Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

TAHUN 2022

PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Ibu Dan Anak Santa Anna


Jl. Hasanudin No.27 Kel. Gunung Mas Kec. Teluk Betung Selatan
Kota Bandar Lampung Kode Pos 35211
Telp. (0721) 482424
Email : rsia_st.anna@yahoo.co.id
Website : rsia-santaanna .com

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
SURAT KEPUTUSAN ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
BAB II : GAMBARAN UMUM 3
BAB III : VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS 7
BAB IV : STRUKTUR ORGANISASI RS 9
BAB V : STRUKTUR ORGANISASI PKRS 11
BAB VI : URAIAN JABATAN 13
BAB VII : TATA HUBUNGAN KERJA 19
BAB VIII : POLA KETENAGAAN & KUALIFIKASI PERSONIL 20
BAB IX : KEGIATAN ORIENTASI 21
BAB X : RAPAT 22
BAB XI : PELAPORAN 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,
bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin. Oleh karena itu Kementerian
Kesehatan menetapkan visi yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga menetapkan 4 misi yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat menengah ke bawah.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam Subsistem Upaya
Kesehatan. Peran rumah sakit adalah mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui
penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, “Rumah sakit harus
terintegrasi dalam sistem kesehatan di mana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat
sumber daya bagi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.
”Dalam melaksanakan fungsinya, rumah sakit tidak hanya melakukan usaha-usaha kuratif
dan rehabilitatif saja, sebaiknya didukung oleh upaya-upaya preventif dan promotif kepada
pasien yang dilayani secara khusus dan secara umum kepada masyarakat di sekitarnya.

Promosi Kesehatan di rumah sakit telah diselenggarakan sejak beberapa tahun yang lalu
dan lebih dikenal dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah sakit (PKMRS).
Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Sebagaimana yang di amanatkan pada
Keputusan Menteri Kesehatan No.1114/MENKES/SK/X/2004 Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS) adalah merupakan upaya Rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan
pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat agar pasien dapat mandiri dan
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat

3
dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama mereka sesuai sosial budaya mereka serta didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai
prinsip pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan,
apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) kesehatannya, utamanya terkait dengan
penyakit yang telah dialami. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah
penerapan “proses belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua pengunjung rumah
sakit, baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau “pembelajaran”
dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihat-nasihat dari para petugas
rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami, didengar, dan dilihat di rumah sakit.
Penampilan rumah sakit yang bersih, nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para
petugas rumah sakit, terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dan
sebagainya, rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang
kesehatan.

Promosi Kesehatan Rumah Sakit akan mendorong rumah sakit untuk lebih berorientasi
kepada kliennya, yaitu bukan saja pasien (orang sakit), melainkan juga mereka yang sehat.
Di masa mendatang, rumah sakit diharapkan untuk menjadi Health Promoting Hospital.
Sehubungan dengan hal tersebut maka di rumah sakit diperlukan tenaga PKRS yang
mampu mengelola PKRS dengan baik dan tepat sasaran.

Dengan lahirnya Peraturan Menteri Kesehatan No. 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit, menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan No.
1426 Tahun 2006, mendasari kebijakan Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Annauntuk
membentuk Tim PKRS yang bertugas melaksanakan tugas promosi kesehatan di dalam
tubuh Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Annamaupun ke masyarakat luas yang dilayani
oleh Rumah Sakit. Agar penyelenggaraan PKRS dapat dilaksanakan dengan baik maka
harus dilengkapi dengan kebijakan tertulis, pedoman organisasi maupun pedoman
pelayanan PKRS tentang tata cara penyelenggaraan PKRS yang harus dilaksanakan dan
dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan baik medis, para medis maupun non medis yang
bertugas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1. Sejarah Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna

5
Keberadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna di Telukbetung diawali dengan
adanya klinik bersalin, kemudian perawatan keliling dilakukan oleh Suster-Suster
Misionaris, salah satunya adalah suster Margaretha, HK. Suster Margaretha dibantu
oleh Tante Jacky. Mereka berkeliling ke keluarga-keluarga di masyarakat sekitar.
Kadang-kadang mereka membawa anak-anak kecil yang kemudian dirawat oleh
Tante Jacky. Dalam menanggapi kebutuhan kesehatan masyarakat setempat, Suster
Misionaris tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah sarana kesehatan yaitu klinik
bersalin. Rumah asrama direnovasi menjadi Klinik Bersalin Santa Anna dan
diresmikan oleh Mgr. Mekkelholt tepatnya pada bulan September tahun 1951
dengan fasilitas 10 tempat tidur.

Pendiri Klinik Santa Anna yang pertama adalah Sr. Joanny. Dia seorang yang
tabah, pekerja keras, murah senyum, tekun dan ulet serta percaya penuh akan
penyelenggaraan Illahi, hal ini yang mendorong dia untuk terus melakukan
pelayanan kesehatan tanpa kenal lelah. Klinik Santa Anna pada waktu itu
mengalami bermacam-macam kendala, namun semuanya dihadapi dengan hati
yang tabah, bekerja dengan suka cita, kerja keras dan tanpa beban bagi para Suster.
Kendala yang utama adalah kekurangan kebutuhan air. Dengan adanya komunikasi
yang baik antara para Suster dengan seorang Belanda bernama Menier Heres
(pemilik pabrik es batu petojo) maka, dia mengijinkan Suster untuk mengambil air
di pabrik esnya. Saat itu para Suster mengalami kesulitan besar karena pengambilan
air dilakukan sendiri dengan mobil landrover milik susteran.

Peralatan persalinan seperti stik laken, laken dan lain-lain yang telah dipakai untuk
persalinan, dicuci, dibilas di susteran lalu dibawa ke sungai untuk dibilas lagi
kemudian disterika agar steril. Saat hujan merupakan saat Rahmat bagi para suster.
Sr. Joanny sebagai pimpinan Klinik Santa Anna dan Sr. Marie Rosalie (alm) yang
bertugas di dapur, dengan senang hati, rajin dan tekun menampung air hujan itu di
ember-ember untuk keperluan Klinik Bersalin Santa Anna.

6
Pada tahun 1955 Pimpinan Klinik Bersalin Santa Anna diambil alih sementara oleh
Tini (seorang Tionghoa) dan Suster Aleida, karena Sr. Joanny menderita sakit dan
harus berobat intensif di negeri Belanda. Pada saat itu pengawas Klinik Santa Anna
adalah Dr. Oy. Eng Yaw, yang mempunyai tiga karyawan yaitu: Lucie, Ernie,
Syaripah dan Sr. Cristofori, CB sebagai tenaga bantu jika kekurangan tenaga. Pada
tahun 1958 Sr. Aleida kembali ke Nederland. Kosonglah tenaga perawat, kemudian
datang seorang bidan yaitu Ibu Sulastri. Pada tanggal 31 Desember 1959 sampai
tahun 1965 pimpinan Klinik Santa Anna masih dipegang oleh Suster Joanny.
Dengan tenaga kesehatan: bidan 2 orang, tenaga bantu yang tidak berpendidikan
kesehatan tapi terampil dan terlatih ada 15 orang. Pelayanan di ruang periksa untuk
KIA hampir setiap hari mencapai 150 pasien. Pada waktu itu belum melayani KB.

Pada tahun 1965 ruangan atau kelas terdiri dari kelas I berjumlah 2 ruang, kelas II
berjunlah 4 ruang, kelas III berjumlah 6 ruang dan VK berjumlah 1 ruang. Pada
tahun ini titik terang mulai bersinar, kebutuhan air sudah mulai tercukupi. Pada
tahun 1970, Klinik Bersalin Santa Anna memiliki karyawan 15 orang dengan waktu
dinas pagi, sore dan malam hari. Pada tahun ini juga, Klinik St.. Anna mendapat
seorang Suster bidan pertama Indonesia yaitu Sr. Auxillia, HK. Dan hampir setiap
malam kurang lebih ada 10 sampai 15 bayi yang lahir.

Pada tahun 1972 Pemerintah meminta Klinik Santa Anna untuk membantu
pelayanan KB bagi masyarakat luas. Pada waktu itu, banyak juga masyarakat yang
ikut KB karena merasa mendapat pelayanan dengan penuh kesabaran dan
keramahan. Tahun 1974 Sr. Antoni pulang ke Nederland. Kemudian pada tahun
1975 Klinik Santa Anna mendapat 2 tenaga bidan yakni: Sr. Yose, HK dan Sr.
Anna Marie, HK. Tahun 1980 Sr. Joanny pulang ke Belanda, kemudian pimpinan
Klinik Santa Anna diganti Sr. Anna Marie.

Sejak tahun 1986 sampai Oktober 2011 pengawas Klinik Santa Anna adalah dr.
Rizal Efendi. Dari tahun ke tahun jumlah pasien yang datang tetap ada.
Berdasarkan data yang ada dari tahun 1950 sampai 2011 jumlah bayi yang
dilahirkan 75.614.

7
Klinik Santa Anna dalam memberikan pelayanan pernah mendapatkan penghargaan
dalam pengembangan penggunaan air susu ibu dan mendapat juara lomba
kebersihan Rumah Bersalin se-Bandar lampung. Pada tahun 2002 bertepatan
merayakan Hari Ulang tahun Klinik Santa Anna yang ke-50.

Klinik Santa Anna mengembangkan karya kesehatan dengan merealisasikan adanya


Balai Pengobatan, dengan fasilitas penunjang: Poli umum, poli gigi, laboratorium,
ruang obat, ruang rawat inap sementara, ruang emergency, ruang
administrasi/kantor, ruang sterilisasi dan ruang pertemuan, untuk kegiatan
penyuluhankesehatan ibu dan anak, dll.

Tepat pada tanggal 27 Oktober 2011 Klinik Santa Anna meningkatkan status
pelayanannya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan dipimpin oleh seorang
Direktur yaitu dr. Heru Nugroho. Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna memiliki
tujuan menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat di Propinsi Lampung.
Pimpinan Klinik /Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna
Tahun 1981 sampai 2002 Pimpinan Klinik Santa Anna silih berganti, antara lain:
Tahun 1981 sampai tahun 1982 dipimpin oleh Ibu Sulastri
Tahun 1983 sampai tahun 1986 dipimpin oleh Sr. Anna Marie, Hk
Tahun 1987 sampai tahun 1988 dipimpin oleh Sr. Auxillia, HK
Tahun 1989 sampai 1990 dipimpin oleh Sr. Augusta, HK
Tahun 1990 sampai 1998 kembali dipimpin oleh Sr. Anna Marie, HK
Tahun 1999 sampai 2000 Sr. Vianney, HK
2 Februari 2000 sampai 2009 Sr. Emiliana, HK
Tahun 2010 sampai oktober 2011 dipimpin oleh Sr. Veronika, HK
Sejak tanggal 27 Oktober 2011, setelah terjadi perubahan status pelayanannya,
kepemimpinan RSIA Santa Anna Sebagai berikut :
September 2011 sampai dengan Februari 2013, dipimpin oleh dr. Heru Nugroho
Februari 2013 sampai dengan November 2014, dr. Elysawati Shinta, SpOG
November 2014 sampai dengan Februari 2017, kembali dipimpin oleh dr. Heru
Nugroho
Maret 2017 sampai dengan Februari 2018, dr. Welda Banuwati Sulung
Dan oleh dr. Laurensius Agus Winarto, mulai Maret 2018 sampai sekarang

8
II.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna

Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna merupakan rumah sakit umum dengan
kapasitas 35 tempat tidur, merupakan milik Yayasan Miryam Lampung.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna mempunyai fungsi memberikan pelayanan
kesehatan paripurna dengan motto kasih memberi kelegaan.
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna
mempunyai tugas pokok berupa :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit Ibu dan
Anak Santa Annaagar selalu memberikan pelayanan secara profesional, etis dan
bermartabat.

9
BAB III
VISI, MISI, MOTO, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SANTA ANNA

1. Visi Menjadi Rumah Sakit yang terpercaya, profesional dan berkarakter


dengan semangat persaudaraan sejati.
2. Misi 1. Memberikan pelayanan sesusi dengan standar
2. Meningkatkan kompetensi, kreatifitas, imajinasi, intuisi, emosi dan
etika
3. Menemukan trobosan dan peluang layanan yang lebih kreatif dan
dinamis
4. Membangun jejaring kerjasama kimitraan internal dan eksternal

3. Motto Kasih Memberi Kelegaan

4. Falsafah Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11.28). Motto spiritualitas
ini, menjadi motivasi pelayanan bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa
Anna, dengan harapan para tenaga medis dan non medis yang melayani
semakin menghayati dan merealisasikan motto yang menjadi semangat
pelayanan mereka. Sehingga pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Santa Anna membawa terang dan keselamatan bagi banyak orang
yang datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna.
5. Nilai Nilai-nilai keutamaan (CHYBK) Cinta Hati Yesus yang Berbelaskasih
a) Cinta akan perutusan
 Kompeten-Rela dan sedia
 Pengembangan diri
 Komitmen dan komunikasi
 Displin diri
 Kesetian

b) Hati yang Berbelarasa

10
 Menghargai
 Terbuka
 Menyaudara
 Gembira bersemangat
 Peka dan peduli

c) Yakin akan Penyelenggaraan Ilahi


 Pendoa
 Syukur
 Taat-mendengarkan
 Pengampun
 Berserah diri

d) Bela Kehidupan
 Perhatian
 Pengorbanan
 Tanggung jawab
 Discernment (memilah,memilih,memutuskan)
 Berjejaring

e) Kasih memberi Kelegaan


 Sikap positif
 Tulus-lurus
 Ramah-Bersahabat
 Keberanian bertindak benar
 Impian-Sukacita

6. Tujuan : GOAL
a. Terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan Depkes RI.
b. Terselenggaranya pelayanan unggulan medik dan keperawatan.
c. Terbina kerjasama yang baik dengan Pemerintah, Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Selatan dan Kabupaten OKU Timur.
d. Terciptanya SDM yang komputen dan berperilaku baik.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai keluarga besar Rumah Sakit Ibu
dan Anak Santa Anna.

11
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SANTA ANNA

Struktur organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna efektif berlaku sejak tanggal 01
Januari 2022. Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna dipimpin oleh Staf
Manajemen yang terdiri dari Direktur, dan Jabatan Struktural di bawahnya yaitu Kepala
Bidang Pelayanan Medis, Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, Kepala Bidang
Penunjang Medik, Kepala Bidang Penunjang Umum & SDM.

Kepala Bidang membawahi unsur lini yaitu Instalasi, yang dipimpin oleh Kepala Ruang.
Kepala Ruang dapat dibantu oleh petugas pelaksana. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu
dan Anak Santa Anna tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya perubahan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna.

Staf Manajemen wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5 tahun
yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam waktu 5 tahun. Renstra
sekurang-kurangnya memuat :
1. Evaluasi kinerja 5 tahun sebelumnya.
2. Posisi rumah sakit saat ini.
3. Asumsi yang digunakan dalam menyusun renstra
4. Penetapan sasaran, strategi dan program kerja 5 tahunan.

Renstra disahkan oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna. Struktur
Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna dan kedudukan Tim Promosi Kesehatan
digambarkan sebagai berikut :

12
10
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI, VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN
PROMOSI KESEHATAN PANTI BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG

1. Struktur Organisasi

KETUA PKRS

Titus Tomi,S.E

Sekretaris

Francisca S.W,.S.E

Koordinator Koordinator Bidang Koordinator Bidang


Bidang Kemitraan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan
Masyarakat

Maria Suliyanti
Kristina Damayanti, A.Md. Keb Alfonsus Rekardo
Remandika Pamungkas,
A. Md. Gz

2. Visi
Menjadi RS berwawasan dalam upaya peningkatan kesehatan rumah sakit ”Health
Promoting Hospital”

3. Misi
- Menggalang kemitraan dalam upaya promosi kesehatan
- Menjamin Pemberdayaan Masyarakat dalam upaya promosi kesehatan
- Melakukan Promosi Kesehatan melalui media formal dan informal

11
4. Falsafah
Promosi kesehatan dilakukan dalam pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.

5. Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku.

12
BAB VI
URAIAN JABATAN
TIM PKRS PANTI BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG

1. Ketua PKRS
A. Identitas
1. Nama Jabatan : Ketua PKRS
2. Unit Kerja : PKRS
3. Kualifikasi : A. FORMAL
1. Berpendidikan S1 sarjana Ekonomi
B. NON FORMAL
1. Mengikuti pelatihan pengembangan
PKRS
2. Memahami PMK No.004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan
3. Mempunyai sertifikat kepemimpinan
4. Mampu berkomunikasi dengan baik
5. Disiplin, jujur dan bertanggungjawab

C. Tugas Pokok :
1. Membuat dan mengevaluasi sistem, Pedoman, SPO, Juknis kegiatan
pelayanan tim PKRS.
2. Membagi tugas, memberikan petunjuk serta menyelia pelaksanaan tugas
koordinator, membuat permintaan kebutuhan sumber daya, ATK, ART,
sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan PKRS
di RS Panti Bhaktiningsih Charitas Belitang.
3. Merencanakan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi
kebutuhan sumber daya yang dipergunakan.
4. Membuat laporan kinerja hasil kegiatan, sebagai dasar perencanaan,
mengolah data menjadi informasi sebagai penunjang pengambilan keputusan
manajemen.

13
D. Uraian Tugas :
1. Menyusun perencanaan program, lokasi, dan alokasi dana
2. Mengevaluasi kegiatan-kegiatan masing-masing koordinator bidang
3. Menyusun proposal kegiatan yang berkaitan dengan PKRS
4. Membuat dan menyajikan laporan kegiatan PKRS untuk kepentingan
manajemen maupun pihak lain yang berkepentingan.
5. Merencanakan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan PKRS di rumah sakit.
6. Membuat jadwal kegiatan tahunan PKRS
7. Mengawasi terhadap pelaksanaan kegiatan PKRS
8. Menyelesaikan masalah yang timbul sehubungan dengan kegiatan pelayanan
Tim PKRS yang tidak dapat diselesaikan oleh koordinator.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung atau yang
terkait dengan kegiatan PKRS

2. Sekretaris PKRS
A. Identitas
1. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
2. Unit Kerja : PKRS
3. Kualifikasi : A. FORMAL
Berpendidikan DIII Komputer/DIII design
grafis/DIII Sekretaris
B. NON FORMAL
1. Memahami PMK No.004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan
2. Memiliki sertifikat komunikasi efektif
3. Mampu menggunakan komputer
4. Disiplin, jujur dan bertanggungjawab
4. Waktu kredensial : -
terakhir

14
C. Tugas Pokok :
1. Membantu tugas-tugas Ketua PKRS
2. Membantu pelaksanaan seluruh kegiatan PKRS

D. Uraian Tugas :
1. Menyusun rencana kegiatan PKRS baik jangka pendek dan jangka panjang
bersama Ketua PKRS.
2. Membuat undangan rapat PKRS dan menyebarkannya.
3. Mengetik surat – surat/notulen rapat.
4. Membuat agenda surat masuk dan surat keluar.
5. Mempersiapkan ruang rapat dan peralatannya bila diadakan rapat.
6. Inventarisasi peralatan yang ada di PKRS.
7. Menyampaikan informasi pelayanan RS/berita penyuluhan/materi penyuluhan
melalui internet/website ke pelangan termasuk upload foto bila diperlukan
8. Membuat dan merekap laporan secara berkala per tiga (3) bulan

3. Koordinator Bidang Kemitraan


A. Identitas
1. Nama Jabatan : Koordinator Bidang Kemitraan
2. Unit Kerja : PKRS
3. Kualifikasi : A. FORMAL
Berijasah minimal SLTA atau sederajat
dalam bidangnya masing masing dan
memiliki minat dan bakat dalam promosi
kesehatan.
B. NON FORMAL
1. Memahami PMK No.004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan
2. Memiliki sertifikat komunikasi efektif
3. Disiplin, jujur dan bertanggungjawab
4. Waktu kredensial : -
terakhir

15
C. Tugas Pokok :
Menjalin kerjasama dengan sektor lain, dunia usaha dan swasta lainnya.

D. Uraian Tugas :
1. Membuat program-program baik ke dalam maupun ke luar RS dalam upaya
promosi kesehatan kepada masyarakat luas.
2. Menjalin kerjasama dengan pihak jejaring mitra RS dalam melaksanakan
PKRS
3. Membuat laporan kegiatan pelaksanaan kegiatan PKRS.

4. Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat


A. Identitas
1. Nama Jabatan : Koordinator Bidang Pemberdayaan
Masyarakat
2. Unit Kerja : PKRS
3. Kualifikasi : A. FORMAL
Berpendidikan S1/DIII Kesehatan
B. NON FORMAL
1. Memahami PMK No.004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan
2. Memiliki sertifikat komunikasi efektif
3. Disiplin, jujur dan bertanggungjawab
4. Waktu kredensial : -
terakhir
C. Tugas Pokok :
Merencanakan program Pemberdayaan Masyarakat di RS PB Charitas Belitang.

D. Uraian Tugas :
1. Menyusun kepanitian kegiatan penyuluhan dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat lainnya
2. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
3. Membuat laporan kegiatan penyuluhan dan kegiatan Pemberdayaan

16
Masyarakat.

5. Koordinator bidang Sarana dan Prasarana PKRS


A. Identitas
1. Nama Jabatan : Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana
PKRS
2. Unit Kerja : PKRS
3. Kualifikasi : A. FORMAL
Berpendidikan S1/DIII Kesehatan
B. NON FORMAL
1. Memahami PMK No.004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan
2. Memiliki sertifikat komunikasi efektif
3. Disiplin, jujur dan bertanggungjawab
4. Waktu kredensial : -
terakhir

C. Tugas Pokok :
Menyusun kebutuhan sarana dan prasarana guna mendukung kelancaran program
PKRS dan promosi kesehatan di RS Panti Bhaktiningsih Charitas Belitang.

D. Uraian Tugas :
1. Menyusun kebutuhan sarana dan prasarana guna mendukung kelancaran
program PKRS.
2. Merencanakan penyediaan media, sarana dan prasarana dalam rangka
mendukung dan melaksanakan kegiatan program PKRS.
3. Menjamin kecukupan sarana dan prasarana untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat di kawasan maupun sekitar rumah sakit.

17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

IRJ IRNA HUMAS Keuangan Manajemen

INTERN

PASIEN PKRS DOKTER

EKSTERN

Masyarakat Rekanan Dinkes Lain-lain

 Hubungan tata kerja di bersifat garis komunikasi, koordinasi dan informasi dalam
pelaksanaan kegiatan. Dilakukan melalui pertemuan dan atau surat dinas.

Hubungan Intern :
 Tim PKRS menyusun program, perencanaan, dan anggaran sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bagian, misal: IRJ (Instalasi Rawat Jalan), IRNA
(Instalasi Rawat Inap), Keuangan dan Manajemen, dalam upaya melakukan
promosi kesehatan.
 Tim PKRS juga berkomunikasi dengan pasien dan dokter dalam rangka melakukan
survey terhadap program atau pelatihan yang dilakukan oleh tim, sekaligus dapat
menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan program yang sudah berjalan.
Hubungan Ekstern:
 Tim PKRS turut juga mensukseskan program promosi kesehatan yang dicanangkan
oleh pemerintah melalui Dinas Kesehatan, maupun rekanan mitra kerja RS lainnya.
 Tim PKRS juga perlu melakukan koordinasi dengan masyarakat populasi yang
dilayani maupun masyarakat disekitar lingkungan RS sehubungan dengan perannya
sebagai Promoting Hospital.

18
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan


Promosi Kesehatan Rumah Sakit maka perlu kiranya melakukan kegiatan menyediakan,
mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi Tim PKRS. Atas dasar tersebut
perlu adanya perencanaan SDM, yaitu mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai
dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan Tim dalam


mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi. Adapun pola ketenagaan
dan kualifikasi sumber daya manusia di Tim PK Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa
Annaadalah sebagai berikut :

Pola Ketenagaan Tim PKRS Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal & Informal Dibutuhkan
Ketua PKRS S1 Ekonomi 1
Sekretaris S1 Ekonomi 1
Koordinator Bidang Kemitraan S2 Kesehatan 1
Masyarakat
Koordinator Bidang Pemberdayaan DIII Kebidanan 1
Masyarakat
Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana DIII Keperawatan 1
Jumlah 4

19
BAB IX
RAPAT
XII.1 Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : setiap Rabu 1 bulan sekali
Jam : 09.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Sekretariat
Peserta : Ketua PKRS, Sekretaris Tim PKRS, Koordinator Bidang Kemitraan,
Koodinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Koordinator Bidang
Sarana dan Prasarana.
Materi : Evaluasi kinerja dan efisiensi program PKRS
1. Pengkajian kebutuhan pasien, keluarga pasien, dan pengunjung RS
sebagai dasar pelaksanaan PKRS.
2. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan pencapaian hasil
program-program PKRS.

Kelengkapan Rapat :
Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/rekomendasi/usulan kepada
pimpinan

XII.2 Rapat Insidentil


Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Ketua Tim PKRS, Sekretaris Tim PKRS, Koordinator Bidang
Kemitraan, Koodinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat,
Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana.
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/rekomendasi
/usulan kepada pimpinan.

20
BAB X
PELAPORAN

1. Laporan harian
Dilakukan Oleh PJ perawat ruangan setiap hari dengan cara mengisi format laporan
harian yang telah disediakan dan dilaporkan ke PKRS setiap bulan.
Dimana isi dari Format harian yaitu :
 Jumlah pasien yang telah diedukasi dari jumlah pasien yang masuk.
 Materi yang telah diedukasi kepada pasien per hari
 Verifikasi yang menyatakan bahwa pasien telah di berikan edukasi pasien.
2. Laporan bulanan
Laporan dibuat oleh bagian PKRS dengan cara merekap dari hasil laporan harian
setiap ruangan dan laporan kegiatan lainya.
3. Laporan tahunan
Laporan keseluruhan kegiatan dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Santa Anna.

Bandar Lampung, 6 Januari 2022


Ketua PKRS

Titus Tomi, S.E

21

Anda mungkin juga menyukai