2. Etiologi
c. Agen Fisik
e. Nekrosis jaringan
a. Nyeri (Dolor)
Nyeri merupakan respon yang bersifat subyektif terhadap adanya
stressor fisik dan psikologik. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya
kerusakan jaringan. Nyeri disebabkan oleh regangan dan distorsi
jaringan akibat edema dan terutama tekanan pus di dalam rongga abses.
Beberapa mediator kimiawi pada radang akut termasuk bradikinin,
prostaglandin, dan serotonin, diketahui juga dapat mengakibatkan nyeri.
b. Nyeri tekan
Nyeri tekan timbul di daerah yang terjadi kerusakan jaringan.
c. Pembengkakan (Tumor)
Pembengkakan sebagai hasil adanya edema merupakan suatu akumulasi
cairan di dalam rongga ekstravaskuler yang merupakan bagian dari
cairan eksudat dan dalam jumlah sedikit, kelompok sel radang yang
masuk dalam daerah tersebut.
d. Kemerahan (Rubor)
Jaringan yang mengalami radang akut tampak merah, sebagai contoh
kulit yang terkena sengatan matahari, warna kemerahan ini terjadi
akibat adanya dilatasi pembuluh darah kecil dalam daerah yang
mengalami kerusakan.
e. Panas (calor)
Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian perifer atau tepi tubuh,
seperti pada kulit. Peningkatan suhu ini diakibatkan oleh peningkatan
aliran darah (hiperemia) yang hangat pada daerah tersebut,
mengakibatkan system vaskuler dilatasi dan mengalirkan darah hangat
pada daerah tersebut. Demam sistemik sebagai hasil dari beberapa
mediator kimiawi proses radang juga ikut meningkatkan temperatur
lokal.
f. Hilangnya fungsi
Kehilangan fungsi yang diketahui merupakan konsekuensi dari satu
proses radang. Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang
dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan mengalami hambatan
oleh rasa sakit. Pembengkakan yang hebat secara fisik mengakibatkan
berkurangnya gerak jaringan.
4. Patofisiologi
Menurut (Longso, 2018). Patofisiologi abses sebagai berikut:
Proses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk
mencegah penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. Cedera
jaringan yang disebabkan oleh infeksi Microbial, reaksi Hipersensitivitas,
Agen fisik, Bahan kimia iritan dan Korosit dan Nekrosis menyebabkan
peradangan atau inflamasi. Sehingga jaringan dilepaskan histamine,
bradikinin, serotonin ke cairan sekitarnya. Zat-zat ini khususnya histamine
meningkatkan aliran darah lokal dan juga meningkatkan permeabilitas
kapiler, vena dan vanula, memungkinkan sejumlah besar cairan dan
protein, termasuk fibrinogen, bocor masuk kedalam jaringan. Terjadi
edema eksternal lokal serta cairan ekstrasel dan cairan limfe keduanya
membeku karena efek koagulasi eksudat jaringan atas fibrinogen yang
bocor. Jadi terjadi edema hebat dalam ruang sekitar sel yang cedera. Hal
ini mengakibatkan regangan dan distorsi jaringan yang menyebabkan nyeri
(dolor) dan memperlihatkan tanda rubor dan kalor. Masalah keperawatan
yang muncul adalah gangguan pemenuhan kebutuhan kenyamanan
(Nyeri).
5. Pathway Abses
Infeksi
ABSES
Proses inflamasi
Kurangnya informasi
Mengenai penyakit Pelepasan mediator bradikinin Pelepasan zatpirogen
Dan endogen
Rasa cemas dengan Merangsang ujung saraf bekas Merangsang sel
penyakit endotel
Nyeri hipotalamus
Mempengaruhi kerja
Tremostat hipotalamus
Hipertermia
6. Komplikasi
jika infeksi bisa terlokalisir oleh dinding abses, biasanya infeksi tidak
menyebar. Dalam beberapa kasus, infeksi yang dimulai di dalam abses
kulit dapat menyebar ke jaringan disekitarnya dan diseluruh tubuh, yang
menyebabkan komplikasi serius. Beberapa abses baru dapat terbentuk
pada sendi, tangan atau lokasi lain di kulit. Jaringan kulit dapat mati akibat
infeksi, yang menyebabkan gangrene, ketika infeksi menyebar secara
internal di dalam tubuh dapat menyebabkan endocarditis yang berakibat
fatal jika tidak di tangani sejak dini. Infeksi juga bisa menyebar ke tulang
menyebabkan osteomyelitis. Dalam beberapa kasus, bakteri penyebab
abses dapat menyebabkan sepsi (Rahmadevi, Andriani yuni, 2017).
7. Penatalaksaan
a. Emosi
Kecemasan, defresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.
b. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injuri.
c. Gangguan persepsi sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang telah berbahaya
seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
d. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit.
e. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
f. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca
dapat menimbulkan kecelakaan.
g. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan kemanan dapat
diprediksi sebelumnya.
h. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan Anafilaktik syok.
i. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu.
j. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia
anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
k. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyamanan yang mereka punyai
(Nenometa, 2019).
5. Definisi nyeri
Sensasi nyeri
Perubahan kimia
Pada jalir saraf
Hipersensitifitas
Terhadap sinyal nyeri
Nyeri kronis
7. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
a. Identitas klien
Meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi dari : Nama, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan
klien
b. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama saat masuk MRS (Masuk Rumah Sakit)
Ditulis keluhan utama (satu keluhan saja) yang dirasakan klien
yang menyebabkan klien masuk rumah sakit.
b. Keluhan utama saat pengkajian
Diisi dengan keluhan yang dirasakan klien saat melakukan
pengkajian. Tanyakan kepada klien keluhan apa yang dirasakan
pada saat itu, jika keluhan klien dirasakan lebih dari 1, tanyakan
satu saja keluhan yang sangat mengganggu klien yang membuat
merasa tidak nyaman
c. Riwayat penyakit sekarang
f. Pemeriksaan fisik
3. Intervensi Keperawatan
6. Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
7. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik :
8. kontrol
lingkungan yang
memperrberat rasa
nyeri
9. fasilitasi istrahat
tidur
10. Jelaskan
penyebab,
priode,dan pemicu
nyeri
Kolaborasi :
13. Kolaborasi
pemberian
analgetik.
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Subjek Penelitian
Pada studi kasus ini, peneliti mengambil satu pasien untuk dijadikan
subjek studi kasus yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu
batasan karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti.
1. Tempat penelitian
Fokus dalam studi kasus ini dalah melakukan asuhan keperawatan pada
Tn. A dengan Diagnosa Post Op Abses Manus dengan masalah utama
gangguan pemenuhan kebutuhan kenyamanan di Ruang Melati RSUD Kota
Kendari
E. Definisi Operasional
1. Abses adalah luka yang muncul akibat infeksi bakteri, dapat berupa nanah
dan kotoran yang menumpuk di bawah kulit.
2. Gangguan rasa nyaman adalah keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, bebas dari rasa sakit terutama nyeri.
3. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan mendadak atau
lambat yang berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
4. Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan kenyamanan : identitas klien, riwayat kesehatan,
pemeriksaan.
5. Diagnosis keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan kenyamanan yaitu gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
post op apendiktomi, nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik,nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan sistem saraf.
6. Intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan kenyamanan selama 3 hari dengan memberikan teknik relaksasi
nafas dalam.
7. Implementasi keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan kenyamanan akan dilaksanakan sesuai intervensi yang
dilakukan untuk menurunkan nyeri .
8. Evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan
kenyamanan dilakukan dengan membandingkan rasa nyeri pada pasien
sebelum dan sesudah dilakukan tehnik relaksasi nafas dalam. Dilakukan
tindakan dan sesudah dengan tujuan kriteria hasil yang telah direncanakan.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pasien atau keluarga dengan
permohonan dan persetujuan menjadi responden yang melalui proses:
a. Wawancara
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data secara
lisan dari seorang responden atau sasaran peneliti, atau bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang tersebut.
b. Observasi
Prosedur terencana meliputi : melihat, mencatat jumlah data,
syarat-syarat tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan
diteliti
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik pasien
a. Inspeksi
Proses observasi yang dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman untuk mengumpulkan data.
b. Palpasi
Pemeriksaan fisik dengan menyentuh tubuh dilakukan bersamaan
dengan inspeksi, palpasi dilakukan menggunakan telapak tangan, jari,
dan ujung jari..
c. Perkusi
Dengan cara mengetuk permukaan tubuh dengan jari
d. Auskultasi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mendengarkan menggunakan
stetoskop.
1. Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Data
sekunder dapat diperoleh dari:
a. Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang tidak merujuk langsung kepasien
melainkan melalui dokumen.
b. Studi kepustakaan
Pengumpulan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian sebelumnya.
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk deskriptif disertai
dengan ungkapan verbal dan observasi dari subjek studi kasus yang di mana
merupakan data pendukungnya.
Keterangan :
: Laki – laki meninggal
: : Perempuan Meninggal
: Pasien
: Perempuan
2. Data Fokus
1) Data subjektif
a) Tn. A mengatakan nyeri luka post op ditelapak tangan
sebelah kiri
b) Tn. A Mengatakan sakit yang dirasakan awalnya
karena bisul ditelapak tangan sebelah kiri sejak 15 hari
yang lalu
c) Tn. A mengatakan kadang merasa pusing dan sakit
kepala
d) Tn. A mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
e) Tn. A mengatakan skala nyeri yang dirasakan berada
diangka 7
f) Tn. A mengatakan penyebab nyeri karena luka post op
2) Data Objektif
a) Nampak klien meringis kesakitan
b) Keadaan umum lemah
c) Nampak klien terpasang pembalut elastic ditelapak
tangan kiri
d) Skala nyeri 7
e) TTV
TD : 120/ 80 Mmhg
RR : 22 X / Menit
Nadi : 86 X / Menit
Suhu : 36, 4°c
1. Diagnosa Keperawatan
a) Analisa Data
DATA ETIOLOGI
MASALAH
Ds : Jaringan Nyeri akut b.d
Tn. A terinfeksi agen pencedera
mengatakan fisik: post op
nyeri luka post abses
op ditelapak Sel darah putih
tangan sebelah mati
kiri
Tn. A
mengatakan
kadang merasa Jaringan menjadi
pusing dan abses dan
sakit kepala menjadi pus
Tn. A
mengatakan
nyeri yang Pembedahan
dirasakan
hilang timbul
Tn. A Luka insisi
mengatakan
skala nyeri
yang dirasakan Nyeri akut
berada ( post op )
diangka 7
Tn. A
mengatakan
penyebab
nyeri yang
dirasakan
karena luka
post op .
Do :
Nampak klien
meringis
kesakitan
Keadaan
umum lemah
Nampak klien
terpasang
pambalut
elastic
ditelapak
tangan kiri
TTV
TD : 120/ 80
Mmhg
RR : 22 X /
Menit
Nadi : 86 X /
Menit
Suhu : 36, 4 °C
b) Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil studi kasus diatas maka diagnosis yang
ditetapkan yaitu: nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik: post op abses di tandai dengan Ds: klien
mengatakan nyeri luka post op ditelapak tangan sebelah kiri
,nyeri yang dirasakan hilang timbul, skala nyeri yang
dirasakan klien berada diangka 7.
2. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan dari hasil studi kasus ini yaitu
dilakukan intervensi sebagai rencana tindak lanjut pada Tn. A
dengan diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik : Post op abses sebagai berikut
3. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada hari jumat
tanggal, 24 juni 2022 sebagai berikut:
Tabel 1.3. Implementasi keperawatan pada Tn. A dengan diagnosa
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik : Post Op
Abses Manus
5. Memfasilitasi
istrahat dan tidur
yang cukup
Hasil : Perawat
10:50 menjelaskan
pentingnya tidur
dan istrahat yang
cukup pada pasien
selama sakit.
6. Menjelaskan
strategi
meredakan nyeri
Hasil : Perawat
menjelaskan
kepada klien cara
meredakan nyer
dengan mandiri
yaitu dengan cara
teknik relaksasi
nafas dalam
dimana tujuannya
untuk
memberikan
kenyamanan dan
memberikan
ketenangan
kepada pasien
13:05 serta mengurangi
nyeri yang
dirasakan pasien.
7.Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Hasil : Perawat
telah mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam
dengan cara
duduk dengan
tenang pandangan
mata kedepan
tangan sebelah
kanan diatas dada
sambil
mengosongkan
fikiran dan rileks
lalu menarik nafas
pelan-pelan dan
menghembuskan
udara secara
perlahan melalui
mulut dengan 3
kali hitungan, dan
anjurkan klien
mengulangi
hingga nyeri yang
dirasakan
berkurang.
8.Mengkolaborasi
obat analgetik
Hasil : Perawat
berkolaborasi
memberikan
terapi farmakologi
yaitu memberikan
obat kepada Tn. A
Injeksi ketorolax
1
ampul/ 8 jam.
Obat ketorolax
juga mengurangi
nyeri yang
dirasakan klien.
Nyeri akut b.d Jumat, 10:30 1. Mengidentifikasi S:
agen pencedera 24 juni karakteristik, - Tn. A
fisik : Post Op 2022 durasi, frekuensi, mengatakan
Abses Manus kualitas, intensitas masih nyeri
nyeri. luka post op di
Hasil : telapak tangan
sebelah kiri.
Lokasi : nyeri luka - klien
di daerah mengatakan
telapak tangan sudah tidak
sebelah kiri, pusing lagi
Karakteristik : - klien
Klien mengatakan mengatakan
nyeri yang nyeri
dirasakan terasa berkurang
nyut-nyut dan menjadi 5,
sakit pada area perawat telah
luka. memberikan
Frekuensi : klien teknik
mengatakan nonfarmakolog
hilang timbul, is dan klien
Durasi : Klien mengatakan
mengatakan nyeri merasa nyaman
timbul 5-10 menit O:
dan membuat - Nampak
klien tidak keadaan umum
nyaman. klien membaik
Kualitas : Klien - klien nampak
10:50 mengatakan tenang dan
cukup baik dari Kooperatif
sebelumnya. pada saat
Intensistas nyeri : perawat
Klien mengatakan melakukan
nyeri yang intervensi
11:15 dirasakan hilang - TTV
timbul dan TD : 110/80
sedang. Mmhg
2. Mengidentifikasi RR :22 X /
skala nyeri Menit
Hasil : Klien Nadi : 88 X/
mengatakan skala Menit
nyeri berada pada Suhu : 36°C.
angka 5 setelah A : Masalah
diberikan teknik teratasi
rekaksasi nafas sebagian
dalam dan teknik P : Intervensi
11:25 farmakologi 1,2,4,7,8
3. Memberikan dilanjutkan
teknik pada hari
nonfarmakologis ketiga.
untuk mengurangi
nyeri
Hasil : Perawat
memberikan dan
mengingatkan
untuk melakukan
teknik relaksasi
13:10 nafas dalam pada
hari kedua untuk
mengurangi nyeri
dan memberikan
kenyamanan
kepada klien.
4. Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Hasil : Klien telah
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam jika
nyerinya timbul,
sebelumnya telah
diajarkan perawat
pada hari pertama
intervensi.
5.Mengkolaborasi
pemberian obat
analgetik
Hasil : Perawat
berkolaborasi
memberikan
terapi obat nyeri
pada Tn. A yaitu
memberikan obat
injeksi ketorolax
1
ampul / 8 jam.
Nyeri akut b.d Sabtu, 09:00 1.Mengidentifikasi S:
agen pencedera 25 juni karakteristik, - Tn. A
fisik : Post op 2022 durasi, frekuensi, mengatakan
abses manus kualitas, intensitas sudah tidak
nyeri. terlalu nyeri
Hasil : Lokasi : di post op di
daerah telapak telapak tangan
tangan sebelah sebelah kiri
kiri tetapi sudah Klien
berkurang, mengatakan
Karakteristik : nyeri
Klien mengatakan berkurang di
nyeri masih nyut- angka 3 dan
nyut tetapi sudah klien
membaik da mengatakan
jarang timbul teknik
nyeri tersebut. relaksasi
Durasi : klien nafas dalam
mengatakan nyeri membantu
timbul sudah memberikan
berkurang sisa 3 kenyamanan
menit, frekuensi : dan
klien mengatakan menurunkan
hilang timbul dan nyeri pada
mulai membaik. klien
Kualitas : klien Klien
mengatakan sudah mengatakan
membaik dari sudah
sebelumnya. menerapkan
Intensitas nyeri : teknik
klien mengatakan relaksasi
nyeri yang nafas dalam.
dirasakan ringan. O:
09:20 2. Mengidentifikasi - Keadaan
skala nyeri umum klien
Hasil : klien membaik
mengatakan nyeri - Klien
berada di angka 3. nampak
3. Memberikan sudah tidak
09:30 teknik meringis
Nonfarmakologis - Klien
untuk mengurangi nampak
nyeri senang
Hasil : Perawat karena akan
memberikan keluar dari
terapi teknik rumah sakit
relaksasi nafas - TTV
dalam untuk TD : 120/80
mengurangi nyeri Mmhg
dan memberikan Nadi : 88
rasa nyaman dank X/ Menit
lien sudah RR : 22 X/
menerapkan Menit Suhu
teknik relaksasi : 36°c
nafas dalam yang A : Masalah
menurunkan rasa teratasi
nyeri dari skala 7
menurun di skala P: Intervensi
3 yaitu nyeri dihentikan.
ringan.
10:20 7.Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Hasil : Perawat
telah mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
yaitu teknik
relaksasi nafas
dalam pada hari
pertama dan hari
terakhir penelitian
dan klien
mengerti dan
menerapkan, klien
mengatakan
teknik relaksasi
membuat klien
merasa nyaman
dan nyeri yang
dirasakan
berkurang.
13:10 8.Mengkolaborasi
pemberian obat
analgetik
Hasil : Perawat
berkolaborasi
memberikan
terapi
farmakologis pada
Tn. A yaitu obat
injeksi ketorolax
1
ampul / 8 jam.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan dari hasil studi kasus yang
penulis lakukan maka hasil studi kasus ini penulis akan membahas asuhan
keperawatan Pada Tn. A umur 52 tahun kamar B7 dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan kenyamanan di ruang Melati RSUD Kota Kendari
yang telah dilakukan penelitian pada tanggal 23 Juni sampai 25 Juni 2022
yang akan dibahas berdasarkan tahapan prores keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan,
dimana pengkajian ini dilakukan dengan pendekatan sistematis untuk
mendapatkan data subjektif maupun objektif untuk dijadikan sebagai
masalah keperawatan dimana untuk menegakkan diagnosis
keperawatan actual data pendukung harus 80 %. Pengumpulan data
telah dilakukan pada tanggal 23 sampai 25 juni 2022 di ruang Melati
RSUD Kota Kendari dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
dokumentasi. Hasil yang didapatkan yaitu pasien Tn. A umur 52 tahun
, jenis kelamin laki-laki, agama islam, suku bugis, pendidikan terkahir
SI, pekerjaan klien Wiraswasta, alamat klien Desa Tambosupa Kec.
Moramo, masuk ke rumah sakit sejak 22 juni 2022.
penelitian pada tanggal 23 juni 2022 didapatkan hasil pemeriksaan
fisik tanda-tanda vital TD : 120/80 mmhg, nadi : 86 x/ menit, suhu :
36,4°C, RR : 22 x / menit. Dan didapatkan data subjektif klien
mengatakan nyeri post op di daerah telapak tangan sebelah kiri, klien
mengatakan awalnya hanya bisul pada telapak tangan sebelah kiri,
klien mengatakan kadang pusing dan sakit kepala, klien mengatakan
skala nyeri yang dirasakan berada diangka 7 nyeri berat, nyeri yang
dirasakan klien hilang timbul, durasi nyeri yang dirasakan klien 10-15
menit, karakteristik nyeri seperti tertusuk-tusuk, intensitas nyeri yang
dirasakan nyeri berat (7). sedangkan data objektif Nampak keadaan
umum klien lemah, Nampak klien meringis kesakitan, skala nyeri 7
nyeri berat. Pemeriksaan diagnostik dilakukan pemeriksaan darah
rutin, glukosa sewaktu, swab antigen (negativ).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan agung
dkk (2016) Dimana pasien yang mengalami post op apendiktomi,
abses klien mengalami gangguan kenyamanan yaitu nyeri, pemberian
teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien post
operasi menujukkan sebagian besar tingkat nyeri yang dirasakan
sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam adalah skala 6 atau
nyeri sedang dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam
menjadi skala 3 atau nyeri ringan. Dari hasil penelitian ini yang
dilakukan oleh peneliti dapat menunjukkan bahwa tidak terjadi
kesenjangan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelummnya dengan yang dilakukan peneliti saat ini.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis terhadap
adanya pengalaman dan respon individu, keluarga ataupun komunitas
terhadap masalah kesehatan, diagnosis keperawatan bagian vital dalam
menentukan proses asuhan keperawatan yang sesuai dalam membantu
pasien mencapai kesehatan yang optimal. Mengingat diagnosis
keperawatan yang bisa diterapkan secara nasional di Indonesia dengan
mengacu pada standar diagnosis yang di bukukan sebelumnya (PPNI).
Dari data pengkajian yang didapatkan peneliti, terdapat data klien
mengeluh nyeri yang merupakan gejala dan data mayor dari diagnosa
keperawatan nyeri akut b.d agen pencedera fisik, dimana nyeri akut
merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional. Dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Maka peneliti mengangkat diagnosis keperawatan Nyeri akut b. d
agen pencedera fisik : post op abses ditandai dengan data subjektif:
klien mengatakan ada luka pada telapak tangan sebelah kiri, klien
mengatakan kadang pusing dan sakit kepala, klien mengatakan nyeri
yang dirasakan berada diangka 7, klien mengatakan penyebab nyeri
karena post op, data objektif: Nampak keadaan umum klien lemah,
Nampak klien meringis kesakitan, skala nyeri 7.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh agung
dkk (2016) yang juga meneliti pada pasien abses dimana pada
penelitian tersebut ditegakkan masalah keperawatan yang sama nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah suatu tindakan
yang dirancang oleh perawat, atau suatu perawatan yang dilakukan
berdasarkan penilaian secara klinis dan pengetahuan perawat yang
bertujuan untuk meningkatkan outcome pasien atau klien. Perencanaan
keperawatan disusun berdasarkan konsep teori yang diharapkan secara
aktual terhadap pasien dengan gangguan pemenuhan kenyamanan Nyeri
PPNI 2016.
Pada intervensi atau perencanaan keperawatan terdapat standar
penyusunan intervensi yang merujuk pada Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan rumusan tujuan yang luarannya
merujuk pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Maka penulis merumuskan tujuan pada Luaran keperawatan
dengan diagnosis keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik : post op abses yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam maka tingkat nyeri menurun dengan
kriteria hasil : keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun yaitu
skala 7 menurun menjadi 2, keluhan meringis dari meningkat menjadi
menurun pasien nampak membaik, dimana nyeri yang dialami pasien
menurun sehingga respon non verbal klien berkurang, nyeri dari
meningkat menjadi menurun disebabkan kerena faktor pencetus luka
operasi.
Berdasarkan tujuan kriteria hasil yang ditetapkan penulis
menyusun intervensi keperawatan pada Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SLKI) yaitu manajemen nyeri, adapun
intervensi yang ditetapkan peneliti adalah: identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi
skala nyeri, berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri ,fasilitasi istrahat dan tidur yang cukup, kolaborasi pemberian
analgetik. Peneliti akan menjelaskan dan mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam untuk mengurang nyeri yang dirasakan klien. Hal ini
sejalan dengan penelitian Agung dkk (2016) bahwa teknik relaksasi
nafas dalam dan kolaborasi obat yang diberikan pada klien dapat
menurun nyeri pada klien dari skala 6 menurun menjadi 3.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serakaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah kesehatan
yang dirasakan kestatus kesehatan yang lebih baik lagi serta
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan dan dapat tercapai.
Dari penelitian ini peneliti melakukan Implementasi keperawatan
pada Tn. A selama 3 hari berturut-turut sesuai dengan intervensi yang
telah ditentukan, intervensi keperawatan yang ditentukan berdasarkan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia adalah : Manajemen Nyeri.
Dimana rencana intervensi yang akan dilakukan pada klien yaitu
dengan teknik relaksasi nafas dalam yang ditentukan. Di mana pada
hari pertama klien mengeluh nyeri post op pada telapak tangan sebelah
kiri, klien mengatakan nyeri yang dirasakan berada pada skala 7
(berat), klien nampak meringis kesakitan, keadaan umum lemah,
peneliti mengajarkan dan mengedukasi teknik relaksasi nafas dalam.
Pada hari kedua klien masih mengeluh nyeri, klien mengatakan nyeri
yang dirasakan menurun menjadi skala 5 nyeri sedang, klien nampak
meringis, keadaan umum mulai membaik. Klien mengatakan sudah
mengerti tentang teknik relaksasi nafas dalam dan sudah menerapkan
teknik relaksasi nafas dalam jika merasakan nyeri dan klien merasa
tenang. Sedangkan pada hari terkahir implementasi klien mengatakan
nyeri sudah berkurang di skala 2, nampak klien sudah tidak meringis,
klien membaik.
Dimana Menurut Asmadi (2016) dalam (Fahrani, 2016) upaya
untuk menurunkan nyeri adalah relaksasi nafas dalam yang dapat
menurunkan ketegangan fisiologis dan teknik ini dapat dilakukan
dengan berbaring, duduk, teknik dapat dilakukan dengan baik apabila
fikiran tenang, posisi kenyamanan klien dan keadaan lingkungan yang
mendukung, dengan cara menarik nafas pelan seiring dengan respirasi
udara pada paru. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri
akan membuat nyeri berkurang dan memberikan ketenangan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan proses keperawatan terakhir
yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan
bertujuan
menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan
baik dan tindakan berhasil dengan baik. Hasil evaluasi yang dilakukan
oleh peneliti dari hari pertama sampai hari terakhir penelitian diketahui
Tn. A sudah tidak mengeluh nyeri, dimana nyeri yang dirasakan sudah
berkurang, klien Nampak membaik karena sudah merasa nyaman dan
nyeri yang dirasakan sudah berkurang. Tindakan keperawatan
dilakukan hanya selama 3 hari karena pasien sudah membaik pada hari
ketiga dilakukannya intervensi keperawatan dan pasien akan pulang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Agung ddk (2016),
didapatkan hasil yang sama dengan peneliti bahwa pasien dengan post
op abses yang mengalami gangguan rasa nyaman yaitu nyeri dapat
dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan kolaborasi
pemberian obat akan mengalami penurunan nyeri setelah dilakukan
teknik relaksasi nafas dalam dan kolaborasi pemberian obat anti nyeri,
selama 3x 24 jam.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada
tanggal 23 sampai 25 juni 2022 maka dapat disimpulkan :
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 23 juni 2022. Tn.
A mengatakan nyeri post op pada daerah telapak tangan sebelah kiri,
klien mengatakan kadang pusing dan sakit kepela, klien mengatakan
nyeri hilang timbul, klien mengatakan karakteristik nyeri seperti
tertusuk- tusuk, durasi nyeri 10-15 menit, skala nyeri yang dirasakan
7 pada saat dilakukan pengkajian. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan data sebagai berikut: keadaan umum klien saat lemah dan
masih terbaring ditempat tidur, kesadaran composmetis, nampak klien
mengeluh merasakan nyeri, nampak klien meringis, tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmhg, Nadi : 86 x/ menit, RR : 22 X/ menit, Suhu :
36,4°c.
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosis keperawatan peneliti mengumpulkan
data baik data subjektif maupun objektif untuk menegakkan diagnosis
keperawatan berdasarkan masalah yang ada pada teori. Dimana
peneliti menemukan masalah pada kebutuhan kenyamanan pasien
sehingga peneliti mengangkat diagnosis keperawatan : nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik: post op abses ditandai
dengan data subjektif : klien mengatakan nyeri post op pada telapak
tangan sebelah kiri, klien mengatakan nyeri yang dirasakan berada di
skala 7, klien mengatakan nyeri hilang timbul, nampak klien meringis,
skala nyeri 7, keadaan umum lemah.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan disusun yaitu bertujuan agar tingkat nyeri
klien menurun dan intervensi dilakukan yaitu manajemen nyeri.
Intervensi atau perencanaan yang digunakan dalam kasus ini,
dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada,
dimana dalam penelitian ini memfokuskan pada satu intervensi
keperawatan. Adapun intervensi keperawatan yang disusun menurut
panduan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan luaran
pada tujuan disesuaikan menurut Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SIKI). Intervensi yang dilakukan pada saat penelitian
adalah manajemen nyeri dan luaran pada tujuan adalah tingkat nyeri
menurun.
4. Implementasi
Pada pelaksanaan implementasi keperawatan pada klien peneliti
mengajarkan kepada klien teknik relaksasi nafas dalam untuk
memberikan kenyamanan kepada klien dan untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan klien. Pelaksaan tindakan pada kasus ini dilaksanakan
sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat dengan kriteria yang telah
ditetapkan, adapun implementasi pada diagnosis keperawatan nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisik: post op abses.
Peneliti melakukan tindakan keperawatan selama 1 kali dalam sehari,
selama 3 x 24 jam perawatan, untuk 1 kali tindakan peneliti
melakukan teknik relaksasi nafas dalam kurang lebih 10- 15 menit
dengan kriteria hasil keluhan nyeri klien berkurang yaitu skala 3.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada Tn. A setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari menunjukkan pada hari
ketiga tanggal 25 Juni 2022 didapatkan data subjektif: klien
mengatakan nyeri berkurang dari 7 menjadi 3, klien mengatakan
sudah membaik, klien mengatakan sudah tidak pusing, nampak klien
membaik, Objektif: Nampak klien sudah tidak meringis, skala nyeri 2,
respon klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan baik, pasien
kooperatif dalam pelaksaan tindakan keperawatan. Hasil evaluasi
yang dilakukan
peneliti menunjukkan bahwa analisa : masalah yang dialami pada
pasien teratasi, Planning: intervensi di hentikan.
B. Saran
B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap :Neti Samsul S
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : IRT
4. Hubungan dengan klien :Istri
5. Alamat :Desa Tambosupa, Kec. Moramo
II. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama :klien mengatakan nyeri luka
pada telapak tangan kiri
B. Riwayat keluhan
1. Penyebab/faktor pencetus :klien mengatakan karena bisul
telapak tangan kiri
2. Sifat keluhan :klien mengatakan seperti
tertusuk tusuk
3. Lokasi dan penyebarannya : Telapak tangan seblah kiri dan
punggung tangan
4. Skala keluhan :Klien mengatakan nyeri berada
di angka 8
5. Mulai dan lamanya keluhan :Klien mengatakan sejak 15 hari
yang lalu
6. Hal-hal yang meringankan/memperberat :klien mengatakan jika
tidak menggerakan tangannya/ jika klien banyak menggerakan
tangannya
III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keterangan :
: Laki – laki meninggal
: Perempuan Meninggal
: Pasien
: Istri klien
: Anak klien
9. Abdomen
1. Warna kulit : Sawo Matang
2. Distensi abdomen : Klien tidak mengalami distensi
abdomen
3. Ostomy : Tidak ada ostomy
4. Tanda jejas : Tidak terdapat tanda jejas
5. Peristaltik : Normal 12x/ Menit
6. Perkusi abdomen : Normal ( Timpani)
7. Massa : Tidak ada massa
8. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan .Lokasi :
……………….
9. Lain - lain :-
10. Pengkajian sistem saraf
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2. Koordinasi : Normal
3. Memori : Baik
4. Orientasi : Baik
5. Konfusi : Klien tidak mengalami konfusi
6. Keseimbangan : Baik
7. Kelumpuhan : Tidak ada kelumpuhan
8. Gangguan sensasi : Tidak mengalami gangguan
sensasi
9. Kejang-kejang : Tidak mengalami kejang
10. Lain – lain :-
11. Reflex :
a. Refleks tendon
1. Biseps : Positif
2. Trisep : Positif
3. Lutut : Positif
4. Achiles : Positif
b. Refleks patologis
Babinski : Negatif
Lain - lain :-
c. Tanda meningeal :
1. Kaku kuduk/kernig sign: Positif
2. Brudzinski I : Positif
3. Brubzinski II : Positif
4. Lain - lain :-
b. Kebutuhan Nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi makan sehari Baik 4 x sehari 3 x sehari
Waktu makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
Porsi makan yang habiskan 1 porsi/ piring 1 porsi/ piring
Penggunaan alat bantu Tidak ada alat bantu Tidak ada alat bantu
makan makan makan
Makanan pantang/yang Daun ubi, bayam, sama
tidak disukai udang
Makanan yang disukai Ayam , Ayam, ikan, sayuran
sayuran,daging, ikan
Pembatasan makanan Tidak ada
Jenis makanan yang Kepiting, udang, daun sama
dibatasi ubi, bayam,
Konsumsi makanan berserat Sayuran Tidak ada
: jenis dan jumlah
Nafsu makan Baik Baik
Mual Tidak mengalami mual Tidak mengalami
mual
Hipersalivasi Tidak ada Tidak ada
Sensasi asam pada mulut Tidak ada Tidak ada
Muntah Tidak mengalami Tidak muntah
mintah
Perasaan cepat kenyang Tidak ada Tidak ada
setelah makan
Perasaan kembung Tidak Tidak
Lain – lain -
f. Kebutuhan Aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan rutin Berkebun Tidak ada
Waktu senggang Berjalan- jalan Beristrahat
Kemampuan berjalan Mampu berjalan Mamapu berjalan
Kemampuan merubah Mampu berubah Mampu berubah
posisi saat berbaring posisi posisi
Kemampuan berubah Mampu Kurang baik
posisi : berbaring ke
duduk
Kemampuan Mampu Kurang baik
mempertahankan
posisi duduk
Kemampuan berubah Mampu Kurang baik
posisi : duduk ke
berdiri
Kemampuan Mampu Kurang baik
mempertahankan
posisi berdiri
Kemampuan berjalan Mampu Kurang
Penggunaaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu dalam
pergerakan
Dispnea setelah Tidak ada Tidak ada
beraktivitas
Ketidaknyamanan Tidak Tidak
setelah beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak Iya
3. Makan
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam Baik Kurang baik
perawatan diri
makan
Kemampuan Mampu Mampu
memasukkan
makanan ke mulut
Kemampuan Baik Baik
mengunyah
Kemampuan Mampu baik
memegang peralatan
makan
Lain – lain
4. Eliminasi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam Baik Baik
perawatan diri
eliminasi BAK dan
BAB
Kemampuan Baik Baik
memanipulasi
pakaian untuk
eliminasi
Kemampuan Mampu dengan Mampu dengan
mencapai toilet sendiri sendiri
Kemampuan naik ke Mampu Mampu
toilet
Kemampuan Mampu Kurang
menyiram toilet
Lain – lain
h. Kebutuhan Keamanan
1. Riwayat paparan terhadap kontaminan : Tidak ada
2. Riwayat perdarahan : Tidak ada
perdarahan
3. Riwayat pemeriksaan dengan media kontras : Tidak ada
4. Pemasangan kateter IV dalam waktu lama : Tidak ada
5. Penggunaan larutan IV yang mengiritasi : Tidak ada
6. Penggunaan larutan IV dengan aliran yang cepat : Tidak ada
7. Pemasangan kateter urine dalam waktu lama : Iya
8. Imobilisasi : Tidak ada
9. Luka pada kulit / jaringan : Iya pada telapak
tangan
10. Benda asing pada luka : Tidak ada
11. Riwayat jatuh : Iya
12. Penyebab jatuh : Kecelakaan
13. Kelemahan umum : Tidak ada.
14. Lain – lain :
………………………
i. Kebutuhan Kenyamanan :
1. Keluhan nyeri : Iya lokasi : di daerah telapak
tangan seblah kiri
2. Pencetus nyeri : abses pada telapak tangan
seblah kiri
KE M ENTERIAN KESEHATAN REPUBLI K I NDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nesution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari93 232
Telp. (H0l ) 3190492 Fax. {0401 ) 3193339 e-mail: ; 'li k k - k n .':. i ‹ i h‹ '‹ '. i : ii
Nama : Ultri
Nim : P003200t 90142
No | Saran Perbaikan Karya Tulis Ilmiah Nama Penguji Panda
Tangan /
Prishilla Sulupadang,
Pejelas bagian judul abses S.i'iep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kcp.An
apa
Perhaiki abstrak
Apa dampaknya jika
kenyamanan tidak dapat di
Mengetuhui
Pembimbing I Pcmbimbing Al
Dcrnikign perriyutaan Eli dibuat dengan penuh kesadaran lanpa ada pak aan
dari pihak rmmywt
P KEMENTERIAN I EBEHATAN REPUBLIC INDONE9IA
DIREltTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
Jl. lend. A H. Nasutitin. Nti. €i. i 4 Andiionobu, Kota Kendari 9323 I
J'elp. (040 l ) 3190492.Fah. (040 I ) 3193339. 0-maii : c ni ;i i I i o 11c\Lc5jciid.ii i..ie i 1
Nomor : LB.02.01 / 1 / 1 / 2022
Lampiran
Per!hal Izin Pengambiian Data
Yang Terhormat.
Direktur RSUD Kota Kendari
di-
Kendari
Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan di!aksanakannya pengambiian data
penelitian mahasiswa Juru9an Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari:
Nama UItri
Jurusan/Prod‹ D-III Keperawatan
Kasus KMB
Judul Penelitian . Asuhan Keperawatan pada Klien dalam Pemenuhan
Kebutuhan Kenyamanan di Ruang Melati RSUD
Kota Kendan
Morton kiranya dapat diberikan izin pengambilan data di
Ruang Melati RSUD Koa Kendari.
Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
Fatrrahman SKM
1985 ’63019880310 02
KEMENTERIAN KESEHATAN REnuaLix iNOONE5IA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
Yang Terhormat,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pravinsi Sultra
di—
Kendari
Dengan hormat.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswa
Jurusan Keperawatan PoiteXkes Kemenkes Kendari
Nama Uitri
NIM P00320019142
Program Studi D-III Keperawatan
Judul Penelitian Asuhan Keperawatan pada KliRn dalam Pemenuhan
Kebutuhan Kenyamanan di Ruang Melati RSUD Kota
Kendari
Mohon k!ranya dapat diberikan iz n penelitian oleh Badan Penelitian
dan Pengernbangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Demikian penyampaian kami. atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
Kepada
Nomor 070/ k \ / \ /2022 Yth. Direktur RSUD Kota Kendari
Sifat Di
Lampiran KENDARI
Perihal : IZIN PENELIT1AN.
Nema : ULTRI
Nomor Pokok P00320019142
Prog. Studi D-III Keperawatan
Pekerjaan . Mahasiswa
Lokasi RSUD Kota
Penelitian Kendal
Bermaksud untuk Melakukan Penelitian/Pengambilan Data di Dgerah/Sesuai Lokasi
diatas, dalam rangka penyusunan KTI/Sknpsi/Tesis/D sertasi. denggn judul
Kepada Yth,
Di
Judul penelitian
Kendari, , ,. ., . , , . . ! ........2022
An. Direktur
Kasu an'aian. Umum dari Diklat
PEMERINTAH KOTA KENDA RI
RUMAH SAKIT UMUM DA ERAH KOTA KENDARI
Ulm
P003200190142
’ Dlll Keperswatan
Nama tenebut di atas benar-benar telah melakukan penelitian dengan juduJ " As mhan
Keperewatan Pada Tn. A Post OP A bees Delsni Pemcnuban Kebutuhan Kenyanianan
Dl Ruang Melafl Runiab Sakit Uaiuni Dnerah Kotn Kendari " sejak taiiggal 23 Juni
2022 Rd 27 .mm 2022.
Marsm SKht
J' III'. J-9Y40624 199503 2 004
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JI. Jend. A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari 83232
Telp. (04011 3t90492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: ¿out°f. Yes \+r.riar' al on i n ›
Nama Ultri
: P00826O190142
2022
Bendah ra P
Farida g, SE
NIP.197109072007012002
KEMENTERIAN KESEHATAN RI T
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
ML.hand.Nae n la G. fJ dnduonoftv, race xenrfar/ 93242
Tetp. (¥' Ply 30o482.Frr/040Y} 09033e wme//.' poJteAkeeJr•nd•ñ@year xra
Nama : Ultra
NIM : P003200190142
Tempat Tgl. Lahir : Latom a, 17 September
2001 J urusan : D-III Keperawatan
Alamat : Anduonohu
Dengan ini Menerangkan bahwa mahasiswa tersebut bebas dari peminjaman 6uku
maup00 administrasi lainnya.
Demikian Surat keterangan ni diberikan untuk digunakan sebagai syarat ontu k
mengiLuti ujian akhir pada Tahun 2022.
sehatan Kendari
DOKUMENTASI PENELITIAN
PENDATANGANAN INFOCONSENT