Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. M DENGAN OSTEOPOROSIS DI DESA


SUKAWENING CIPAKU CIAMIS

DISUSUN OLEH :

NURSHOFI INTANSARI (1901277021)

STIKes MUHAMMADIYYAH CIAMIS


Jalan. K.H Ahmad Dahlan No. 20 Ciamis Jawa Barat 46216
2020/2021
A. PENGERTIAN
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya
tulang, dan porousberarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi,
osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai
sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai
gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang
yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra,2009)

B. ETIOLOGI
1.  Determinan Massa Tulang
Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor
antara lain :
a. Faktor genetic
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan
tulang
b. Faktor mekanik
Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang,
bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan
berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung dan nyata
antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut
menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik
yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa
tulang yang besar.
c. Faktor makanan dan hormon
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi
yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan
mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang
bersangkutan
2.    Determinan pengurangan massa tulang
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang pada
usia lanjut yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada dasarnya
sama seperti pada factor-faktor yang mempengaruhi massa tulang.
a. Faktor genetik
Faktor genetik berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur.
Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah
mendapat resiko fraktur dari seseorang denfan tulang yang besar.
b. Faktor mekanis
Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan
bertambahnya usia dan karena massa tulang merupakan fungsi
beban mekanik, massa tulang tersebut pasti akan menurun
dengan bertambahnya usia.
c. Faktor lain
1) Kalsium
2) Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan
kalsium yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan
mengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif begitu
sebaliknya.
3) Protein
4) Parotein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan
keseimbangan kalsium yang negatif
5) Estrogen
6) Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium,
karena menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan
dan juga menurunnya konservasi kalsium diginjal.
7) Rokok dan kopi
8) Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung
akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila
disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh
rokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan
tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui
urin maupun tinja.
9) Alkohol
10) Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan
masukan kalsium yang rendah, disertai dengan ekskresi lewat
urin yang meningkat. Mekanisme yang pasti belum diketahui.

C. TANDA DAN GEJALA


1) Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata
2) Nyeri timbul secara mendadadak
3) Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
4) Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan
sehari hari atau karena pergerakan yang salah
5) Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak
6) Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur pada vertebra
7) Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra
8) Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur

D. PATOFISIOLOGI
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan
meningkatkan massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik,
nutrisi, gaya hidpu (merokok, minum kopi), dan aktifitas fisik
mempengaruhi puncak massa tulang. Kehilangan karena usia mulai
segera setelah tercapai puncaknya massa tulang. Menghilangnya
estrogen pada saat menopause mengakibatkan percepatan resorbsi
tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca menopause.
Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin
D penting untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal.
Diet mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk
mempertahankan remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium
dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun
mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan
osteoporosis.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila
sudah terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi
tulang. Ketika vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji
dan vertebra lumbalis menjadi bikonkaf.
Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum,
fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,
hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia,
hiperparatiroidisme, dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan
tulang.
Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau
massa tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan.
Absorpsiometri dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) ,
dan CT mampu memberikan informasi mengenai massa tulang pada
tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi
tulang osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi.

F. TERAPI
a. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang
hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur
pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi tulang
b. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone
dengan estrogen dan progesterone untuk memperlambat
kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang
diakibatkan.
c. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk
menangani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan
natrium etridonat. Efek samping (misal : gangguan
gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan
hanya kadang-kadang dialami. Natrium florida memperbaiki
aktifitas osteoblastik dan pembentukan tulang.
d. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk
mengurangi nyeri punggung

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Pengumpulan data

a) Identitas klien
b) Keluhan utama
c) Riwayat kesehatan sekarang
d) Riwayat kesehatan dahulu
e) Riwayat kesehatan keluarga
f) Riwayat psikososial
g) Pola fungsi kesehatan
h) Pemeriksaan fisik
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinnik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah aktual atau potensial,
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawata secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah
status kesehatan klien. (carpenito,2000, Gordon,1976 & NANDA).
Kemungkinan diagnosa yang akan muncul :

1) Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder


perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh
2) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi
sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau
fraktur baru
3) Nyeri akut berhubungan dengan adanya fragmen tulang dan
spasme otot
4) Konstipasi berhubungan dengan imobilitas
I. INTERVENSI
Intervensi adalah tindakan yang di rancang untuk membantu klien dalam
beralih di tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan dalam hasil
yang diharapkan(Gordon,1994)

DAFTAR PUSTAKA

1) Carpenito, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan). Edisi


8. Jakarta : EGC
2) Smeltzer, B.C & Bare, B.G (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC
3) Tandra, H. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus anda ketahui Tentang
Osteoporosis Mengenal, Mengatasi, dan Mencegah Tulang Keropos.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
4) R. Boedhi Darmojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta, Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
5) http://lutfyaini.blogspot.com/2013/09/laporan-pendahuluan-dan-
askep.html
6) https://www.academia.edu/11892659/Osteophorosis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN OSTEOPOROSIS DI DESA
SUKAWENING CIPAKU CIAMIS

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

a) Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 63 th
Jenis Kelamin :P
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Sunda / Indonesia
Status : Sudah menikah
Tanggal pengkajian : 27 januari 2021
Diagnosa medis : Osteoporosis
Alamat : Dsn. Sukamukti RT/RW. 03/02 Ds.
Sukawening Kec. Cipaku Kab. Ciamis
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. R
Umur : 20 th
Jenis kelamin :L
Agama : Islam
Pendidikan : Mahasiswa
Suku bangsa : Sunda/ indonesia
Hubungan dengan klien : Saudara klien
Alamat : Dsn. Sukamukti RT/RW. 03/02 Ds.
Sukawening Kec. Cipaku Kab. Ciamis
c) Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan sakit lutut
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada bagian lutut, nyeri terasa ditusuk-tusuk ,
nyeri menjalar sampai ke seluruh kaki dengan skala nyeri 4 (0-10), nyeri
timbul saat klien beraktivitas.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
penyakit yang sama
d) Pola aktivitas

NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT


1. Nutrisi (makan)
- Frekuensi 3x /hari 3x /hari
- Jenis Nasi Nasi
- Keluhan Tidak Ada Tidak Ada

2. Minum
- Frekuensi 8 gelas/hari 6 gelas /hari
- Jenis Air Putih Air Putih
- Keluhan Tidak Ada Tidak Ada

3. Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi 2x /hari 1x /hari
- Konsistensi Padat Padat
- Warna Kuning khas feses Kuning khas feses
- Bau Bau khas feses Bau khas feses
- Keluhan Tidak Ada Tidak Ada

BAK
- Frekuensi 4x /hari 4x /hari
- warna Kuning Jernih Kuning jernih
- Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
4. Pola Istirahat Tidur
- Malam 8 jam /hari 8 jam /hari
- Siang

5. Personal Hygiene
- Mandi 3x /hari 2x /hari
- Gosok Gigi 3x /hari 2x /hari
- Ganti Pakaian 2x /hari 2x /hari
- Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

 Kesadaran : compos mentis

 Berat Badan : 45 kg

 Tinggi : 150 cm

 TTV : T : 120/80 mmHg


P : 90x/menit

R : 20x/menit

S : 36,5 C

a) Sistem pernapasan
1. hidung
Inspeksi : Bersih, tidak ada sekret, fungsi penciuman baik, tidak
terdapat pernapasan cuping hidung
2. dada
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan pada dada

b) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Palpasi : nadi 90x/menit
Auskultasi : bunyi jantung Lup-Dup

c) Sistem pencernaan
1. mulut
Inspeksi : keadaan mulut lembab,fungsi pengecapan baik, mampu
membedakan rasapahit, manis, asam, asin
2. abdomen
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara timpani

d) Sistem integumen
1. kulit
Inspeksi : warna kulit sawo matang, keadaan bersih
Palpasi : turgor kulit baik
2. rambut
Inspeksi : bentuk rambut lurus, dengan warna hitam, beruban,
keadaan bersih
Palpasi : tidak terdapat benjolan
Data Penunjang

1. Data psikologi

Klien tampak cemas dengan penyakit yang di deritanya

2. Data sosial

Klien dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar

3. Data spiritual

Klien beragama islam, klien selal melaksanakan solat 5 waktu dan selalu berdo’a
untuk kesembuhannya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Analisa Data

N DATA PENYEBAB MASALAH


O
1. DS : Adanya Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri pergerakan
pada bagian punggung fragmen tulang
DO : dan spasme otot
- Klien tampak gelisah
- Tanda – tanda vital
T = 120/80 mmHg
P = 90x/menit
R = 20x/menit
S = 36,5C
2. DS : Disfungsi Hambatan mobilitas
sekunder akibat fisik
- Klien mengatakan tidak
perubahan
bisa beraktivitas
skeletal (kifosis)
DO :

- Klien tampak lemas

Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan adanya fragmen tulang dan


spasme otot
2) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi
sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau
fraktur baru
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Ny. M

Umur : 63 th

Jenis kelamin :P

Diagnosa medis : Osteoporosis

No. Tanggal Diagnosa Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional


1. 27 januari Nyeri akut b/d adanya Setelah dilakukan asuhan
2021 fragmen tulang dan keperawatan selama 1 X 1. Lakukan 1. Untuk mengetahui
spasme otot 24 jam, diharapkan pengkajian perkembangan
masalah nyeri pasien nyeri keadaan klien
Ditandai dengan : dapat teratasi dengan komprehensif 2.
DS : kriteria hasil : 2. Observasi 3. Untuk
 Klien mengeluh 1. Mampu reaksi mengurangi rasa
nonverbal dari nyeri
nyeri mengontrol nyeri
ketidaknyama
DO : 2. nyeri berkurang nan
 Klien tampak 3. Lakukan
gelisah kompres air
hangat
2. 28 januari Hambatan mobilitas Setelah dilakukan asuhan
2021 fisik yang berhubungan keperawatan selama 1 X 1. Libatkan 1. Agar kondisi
dengan disfungsi 24 jam, diharapkan klien keluarga untuk klien tidak
sekunder akibat sudah tidak merasa lemas menbantu semakin
perubahan dengan kriteria hasil : klien dalam memburuk
skeletal(kifosis) , nyeri 1. Klien dapat melakukan 2. Untuk melihat
sekunder, atau fraktur meningkatkan aktivitas respon klien
baru ditandai dengan : dalam aktivitas fisik 2. Lihat respon ketika sebelum
DS : 2. Mengerti dalam klien sebelum dan sesudah
tujuan dari dan sesudah melakukan
 Klien peningkatan melakukan aktivitas
mengatakan mobilitas aktivitas
tidak bisa
beraktivitas
DO :
 Klien tampak
lemas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tanggal Implementasi Evaluasi

1. 27 januari 1. Mengobservasi nyeri S : klien mengatakan


2021 2. Mengobservasi klien nyeri berkurang
dengan kenyamanan O : skala nyeri 2
3. Menganjurkan untuk
mengopres dengan air A : masalah teratasi
hangat P : intervensi dihentikan
Hasil : klien tampak
nyaman dan nyeri
berkurang

2. 28 januari 1. Mengobservasi S : klien mengatakan


2021 peningkatan dalam sudah tidak merasa lemas
melakukan aktivitas O : skala nyeri 1
2. Mengobservasi adanya
pembatasan klien A : masalah teratasi
dengan aktivitas P : intervensi dihentikan
Hasil : klien bisa
melakukan aktivitas
tanpa bantuan keluarga

Mengetahui

Mahasiswa Pembimbing

Nurshofi Intansari Hj. Ade Fitriani, S.Kep.,Ners., M.kep

Anda mungkin juga menyukai