Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OSTEOPOROSIS

DENGAN ASUPAN KALSIUM PADA


WANITA PREMENOPAUSE DI PUSKESMAS
CINANGKA BANTEN TAHUN 2017

Tessa Sjahriani1, Mala Kurniati1,Inesia Putri Wulandari2

1. Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung


2. Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung

Abstrak

Latar belakang : Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa
tulang dimana tulang menjadi keropos dan mudah patah. Data WHO tahun 2012 yang menunjukkan
bahwa di seluruh dunia ada sekitar 200 juta orang yang menderita osteoporosis. Prevalensi kejadian
osteoporosis di Indonesia mencapai 19,7%. Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya
osteoporosis yaitu tingkat pengetahuan dan asupan kalsium.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang osteoporosis dengan asupan
kalsium pada wanita premenopause di Puskesmas Cinangka Banten.
Metode : Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
128 responden yang diambil dari kuisioner di Puskesmas Cinangka Banten. Pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Hasil : Distribusi dari 128 responden didapatkan yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalah
75 responden (58,6%) dan tingkat pengetahuan yang kurang 53 responden (41,4%). Untuk asupan
kalsium yang baik terdapat 82 responden (64,1%) dan yang kurang 46 responden (35,9%) Hasil uji
analisis Chi square menunjukkan nilai signifikan (p=0,00<0,05) dengan OR= 13,765.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang osteoporosis dengan asupan
kalsium pada wanita premenopause di Puskesmas Cinangka Banten tahun 2017.

Kata kunci : Osteoporosis, Asupan kalsium, Premenopause.

Correlation Knowledge Level about Osteoporosis with Calcium intake in Premenopause


Women at Puskesmas Cinangka Banten 2017

ABSTRACT

Background : Osteoporosis is a certain disease by reduced bone mass where bones become porous and break
easily. WHO announce in 2012 there are about 200 million people suffering from osteoporosis around the world.
The prevalence of osteoporosis in Indonesia reached 19.7%. There are several risk factors that cause osteoporosis
that is the level of knowledge and calcium intake.
Objective : This study aims to find out the correlation between knowledge level of osteoporosis with calcium
intake in premenopause women at Puskesmas Cinangka Banten 2017.
Method : Types of research is analytic observation study with cross sectional approach. Sample in this research
study is 128 respondents. This study use primary data, obtained by questionnaire at Puskesmas Cinangka
Banten. Sample was taken with simple random sampling.
Result : Distribution of 128 respondents obtained with good level of knowledge is 75 respondents (58,6%) and
low knowledge level is 53 respondents (41,4%). For good calcium intake, there were 82 respondents (64,1%) and
46 respondents (35,9%). The result of Chi square test showed significant value (p= 0,00 <0,05) with OR =
13,765.
Inference : The conclusion of this research is that there was a correlation between the level of knowledge about
osteoporosis with calcium intake in premenopausal women at Puskesmas Cinangka Banten in 2017.

1
Keyword : Osteoporosis, Calcium Intake, Premenopause.

1. Pendahuluan 200 juta orang yang menderita osteoporosis. Pada


Masa lanjut usia identik dengan masa tahun 2050, diperkirakan angka patah tulang
klimakterium yaitu masa peralihan antara masa pinggul akan meningkat 2 kali lipat pada wanita
reproduksi dengan masa senium. Klimakterium dan 3 kali lipat pada pria. Hasil penelitian white
dibagi menjadi 4 fase, yaitu premenopause, paper yang dilaksanakan bersama Perhimpunan
perimenopause, menopause, dan pasca Osteoporosis Indonesia tahun 2007, melaporkan
menopause. Sebelum seorang wanita mengalami bahwa proporsi penderita osteoporosis pada
menopause, ia akan mengalami fase penduduk yang berusia diatas 50 tahun adalah
premenopause, dimana pada fase ini muncul 32,3% pada wanita dan 28,8% pada pria.
berbagai keluhan (Prawirihardjo, 2011). Perkiraan Sedangkan data Sistem Informasi Rumah Sakit
rata-rata umur menopause di Indonesia adalah (SIRS, 2010) menunjukkan angka insiden patah
50-52 tahun, relatif sedikit wanita mulai tulang paha atas akibat osteoporosis adalah
menopause pada usia 40 tahun dan beberapa sekitar 200 dari 100.000 kasus pada usia 40 tahun
mengalaminya setelah berusia 40 tahun. Masa ini (Kemenkes RI, 2015).
dikenal dengan masa pramenopause (Depkes RI, Dalam peringatan Hari Osteoporosis
2005). Nasional pada tahun 2006, Menteri Kesehatan Siti
Selama ini osteoporosis identik dengan orang Fadilah Supari menyatakan bahwa jumlah warga
tua, namun faktanya, pengeroposan tulang bisa usia lanjut di dunia maupun nasional makin
menyerang siapa saja termasuk di usia muda. meningkat. Tahun 2000, jumlah usia lanjut di
Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif. Indonesia mencapai 7,6% atau 16 juta jiwa. Tahun
Penelitian terbaru dari International Osteoporosis 2007 jumlah meningkat menjadi 8,4% atau 18,4
Foundation (IOF) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 juta jiwa, kemudian meningkat lagi di tahun 2008
perempuan di Indonesia dengan rentang usia 50- menjadi 9,3% atau 21,1 juta jiwa. Menurut
80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis. penelitian Badan Litbang Depkes pada tahun
Dan juga risiko osteoporosis perempuan di 2005, 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan
Indonesia 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki- menderita osteoporosis (keropos tulang). Selain
laki. Biasanya penyakit keropos tulang ini itu pada Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun
menjangkit sebagian besar wanita 2006, menunjukkan angka prevalensi osteopenia
postmenopause.Osteoporosistidak menampakkan (osteoporosis dini) adalah 41,7% dan prevalensi
tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi osteoporosis sebesar 10,3% yang berarti 2 dari 5
keropos atau keretakan pada usia senja. penduduk Indonesia berisiko terkena
Hilangnya hormon estrogen setelah menopause osteoporosis. Hasil analisa Depkes yang
meningkatkan risiko terkena osteoporosis. dilakukan di 14 propinsi menunjukkan masalah
Penyebab osteoporosis diantaranya rendah osteoporosis telah mencapai pada tingkat perlu
hormon estrogen pada wanita, rendahnya diwaspadai yaitu sekitar 19,7% dari jumlah lansia
aktivitas fisik, kurangnya paparan sinar matahari, yang ada (Depkes RI, 2006).
obat-obatan yang menurunkan massa tulang, usia Pada tahun 2005, angka harapan hidup
lanjut dan rendahnya asupan kalsium (Kemenkes masyarakat Indonesia mencapai 67,68 tahun.
RI, 2015). Faktor lain yang tak kalah penting adalah
Osteoporosis dapat dijumpai di seluruh kurangnya kesadaran masyarakat untuk
dunia dan sampai saat ini masih merupakan mencegah datangnya penyakit itu sendiri. Hal itu
masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di ditandai dengan rendahnya konsumsi kalsium
negara berkembang. Di Amerika Serikat, rata-rata orang Indonesia, yakni hanya 254 mg per
osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 hari (Thanaseelan, 2010).
diantara 2-3 wanita postmenopause dan lebih dari Pencegahan Osteoporosis dapat dilakukan
50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat
Mengutip data dari WHO tahun 2012 yang mengenai faktor risiko Osteoporosis. Sementara
menunjukkan bahwa di seluruh dunia ada sekitar itu, peningkatkan kesadaran masyarakat dalam

2
mencegaho steoporosis secara dini dapat 2. Metode
dilakukan dengan memperhatikan pola makan Jenis penelitian ini termasuk penelitian
sehat dengan menjaga komposisi protein, kalsium observasi analitik dengan pendekatan cross
dan vitamin D, melakukan aktifitas, terpapar sinar sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
matahari,tidak merokok dan tidak mengkonsumsi dinamika hubungan antara faktor-faktor resiko
alkohol (Depkes, 2012). dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
Selain beberapa faktor diatas, pengetahuan atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
seorang wanita premenopause juga sangat (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian
berpengaruh. Pengetahuan khusus sangat ini adalah wanita premenopause yang berusia 40-
diperlukan, terutama pengetahuan mengenai 50 tahun yang datang ke Puskesmas Cinangka
osteoporosis dan asupan kalsium untuk Banten. Pengambilan sampel menggunakan simple
mencegahnya di masa menopause. Wanita random sampling dengan teknik penentuan sampel
premenopause akan lebih mudah mengurangi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, didapatkan
kecemasan dan mampu melalui masa menopause sampel sebanyak 128 responden dengan
tanpa banyak keluhan apabila mereka menggunakan data primer, yaitu dari hasil
mendapatkan pengetahuan yang faktual dan pengisian kuesioner pada wanita premenopause.
akurat mengenai osteoporosis (Thanaseelan, Data dianalisis dengan menggunakan uji chi
2010). square.
Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian 3. Hasil dan Pembahasan
tentang “hubungan tingkat pengetahuan tentang Dalam penelitian ini, responden yang terpilih
osteoporosis dengan asupan kalsium pada wanita adalah sebanyak 128 responden. Dari keseluruhan
premenopause di Puskesmas Cinangka, Banten responden, gambaran karakteristik responden
tahun 2017”. yang diamati meliputi: usia, riwayat pendidikan
terakhir, dan pekerjaan.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Karakter Responden Frekuensi Persentase (%)
1. Usia
40 12 9.4
41 16 12.5
42 19 14.8
43 13 10.2
44 15 11.7
45 14 10.9
46 13 10.2
47 9 7.0
48 6 4.7
49 8 6.2
50 3 2.3
Total 128 100
2. Tingkat Pendidikan Terakhir
SD 45 35,2
SMP 38 29,7
SMA 32 25
Perguruan Tinggi 13 10,2
Total 128 100
3. Pekerjaan
Guru 4 3,1
PNS 9 7
IRT 40 31,2
Pedagang 16 12,5
Karyawan Swasta 17 13,3
Buruh 22 17,3
PRT 17 13,3
Tukang Pijit 3 2,3
Total 128 100

3
Berdasarkan data pada tabel 1 ditinjau dari kelompok terbesar adalah IRT (Ibu Rumah
segi usia, pada usia 40 tahun yaitu sebanyak 12 Tangga) yaitu sebanyak 40 orang (31,2%), buruh
orang (9,4%), usia 41 tahun sebanyak 16 orang sebanyak 22 orang (17,3%), PRT (Pekerja Rumah
(12,5%), usia 42 tahun sebanyak 19 orang (14,8%), Tangga) dan karyawan swasta yaitu sebanyak 17
usia 43 tahun sebanyak 13 orang (10,2%), usia 44 orang (13,3%), pedagang sebanyak 16 oang
tahun sebanyak 15 orang (11,7%), usia 45 tahun (12,5%), PNS (Pegawai Negeri Sipil) yaitu
sebanyak 14 orang (10,9%), usia 46 tahun sebanyak 9 orang (7%), guru sebanyak 4 orang
sebanyak 13 orang (10,2%), usia 47 tahun (3,1%), dan tukang pijit adalah kelompok
sebanyak 9 orang (9%), usia 48 tahun sebanyak 6 terendah yaitu 3 orang (2,3%).
orang (4,7%), usia 49 tahun sebanyak 8 orang
(6,2%), dan usia 50 tahun yaitu sebanyak 3 orang ANALISIS UNIVARIAT
(2,3%). Sedangkan ditinjau dari segi tingkat Sampel dalam penelitian ini berjumlah 128
pendidikan terakhir, kelompok terbesar terdapat responden. Analisis dilakukan pada tiap variabel
pada wanita tamatan SD yaitu sebanyak 45 orang dari hasil penelitian, baik variabel dependen
(35,2%), SMP sebanyak 38 orang (29,7%), SMA maupun independen. Hasil dari tiap variabel ini
sebanyak 32 orang (25%), dan terendah terdapat ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
pada wanita tamatan Perguruan Tinggi yaitu frekuensi berikut ini:
sebanyak 13 orang (10,2%). Dan dari pekerjaan,

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Osteoporosis


No Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Frekuensi Persentase (%)
1 Baik (skor ≥ 70) 75 58,6
2 Kurang (skor < 70) 53 41,4
Total 128 100

Tabel 2 diatas menunjukan distribusi tingkat yang baik adalah sebanyak 75 responden (58,6%)
pengetahuan tentang osteoporosis di Puskesmas dan yang memiliki tingkat pengetahuan yang
Cinangka Banten. Dari 128 responden diperoleh kurang yaitu sebanyak 53 respoden (41,4%).
persentase yang memiliki tingkat pengetahuan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Asupan Kalsium


No Asupan Kalsium Frekuensi Persentase (%)
1 Baik (≥ 1000mg/ hari) 82 64,1
2 Kurang (< 1000mg/hari) 46 35,9
Total 128 100

Tabel 3 diatas menunjukan distribusi frekuensi responden (67,9%) dan tingkat pengetahuan
asupan kalsium pada wanita premenopause di yang baik dengan asupan kalsium
Puskesmas Cinangka Banten. Dari 128 responden >1000mg/hari adalah 17 responden (32,1%).
diperoleh persentase wanita yang asupan Sedangkan responden dengan tingkat
kalsiumnya baik adalah sebanyak 82 reponden pengetahuan osteoporosis yang baik dengan
(64,1%) dan wanita yang memiliki asupan asupan kalsium <1000mg/hari adalah 10
kalsiumnya rendah atau kurang yaitu sebanyak 46 responden (13,3%) dan tingkat pengetahuan
respoden (35,9%). yang baik dengan asupan kalsium
>1000mg/hari adalah 65 responden (86,7%).
ANALISIS BIVARIAT Hasil uji statistic Chi-square diperoleh nilai p
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang value = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa
Osteoporosis degan Asupan Kalsium terdapat hubungan yang bermakna atau
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa signifikan antara tingkat pengetahuan
responden dengan tingkat pengetahuan osteoporosis dengan asupan kalsium pada
osteoporosis yang kurang dengan asupan wanita premenopause. Nilai OR adalah ukuran
kalsium <1000mg/hari adalah sebanyak 36 asosiasi paparan (faktor resiko) dengan
4
kejadian penyakit pada kelompok beresiko. premenopause yang tingkat pengetahuan
Pada penelitian ini didapatkan nilai OR osteoporosis dan asupan kalsiumnya kurang
sebesar 13,765 yang artinya pada wanita memiliki resiko 13 kali terkena osteoporosis.

Tabel 4 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Osteoporosis Dengan


Asupan Kalsium
Asupan Kalsium
Tingkat Kurang Baik >1000 Total p-Value OR
pengetahuan < 1000 mg/hari mg/hari
osteoporosis
N % N % N %
Kurang 36 67,9 17 32,1 53 100
.000 13,765
Baik 10 13,3 65 86,7 75 100
Jumlah 46 35,9 82 64,1 128 100

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi .


4. Kesimpulan dan Saran Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Terdapat hubungan yang signifikan antara Cakrawati D, NH Mustika. 2012. Bahan
tingkat pengetahuan tentang osteoporosis dengan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung:
asupan kalsium pada wanitapremenopause di Penerbit Alfabeta. Hal. 235-243.
Puskesmas Cinangka Banten Tahun 2017. Ashar, F. 2008. Pengeruh Pengetahuan dan Upaya
Bagi Puskesmas diharapkan kepada institusi, Lansia terhadap Derajat Osteoporosis di
khususnya Puskesmas Cinangka Banten dapat Wilayah Kerja Kecamatan Bangkalan
memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang Kabupaten Bangkalan. Surabaya: Universitas
faktor resiko yang menyebabkan penyakit Airlangga.
osteoporosis seperti aktivitas fisik, indeks massa Bulstrode, C., and Swales, C., 2007 : Rheumatology.
tubuh (IMT) dan pencegahan penyakit In: The Musculoskeletal System at a Glance, 1st
osteoporosis salah satunya dengan asupan edition, Blackwell Publishing Ltd,:60-62.
kalsium yang cukup. Cakrawati, NH Mustika. 2012. Bahan Pangan,
Bagi Masyarakat dapat membiasakan pola Gizi, dan Kesehatan Masyarakat. Bandung:
hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, Alfabeta Bandung. Hal. 149-151.
aktivitas fisik, dan menghindari merokok dan Cooper, C. 2007. Beat the Break-Know and Reduce
konsumsi alkohol, menyadari pentingnya your Osteoporosis Risk Factors. International
penyakit osteoporosis karena penyakit ini Osteoporosis Foundation (IOF). Available from:
menyerang saat memasuki masa menopause atau http://www.osteoporosis.org.au/files/resea
lansia terutama pada wanita sehingga wanita rch/BeatTheBreak_IOF_2007.pdf [Accessed
premenopause perlu mengetahui banyak 30 January 2017].
pengetahuan tentang osteoporosis, Departemen Kesehatan RI. 2015. Data dan kondisi
memperhatikan asupan kalsium untuk memenuhi penyakit osteoporosis di Indonesia. Jakarta:
kebutuhan tulang. Balitbang Depkes RI. [Diakses tanggal 17
Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat Januari 2017].
melakukan penelitian ini lebih mendalam untuk
mencari faktor-faktor lain yang berhubungan Departemen Kesehatan RI. 2005. Terjadi
dengan osteoporosis dan wanita premenopause Pergeseran Umur Menopause. Jakarta:
seperti indeks massa tubuh, aktifitas fisik, dan Balitbang Depkes RI [Diakses 17 Januari
lain-lain. 2017].

5. Terima Kasih Fatmah. 2008. Osteoporosis dan Faktor Resikonya


Terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Pada Lansia Etnis Jawa volume 43 hal 57-67.
semua pihak atas bimbingan, arahan, dan Semarang: Media Medika Indonesiana,
motivasi dalam penelitian ini. Universitas Diponegoro [Diakses tanggal 3
Febuari 2017]
6. Daftar Pustaka
5
Hadibroto, H. I. 2003. Mengatasi Gejala Pada Wanita Dewasa Muda. Pusat Teknologi
Menopause Secara Medis dan Alami. Jakarta Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan
: Nirmala. Hal. 67-69. Litbangkes, Kemenkes RI. [Diakses tanggal
Hatrono, Muljadi & Tanudi. 2003. Mencegah dan 20 januari 2017]
Mengatasi Osteoporosis. Jakarta : Puspa Sinnathamby, Hemanath. Gambaran Tingkat
Swara. Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Wanita Premenopause Di Kecamatan Medan
Junaidi, Iskandar. 2007. Osteoporosis. Selayang II. FK USU, Sumatera Utara: 2010.
Jakarta: PT Buana Ilmu Populer . Hal. Soke, YE, dkk. 2016. Hubungan Pengetahuan
125-126. Lansia Tentang Osteoporosis Dengan
Kemenkes RI. 2012. Ajak Masyarakat Lakukan Perilaku Mengkonsumsi Makanan
Pencegahan Osteoporosis. Jakarta: Balitbang Berkalsiumdi Panti Wredha X Yogyakarta.
Kemenkes RI [Diakses tanggal 17 Januari Yogyakarta: Universitas Respati Yogyakarta.
2017]. Subekti, Nike Budhi. 2009. Buku Saku
Muljadi Hartono, Tanudi, 2000. Mencegah dan Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Mengatasi Osteoporosis 1st ed. Jakarta : Sudoyo, Setiyohadi dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu
Puspa Swara, anggota IKAPI. Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi IV. Jakarta:
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Interna Publishing. Hal. 1035-1039.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Syahrul, Fariani dkk. 2015. Risiko Osteoporosis
Hal 138-139. Menurut Indeks Massa Tubuh, Paritas, dan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan Konsumsi Kafein. Volume 3 hal 194-204.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Surabaya: Universitas Airlangga [Diakses
Hal 121. tanggal 18 Januari 2017].
Pieter, Z. H. 2011. Pengantar Psikologi Untuk
Kebidanan. Jakarta : Kencana. Tandra, Hans. 2009. Osteoporosis Mengenal,
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Menopause dan Mengatasi, dan Mencegah Tulang Keropos.
Andropause. Jakarta: Yayasan Bima Pustaka. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Rebecca Fox-Spencer, Brown Pam. 2007. Thanaseelan, Rathidevi. “ Gambaran Pengetahuan
Menopause. Jakarta : Erlangga. Tentang Osteoporosis Pada Wanita Dalam
Rukmoyo, Tedjo. 2012. Buku ajar osteoporosis. FK Usia Premenopause Di Medan 2010”. FK
UGM, Yogyakarta. elisa.ugm.ac.id [diakses USU, Sumatera Utara: 2010.
pada tanggal 30 januari 2017]. Wardhana, Wisnu. “Faktor – Faktor Risiko
Roesma, S. 2006. Pencegahan Dini Osteoporosis: Osteoporosis Pada Pasien Dengan Usia Di
Pedoman bagi Petugas UKS & Guru Atas 50 Tahun”. FK Undip, Semarang: 2012.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Depkes. Wirakusmah, E.S. (2007). Mencegah Osteoporosis
Setiyohadi, Bambang. 2014. Buku Ajar Ilmu Lengkap Dengan 39 Jus dan 38 Resep.
Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi VI. Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diunduh
Interna Publishing. Hal. 3054-3056. dari:
http://books.google.co.id/books?id=voPEm
Setyawati, Budi dkk. 2014. Pengetahuan Tentang YEwjXwC&pg=PA1&dq=osteoporosis#PPP1,
Osteoporosis Dan Kepadatan Tulang M1. [Diskses 19 januari 2017]
Hubungannya Dengan Konsumsi Kalsium

Anda mungkin juga menyukai