Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOPOROSIS

1. Topik : Osteoporosis
2. Sub Topik : Cara Mencegah Osteoporosis
3. Sasaran : Lansia
4. Hari/ Tanggal :
5. Jam : 09.00 WIB
6. Waktu : 30 menit
7. Tempat : PWGN Rumah Lansia Para Suster HK

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status


lansia dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses
menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada
usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah
penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data
internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia
mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan
mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia
sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor,
yang melakukan penelitian dari tahun 1999 – 2002 pada beberapa Propinsi di
Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima perempuan mengalami osteoporosis
pada usia memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki umur 55 tahun. Kejadian
osteoporosis lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan laki-laki
(14,8 %). ( Siswono, 2003 )

1
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada
otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu
bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah
raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya
akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa,
serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai
terjadinya osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan
kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti
Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa
hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa
osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan
mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun
terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan
muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti
yang terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih
cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya
terjadilah pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar
sehingga kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan
begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko
patah tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah
tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti

2
akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan
tubuh.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TU)

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30 menit, para


lansia diharapkan dapat mengetahui mengenai cara mencegah osteoporosis.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)

Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis di harapkan audiens dapat


memahami
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
2. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.
3. Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
4. Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar.
5. Peserta dapat menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.

D. STRATEGI PELAKSANAAN

Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa :


- Ceramah
- Tanya jawab

E. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN

Tahap/
Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta
Waktu
Pendahuluan Memberi salam pembuka dan Menjawab salam &
(5 menit) memperkenalkan diri memperhatikan
Menginformasikan materi yang akan Memperhatikan
disampaikan Memperhatikan
Menjelaskan tujuan yang hendak di

3
capai pada akhir penyuluhan Memperhatikan &
Apersepsi dengan cara menggali menjawab pertanyaan
pengetahuan yang dimiliki peserta
Penyajian Menjelaskan tentang pengertian Mendengarkan dan
Materi osteoporosi. memperhatikan
(15 menit) Menyebutkan tanda dan gejala Bertanya
osteoporosis. Menjawab pertanyaan
Menyebutkan faktor resiko yang Mendengarkan dan
memperhatikan
mempengaruhi osteoporosis.
Menjelaskan makanan yang
dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis.
Menjelaskan cara mencegah
osteoporosis.
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya seputar
materi yang disampaikan

Evaluasi Memberikan pertanyaan kepada Menjawab pertanyaan


(5 menit) peserta seputar materi yang telah
diberikan
Penutup Menyimpulkan Materi Mendengarkan
(5 menit) Menutup pertemuan & mengucapkan Mendengarkan dan
salam penutup menjawab salam

F. MEDIA PENYULUHAN

Media Penyuluhan yang digunakan:


1. Materi SAP
2. PPT
4
G. METODE EVALUASI

1. Metode Evaluasi : Tanya jawab


2. Jenis Evaluasi : Lisan

H. KRITERIA EVALUASI

1. Peserta mampu menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.


2. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.
3. Peserta mampu menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan
benar.
4. Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah
osteoporosis dengan benar.
5. Peserta mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.

I. MATERI

1. Pengertian osteoporosis.
2. Tanda dan gejala osteoporosis.
3. Faktor yang mempengaruhi osteoporosis.
4. Cara mencegah osteoporosis.
5. Makanan yang baik untuk mencegah osteoporosis.

J. MATERI

1. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa
masa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada
pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan
osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a. Kelainan Hepar
b. Kegagalan ginjal kronis
5
c. Kurang gerak
d. Kebiasaan minuman alcohol
e. Pemakai obat-obatan
f. Kelebihan kafein
g. Merokok
Osteoporosis post menopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon
utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke
dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia
diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih
lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita
osteoporosis post menokkpausal, wanita kulit putih dan daerah.

2. Tanda Dan Gejala Osteoporosis


Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya patah tulang di
pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau
trauma yang ringan.
Gejala osteoporosis meliputi : Nyeri punggung, hilang tinggi badan, badan
membungkuk, tulang mudah patah.

3. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Osteoporosis


Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan,
amenore, gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D,
merokok, terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu
(termasuk beberapa obat anti-kejang,dan sebagainya. Kondisi hormonal
tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis.
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun
resiko ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini :
a. Merokok
b. Konsumsi alcohol
c. Diet rendah kalsium
d. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksi
e. Menopause yang lebih awal

6
Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil
cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme
lainnya, sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai
terjadi. Untuk itu bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk
mulai mengkonsumsi suplemen kalsium.

4. Cara-Cara Pencegahan Osteoporosis


a. Rajin berolah raga
b. Upayakan mencapai berat tubuh yang idal
c. Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan
vitamin D
d. Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan
kafein.
e. Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari,
membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya
sendiri.
f. Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

5. Makanan Yang Dianjurkan


a. Susu
Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk
menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar
kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan
menjadi gemuk. Anda pun bisa mendapatkan asupan kalsium dari
produk-produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain.
b. Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya
akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya
akan asam lemak omega-3 dan alphalinoleic acid yang membantu
menguatkan tulang.
c. Wortel

7
Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin
yang baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah
wortel dan makanlah dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah
punya manfaat lebih baik bila dibandingkan yang sudah dimasak
matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran salad.
Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda
memiliki tulang yang kuat.
d. Sayuran yang berdaun hijau
e. Ikan

8
DAFTAR PUSTAKA

Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis:
insights afforded by epidemiology.".

Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident


Vertebral Fractures".JAMA 298: 2761–2767.

Anda mungkin juga menyukai