1. Ai yenti
2. Asep zamzam rahayu
3. Desi nuramaliah
4. Fitria khoerun nafisah
5. Lina lestari
6. Rani tiara
7. Risma ismayanti
8. Tia nurfadhilah
Laporan pendahuluan uretritis
Definisi
Uretritis adalah peradangan uretra sebagai manifestasi dari infeksi pada uretra.
Meskipun berbagai kondisi klinis dapat menyebabkan iritasi uretra tersebut,
istilah uretritis biasanya di peruntukan untuk menggambarkan peradangan
uretra yang di sebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS). Uretritis
biasanya di kategorikan menjadi salah satu dari dua bentuk, berdasarkan
etiologi: uretritis genokokal (GU) dan uretritis nongonococcal (NGU).
Uretritis didefinisikan sebagai peradangan akibat infeksi dari uretra. Istilah
uretritis untuk Penyakit Menular Seksual (PMS). Uretritis merupakan kondisi
peradangan yang dapat menular. Penyebabnya adalah infeksi uretritis yaitu,
karena infeksi dengan Neisseria gonorrhoeae atau Ngu (yaitu, karena infeksi
dengan Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma
hominis, Mycoplasma genitalium, atau Trichomonas vaginalis)
(www.health .detik.com).
Uretritis adalah infeksi dari uretra, yaitu saluran yang membawa air kemih
dari kandung kemih keluar tubuh (www.medicastore.com).
Etiologi
Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi yang dikarenakan oleh
Neisseria Gonorhoed. Akan tetapi saat ini uretritis disebabkan oleh
infeksi dari spesies Chlamydia, E.Coli atau Mycoplasma. (Emanuel
Rubin, 1982)
Berdasarkan penyebab peradangan, uretritis terbagi menjadi dua jenis,
yaitu:
Uretritis gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan oleh bakteri
penyebab gonore (Neisseria gonorrhoeae).
Uretritis non-gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan oleh faktor
atau bakteri lain. Sebagian besar uretritis non-gonore disebabkan oleh
bakteri chlamydia.
Selain bakteri, uretritis juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti :
Virus, yaitu virus herpes simplex (HSV-1 dan HSV-2), virus HPV, dan
cytomegalovirus.
Trikomonas, yaitu sejenis parasit penyebab trikomoniasis.
Cedera yang menyebabkan gangguan pada uretra.
Kulit sekitar pembukaan uretra sensitif terhadap bahan kimia, seperti
spermisida.
Patofisiologi
Uretritis adalah dondisi infeksi yang dapat menular, biasanya menular secara seksual dan di
kategorikan sebagai uretritis genokokal (yaitu: akibat infeksi dengan neisseria
gonorrahoeae) atau NGU (yaitu: akibat infeksi dengan chlamydiatrachomatis ureaplasma
urealiticum,mycoplasma hominis, genitalium mycoplasma, atau trichomonas vaginalis ).
Organisme neisseria gonnnorrhoeae terutama menginfeksi uretra pada pria sehingga
menyebabkan uretris. Pada wanita,servics merupakan tempat infeksi utama. Infeksi juga
terjadi pada tempat lain di traktus genitalia. Prostan, grandula vesikulosa, dan epididmis
lazim terserang pada pria, menyebabkan peradangan akut supuratif yang di ikuti dengan
fibrosis dan terkadamng sterilitas.
Sementara itu, uretra, kelenjar bartholini, skene dan tuba utarina merupakan bagian yang
lazim terserang pada wanita. Salpingitis menyebabkan fibrosis tubauterina yang dapat
mengakibatkan infertilitas dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Denmgan
berpariasinya praktik seksual dapat menyebabkan faringitis gonokokus dan gonorhoe
anal;proktitis gonkokus sering kali terjadi pada pria homoseksual.
Pada pria, manifestasi yang lazim adalah di surya dan sekret uretra purulen, sedangkan
pada wanita, servisitis dapat menimbulkan sekret vaginal. Gejala-gejala sistemik biasanya
tidak ada.alasan utama yang membuat penyakit ini sukar di kendalikan adalah
kemungkinan asimtomatik gonorhoe pada kedua jenis kelamin, yang menimbulkan sumber
karier yang tampak sehat.Penyakit asimtmatik jauh lebih sering di kalangan wanita.
Identifikasi karrier asimtomatik dengan melacak kontak kontak seksual pasien
simtomatik yang baru terinfeksi adalah penting.resiko infeksi setelah satu kali hubungan
seksual dengan pasangan yang terinfeksi di perkirakan 20-30%( CDC,2006).
Diagnosis gonnorhoe di tegakan melalui apusan langsung pada sekret uretra dan vagina
pewarnaan gram menunjukan diplokokus gram –negatif baik ekstraselulae maupun di
dalam netrofil. Diagnosis tersebut harus di pastikan dengan biakan yang memerlukan
media khusus dan lingkungan tinggi CO2. Biakan ini penting di lakukan karena spesies
neisseria selain gonokokkus mungkin terdapat komensal dalam vagina.
o Sekitar 40% kasus NGU di sebabkan oleh clamydia trachomatis. Clamydia trachomatis
juga merupakan penyebab penting sevisitis purulen pada wanita dan infeksi anorektum
pada homoseksual pria.sindrom Reiter ( uretritis, servisitis pada wanita, konjungtivitis,
artitis, dan lesimukokutan tifikal) terkait dengan infeksi klamydia lebih dari 70% kasus.
Uji diagnostik klamidia dengan mengisolasi agen di dalam biakan jaringan atau dengan
metode imunologik saat ini telah tersedia secara rutin. Pada beberapa kasus lainnya,
NGU merupakan manifestasi atifikal herpes simplek dan infeksi trikomoniasis vaginalis.
Pada lebih dari separuh kasus, tidak di tyemukan penyebabnya. Pada kasus NGU
dengan clamidia-negatif ini, ureaplasma erealiticum dan mycoplasma genitalium
merupakan penyebab yang paling mungkin.
Uretritis pascatrauma dapat terjadi pada 2-20% dari pasien yang berlatih kateterisi
intermiten. Kejadian uritritis memiliki rasio 10 kali lebih mungkin terjadi dengan kateter
lateks di banding dengan kateter silikon.
Tanda Dan Gejala
Bakteriologis
Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak
emersi.
102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
Biakan bakteri
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam skala nyeri dapat berkurang / terkontrol.
Kriteria evaluasi :
- Skala nyeri berukrang / hilang. Skala 0 – 1 (0-10)
- Ekspresi klien relaks
Intervensi Rasional
Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staf Memberikan kesempatan untuk pemberian analgesi sesuai waktu
terhadap perubahan kejadian/karakteristik nyeri dan mewaspadakan staf akan kemungkinan lewatnya batu/terjadi
komplikasi.Penghentian tiba – tiba nyeri biasanya menunjukkan
lewatnya batu.
Bantu atau dorong penggunaan napas berfokus, bimbingan Mengarahkan kembali perhatian dan membantu dalam relaksasi
imajinasi, dan aktivitas terapeutik otot..
Perhatikan keluhan peningkatan/menetapnya nyeri abdomen Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan
ekstravasasi urine kedalam area perirenal
Berikan kompres hangat pada punggung Menghilangkan tegangan otot dan dapat menurunkan refleks
spasme
DX 2 : Gangguan eliminasi urine b.d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan
ureter, obstruksi mekanik dan peradangan
Intervensi Rasional
Awasi intake dan output, serta karetiristik urine Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan
adanya komplikasi.
Tentukan pola berkemih normal klien dan Batu saluran kemih dapat menyebabkan peningkatan
perhatikan variasi yg terjadi eksitabilitas saraf sehingga menimbulkan sensasi
kebutuhan brkrmih segera.
Tentukan pola berkemih normal klien dan Batu saluran kemih dapat menyebabkan
perhatikan variasi yg terjadi peningkatan eksitabilitas saraf sehingga
menimbulkan sensasi kebutuhan brkrmih segera.
Dorong peningkatan asupan cairan Peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah dan
debris.
Gunakan kateter dengan bahan silikn Kateter dengan bahan silikon memiliki kemungkinan 10
kaki lebih rendah untuk terjadi uretritis dari pada
penggunaan kateter lateks karena daya traumatiknya
lebih ringan pada uretra .
Intervensi Rasional
Instruksikan pasien untuk menahan diri dari hubungan seksual Menurunkan penularan
sampai sembuh.
Anjurkan penggunaan kondom. Mendidik pasien untuk selalu menggunakan perangkat penghalang
saat terlibat dalam hubungan dengan beberapa mitra.
Beritahu pasien bahwa infeksi dapat menyebar melalui hubungan Upaya untuk menurunkan penularan pada homoseksual
orogenital atau genitoanal, bahakan tanpa adanya hubungan
penovaginal.
4. iimplementasi
NO Implementasi
Membantu klien penggunaan napas berfokus, bimbingan imajinasi, dan aktivitas terapeutik
3
NO Implementasi
DX 3 : kurang pengtahuan b.d misinterpretasi, resiko penyebaran dan transmisi penyakit menular
seksual
NO Implementasi
Menginstruksikan / menganjurkan pasien untuk menahan diri dari hubungan seksual sampai sembuh.
1
Memberitahukan pasien bahwa infeksi dapat menyebar melalui hubungan orogenital atau genitoanal,
3 bahakan tanpa adanya hubungan penovaginal.
5. evaluasi
Evaluasi
- Skala nyeri 1
- Klien tampak tenang / nyaman
O
Masalah teratasi
A
Pertahankan intervensi
P
DX 2 : Gangguan eliminasi urine b.d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi
mekanik dan peradangan
Evaluasi
A Masalah teratasi
P Pertahankan intervensi
DX 3 : kurang pengtahuan b.d misinterpretasi, resiko penyebaran dan transmisi penyakit menular seksual
Evaluasi
- Klien mengatakan sudah memahami tentang penyakit urethritis
S - Klien mengatakan puas atas informasi yang diberikan
A Masalah teratasi
P Pertahankan intervensi
Terimakasih