuh, yang bisa menyebabkan patah
tulang, sehingga menciptakan siklus nyeri yang lebih parah karena
patah tulang.
6. Tekanan Pada Organ Dalam
Ketika tulang mulai membungkuk secara tidak wajar, penderita akan
merasa kesulitan untuk bernafas dan juga akan merasa nyeri pada
daerah perut karena organ dalam tubuh mengalami tekanan. Kurangnya
penyangga pada punggung akibat tulang belakang yang melengkung
juga akan menyebabkan tulang rusuk menekan kebawah jaringan lunak
sehingga menekan organ dalam lainnya seperti paru-paru, perut, dan
usus.
BAB III
ASUHAN/ MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. N
USIA 53 TAHUN DENGAN OSTEOPOROSIS DI DESA KUALA KEC.
PESISIR TENGAH, KAB. PESISIR BARAT

A. Data Pengkajian

1. Identitas

Nama Istri : Ny. N

Umur : 53 Th

Pekerjaan : pedagang

Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia

Status perkawinan : Sah

Agama : Islam

Alamat : kuala , Kec. Pesisir Tengah, Kab.Pesisir


..Barat

No. telp. : 081438095892

2. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri dipunggung dan pegal-pegal saat


melakukan aktivitas, disertai dengan kaku di ditangan dan kaki, klien
tampak sulit berjalan, saat beraktifitas berlebih klien merasakan lelah.

3. Riwayat Menstruasi

Menarche umur : 15 Tahun

Riwayat Menstruasi terdahulu : Teratur : ( ) Ya , ( ) Tidak


Siklus : ± 28 hari

Lama : 7 Hari

Jumlah :1-2x/hari Ganti Pembalut

Warna : ( ) Merah segar, ( ) Merah tua,

Bau : ( ) Ya, ( ) Tidak

Desminorea : ( ) Ya , ( ) Tidak

Menstruasi terakhir pada umur : 49 Tahun (Menopause)

4. Sumber/system pendukung yang di gunakan

a. Pelayanan kesehatan di rumah


Saat klien sakit keluarga merawat dan di bawa berobat ke klinik
dokter mandiri di daerah pesisir barat
b. Pelayanan kesehatan rumah sakit
Klien menggunakan jasa pelayanan kesehatan bila pelayanan
kesehatan di puskesmas tidak dapat menangani lagi.
c. Kebutuhan / aktifitas kegiatan sehari-hari yang di bantu oleh
keluarga Kebutuhan klien dilakukan secara mandiri, kadang-
kadang klien dibantu oleh keluaganya.
d. Deskripsi Hari Khusus
Klien tidak memiliki hari hari khusus seperti kegiatan sosial,
Hari-hari khusus keagamaan dan lain lain.
e. Status Kesehatan Saat ini
1. Keluhan utama yang dirasakan Klien mengatakan nyeri
dipunggung dan pegal-pegal saat melakukan aktivitas,
disertai dengan kaku di ditangan dan kaki, klien tampak sulit
berjalan, saat beraktifitas berlebih klien merasakan
lelah.Status / keadaan kesehatan satu tahun terakhir
2. Klien sudah mengalami penyakit osteoporisis. Status/keadaan
kesehatan lima tahun terakhir Klien sebelumnya tidak
mengalami osteoporosi.
3. Riwayat obat-obatan, makanan, instruksi dokter, dll
a) Obat-obatan Klien mengkonsumsi beberapa jenis
obat-obatan seperti mehilangkan rasa nyeri sendi:
Carbidu 0,5 Mg, Rheumacyl
b) Makanan Klien sulit mengkonsumsi seperti susu dan
sayur-sayur kerana klien sering mual saat di makan.
c) Instruksi dokter klien mengatakan harus sering
berobat ke puskemas sesuai dengan anjuran yang
diberikan oleh dokter
d) Masalah-masalah yang mempengaruhi status
kesehatan saat ini Tidak melakukan aktivitas seperti
olahraga dan pola makan yang tidak berserat dan
kalsium.
f. Status kesehatan dahulu.
1. Riwayat penyakit anak-anak sampai dewasa yang
berhubungan dengan kesehatan saat ini. keluarga
klien sebelumnya tidak ada penyakit osteoporosis.
2. Riwayat penyakit kronik dan trauma. Klien sudah
mengalami osteoporosis sejak 1 tahun yang lalu.
3. Riwayat perawatan di rumah sakit/fasilitas
kesehatan lainnya. Klien tidak pernah dirawat
dirumah sakit.klien hanya dirawat dirumah klien.

B. Objektif

1.Pemeriksaan anggota tubuh.Umum

 Kesadaran klien saat pengkajian adalah compos mentis


 TD: 120/80 mmhg, N:84 x/menit, T:36,7°C, RR:22 dan nyeri
dibagian otot dan sendi, sakit punggung, skala nyeri 4 (1-10), klien
tampak sulit berjalan, nyeri saat bergerak, Ny.N mengalami nyeri
akut.
 Kepala tidak mengalami sakit kepala, tidak ada riwayat trauma
kepala pada masa lalu, tidak mengalami gatal dikulit kepala, dan
rambut berwarna putih sedikit hitam.
 Mata masih dapat melihat tapi tidak jelas
 Telinga Klien masih mampu untuk mendengar
 Hidung pada penciuman tidak memiliki gangguan sehingga tidak
mengalami terganggunya aktifitas sehari-hari
 Mulut Dan Tenggorokan Tidak memiliki gangguan pada mulut dan
tenggorokan.
 Leher Pada bagian leher tidak mengalami masalah leher masih dapat
di gerakan.
 Dada (Payudara) Perubahan bentuk pada dada,tidak ada gangguan
untuk dalam proses bernafas
 Aktremitas Atas dan Bawah Ny. N mengatakan tangan dan kaki
sering kekakuan, ekstremitas atas kiri dan kanan mengalami
kekakuan saat dilakukan pengkajian kekuatan otot 3 (0-5),
ekstrimitas bawah terdapat kekakuan kaki (Ny.N mengalami
gangguan mobiltas fisik, resiko cedera).

2. Pemeriksaan system tubuh

 Haemopoetik Tidak mengalami kelainan.


 Integumen Pada bagian sistem integumen,rambut pada Ny.N
mengalami perubahan warna,saat ini berubah menjadi warna putih
yang semula hitam dan berubah serta rontok.
 Integumen Pada bagian sistem integumen,rambut pada Ny.N
mengalami perubahan warna,saat ini berubah menjadi warna putih
yang semula hitam dan berubah serta rontok.
 Pernafasan Dipengkajian pernafasan, tidak adanya gangguan pada
pola pernafasan Ny.N.
 Cardiovaskuler Ny.N mengatakan tidak pernah memeriksakan
keluhan jantung nya karena tidak ada yang dirasakannya
 Gastrointestinal klien tidak mengkonsumsi susu dan sayur karena
merasakan mual saat dimakan, frekuensi makan klien 3x sehari.
 Perkemihan Untuk perkemihan, tidak adanya keluhan yang
dirasakan frekuensi berkemih 3x sehari warna dan bau khas urine.
 Moskuloskeletal Di sistem musculoskeletal Ny.N mengalami
kekakuan dan kelemahan otot, nyeri pada otot dan sendi. Kekuatan
otot klien 3(1-5). h. Endokrin pengkajian sistem endokrin klien
tidak terganggu.
 Sistem Syaraf Pusat Syaraf motorik klien tidak terganggu
 Kondisi Psikososial Ny.N saat ini pada kondisi kurang baik karena
klien sulit melakukan aktivitas kegiatan nya sehari-hari. Ny.N
tampak sering sakit di daerah punggung kalau sedang melakukan
aktifitas

C. Perumusan Masalah
Di kecamatan pesisir tengah kabupaten pesisisr barat tepatnya di
desa sukanegara terdapat masalah kesehatan pada lansia yaitu
osteoporosis, salah satunya pada Ny. N.maka dari itu rumusan masalah
terhadap Ny.N adalah Bagaimana cara mengatasi lansia yang belum
mengerti tentang osteopotosis,cara mengatasi gejala osteoporosis dan
cara mencegahnya?

D. Prioritas Masalah
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. N dapat
disimpulkan prioritas masalah yaitu Ny. N belum mengetahui tentang
osteoporosis, cara mengatatasinya dan cara mencegahanya.
E. Perencanaan
1. Menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
2. Menjelaskan tanda dan gejala osteoporosis dengan benar.
3. Menjelaskan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
4. Menjelaskan  bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar.
5. Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.

F. Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Rabu / 30 October 2021
Waktu : 13.30 WIB
1. Menjelaskan pengertian osteoporosis, yaitu : penyakit tulang yang
mempunyai sifat-sifat khas berupa masa tulang yang rendah disertai
mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang
dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun
2. Menjelaskan tanda dan gejala menopause yaitu perubahan tinggi badan
terjadinya patah tulang di pergelangan tangan, tulang belakang atau
panggul setelah terjatuh atau trauma yang ringan
3. Menjelaskan faktor resiko penyebab osteoporosis yaitu
 Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan
siklus menstruasi yang bolong-bolong maupun menopause dapat
menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Sedangkan pada
laki-laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan
osteoporosis. Hal ini dapat dimodifikasi dengan perubahan pola
makan dan juga terapi hormonal.
 Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak
mendapatkan nutrisi yang seharusnya, sehingga kekurangan
komponen yang dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang.
 Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh.
 Penggunaan obat-obatan tertentu
 Kurangnya aktivitas fisik Merokok
 Alkohol
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
 Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis
daripada pria
 Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang
individu dengan usia lanjut sekitar 40 tahun ke atas
 Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan
 Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko
paling tinggi dibanding perempuan Hispanik dan kulit hitam
 Riwayat keluarga dengan osteoporosis
4. Menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis yaitu
 Rajin berolah raga (aktifitas fisik)
 Upayakan mencapai berat tubuh yang ideal
 Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium
dan vitamin D
 Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol
dan kafein.
 Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore
hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin
D-nya sendiri.
 Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)
5. Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis yaitu
 Susu :
Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk
menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar
kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan
menjadi gemuk. Anda pun bisa mendapatkan asupan kalsium dari
produk-produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain.
 Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah
kaya akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium.
Walnut, kaya akan asam lemak omega-3 dan alphalinoleic acid
yang membantu menguatkan tulang.
 Wortel
Wortel kaya akan alpha-carotene, betacarotene dan
betacryptoxanthin yang baik untuk mempertahankan kekuatan
tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah dalam keadaan
masih mentah.Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila
dibandingkan yang sudah dimasak matang.Anda juga dapat
mengonsumsi wortel sebagai campuran salad.Usahakan untuk
mengonsumsi wortel setiap hari agar memiliki tulang yang kuat.
 Sayuran yang berdaun hijau
Sayuran hijau banyak mengandung vitamin C yang berguna dalam
memproduksi sel-sel pembentuk tulang. Selain vitamin C, sayuran
hijau juga mengandung vitamin K yang masuk ke dalam kategori
vitamin B kompleks. Selain berperan dalam proses pembekuan
darah, vitamin B kompleks juga bisa meningkatkan kesehatan
tulang. Kekurangan vitamin B dapat melemahkan tulang sehingga
penting untuk memenuhi asupan vitamin B agar kepadatan tulang
tetap terjaga
 Ikan
Ikan jenis sarden dan salmon mengandung vitamin D dan asam
lemak omega-3. Mengonsumsi jenis ikan tersebut bisa menguatkan
tulang dan menjaga kepadatan tulang, sehingga meminimalkan
risiko osteoporosis
 Roti
Roti mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga bisa menahan
rasa lapar lebih lama. Selain karbohidrat, roti juga mengandung
vitamin B1, B2, zat besi, dan kalium yang berguna untuk menjaga
kesehatan tulang

G. Evaluasi
1. Lansia dapat menyebutkan pengertian osteoporosis dengan benar
2. Lansia dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis dengan
benar
3. Lansia dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis
dengan benar
4. Lansia dapat menyebutkan  bagaimana cara mencegah
osteoporosis dengan benar 
5. Lansia dapat menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk
mencegah osteoporosis dengan benar
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada saat dilakukan pengkajian terhadap Ny. N usia 53 tahun didapat


gejala osteoporosis dengan keluhan nyeri dipunggung dan pegal-pegal saat
melakukan aktivitas, disertai dengan kaku di ditangan dan kaki, klien tampak
sulit berjalan, saat beraktifitas berlebih klien merasakan lelah sehingga penulis
merumuskan masalah kesehatan yang terjadi pada Ny. N adalah osteoporosis
Kemudian Ny. N hanya mengetahui bahwa menderita osteoporosis namun Ny.
N mengatakan belum mengetahui banyak hal tentang osteoporosis termasuk
pengertian secara pasti, tanda dan gejala, faktor resiko, cara pencegahannya
dan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis. Sehingga penulis
melakukan kunjungan ulang untuk memberikan konseling/ penyuluhan
mengenai osteoporosis pada lansia. Dan setelah diberikan penyuluhan tentang
osteoporosis, Ny. N mengatakan sudah mengetahui apa itu osteoporosis, tanda
dan gejalanya, faktor resiko, cara pencegahan dan makanan yang dianjurkan
untuk mencegah osteoporosis,. Dan pada saat dilakukan evaluasi Ny. N mampu
menjelaskan kembali apa itu osteoporosis, tanda dan gejalanya, faktor resiko,
cara pencegahan dan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis
Berdasarakan jurnal situmorang (2020) yang berjudul faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian osteoporosis dengan responden sebagian
besar berumur 51-65 tahun dengan jenis kelamin sebagian besar wanita dan
dari penelitian diketahui bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
osteoporosis di puskesmas gunting saga kec. Kualuh selatan kab. Labuhan batu
utara. Aktifitas yang melibatkan beban tubuh meningkat kesehatan tulang
dengan berbagai cara:
1. Olahraga yang melibatkan beban tubuh ternyata dapat merangsang
pembentukan tulang
2. Olahraga tersebut menguatkan otot-otot yang menarik dan menyetakkan
tulang. Kegiatan ini menjaga tulang kuat.
3. Aktifitas fisik meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan koordinasi yang
semuanya dapat menurunkan resiko jatuh dan luka pada tulang.
Berdasarkan jurnal diatas diketahui bahwa aktifitas fisik sangat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya osteoporosis karena aktifitas yang
melibatkan beban tubuh dapat meningkatkan kesehatan tulang, merangsang
pembentukan tulang, menjaga tulang tetap kuat serta dapat menurunkan
resiko jatuh dan luka pada tulang maka dari itu dedini mungkin kita harus
menjaga tulang kita agar terhindar dari osteoporosis.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan
hilangnya kepadatan tulang sehingga tulang mudah patah serta tidak
tahan dengan benturan ringan. Sebenarnya osteoporosis tidak hanya
menimpa kaum wanita saja, pria pun dapat mengalami penyusutan
kepadatan tulang setelah mencapai usia tua. Akan tetapi wanita
mempunyai peluang lebih besar dibanding pria, karena penyusutan
tulang sangat banyak dipengaruhi oleh hormone Sekitar 80% persen
penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda
yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea).
Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko
terkena osteoporosisrogen.
Berdasarkan yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian osteoporosis diketahui bahwa aktifitas fisik sangat bermanfaat
untuk mencegah terjadinya osteoporosis karena aktifitas yang
melibatkan beban tubuh dapat meningkatkan kesehatan tulang,
merangsang pembentukan tulang, menjaga tulang tetap kuat serta dapat
menurunkan resiko jatuh dan luka pada tulang.

B. SARAN
Sebaiknya sejak dini kita harus memperhatikan pola makan dengan
cara mengkonsumsi kalsium yang cukup, berhati-hati mengkonsumsi
obat, membatasi konsumsi garam, mencukupi konsumsi vitamin D, dan
rutin aktifitas fisik karena untuk mencegah terjadinya osteoporosis
dengan aktifitas yang melibatkan beban tubuh dapat meningkatkan
kesehatan tulang, merangsang pembentukan tulang, menjaga tulang
tetap kuat serta dapat menurunkan resiko jatuh dan luka pada tulang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi Husnul (2019), Penyebab Oesteoporosis, gejala dan cara mencegahnya


wajib diketahui. http/ hot liputan 6.com. diakses 21 Desember 2020

www.amazine.co/6116/bahaya-osteporosis-efek-negatif-osteoporosis-pada-
tubuh/diakses 21 Desember 2020

http:// id. Alodokter.org/ Oesteoporosis. Diakses 21 Desember 2020

http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis. diakses 21 Desember 2020

Nugroho, (2010). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta. EGC

Redaksi Halodoc , (2019)6 makanan untuk memperkuat tulang dan mencegah


oesteoporosis. www. Halodoc.com/ artikel/ diakses 21 Desember 2020

Sapardan (2015). Mengenal oesteoporosis Primer. Klik dokter.com rubrik.


Diakses 21 Desember 2020

Situmorang (2020).Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian


Osteoporosis.Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Murni Teguh Vol. 3,
No.2-November 2020

Siregar (2016).Gambaran Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Terjadinya


Osteoporosis Pada Lansia Di Panti Werha Yayasan Guna Budi Bakti
Medan Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA. Vol. 2, No 2,
September 2016
Wartonah, Tarwoto. (2014). Kebutuhan Dasar manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Wiarto, Giri, (2017). Nyeri Tulang dan Sendi. Yogyakarta. Gosyen Publishing

Wardhana (2012).Faktor-Faktor Risiko Osteoporosis Pada Pasien Dengan


Usia Di Atas 50 Tahun. Jurnal Media Medika Muda
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ OSTEOPOROSIS PADA LANSIA “

Oleh :
HERA MALINDA
NPM : 210102191P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan       : Penyakit Degeneratif


Sub pokok bahasan : Osteoporosis
Sasaran                   : Lansia
Waktu                     : 20 menit
Tanggal : 31 Oktober 2021
Tempat                : Rumah Pasien Desa Kuala Kec. Pesisir Tengah,
Kab.Pesisir Barat

I. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, para
lansia diharapkan dapat mengetahui mengenai Osteoporosis.

II. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis, para lansia
dapat :
1. Menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
2. Menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis dengan benar.
3. Menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
4. Menjelaskan  bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar.
5. Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.

III.    Pokok Materi
1. Pengertian  osteoporosis.
2. Tanda dan gejala osteoporosis.
3. Faktor resiko yang mempengaruhi osteoporosis.
4. Cara mencegah Osteoporosis.
5. Makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis.

IV. Kegiatan
a. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
b. Langkah langkah kegiatan :

No Waktu Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta


.
1. 4 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan           Menjawab salam
dengan mengucapkan           Mendengarkan
salam           Memperhatikan
2.  Memperkenalkan diri           Bertanya
3.  Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
5. Memberikan pertanyaan
apersepsi
2. 10 menit Inti :
1. Menjelaskan tentang           Memperhatikan
pengertian osteoporosis          Menyimak
2. Menyebutkan tanda dan          Mendengarkan
gejala osteoporosis.           Bertanya
3. Menyebutkan faktor           Menjawab
resiko yang
mempengaruhi
osteoporosis.          
4. Menjelaskan makanan
yang dianjurkan untuk
mencegah osteoporosis.
5. Menjelaskan cara
mencegah osteoporosis.
6. Penyuluh memberi
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
7.  Penyuluh menjawab
pertanyaan dari peserta
8. Penyuluh memberi
pertanyaan kepada
peserta
3. 5  menit Penutup : Membalas ucapan
1. Menyimpulkan isi terimakasih.
materi Menjawab salam
2. Mengucapkan penutup.
terimakasih atas peran
serta peserta.
3. Mengucapkan salam
penutup.

V. Media dan sumber


a. Media
1. SAP
2.  Leafle
b. Sumber
Abdi Husnul (2019), Penyebab Oesteoporosis, gejala dan cara
mencegahnya wajib diketahui. http/ hot liputan 6.com. diakses 21
Desember 2020

www.amazine.co/6116/bahaya-osteporosis-efek-negatif-
osteoporosis-pada-tubuh/diakses 21 Desember 2020

http:// id. Alodokter.org/ Oesteoporosis. Diakses 21 Desember


2020

http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis. diakses 21 Desember


2020

Nugroho, (2010). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta.


EGC

Redaksi Halodoc , (2019)6 makanan untuk memperkuat tulang dan


mencegah oesteoporosis. www. Halodoc.com/ artikel/ diakses 21
Desember 2020

Sapardan (201
5). Mengenal oesteoporosis Primer. Klik dokter.com rubrik.
Diakses 21 Desember 2020

Situmorang (2020).Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan


Kejadian Osteoporosis.Sekolah Tinngi Kesehatan (STIKES) Murni
Teguh Vol. 3, No.2-November 2020

Siregar (2016).Gambaran Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi


Terjadinya Osteoporosis Pada Lansia Di Panti Werha Yayasan
Guna Budi Bakti Medan Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Imelda. Vol. 2, No 2, September 2016

Wartonah, Tarwoto. (2014). Kebutuhan Dasar manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Wiarto, Giri, (2017). Nyeri Tulang dan Sendi. Yogyakarta. Gosyen


Publishing

Wardhana (2012).Faktor-Faktor Risiko Osteoporosis Pada Pasien


Dengan Usia Di Atas 50 Tahun. Jurnal Media Medika Muda.

VI. Evaluasi
a. Cara  : Lisan
b. Jenis          : Pertanyaan terbuka
c. Waktu        : Setelah penyuluhan
d.  Soal            :
1.      Sebutkan pengertian osteoporosis?
2.      Sebutkan tanda dan gejala osteoporosis?
3.      Sebutkan faktor yang mempengaruhi osteoporosis?
4.      Sebutkan cara mencegah osteoporosis?
5.      Sebutkan makanan apa yang baik untuk mencegah
osteoporosis.

VII. Materi Penyuluhan

MATERI OSTEOPOROSIS

A. Pengertian osteoporosis
    Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai
sifat-sifat khas berupa masa tulang yang rendah, disertai mikro
arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat
akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang (Wiarto, Giri, 2017)
Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang
menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan
retak. Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan
retak pada tulang, setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak
pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang
adalah kasus yang paling banyak ditemui pada penderita
osteoporosis ( Alodokter, 2019)

B. Tanda dan gejala osteoporosis


Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya
patah tulang di pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul
setelah terjatuh atau trauma yang ringan. Gejala osteoporosis
meliputi : Nyeri punggung, hilang tinggi badan, badan
membungkuk, tulang mudah patah(Wikipedia, 2020)

C.    Faktor resiko yang mempengaruhi osteoporosis


Dalam Kutipan Redaksi Halodoc (2020), Faktor risiko osteoporosis
meliputi banyak kondisi, di antaranya bisa dimodifikasi dan
sebagian lainnya tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi:
1. Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan
siklus menstruasi yang bolong-bolong maupun menopause dapat
menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Sedangkan pada laki-
laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan
osteoporosis. Hal ini dapat dimodifikasi dengan perubahan pola
makan dan juga terapi hormonal.
2. Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak
mendapatkan nutrisi yang seharusnya, sehingga kekurangan
komponen yang dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang.
3. Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh.
4. Penggunaan obat-obatan tertentu
5. Kurangnya aktivitas fisikMerokok
6. Alkohol

Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:


1. Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis
daripada pria
2. Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang
individu dengan usia lanjut sekitar 40 tahun ke atas
3. Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan
4. Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko
paling tinggi dibanding perempuan Hispanik dan kulit hitam
5. Riwayat keluarga dengan osteoporosis

E. Cara-cara pencegahan osteoporosis :


1. Rajin berolah raga (aktifitas fisik)
2. Upayakan mencapai berat tubuh yang ideal
3. Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium
clan vitamin D
4. Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol
clan kafein.
5. Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore
hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-
nya sendiri.
6. Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh) (Wikipedia
2020)

F.     Makanan yang dianjurkan


Nutrisi untuk mencegah osteoporosis adalah kalsium dan vitamin
D. Makanan yang mengandung kalsium berguna untuk
memperkuat tulang, sedangkan vitamin D membantu proses
penyerapan kalsium. Adapun jenis makanan tersebut yang dikutip
dalam Halodoc (2019) diantaranya adalah :

1. Susu :          
Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk
menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar
kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan
menjadi gemuk. Anda pun bisa mendapatkan asupan  kalsium  dari
produk-produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain.

2. Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah
kaya akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium.
Walnut, kaya akan asam lemak omega-3 dan alphalinoleic
acid yang membantu menguatkan tulang.

3. Wortel
alpha-carotene, betacarotene  dan  betacryptoxanthin  yang baik
untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel
dan makanlah dalam keadaan masih mentah.Wortel mentah punya
manfaat lebih baik bila dibandingkan yang sudah dimasak
matang.Anda juga dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran
salad.Usahakan untuk mengonsumsi  wortel setiap hari agar
memiliki tulang yang kuat.

4. Sayuran yang berdaun hijau


Sayuran hijau banyak mengandung vitamin C yang berguna dalam
memproduksi sel-sel pembentuk tulang. Selain vitamin C, sayuran
hijau juga mengandung vitamin K yang masuk ke dalam kategori
vitamin B kompleks. Selain berperan dalam proses pembekuan
darah, vitamin B kompleks juga bisa meningkatkan kesehatan
tulang. Kekurangan vitamin B dapat melemahkan tulang sehingga
penting untuk memenuhi asupan vitamin B agar kepadatan tulang
tetap terjaga

5. Ikan
Ikan jenis sarden dan salmon mengandung vitamin D dan asam
lemak omega-3. Mengonsumsi jenis ikan tersebut bisa menguatkan
tulang dan menjaga kepadatan tulang, sehingga meminimalkan
risiko osteoporosis

6. Roti
Roti mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga bisa menahan
rasa lapar lebih lama. Selain karbohidrat, roti juga mengandung
vitamin B1, B2, zat besi, dan kalium yang berguna untuk menjaga
kesehatan tulang.
DOKUMENTASI PENYULUHAN
sss

Anda mungkin juga menyukai