OLEH :
Kampus Cibubur : Jl. Alternatif Cibubur KM.1 Depok 16951 Gedung B Kompleks RS Meilia Cibubur
Telp. (021) 7253261 , Fax. (021) 8452090
LEMBAR PENGESAHAN
IC AKADEMIK
(……………………………………………………)
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktek PHC di Puskesmas
Ciketing Udik Bantar Gebang Bekasi ,Jawa Barat ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
laporan ini, penulis banyak mendapat hambatan. Akan tetapi dengan bantuan dari berbagai
pihak, hambatan tersebut dapat teratasi. Laporan ini disusun agar pembaca dapat menambah
Penulis membuat laporan ini untuk memenuhi tugas yang diberikan dan mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dosen Ns.Ady Purwoto, S.Kep M.H.Kes serta Ibu Dosen Kurniati
Nawangwulan,SKM, M.Kes yang telah memberikan tugas ini sehingga mahasiswa dapat
memenuhi kegiatan belajar mengajar. Penulis berharap adanya kritik yang membangun, saran
dan usulan demi perbaikan demi masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyusun laporan ini dari awal sampai akhir.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG
B . TUJUAN
BAB V PEMBAHASAN
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Tenaga kesehatan, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di
bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu
memerlukan upaya kesehatan.
2. SDM Kesehatan yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu
dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Tujuan SDM Kesehatan, secara khusus bertujuan untuk menghasilkan sumber daya
manusia kesehatan yang memiliki kompetensi sebagai berikut :
Gambar diatas Mencakup Ruangan TB dan Kusta terdapat 1 kursi, dan 1 meja
untuk melakukan anamnesa.
4.2.2. Gambar Sarana dan Prasarna Kusta Di Puskesmas Ciketing Udik
Sarana dan prasarana yang ada diruang P2M mencakup lemari obat-obatan TBC
dan Kusta, terdapat 1 bed tempat tidur pasien.
4.2.3. Gambar Obat-Obatan Pasien Kusta Yang Ada Di Puskesmas Ciketing Udik
Obat ini untuk penderita TBC pada dewasa untuk membunuh bakteri yang
menyebabkan terjadinya TBC
4.3 Pelayanan P2M di Puskesmas Cikeuting Udik
4.3.1 Pencapaian Program Upaya Kesehatan
4.3.1.1 Program TB
Sebelum membahas pencapaian program TB bisa dilihat beberapa uraian
tentang penyakit TB di bawah ini.
a) Pengertian Tuberculosis
Tuberculosis (Tuberculosis, disingkat TBC) atau TB (singkatan dari “
Tubercle bacillus”) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam
banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai
strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium Tuberculosis (disingkat
“MTb” atau “MTbc”). [1] tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru,
namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi
TB aktif batuk, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.
[2] infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya
satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit
aktif. Bila tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang
terinfeksi bisa meninggal.
b) Gejala Tuberculosis
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah
sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan
turun,. (dahulu TB disebut penyakit “konsumsi” karena orang-orang yang
terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan) infeksi pada
orang lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam.
Diagnos TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui
sinar-X dada) serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur
mikrobiologis cairan tubuh.
Sementara itu, diagnose TB laten bergantung pada tes tuberculin
kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan
dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotic dalam jangka
waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani
tes penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotic merupakan
masalah yang bertambah besar pada infeksi tuberkulosis resisten multi-
obat (TB MDR), untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes
penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette-
Guerin.
c) Faktor-faktor resiko
Ada beberapa factor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih
rentan terhadap infeksi TB. Orang-orang yang memiliki resiko tinggi
terinfeksi TB antara lain : orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni
dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan
(misalnya, penjara dan tempat penampungan gelandangan) orang-orang
miskin yang tidak yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan yang
memadai, minoritas suku yang beresiko tinggi, dan para pekerja
kesehatan yang melayani orang-orang tersebut. Penyakit paru-paru kronis
adalah factor resiko penting lainnya. Silicosis meningkatkan resiko
hingga 30 kali lebih besar. Orang-orang yang merokok memiliki resiko
dua kali lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok.
Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan resiko
berkembangnya tuberkulosis,antara lain alkoholisme/ kecanduan alcohol
dan diabetes mellitus (resikonya tiga kali lipat). Obat-obatan tertentu,
seperti kortikosteroid dan infliximab(antibody monoknal anti-α TNF)
juga merupakan factor resiko yang semakin penting, terutama di kawasan
dunia berkembang.
Meskipun kerentanan genetic (36) juga bisa berpengaruh, namun para
peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana perannya.
d) Penularan
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara,
menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis
aerosol infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5µm. bersin dapat
melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis. Tiap titis bisa
menularkan penyakit tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini
sangat rendah. (seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja
bisa langsung terinfeksi).
Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam
frekuensi sering atau selalu bedekatan dengan penderita TB, beresiko
tinggi ikut terinfeksi, dengan perkiraan angka infeksi sekitar 22%.
e) Pencegahan
Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada
vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif.
The World Health Organisai (WHO) telah berhasil mencapai sejumlah
keberhasilan dengan regimen pengobatan yang dimprovisasi, dan sudah
terdapat penurunan kecil dalam jumlah kasus. Karena kuman TB ada
dimana-mana termasuk di mal,kantor,dan tentunya juga di Rumah Sakit,
maka pencegahan yang paling efektif adalah Gaya Hidup untuk
menunjang Ketahanan Tubuh kita :
Cukup gizi, jangan telat makan
Cukup istirahat, jika capai istirahat dulu
Jangan stress fisik, capai berlebihan
Jangan stress mental, berusahalah berpikir postif
1. Analisa dari tabel jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin
menunjukan bahwa di Puskesmas Ciketing Udik tidak ditemukan pasien
kusta jenis MB maupun PB
2. Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin
adalah nihil atau nol.
Hambatan – hambatan yang dihadapi petugas penenang program kusta
UPTD Puskesmas Ciketing Udik sebagai berikut :
1. Kurangnya perencanaan mengenai penyuluhan kelompok mengenai
penyakit kusta oleh petugas kusta.
2. Kurangnya sosialisasi kepada tokoh masyarakat dan kader serta
masyarakat agar mengikuti kegiatan pemberantasan penyakit kusta salah
satunya dengan menghadiri penyuluhan sehingga yang di fasilitasi oleh
Puskesmas karena dengan penyuluhan petugas juga akan menghilangkan
stigma di masyarakat tentang penyakit kusta. Stigma yang tinggi di
masyarakat sangat berpengaruh dalam penanganan program kusta.
3. Tugas rangkap petugas sehingga pelayanan kurang optimal.
BAB V
PEMBAHASAN
Kegiatan program P2M di UPTD Puskesmas Ciketing Udik meliputi TB dan Kusta belum
berjalan dengan baik, sehingga menjadikan pelayanan yang ada di Puskesmas Ciketing Udik
kurang, hal ini disebabkan kurangnya SDM yaitu petugas kesehatan dan penanggung jawab yang
ada diruangan TBC dan Kusta hanya oleh satu orang saja. Dan pelayanan pengobatan antara TB
dan Kusta masih berada di satu ruangan yang sama, serta penyuluhan ke masyarakat tentang
bahaya TBC dan Kusta belum sepenuhnya berjalan sesuai target, dikarenakan dari hasil data
survei bulan Januari sampai November tahun 2019 didapatkan 18 orang menderita TBC dan 2
orang menderita Kusta.
Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2014 tentang penanggulangan penyakit menular menurut pasal 11 ayat 1 bahwa upaya
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dalam penanggulangan penyakit menular
dilakukan melalui kegiatan (promosi kesehatan, surveilans kesehatan, pengendalian faktor
resiko, penemuan kasus, penangganan kasus, pemberian kekebalan imunisasi, pemberian obat
pencegahan secara massal, dan kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh mentri.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktek PHC selama 2 minggu di UPTD Puskesmas Cikeuting
Udik Tahun 2019 mengenai P2M yang meliputi kasus TBC dan Kusta yaitu :
1. Program TBC dan Kusta belum sepenuhnya berjalan sesuai target, dikarenakan dari
hasil data survei bulan Januari sampai November tahun 2019 didapatkan 18 orang
menderita TBC kategori 1 dan 2 orang menderita Kusta.
2. Petugas puskesmas tidak menggunakan masker dalam memberikan pelayanan pada
pasien kasus TBC dan Kusta.
3. Petugas Puskesmas baru bekerja bulan September 2019 di Puskesmas Ciketing Udik
6.2 Saran
1. Perlunya penambahan SDM serta Kader agar pelayanan P2M di Puskesmas berjalan
dengan baik
2. Penyuluhan dilakukan 4x dalam 1 bulan
3. Perlunya penambahan sarana dan prasarana dalam ruangan P2M di Puskesmas, harus di
pisahnya ruangan TBC dan Kusta.
4. Perlunya penambahan tempat sampah di dalam ruangan P2M Puskesmas Ciketing Udik
5. Pelayanan petugas harus lebih optiomal dari jam 07.00 s.d 15.00