Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) OSTEOPOROSIS

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bidang Studi
Topik
Sub Topik
Sasaran
Hari/ Tanggal
Waktu

: Penyakit Degeneratif
: Osteoporosis
: Cara Mencegah Osteoporosis
: Tn. W dan keluarga
: 28 Januari 2017
: 25 menit

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia
dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan
tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan
berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses menua mulai
tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60
tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit
jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional
Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami
resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati
40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia sudah
dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor, yang
melakukan penelitian dari tahun 1999 2002 pada beberapa Propinsi di Indonesia
didapatkan bahwa satu dari lima perempuan mengalami osteoporosis pada usia
memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki umur 55 tahun. Kejadian osteoporosis
lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan laki-laki (14,8 %).
( Siswono, 2003 )
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia


dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada
otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu
bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah
raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya
akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa,
serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai
terjadinya osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan
kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti
Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa
hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa
osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan
mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun
terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 52. Persoalan besar akan
muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti
yang terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih
cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya
terjadilah pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar
sehingga kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan
begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko
patah tulang 2 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah
tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti
akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan
tubuh.

B. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30 menit, para
lansia diharapkan dapat mengetahui mengenai cara mencegah osteoporosis.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis di harapkan audiens dapat
memahami
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.

2. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis dengan benar.


3. Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
4. Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar
5. Peserta dapat menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa :
- Ceramah
- Tanya jawab

E. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN


Tahap/ Waktu

Kegiatan Pengajar

Kegiatan Peserta

Pendahuluan

Memberi salam pembuka dan

Menjawab salam &

(5 menit)

memperkenalkan diri

memperhatikan

Menginformasikan materi yang akan

Memperhatikan

disampaikan

Memperhatikan

Menjelaskan tujuan yang hendak di capai

Memperhatikan &

pada akhir penyuluhan

menjawab pertanyaan

Apersepsi dengan cara menggali


Penyajian

pengetahuan yang dimiliki peserta


Menjelaskan tentang

Mendengarkan dan

Materi

pengertian osteoporosi.

memperhatikan

(15 menit)

Menyebutkan tanda dan gejala

Bertanya

osteoporosis.

Menjawab pertanyaan

Menyebutkan faktor resiko yang

Mendengarkan dan

mempengaruhi osteoporosis.

memperhatikan

Menjelaskan makanan yang dianjurkan


untuk mencegah osteoporosis.
Menjelaskan cara mencegah osteoporosis.
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya seputar materi yang
disampaikan
Memberi kesempatan kepada peserta lain
untuk menjawab pertanyaan
Evaluasi

Menjelaskan dan menjawab pertanyaan


Memberikan pertanyaan kepada peserta

Menjawab pertanyaan

(5 menit)
Penutup

seputar materi yang telah diberikan


Menyimpulkan Materi

Mendengarkan

(5 menit)

Menutup pertemuan & mengucapkan

Mendengarkan dan

salam penutup

menjawab salam

F. MEDIA PENYULUHAN
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. PPT
G. METODE EVALUASI
1. Metode Evaluasi : Tanya jawab
2. Jenis Evaluasi
: Lisan
G. SETTING TEMPAT

B
A
C

Keterangan
:
A
: Penyaji
B
: Lansia
C
: Keluarga lansia

H. KRITERIA EVALUASI
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
2. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis dengan benar.
3. Peserta mampu menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan
benar
4. Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar
5. Peserta mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.
I. RANGKAIAN MATERI
1. Pengertian osteoporosis.
2. Tanda dan gejala osteoporosis.
3. Faktor yang mempengaruhi osteoporosis.
4. Cara mencegah osteoporosis.
5. Makanan yang baik untuk mencegah osteoporosis.
J. MATERI
1. Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa


masa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada
pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan
osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a. Kelainan Hepar
b. Kegagalan ginjal kronis
c. Kurang gerak
d. Kebiasaan minuman alcohol
e. Pemakai obat-obatan
f. Kelebihan kafein
g. Merokok
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon
utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke
dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia
diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih
lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita
osteoporosis postmenokkpausal, wanita kulit putih dan daerah.
2. Tanda dan Gejala Osteoporosis
Tanda tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya patah tulang di
pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau trauma
yang ringan.
Gejala osteoporosis meliputi : Nyeri punggung, hilang tinggi badan, badan
membungkuk, tulang mudah patah.
3. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Osteoporosis
Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan,
amenore, gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok,
terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk
beberapa obat anti-kejang,dan sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga
dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis.
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun
resiko ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini :
a. Merokok
b. Konsumsi alcohol
c. Diet rendah kalsium
d. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksi
e. Menopause yang lebih awal

Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil
cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme
lainnya, sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai
terjadi. Untuk itu bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk
mulai mengkonsumsi suplemen kalsium.
4. Cara Cara Pencegahan Osteoporosis
a. Rajin berolah raga
b. Upayakan mencapai berat tubuh yang idal
c. Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin
D
d. Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein.
e. Berjemur 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari,
f.

membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri.


Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

5. Makanan yang dianjurkan


a. Susu
Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga
kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan
kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk.
Anda pun bisa mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan
susu seperti keju, es krim dan lain-lain.
b. Kacang kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya
akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya
akan

asam

lemak omega-3 dan alphalinoleic

acid yang

membantu

menguatkan tulang.
c. Wortel
Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin
yang baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah
wortel dan makanlah dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya
manfaat lebih baik bila dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda
juga dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran salad. Usahakan untuk
mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda memiliki tulang yang
kuat.
d. Sayuran ynang berdaun hijau
e. Ikan

DAFTAR PUSTAKA
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis: insights
afforded by epidemiology.".
Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident Vertebral
Fractures".JAMA 298: 27612767.

Anda mungkin juga menyukai