PROPOSAL SKRIPSI
WIWIK YULIATI
NIM.18650223
BAB I
PEDAHULUAN
pertumbuhan dan perkembangan, baik itu dari segi fisik maupun mental.
pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu
akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak
pada proses menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik
terjadi suatu fase yaitu fase menopause. sebagian besar wanita mulai
menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi (Sulistyawati dan
Atikah, 2010).
osteoporosis adalah wanita dari pada laki-laki (Sharif, 2012). Angka kejadian
wanita, namun juga terkait dengan pengetahuan dan perilaku mengenai cara
rata-rata orang Indonesia yaitu sebesar 254 mg/hari (hanya seperempat dari
(Sharif, 2012).
bisa menyebabkan tulang menjadi patah atau mengalami rasa sakit pada
waktu bergerak. Patah tulang ini bisa terjadi pada tulang punggung, pinggul,
wanita yang sudah memasuki masa menopause, karena pada masa tersebut
tertinggi pada lanjut usia, dimana 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria dengan
wanita yang mengalami menopause 1,2 miliar juta, menurut WHO (2009)
Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%. Menurut penelitian
perilaku yang aktif (57, 5%), perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang
(43%), untuk pencegahan mengenai osteoporosis yang baik (73%) dan yang
baik maka akan menjadikan pencegahan dini seseorang menjadi baik juga.
atau 7,4% dari populasi yang ada, menurut Depkes RI (2011), di Indonesia
Nganjuk kunjungan lansia mencapai 118.154 jiwa. Pada tahun (2018) data
dari Puskesmas Nganjuk Jumlah wanita yang berusia 51-60 tahun yaitu 694
pada pria karena puncaknya massa tulang juga lebih rendah dan efek
Bahan katabolic endogen (diproduksi oleh tubuh) dan oksigen (dari sumber
penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan tulang baru sehingga
2012).
pada adoleasens dan dewasa muda (11-24 thn) sampai 1200 mg untuk
memaksimalkan massa tulang. RDA untuk orang dewasa tetap 800 mg, tapi
2012).
baru muncul setelah berusia diatas 45 tahun, tetapi penyakit ini bisa
menyerang kaum muda yang gaya hidupnya cenderung tak sehat, seperti
(Pakasi, 2000).
pencegahan osteoporosis.
1. Bagi Responden
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
langgeng.
9
11
dan merasakan benda yang dia kenal, maka otaknya pun akan
yaitu:
pernah diketahui sehingga bisa memilih satu dari dua atau lebih
jawaban.
fisiologi.
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
1. Tahu (Know)
13
paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
2. Memahami (Comprehention)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Syntesis)
ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
M, 2011).
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
16
menerima informasi.
b. Pekerjaan
c. Usia
kematangan jiwa.
d. Informasi
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Sosial Budaya
Benar = 1 Benar = 0
Salah = 0 Salah = 1
f
Rumus : P= × 100 %
n
Keterangan :
P : Presentase
1. Awareness (kesadaran)
2. Interest
3. Evaluation
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
4. Trial
5. Adoption
2007).
2.3 Premenopause
2010).
1. Faktor Psikis
2. Sosial Ekonomi
4. Faktor Lain
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau
1. FSH dan LH
2.4 Menopause
arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa
berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus
dimana pada masa menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid
relatif banyak.
Ari S, 2010).
25
2. Jumlah anak
menopause.
3. Usia melahirkan
4. Faktor psikis
tumor di uterus.
6. Pemakaian kontrasepsi
7. Merokok
menopause.
8. Sosial ekonomi
begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badab wanita
perubahan.
2. Perubahan Horman
3. Perubahan Fisik
4. Perubahan Emosi
27
1. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup, kalsium bisa diperoleh
3. Vitamin.
lain :
2010)
durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Sering tidak disadari
29
tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik
marah)
a. Umur
b. Pendikan
c. Pekerjaan
(Notoadmojo, 2012).
a. Fasilitas
b Sumber informasi
1. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri
2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
kehidupan.
1. Kognitif (congnitive)
menimbulkan pengetahuan.
2. Afektif (affective)
3. Psikomotor (psychomotor)
rasa (efektif), dan karsa (psikomotor) atau peri rasa, peri cipta, dan
a. Menerima (Receiving)
b. Menanggapi (Responding)
c. Menghargai (Valuing)
c) Adopsi (adoption)
1. Persepsi
pertama.
2. Respon terpimpin
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
3. Mekanisme
4. Adaptasi
1. Langsung
Guttman.
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, benar dan salah.
(Hidayat, 2012).
2. Tidak langsung
(Notoatmojo, 2010).
Selalu :4 Selalu :1
Sering :3 Sering :2
Kadang-kadang :2 Kadang-kadang :3
kuesioner ≥ T mean.
Dimana :
menjadi skor T.
SD = Σ
√ ( x 1−x )❑2
n−1
Skor T Responden
Skor mean T =
Jumlah Responden
(Azwar, 2011).
2.6 Osteoporosis
(Tandra, 2008).
kerapuhan tulang.
tulang 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata bagi wanita dewasa kulit
putih.
kualitas tulang.
masa tulang total yang secara progresif menjadi rapuh, porus dan
(Dharmawan, 2004).
2008).
1. Primer
osteoporosis.
2. sekunder
Osteoporosis (Primer)
berperan dalam penentuan masa tulang. Jika ada salah satu anggota
dijaga sejak masih muda agar pada saat tua tidak menderita
osteoporosis.
yang mudah dan paling tampak adalah wanita Asia yang berwajah
Osteoporosis (Sekunder)
sinar matahari.
jatah kalsium yang diserap tulang. Selain itu nikotin membuat kadar
e) Konsumsi kafein, seperti minum teh atau soft drink. Sebab, kafein
47
(Sharif, 2012).
2.6.4 Epidemologi
ekstensif dari pada pria karena massa puncaknya tulang juga lebih
tulang, dan kecacatan yang diakibatkan pada usia lanjut (Sharif, 2012).
49
2.6.5 Patofisiologi
akibat trauma ringan), yang sering terjadi pada pasien lanjut usia.
1. Radiologi
Gejala radiologis yang khas adalh densitas atau massa tulang yang
2. CT-Scan
3. Pemeriksaan Laboratorium
nyata.
2.6.7 Penatalaksanaan
skeletal. Terdiri dari 3 gelas vitamin D susu skim atau susu penuh atau
makanan lain yang tinggi kalsium (miss keju swis, brokoli kukus,
(kalsium karbonat).
sebagai berikut:
2. Patah tulang
pinggul.
tahun (Compston,
2002).
3. Makin Pendek
sekitar 18 tahun, artinya Anda akan tetap pada tinggi itu dan
4. Tubuh Membungkuk
seperti yang telah kita ketahui, dokter akan menasehati bagaimana anda
kepadatan tulang.
keju).
2. Kalsium
sedikit 700 mg kalsium per hari. Akan tetapi bila anda mengalami
susu, susu kedelai yogurt buah, cokelat susu, roti putih, minyak
3. Vitamin D
makanan akan cukup untuk mengkompensasi hal ini, dan akan lebih
sangat membantu pada masa yang akan datang. Olahraga berat yang
5. Jangan Merokok
testosteron pada pria. Seperti yang telah kita ketahui, kadar hormon
kondisi mabuk bukan merupakan ide yang baik saat tulang anda
yang aktif (57,5%). Hasil dari analisa bivariat menunjukan bahwa ada
menunjukan hasil dari uji Chi Square tidak ada pengaruh bermakna antara
3,481 dan nilai X2 hitung 0,181. Jadi X2 hitung < X2 tabel di mana α
adalah 0,05).
pencegahan osteoporosis.
pengaruh atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara
variabel yang satu dengan variabel lainnya dari masalah yang diteliti.
gambar 3.1.
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
= Ada pengaruh
Kabupaten Nganjuk.
61
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah
(Notoadmojo, 2012). Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan
dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus
diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik
pengumpulan data, analisa data, cara penafsiran dan penyimpanan hasil penelitian
(Nursalam, 2010).
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan
yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian
bisa diterapkan. Rancangan sangat erat dengan bagaimana kerangka konsep
penelitian sebagai petunjuk perencanaan penelitian secara inci dalam hal
pengumpulan dan analisa data (Nursalam, 2016).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Desain penelitian ini adalah cross-sectional, yaitu mengukur perbedaan di antara
berbagai orang, subjek atau fenomena, bukan proses perubahan. Data yang akan
diambil bersifat prospektif, yaitu data peristiwa yang sedang atau saat ini terjadi.
Teknik penelitian ini adalah dengan membagikan kuisioner yang terdiri dari dua
bagian yaitu lembar kuisioner tingkat pengetahuan dan perilaku dalam
pencegahan osteoporosis
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan yang dimulai dari perumusan masalah
62
5954
n= 2
1+ 5954 ( 0 , 1 ) ❑
5954
=
1+ 5954 ( 0 , 01 )
5954
=
69.55
= 99,98 dibulatkan menjadi 100
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel yang diambil, maka ukuran
sampel pada penelitian ini adalah 100 . Jumlah total keseluruhan sampel yaitu 100
responden, sedangkan sampel untuk uji validitas dan uji reabilitas diambil 15
responden saja untuk dua desa yang dijadikan pengambilan sampel . Jadi, total
sampel uji validitas dan uji reabilitas adalah 30 responden.
3.4. Identifikasi Variabel
Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua
yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif sebagai contoh, variabel yang
64
Tabel 4.7 Definisi operasional variabel pengetahuan wanita usia premenopause tentang
osteoporosis dengan perilaku pencegahan osteoporosis di Kecamatan Nganjuk
Kabupaten Nganjuk.
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Kategori
Operasional ukur
Variabel Segala sesuatu 1. Definisi K O 2 Pernyataan positif
independen yang diketahui osteoporosis U R Benar = 1
pengetahuan wanita usia 2. .Jenis E D Salah = 0
wanita usia premenopause osteoporosis S I
premenopause (41-50) tahun 3. Penyebab I N Pernyataan negatif
tentang tentang osteoporosis O A Benar = 0
osteoporosis osteoporosis 4. Pencegahan N L Salah = 1
atau tulang osteoporosis E
keropos R Kategori
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75 %
Kurang : < 56% (Nursalam
2011)
Survey tempat
Menyusun proposal
Pembuatan kuisioner
Uji Validitas
Uji Reabilitas
Kauman Ploso
Analisis data
Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian pengetahuan wanita usia premenopause tentang
68
5% 1%
10 0,632 0,765
20 0,4444 0,561
30 0,361 0,463
40 0,312 0,403
50 0,279 0,361
60 0,254 0,330
70 0,235 0,306
80 0,220 0,286
90 0,207 0,270
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
σ 2
b = jumlah variansi skor butir soal ke-i
i = 1, 2, 3, 4, …n
2
σt = variansi total
jenis datanya, untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-
rata, median dan standar devisiasi, pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2012).
a. Univariat 1 : pengetahuan wanita usia premenopause tentang
osteoporosis.
Melakukan pengukuran dengan menggunakan skala Guttman :
Pernyataan positif Pernyataan Negatif
Benar = 1 Benar = 0
Salah = 0 Salah = 1
f
Rumus : P= × 100 %
n
Keterangan :
P : Presentase
f : Jumlah Jawaban yang Benar
N : Jumlah Skor Maksimal
Menurut Nursalam 2011 pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala ordinal, yaitu :
Selalu :4 Selalu :1
Sering :3 Sering :2
Kadang-kadang :2 Kadang-kadang :3
SD = Σ
√ ( x 1−x )❑2
n−1
Skor T Responden
Skor mean T =
Jumlah Responden
Untuk kategori penilaian menjadi : s
(Azwar, 2011).
2. Analisa Bivariat
Cara analisis data yang digunakan adalah bivariat yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berpengaruh atau korelasi atau berpengaruh
73
(Notoatmodjo, 2012).
Untuk mengetahui pengaruh antara kedua variabel dilakukan pengujian
hipotesis melalui korelasi dari Chi Square karena variabel independen skala
ordinal dan variabel dependen skala nominal.
P<α (0,05) = H1 diterima yang berarti ada pengaruh pengetahuan wanita
usia premenopause tentang osteoporosis dengan perilaku
pencegahan osteoporosis.
P>α (0,05) = H0 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pengetahuan wanita
usia premenopause tentang osteoporosis dengan perilaku
pencegahan osteoporosis.
Menurut Arikunto (2010) hasil dari pengelolahan dan kemudian di
interprestasikan dengan menggunakan skala sebagai berikut :
100 % : Seluruh reponden
76-99% : Hampir seluruh responden
51-75% : Sebagian besar responden
50% : Setengah responden
26-49% : Hampir setengah responden
1-25% : Sebagian hasil responden
0% : Tidak satupun responden
3.8. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan Editing,
Coding, Scoring, Tabulating.
1. Editing
Editing adalah upaya memeriksa kembali data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul (Hidayat, 2010). Dalam editing akan diteliti:
a. Lengkapnya pengisian : format harus terisi lengkap.
b. Kejelekan dan kesesuaian jawaban satu sama lainnya.
c. Relevansi jawaban.
d. Keseragaman satuan data.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2010). Peneliti memberikan kode
74
Kadang-kadang : 2 Kadang-kadang : 3
Tidak pernah :1 Tidak Pernah :4
Sedangkan penentuan skor kriteria peneliti memberikan:
Kriteria positif jika dinilai T skor yangdiperoleh responden dari kuesioner ≥ T
mean.
Kriteria negatif jika dinilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T
mean.
4. Tabulating
Tabulating adalah pengorganisasian data sedemekian rupa agar dengan mudah
dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisa. Sistematika
penulisan presentase menurut ( Arikunto, 2010).
3.9 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan kepada pihak
lembaga untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu baru melakukan penelitian pada
responden dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek penelitian. subjek diberi tahu
tentang maksud dan tujuan penelitian, jika subjek bersedia responden
menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
77