Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uretritis gonore adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh kuman neisseria gonorrhoeae. Penanganannya yang sulit menyebabkan
penyakit ini tidak terbatas hanya pada suatu negara, tetapi sudah menjadi masalah
dunia terutama pada negara berkembang atau sedang berkembang seperti Asia
Selatan dan Tenggara, Sub Sahara Afrika dan Amerika Latin. WHO
memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan setiap
tahun di seluruh dunia. Di Amerika Serikat diperkirakan dijumpai 600.000
kasus baru setiap tahunnya. Hal ini disebabkan banyak faktor penunjang yang
dapat mempermudah dalam hal penyebarannya menyangkut : kemajuan sarana
transportasi, pengaruh geografi, pengaruh lingkungan, kurangnya fasilitas
pengobatan, kesalahan diagnosis, perubahan pola hidup, dan tak kalah penting
ialah penyalahgunaan obat. Kesemuanya ini dapat terjadi terutama karena latar
belakangkurangnya pengetahuan mengenai seluk beluk dari infeksi menular
seksual. Infeksigonore dapat juga didapat dari setiap kontak seksual, pharyngeal
dananal gonorrheae tidak biasa.
Gejala pharyngeal gonorrheae biasanya berupa nyeri tenggorokan,
analgonorrheae dapat dirasakan lebih nyeri disertai sekret yang bernanah.Angka
tertinggi pada wanita dari semua ras adalah kelompok usia 15 sampai 19 tahun.
Prevalensi gonore selama kehamilan bervariasi, tetapi dapat mencapai 7% dan
mencerminkan status resiko populasi. Faktor resiko antara lain adalah lajang,
remaja, kemiskinan, terbukti menyalahgunakan obat, prostitusi, penyakit menular
seksual lain dan tidak adanya perawatan prenatal. Dengan bertambah banyaknya
ragam antibiotik yang berhasil disintesis akhir-akhir ini memperkuat dugaan
sebelumnya bahwa uretritis gonore akan dapat terberantas secara tuntas.
Kenyataannya hal seperti ini tidak seluruhnya benar. Tidak jarang penderita
uretritis gonore tidak kunjung sembuh meskipun telah minum sendiri antibiotik

ASKEP URETHRITIS Page 1


yang mahal sekalipun. Penderita lain dengan sakit yang sama berobat ke dokter,
kemudian sembuh.Berdasarkan pengalaman tersebut, setiap kali sakit setelah
hubungan seksual, pasien selalu minum obat yang sama tanpa memeriksakan diri
ke dokter lebih dahulu. Kasus seperti ini sering terjadi dalam praktek sehari-hari.

B. Rumusan masalah
1. Apa defenisi dari urethritis ?
2. Etiologi dari Urethritis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari urethritis ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan terhadap Urethritis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari urerthritis.
2. Untuk mengetahui etiologi dari urethritis.
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari urethritis.
4. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar keperawatan daripada
urethritis.

BAB II

ASKEP URETHRITIS Page 2


PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Uretritis adalah peradangan / inflamasi pada uretra atau suatu infeksi
yang menyebar keatas / asending. Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada
uretra. Uretritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. Uretritis merupakan
peradangan pada saluran kencing atau uretra yang terjadi pada lapisan kulit
uretra, disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran kemih seperti
Chlamydia trachomatis, neisseria gonorhoae, tricomonal vaginalis dan lain-
lain. Peradangan ini biasanya sterjadi pada ujung uretra atau uretra dibagian
posterior, uretritis juga merupakan salah satu dari infeksi saluran kemih yaitu
uretra, prostate, vas deverens, testis atau ovarium, buli-buli ureter sampai
ginjal. Dan dapt dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial
atau mukosa yang tidak menandakan invasi pada jaringan.

b. Etiologi
Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe)
Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma
Urelytikum)
Tindakan invasif
Iritasi batu ginjal
Trihomonas vaginalis
Organisme gram negatif :
- Escherichia coli
- Entero bakteri
- Pseudomonas
- Klebsiella dan Proteus

ASKEP URETHRITIS Page 3


c. Klasifikasi
1. Uretritis Akut
Biasanya terjadi karena asending infeksi, atau sebaliknya oleh karena
prostat mengalami infeksi. Keadaan ini sering diderita oleh kaum pria.
a) Tanda dan gejala :
- Mukosa merah dan edema.
- Terdapat cairan eksudat yang purulent.
- Ada ulserasi pada uretra.
- Ada rasa gatal yang menggelitik
- Pada pria pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat
oleh
kelompok nanah
- Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien
menderita gonorhoe
b) Pemeriksaan Diagnostik :
Dilakukan pemeriksaan terhadap sekret uretra untuk mengetahui
kuman penyebab.
c) Tindakan Pengobatan :
a. Pemberian antibiotika
b. Bila terjadi striktura, dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan
bougie.
d) Komplikasi :
1. Prostatitis
2. Peri uretral abses yang dapat sembuh, kemudian menimbulkan
striktura atau Fistul uretra.
2. Uretritis Kronis
a) Penyebab :
- Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut.
- Prostatitis kronis.
- Striktura uretra.

ASKEP URETHRITIS Page 4


b) Tanda dan gejala :
- Mukosa terlihat granuler dan merah
- Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum miksi pertama.
c) Prognosa :
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung
kemih, ureter & ginjal.
d) Tindakan pengobatan :
- Pemberian antibiotik
- Banyak minum untuk melarutkan bakteri (+ 3000 cc/ hari).
e) Komplikasi :
1. Radang dapat menjalar ke prostate
2. Prostatitis
Prostatitis bakterial akut terjadi dengan gejala-gejala infeksi saluran
kemih bagian bawah, nyeri di perineum atau obstruksi. Hasil pemeriksaan
menunjukkan prostat yang membengkak dan lunak. Urinalisis biasanya
menunjukkan piuria dan bakteriuria dengan hasil kultur uropatogen yang
khas.

d. Manifestasi Klinis
1. Mukosa memerah dan edema
2. Terdapat cairan exudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada uretra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Adanya pus pada awal miksi
6. Nyeri pada saat miksi
7. Kesulitan untuk memulai miksi
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah

ASKEP URETHRITIS Page 5


e. Patofisiologi
- Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
- Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan
retak dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan
uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai
kandung kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di
kandung kemih saja / dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal.
Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah / getah bening,
tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan
saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum
bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih
mengakibakan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan
ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal /
hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung
kemih sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal.
Penyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu
saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada
leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

Pathway :
Mikroorganisme gram (-)

Uretra

Vesika Urinaria (KK)


Obstruksi saluran kemih


Refluk ke ginjal

ASKEP URETHRITIS Page 6



Aliran kemih menurun

Mikroorganisme menetap di saluran kemih dan berkembang biak


Striktur

Hidronefrosis

Uremia

Anoreksia, mual-muntah

Peradangan saluran kemih


Mengiritasi saluran kemih


Retensi urin

Prosedur invasif pemasangan DC



Kurang informas

f. Pemeriksaan Diagnostik
- Kultur urine : Mengidentifikasi organisme penyebab
- Urine analisis/urinalisa : Memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan
endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
- Darah lengkap
- Sinar-X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali
struktur nyata.
- Pielogram intravena (IVP) : Mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas
struktur.

ASKEP URETHRITIS Page 7


A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
- Usia : Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering
pada umur >45 thun.
- Jenis kelamin : Perempuan lebih rentan terkena uretritis dibanding laki-
laki.
- Alamat/tempat tinggal : Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai faktor
resiko peyebaran, seperti daerah lokalisasi, daerah perairan, dsb.
2. Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang
juga disertai darah dan nanah.
- Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari
penyakit DM,
- Riwayat penyakit sekarang : Penyakit keluarga biasanya seperti : DM
3. Pemeriksaan Fisik
a). Pemeriksaan S.Pernafasan
- Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis)
b). Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
- Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
c). Pemeriksaan S.Pencernaan
- Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut
bagian bawah.
d). Pemeriksaan S.Perkemihan
- Nyeri dan panas saat berkemih
- Terjadi disuria, hematuria, & piuria
- Mukosa memerah dan edema
- Terdapat cairan eksudat yang purulent

ASKEP URETHRITIS Page 8


- Ada ulserasi pada uretra
- Adanya rasa gatal yang menggelitik
- Adanya pus pada awal miksi
- Kesulitan untuk memulai miksi
- Nyeri pada abdomen bagian bawah
e). Abdomen :
Inspeksi : biasanya datar, tidak ada lesi
Auskultasi : tidak ada bising usus
Palpasi : ada nyeri dibagian bawah abdomen
Perkusi : ada nyeri dibagian bawah abdomen
f) Genitalia :
Inpeksi : Pada penderita uretritis adanya mukosa merah udematus.
Terdapat cairan eksudat purulen. Ada ulserasi diuretra Adanya pus.
Peradangan akut uretra.
Palpasi : Ada nyeri tekan pada genetalia karena adanya inflamasi
Auskultasi : Adanya gangguan kontraksi otot polos uretra sehingga
terjadi kesulitan miksis
g). Ekstermitas :
Atas : tidak ada kekakuan otot atau oedem
Bawah : tidak ada kekakuan otot atau oedemas
Pola kebiasaan sehari-hari:
a. Eliminasi : terjadi perubahan pola eliminasi berkemih, biasanya terjadi
penurunan frekuensi /oliguri.
b. Tidur/istirahat : waktu tidur/istirahat biasanya terganggu karna rasa
nyeri
waktu tidur/istirahat < dari biasanya yaitu: 7-9/hari.
c. Aktivitas dan latihan : aktivitas dan latihan terganggua karna adanya
nyeri

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d proses peradangan pada urethra

ASKEP URETHRITIS Page 9


2. Hipertermi b/d proses peradangan pada saluran kemih
3. Resiko infeksi b/d penyebaran patogen secara sistemik
4. Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi/edema/proses peradangan pada
saluran kemih.

C. Intervensi Keperawatan
1) Dx : Nyeri b/d proses peradangan
Tujuan : Rasa nyeri bisa berkurang / hilang
Kriteria Hasil :
1. Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang
2. Tidak ada nyeri abdomen bawah / daerah simpisis pubis
3. Mukosa uretra tidak memerah / edema
4. Tidak ada nyeri saat berkemih
5. Ekspresi wajah tenang
DS : Px biasanya mengeluh nyeri dan panas pada daerah kelamin
terutama pada saat berkemih.
DO : - Ekspresi wajah meringis, menahan nyeri
- Px sering memegang kelamin, sering memegang perut bagian
bawah & sering menggaruk-2 daerah kelamin
Intervensi
a). Mandiri :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi & intensitas
R/ : Untuk membantu mengevaluasi tempat obstruksi & penyebab
nyeri
2. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
R/ : Meningkatkan relaksasi & menurunkan tegangan otot
3. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
R/ : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri
4. Pantau pola berkemih secara berkala
R/ : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / pengunduran
gejala / penyakit.

ASKEP URETHRITIS Page 10


b). Kolaborasi :
1. Berikan analgetik sesuai kebutuhan & evaluasi keberhasilannya
R/ : Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri

2) Dx : Hipertermi b/d Proses Peradangan


Tujuan : Suhu tubuh normal (36,5-37,2 C)
Kriteria Hasil :
1. Pasien bebas dari demam
2. Pasien mengatakan tubuh tidak terasa panas
3. Mukosa uretra tidak memerah / edema
4. Suhu tubuh dan nadi normal
5. Ekspresi wajah tenang/tidak menyeringai
DS : Px biasanya mengeluh tubuh terasa panas
DO : - Ekspresi wajah meringis/menyeringai
- Suhu meningkat (biasanya antara 37,5-38,5 C)
- Nadi meningkat (biasanya >100 x/mnt)
Intervensi :
1. Kaji timbulnya demam
R/ : Untuk mengidentifikasi pola demam pasien
2. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, & pernafasan)
R/ : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui kaeadaan umum
Pasien
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
4. Berikan kompres hangat
R/ : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang dapat
mempercepat penurunan suhu tubuh.

3) Dx : Resiko infeksi b/d penyebaran patogen secara sistemik


Tujuan : Tidak ada tanda tanda infeksi

ASKEP URETHRITIS Page 11


Kriteria Hasil :
1. Urine berwarna orange jernih / normal
2. Urine tidak mengandung / bercampur darah dan nanah
DS : Px biasanya mengeluh waktu berkemih disertai darah dan nanah
DO : - Adanya sekret / lendir / pus pada awal miksi
- Mukosa merah dan edema pada uretra / saluran kemih
- Urine berwarna merah
Intervensi
a). Mandiri :
1. Tingkatkan kebersihan yang baik pada pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan
R/ : Menurunkan resiko kontaminasi silang
2. Awasi / pantau tanda-tanda vital
R/ : Demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan & tanda
vital merupakan acuan untuk mengetahui kaeadaan umum pasien
3. Dorong peningkatan pemasukan cairan
R/ : Meningkatkan hidrasi untuk membilas bakteri
4. Berikan perawatan parineal
R/ : Dapat mencegah kontaminasi uretra
b). Kolaborasi :
1. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine (Tingkatkan
masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk
meningkatkan asam urine)
R/ : Asam urine menghalangi, membunuh / mengurangi
tumbuhnya kuman, peningkatan masukan sari buah dapat
berpegaruh dalam pengobatan infeksi.
2. Berikan antibiotik sesuai kebutuhan & evaluasi keberhasilannya
R/ : Dapat mencegah/mengurangi kolonisasi periuretra agar tidak
terjadi kekambuhan infeksi.

ASKEP URETHRITIS Page 12


4) Dx : Perubahan eliminasi urine b/d obstruksi / edema / proses
peradangan pada saluran kemih
Tujuan : Px dapat mempertahankan pola eliminasi urine / BAK secara
adekuat
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat berkemih / BAK secara lancar
2. Klien tidak kesulitan saat berkemih
3. Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan
berkemih (seperti : disuria, piuria, & hematuria)
DS : Px biasanya mengeluh kesulitan untuk memulai miksi / berkemih
DO : - Mukosa merah dan edema pada uretra / saluran kemih
Intervensi
a). Mandiri :
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine
R/ : Memberikan dan mengetahui informasi tentang fungsi ginjal
dan adanya komplikasi
2. Dorong peningkatan pemasukan cairan
R/ : Meningkatkan hidrasi untuk membilas bakteri
b). Kolaburasi :
1. Awasi pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, keratinin)
R/ : Pengawasan terhadap disfungsi ginjal

ASKEP URETHRITIS Page 13


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada
faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel
pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai
kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius
untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan
penjamu dan cetusan inflamasi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak
lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan
imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara
mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi
sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens.
Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat
terjadi di satu atau di kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya
dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks
vesikoureter. Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering
disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan
oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks
urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

B. Saran
Dengan adanya Askep ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih banyak lagi tentang Urethritis guna menambah wawasan untuk
pembelajaran.

ASKEP URETHRITIS Page 14


DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam & B.B,Fransisca. 2009. Askep pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.
2. E.Dongoes, Marilynn & Moorhouse, Mary Frances & C.Geissler, Alice. 1999.
Rencana Askep Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Ed.3. Jakarta : EGC.
3. Http//www.geogle.com, Hari kamis jam 14.00

ASKEP URETHRITIS Page 15

Anda mungkin juga menyukai