Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS


“Filosofi Keperawatan Kritis”

Di Susun Oleh :
Kelompok 1
1. Aisyah 20170303017
2. Monica Caterin Sukma 20170303011
3. Karen Nadillah
4. Rosidah Widyanti
5. Devia Riyana M
6. Eka

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sejalannya
kurikulum dari materi kuliah Keperawatan Kritis, maka mahasiswa ditugaskan untuk
membuat makalah tentang “Filosofi Keperawatan Kritis”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas belajar tersebut. Kiranya makalah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang dapat membangun para pembaca. Penulis berharap akan ada yang
mengembangkan makalah ini di masa yang akan datang.

Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Home Care......................................................................................................3
B. Sejarah Perkembangan Home Care..............................................................................3
C. Perspektif Home Care...................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
D. Definisi Home Care......................................................................................................10
E. Sejarah Perkembangan Home Care..............................................................................10
F. Perspektif Home Care...................................................................................................11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat memainkan peran integral dalam pemberian perawatan berkualitas di rumah.
Home care adalah promosi penyediaan kesehatan, penilaian perawatan dan pengobatan
kondisi kesehatan yang mendukung, pencegahan, terapi paliatif dan sarana rehabilitatif
untuk mencapai atau mempertahankan fungsi yang optimal (Triwibowo, C, 2012). Home
care berkomitmen untuk kemudahan akses penyediaan perawatan, responsif dan tepat
waktu yang memungkinkan orang untuk tinggal di rumah mereka dengan keselamatan
dan bermartabat. Pelayanan ini bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan dan memaksimalkan tingkat kemandirian serta meminimalkan
komplikasi akibat dari penyakit serta memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarga di
rumah (Aziz, Palu, & Ahri 2018).
Home care merupakan berbagai layanan bagi orang-orang dari segala usia, misalkan
di tempat kerja, rumah, sekolah dan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya seperti
klinik, yang meliputi promosi dan edukasi tentang kesehatan, intervensi kuratif,
perawatan paliatif, rehabilitasi, dukungan dan adaptasi, integrasi sosial dan dukungan
untuk mengasuh keluarga.
Pelayanan kesehatan di Indonesia seperti Home Care merupakan program yang sudah
ada dan perlu dikembangkan, karena Pelayanan Home Care telah menjadi kebutuhan
masyarakat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasim, Palu & Ahri (2018)
menunjukkan bahwa data kunjungan Home Care di wilayah Puskesmas Batua di Kota
Makassar tahun 2016 jumlah masyarakat yang memanfaatkan Home Care sebanyak 204
orang. Program Home Care dibentuk karena selama ini masyarakat mengeluhkan sulitnya
mengakses layanan kesehatan Pemerintah yang cepat dan menjangkau seluruh pelosok
kota, termasuk wilayah yang tidak mempunyai akses merata. Namun, Hasil kajian Depkes
RI tahun 2000 dalam Sinaga, Amila & Sembiring (2017), diperoleh hasil : 97,7 %
menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan
bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan
pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin operasional. Dari data
tersebut terlihat bahwa perlu adanya perbaikan Home Care yang ada di Indonesia untuk
memaksimalkan pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

1
Di Kanada, home care sudah didanai oleh public yang berada dibawah yurisdiksi
Departemen Kesehatan yang bernama Ministry of Health and Long-Term Care
(MOHLTC) dan yang bersifat lokal dikelola oleh Community Care Access Centres
(CCACs) di seluruh provinsi. CCACs bertanggung jawab terhadap Local Health
Integrated Networks (LHINs). CCACs berfungsi untuk memberikan titik akses layanan
yang sederhana dan bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan untuk menjamin
kualitasnya, dengan mengunjungi layanan profesional dan non profesional yang
disediakan di rumah dan di sekolah-sekolah publik yang didanai. Menurut Triwibowo
(2012) The Nurse Association Canadian memprediksi bahwa dua pertiga dari perawat di
Kanada akan bekerja sebagai home care pada tahun 2020 dibandingkan dengan 30% pada
tahun 2006. Data tersebut sesuai dengan jumlah peminatan yang terus meningkat di
Kanada sehingga peluang untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dapat dengan
mudah untuk dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan hal yang berkaitan dengan Perspektif Hospice Home Care
Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan pengertian Hospice Home Care
b. Mampu menjelaskan Sejarah Perkembangan Hospice Home Care
c. Mampu menjelaskan berbagai Perspektif Home Care di Indonesia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Home Care
Home care adalah promosi penyediaan kesehatan, penilaian perawatan dan
pengobatan kondisi kesehatan yang mendukung, pencegahan, terapi paliatif dan sarana
rehabilitatif untuk mencapai atau mempertahankan fungsi yang optimal (Triwibowo,
2012).
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes, 2012)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Home Care adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan masyarakat
berbasis pelayanan kepada keluarga untuk memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan akibat penyakit.

B. Sejarah Perkembangan Home Care

1. Sejarah Home care nursing mulai berkembang sejak tahun 1700-an dengan pelayanan


home visit pada keluarga yang kurang mampu. “Boston dispensary”, merupakan
lembaga yang pertama kali  memberikan pelayanan konsep home care di Amerika
serikat pada tahun 1796. Home care berkembang dari nursing yang dikenal dengan
istilah distrik nurse home visit yang didedikasikan kepada flourence nightingle yang
ditujukan kepada pasien yang dirawat dirumah.

2. Pada tahun 1877 The Women Branch yang ada di Newyork yang mulai
memperkerjakan lulusan perawat untuk merawat orang yang sakit dirumah.
Sedangkan di Boston sejak saat tahun 1886 telah berdiri kumpulan kelompok relawan
yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari terbentuknya visiting nurse association
(VNAS).

3. Sejak tahun 1893, Lillian Wald dan Mary Brewster yang mengembangkan home care
yang bekerja untuk memenuhi kesehatan diwilayah Newyork city. Sampai tahun
1909, di Newyork sudah ada hampir 565 lembaga pelayanan yang menyerap hampir
1416 perawat home care. Sejak berakhirnya perang dunia kedua, home care
berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi kebutuhan masyarakat.

4. Di Indonesia , home care telah diperkenalkan sejak tahun1974 oleh almarhumah ibu
jendral A. Nasution yang ketika itu lebih fokus pada pemberian makanan bergizi
kepada lanjut usia. “pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah “. Atau
dikenal dengan program home care kini tengah berkembang pesat pada masyrakat
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

3
5. Lahirnya permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik keperawataan telah
memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan praktik perawat yang bisa
dilakukan di rumah. Permenkes no 28 tahun 2011 secara ekspilisit menyebutkan
bahwa home care  menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari  klinik. Dengan
demikian dari sejarahnya, home care merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengembangan keperawatan yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan dalam
pelayanan kesehatan. Dalam permeskes RI no.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan
masyarakat mengatakan bahwa salah satu upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama dilakukan dalam bentuk home care.

C. Prespektif Home Care Di Indonesia


Di Indonesia layanan home care sebenarnya bukan merupakan hal yang baru karena
merawat pasien di rumah sudah dilakukan oleh anggota keluarga maupun oleh perawat
sejak jaman dahulu melalui kunjungan rumah (Triwibowo, 2012).
1. Alur Pelayanan Home Care

Gambar 1. Alur Pelayanan Home Care. Sumber : Triwibowo, C. (2012). Home


Care
Konsep Kesehatan Masa Kini. Nuha Mediaka : Yogyakarta.

2. Ruang Lingkup Home Care


Ruang lingkup home care adalah masalah-masalah yang menjadi cakupan home
care. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DepKes RI dalam seminar
nasional 2007 tentang home care, menyebutkan bahwa ruang lingkup pelayanan

4
keperawatan kesehatan dirumah, meliputi : pelayanan asuhan keperawatan secara
komprehensif pada proses penyembuhan kesehatan, rehabilitasi, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya tentang kondisi yang dialaminya, mengembangkan pemberdayaan pasien
dan keluarga dalam rangka mencapai kualitas hidup yang lebih baik (Triwibowo,
2012).
3. Pemberi Layanan
Kolaborasi interdisiplin, tim kesehatan yang bekerja sama antara lain :
a. Kelompok profesional kesehatan : ners/perawat profesional, dokter, fisioterapis,
ahli terapi kerja, ahli gizi dll.
b. Kelompok profesional non kesehatan : pegawai social, ahli agama, dll. Kelompok
non profesional : nurse asistant, pembantu yang menunggu untuk melayani
kebutuhan. Kelompok ini harus dalam pengawasan dan petunjuk dari perawat.
Selain itu, pemberi layanan ini juga meliputi :
a. Perawat profesional dengan pendidikan min. DIII, perawat spesialis, perawat
dengan sertifikasi tertentu.
b. Perawat vokasional, bekerja dibawah pengawasan perawat profesional.
c. Home Health Aides, adalah pemberi perawatan yang terampil dan terlatih yang
bertugas sebagai asisten perawat. Dibawah pengawasan perawat profesional dan
vokasinal.
d. Pemberi terapi tambahan, didalmnya mencakup terapis fisik, terapis wicara dan
terapis okupasi.
e. Pemberi pelayanan sosial, yang bertugas mengidentifikasi kebutuhan sosial pasien
dan mengkaji hal yang memungkinkan dapat dilakukan psien dimasyarakat sosial.
(Triwibowo, 2012)
4. Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat dalam Pelayanan Home Care
Menurut Aziz, Palu, & Ahri (2018) dalam penelitiannya di Puskesmas Layang,
Makassar, faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam pelayanan home care
sebagai berikut:
a. Sosialisasi
Sosialisasi adalah upaya memasyarakatkan sesuatu supaya lebih dikenal,
dipahami, dihayati oleh masyarakat. Dalam hal ini sosialisasi layanan kesehatan
home care adalah upaya memasyarakatkan layanan home care supaya lebih
dikenal dan diminati oleh masyarakat.

5
Berdasarkan temuan penelitiannya, dari 67 (100%) responden yang memiliki
penilaian positif akan sosialisasi ternyata terdapat 50 (74.6%) responden yang
memiliki minat positif akan pemanfaatan home care. Sehingga dikatakan
sosialisasi dapat menimbulkan minat, hal ini terbukti karena minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Crow dalam Siswanthy 2008, faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat masyarakat dalam memanfaatkan layanan
kesehatan home care adalah faktor intrinsik (dari dalam individu sendiri) dan
faktor ekstrinsik (pengaruh rangsangan dari luar) seperti sosialisasi, lingkungan
tempat tinggal dan fasilitas layanan.
Sehingga pada penelitian tersebut di asumsikan bahwa berpengaruh tidak
signifikannya sosialisasi layanan home care terhadap minat masyarakat untuk
memilih dan menggunakan layanan home care pada penelitian tersebut, terjadi
karena kurangnya pemahaman masyarakat akan konsep home care itu sendiri.
Selain itu meskipun seseorang telah mendapatkan sosialisasi sebelumnya namun
keputusan untuk menggunakan dan memilih layanan home care harus mendapat
stimulasi terlebih dahulu. Artinya bila tidak ada kebutuhan seseorang tidak akan
memilih layanan home care.
b. Lingkungan Tempat Tinggal
Menurut Nelly (2013) dalam Aziz, Palu, & Ahri (2018) menyatakan bahwa
masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan
sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman
budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Lingkungan tempat tinggal sendiri adalah lingkungan masyarakat,
komunitas dan kelompok yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial individu,
termasuk keputusan untuk memanfaatkan layanan dan fasilitas kesehatan di
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Palu, & Ahri (2018)
terdapat 51 (73.9%) responden dengan lingkungan baik dan memiliki minat
positif akan layanan home care. Hal ini dikarenakan oleh minat seseorang dapat
muncul melaui rangsangan dari luar seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga,
dan lingkungan sekolah. Dimana rangsangan tersebut sesuai dengan kebutuhan
individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor rangsangan
yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesui dengan kebutuhan dan

6
keinginan seseorang (the factor inner urge). Selain itu minat komunikasi yang
terjalin dalam lingkungan tempat tinggal memberikan pengetahuan dan
pengalaman baru akan layanan home care sehingga dapat memunculkan minat.
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa berpengaruh tidak
signifikannya lingkungan tempat tinggal terhadap minat masyarakat
memanfaatkan layanan home care menurut peneliti diakibatkan karena faktor
masyarakat perkotaan hidup dengan pola individualistik dengan tidak
menggantungkan dirinya pada bantuan orang lain, sebab masyarakat perkotaan
seperti ini biasanya tidak saling mengenal dengan orang-orang di lingkungannya
bahkan dengan tetangganya sendiripun tidak saling kenal. Selain itu tidak
berpengaruhnya lingkungan tempat tinggal terhadap minat menurut peneliti juga
diakibatkan oleh belum adanya kebutuhan akan layanan kesehatan maupun faktor
ekstrinsik lain yang lebih kuat seperti sosialisasi dan fasilitas layanan.
c. Fasilitas layanan
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberi
kemudahan kepada konsumen untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sehingga
kebutuhan konsumen dapat dipenuhi(7). Fasilitas layanan home care disini adalah
ketersediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan pelayanan
sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 54 (73.0%)
responden yang menyatakan fasilitas layanan baik dan memiliki minat positif
akan home care. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman yang baik dimasa
lampau. Individu telah menggunakan layanan home care sebelumnya, dan tercipta
kepuasan akan fasilitas layanan tersebut sehingga minat muncul saat ada stimulus
atau saat ada kebutuhan berikutnya. Minat seseorang dapat dimunculkan dengan
cara menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau, dengan
adanya fasilitas layanan yang baik dalam home care memungkinkan timbulnya
kepuasan pada masyarakat pengguna layanan home care. Fasilitas layanan
memang dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada konsumen untuk
melaksanankan aktifitasaktifitas sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
Selain itu terdapat pula responden yang menyatakan fasilitas layanan kurang
namun menunjukkan minat positif akan pemanfaatan home care yaitu sebanyak 8
(44.4%) responden. Hal ini disebabkan oleh adanya kemudahan dalam
pemanfaatan home care. Meski fasilitas layanan mencakup banyak hal seperti
pelayanan petugas, peralatan kesehatan, pengobatan bahkan ambulance, namun

7
home care juga memberikan kemudahan lain. Dalam penelitian ini terdapat pula
responden yang menyatakan fasilitas baik namun memiliki minat negatif akan
layanan home care yaitu sebanyak 20 (27.0%) responden. Hal ini disebabkan oleh
tidak adanya kebutuhan akan layanan home care. Meskipun terdapat kesan yang
baik akan pengalaman menggunakan layanan home care namun minat
menggunakan home care akan muncul bila ada stimulus atau rangsangan.
Stimulus tersebut berupa kebutuhan akan layanan home care
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa, berpengaruh tidak
signifikannya fasilitas layanan home care terhadap minat masyarakat dalam
pemanfaatan home care pada penelitian ini diakibatkan oleh pengalaman
masyarakat saat menggunakan layanan home care sebelumnya menimbulkan
ketidakpuasan. Sehingga saat ada kebutuhan / stimulus dimasa mendatang minat
tidak dapat dimunculkan. Ketidak puasan akan fasilitas layanan pada pengalaman
sebelumnya memberikan dampak ketidak munculan minat masyarakat.
d. Citra
Citra atau image merupakan gambaran tentag mental, ide yang dihasilkan oleh
imaginasi atau kepribadian yang ditujukan kepada publik oleh seseorang,
organisasi atau sebagainya. Biasanya landasan citra itu berakar dari “nilai-nilai
kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual, dan merupakan
pandangan atau persepsi (Ruslan, 2005) dalam Aziz, Palu, & Ahri (2018).
Berdasarkan hasil penelitian Aziz, Palu, & Ahri (2018) terdapat 51 (75.0%)
responden dengan citra positif menunjukkan minat positif terhadap layanan home
care. Hal ini dikarenakan citra didasari oleh kepercayaan dan image yang baik
tentang layanan home care. Kepercayaan sendiri berawal dari adanya Informasi
yang baik sehingga memunculkan kesan yang baik pula. Sehingga individu atau
masyarakat menaruh kepercayaan atau pandangan yang baik akan layanan home
care. Pada saat ada stimulus atau kebutuhan masyarakat, minat akan muncul
untuk menggunakan layanan home care. “Proses akumulasi dan amanah
kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami
proses cepet atau lambat untuk membentuk opini publik yang lebih luas, yaitu
sering dinamakan citra”. Sehingga pandangan individu atau citra seseorang dapat
berpengaruh besar terhadap munculnya sebuah minat untuk memanfaatkan
layanan kesehatan home care.

8
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa berpengaruh tidak signifikannya
citra terhadap minat masyarakat dalam pemanfaatan home care di puskesmas
Layang Makassar pada penelitian ini disebabkan oleh tidak adanya kepercayaan
akan layanan home care. Citra yang buruk pada pengalaman sebelumnya
berdampak tidak adanya minat masyarakat akan layanan home care.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi Home care


Berdasarkan pada tinjauan teori maka kelompok dapat menarik kesimpulan bahwa,
Home Care adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan masyarakat berbasis pelayanan kepada
keluarga untuk memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit.

B. Sejarah Perkembangan Home Care

1. Sejarah Home care nursing mulai berkembang sejak tahun 1700-an dengan


pelayanan home visit pada keluarga yang kurang mampu. “Boston dispensary”,
merupakan lembaga yang pertama kali  memberikan pelayanan konsep home care
di Amerika serikat pada tahun 1796. Home care berkembang dari nursing yang
dikenal dengan istilah distrik nurse home visit yang didedikasikan kepada
flourence nightingle yang ditujukan kepada pasien yang dirawat dirumah.

2. Pada tahun 1877 The Women Branch yang ada di Newyork yang mulai
memperkerjakan lulusan perawat untuk merawat orang yang sakit dirumah.
Sedangkan di Boston sejak saat tahun 1886 telah berdiri kumpulan kelompok
relawan yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari terbentuknya visiting nurse
association (VNAS).

3. Sejak tahun 1893, Lillian Wald dan Mary Brewster yang mengembangkan home
care yang bekerja untuk memenuhi kesehatan diwilayah Newyork city. Sampai
tahun 1909, di Newyork sudah ada hampir 565 lembaga pelayanan yang menyerap
hampir 1416 perawat home care. Sejak berakhirnya perang dunia kedua, home
care berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi kebutuhan
masyarakat.

4. Di Indonesia , home care telah diperkenalkan sejak tahun1974 oleh almarhumah


ibu jendral A. Nasution yang ketika itu lebih fokus pada pemberian makanan
bergizi kepada lanjut usia. “pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di
rumah “. Atau dikenal dengan program home care kini tengah berkembang pesat
pada masyrakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ( direktorat pelayanan
social lanjut usia, 2014).

10
5. Lahirnya permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik keperawataan
telah memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan praktik perawat yang
bisa dilakukan di rumah. Permenkes no 28 tahun 2011 secara ekspilisit
menyebutkan bahwa home care  menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari 
klinik. Dengan demikian dari sejarahnya, home care merupakan bagian yang
sangat penting dalam pengembangan keperawatan yang bermutu dan menjadi
salah satu pilihan dalam pelayanan kesehatan. Dalam permeskes RI no.75 tahun
2014 tentang pusat kesehatan masyarakat mengatakan bahwa salah satu upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama dilakukan dalam bentuk home care
(Kemensos, 2009).

C. Perspektif Home Care di Indonesia

Layanan home care sudah dilakukan oleh anggota keluarga maupun oleh perawat
sejak jaman dahulu melalui kunjungan rumah.
1. Alur Pelayanan Home Care

Gambar 1. Alur Pelayanan Home Care. Sumber : Triwibowo, C. (2012). Home


Care
Konsep Kesehatan Masa Kini. Nuha Mediaka : Yogyakarta.

2. Ruang Lingkup Home Care


Ruang lingkup home care adalah masalah-masalah yang menjadi cakupan home
care, meliputi : pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif pada proses
penyembuhan kesehatan, rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi

11
yang dialaminya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga dalam rangka
mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

3. Pemberi Layanan
Kolaborasi interdisiplin, tim kesehatan yang bekerja sama antara lain :
a. Kelompok profesional kesehatan : ners/perawat profesional, dokter,
fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli gizi dll.
b. Kelompok profesional non kesehatan : pegawai social, ahli agama, dll.
Kelompok non profesional : nurse asistant, pembantu yang menunggu untuk
melayani kebutuhan. Kelompok ini harus dalam pengawasan dan petunjuk dari
perawat.
Selain itu, pemberi layanan ini juga meliputi :
a. Perawat profesional dengan pendidikan min. DIII, perawat spesialis, perawat
dengan sertifikasi tertentu.
b. Perawat vokasional, bekerja dibawah pengawasan perawat profesional.
c. Home Health Aides, adalah pemberi perawatan yang terampil dan terlatih yang
bertugas sebagai asisten perawat. Dibawah pengawasan perawat profesional
dan vokasinal.
d. Pemberi terapi tambahan, didalmnya mencakup terapis fisik, terapis wicara dan
terapis okupasi.
e. Pemberi pelayanan sosial, yang bertugas mengidentifikasi kebutuhan sosial
pasien dan mengkaji hal yang memungkinkan dapat dilakukan psien
dimasyarakat sosial.

3. Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat dalam Pelayanan Home Care


a. Sosialisasi
Upaya memasyarakatkan sesuatu supaya lebih dikenal, dipahami, dihayati
oleh masyarakat. Dalam hal ini sosialisasi layanan kesehatan home care adalah
upaya memasyarakatkan layanan home care supaya lebih dikenal dan diminati
oleh masyarakat.
b. Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan tempat tinggal sendiri adalah lingkungan masyarakat, komunitas
dan kelompok yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial individu, termasuk
keputusan untuk memanfaatkan layanan dan fasilitas kesehatan di masyarakat.

12
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor rangsangan yang
datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesui dengan kebutuhan dan
keinginan seseorang (the factor inner urge). Selain itu minat komunikasi yang
terjalin dalam lingkungan tempat tinggal memberikan pengetahuan dan
pengalaman baru akan layanan home care sehingga dapat memunculkan minat.
c. Fasilitas layanan
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberi
kemudahan kepada konsumen untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sehingga
kebutuhan konsumen dapat dipenuhi. Fasilitas layanan mencakup banyak hal
seperti pelayanan petugas, peralatan kesehatan, pengobatan bahkan ambulance.
Minat seseorang dapat dimunculkan dengan cara menghubungkan dengan
pengalaman-pengalaman yang lampau, dengan adanya fasilitas layanan yang baik
dalam home care memungkinkan timbulnya kepuasan pada masyarakat pengguna
layanan home care. Minat menggunakan home care akan muncul bila ada
stimulus atau rangsangan. Stimulus tersebut berupa kebutuhan akan layanan
home care.
d. Citra
Citra atau image merupakan gambaran tentag mental, ide yang dihasilkan oleh
imaginasi atau kepribadian yang ditujukan kepada publik oleh seseorang,
organisasi atau sebagainya. Biasanya landasan citra itu berakar dari “nilai-nilai
kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual, dan merupakan
pandangan atau persepsi.
Kepercayaan bisa berawal dari adanya Informasi yang baik sehingga
memunculkan kesan yang baik pula. Sehingga individu atau masyarakat menaruh
kepercayaan atau pandangan yang baik akan layanan home care. Pada saat ada
stimulus atau kebutuhan masyarakat, minat akan muncul untuk menggunakan
layanan home care. Proses akumulasi dan amanah kepercayaan yang telah
diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami proses cepet atau
lambat untuk membentuk opini publik yang lebih luas, yaitu sering dinamakan
citra. Sehingga pandangan individu atau citra seseorang dapat berpengaruh besar
terhadap munculnya sebuah minat untuk memanfaatkan layanan kesehatan home
care.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Home Care adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan,


mempertahankan atau memulihkan kesehatan masyarakat berbasis pelayanan kepada
keluarga untuk memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit.
Sejarah Home care nursing mulai berkembang sejak tahun 1700-an dengan pelayanan
home visit pada keluarga yang kurang mampu. Pada tahun 1877 The Women Branch
yang ada di Newyork yang mulai memperkerjakan lulusan perawat untuk merawat
orang yang sakit dirumah. Sejak berakhirnya perang dunia kedua, home care
berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi kebutuhan masyarakat. Di
Indonesia , home care telah diperkenalkan sejak tahun1974 oleh almarhumah ibu
jendral A. Nasution yang ketika itu lebih fokus pada pemberian makanan bergizi
kepada lanjut usia. “pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah “. Dari
sejarahnya, home care merupakan bagian yang sangat penting dalam pengembangan
keperawatan yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan dalam pelayanan kesehatan.
Perspektif home care di Indonesia : Layanan home care sudah dilakukan oleh anggota
keluarga maupun oleh perawat sejak jaman dahulu melalui kunjungan rumah. Ruang
lingkup home care meliputi : pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif
pada proses penyembuhan kesehatan, rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang
kondisi yang dialaminya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga dalam
rangka mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Adapun faktor yang mempengaruhi
minat masyarakat dalam pelayanan Home Care meliputi, sosialisasi, lingkungan
tempat tinggal, fasilitas layanan kesehatan, serta citra.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Palu & Ahri. (2018). Evaluasi Program Layanan Home Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Batua Kota Makassar Tahun 2018, Vol. 1, No. 3. Window of Health :
Jurnal Kesehatan: Makassar.

Kasim, Palu & Ahri. (2018). Pengaruh Kualitas Layanan Home Care Terhadap
Kepuasan Dan Kepercayaan Pasien Di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar,
Vol. 1, No. 3. Window of Health : Jurnal Kesehatan: Makassar.

Kemensos. (2009). Mengenal Home Care. Jakarta: Derektorat Pelayanan Sosial Lanjut
Usia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Riset Kesehatan Dasar Nasional.


Jakarta.

Simatupang, Tri Ambar Widya. (2017). Implementasi Perawatan Paliatif oleh Perawat
pada Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit MurniTeguh Medan. Sumatra
Utara : Universitas Sumatra Utara.

Sinaga, Amila & Sembiring. (2017). Mutiara Home Care, Vol. 23, No. 4. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat: Medan.

Triwibowo, C. (2012). Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini. Nuha Mediaka :
Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai