“HOME CARE”
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I
Dosen : Dr Surnianti,SKM., S.Kep., M.Kes.
Kelompok 3
Kelas A2 S1 Keperawatan Angk. 2016
2019
i
KATA PENGANTAR
Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “HOME CARE” makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
kami, Dr. Suarnianti, SKM, S.Kep., M.Kes. dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak kami harapkan.
Penyusun
ii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Home Care ................................................................................. 3
B. Tujuan Home Care ................................................................................... 3
C. Manfaat Pelayanan Home Care ................................................................ 4
D. Landasan Hukum Home Care .................................................................. 4
E. Lingkup Pelayann Home Care ................................................................. 5
F. Mekanisme Pelayanan Home Care .......................................................... 5
G. Tahap Perawatan Di Rumah ..................................................................... 6
H. Unsur Pelayanan Home Care .................................................................. 7
I. Bentuk-Bentuk Layanan Home Care ....................................................... 7
J. Kriteria Pelayanan Home Care ................................................................. 10
K. Jenis-Jenis Pelayanan Home Care ............................................................ 11
L. Prosedur Pelayanan Home Care ............................................................... 12
M. Ulasan Jurnal Tentang Home Care........................................................... 12
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2010, pemerintah menetapkan visi Indonesia Sehat
yang memiliki gambaran serta harapan tentang keadaan masyarakat
Indonesia dimasa yang akan datang. Salah satu misi Indonesia Sehat 2010
yaitu mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui
berbagai program kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah. Dalam
kontek kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, pemerintah bermaksud
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di mandiri atau yang biasa disebut
pelayanan home care dengan membangun integrasi bersama pemangku
kepentingan kesehatan seperti pihak rumah sakit. Pelayanan kesehatan
mandiri di rumah merupakan penyediaan pelayanan kesehatan dan
peralatan profesional perawat bagi pasien dan keluarganya di rumah untuk
menjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit, terapi paliatif, dan
rehabilitatif. (Paramitha Nerisafitra, 2017)
Di beberapa Negara maju, home care bukan merupakan sebuah
konsep yang baru. Konsep ini telah dikembangkan oleh William Rathon
sejak tahun 1859 di Liverpool yang dinamakan perawatan di rumah dalam
bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati pasien
yang sakit dan tidak bersedia dibawa ke rumah sakit. Florence Nightingale
juga melakukan perawatan di rumah dengan memberikan perawatan
kepada pasien yang mengalami sakit terutama bagi pasien dengan dengan
status ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan
dan gizi buruk sehingga beresiko terhadap berbagai jenis infeksi yang
umum ditemukan di masyarakat. ( Upik Rahmi & Dewi Ramadhanti,
2017)
Di negara seperti Indonesia yang jumlah pertumbuhan
penduduknya meningkat pesat dan banyak usia lanjut, angka penyakit
1
degenerative yang semakin meningkat dan kondisi demografi yang terdiri
dari pulau-pulau maka konsep homecare sangat cocok digunakan. Konsep
homecare ini merupakan solusi paling tepat untuk mengantisipasi jumlah
pasien yang tidak tertampung di rumah sakit. Konsep home care sudah
seharusnya menjadi first option dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia. Dengan konsep homecare maka pasien yang sakit dengan
kriteria tertentu (terutama yang tidak memerlukan peralatan rumah sakit)
tidak lagi harus ke rumah sakit, tetapi tenaga kesehatan yang mendatangi
rumah pasien dengan fokus utama pada kemandirian pasien dan
keluarganya. ( Upik Rahmi & Dewi Ramadhanti, 2017)
B. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud Home Care,
konsep keperawatan di rumah dan program/bentuk pelayanan home
care/perawatan di rumah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pelayanan home care merupakan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien, individu, dan keluarga yang dalam prosesnya
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh pemberi pelayanan.
(Paramitha Nerisafitra, 2017)
Pelayanan kunjungan rumah 24 jam yang selanjutnya disebut
pelayanan Home Care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komperhensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit tanpa di pungut biaya. (Peraturan Wali
Kota Makassar No. 6 Tahun 2016)
Home care menurut Habbs dan Perrin(1985) merupakan layanana
kesehatan yang di lakukan di rumah pasien. (Arit Murwania, 2014)
Menurut departemen kesehatan (2002) menyebutkan home care
adalah, pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang di berikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit. (Arit Murwania, 2014)
3
b. Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan kesehatan
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah
4
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik
perawat.
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar
puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan
fungsonal perawat.
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
k. Permenkes RI No. HK 02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan
penyelenggara praktik perawat (Arit Murwania, 2014)
5
menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek
keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk
di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak
dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus
yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan
dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan
menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan
diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis
peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang
dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan
dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga
pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kesepakatan (Ferry Efendi & Mahfudin, 2013)
6
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan selama fase ini
perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana
keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan.
3. Fase implementasi
Pada fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di miliki oleh klien dan keluarga.
4. Fase terminasi
Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan
pada pencapaian tujuan yang di tetapkan bersama keluarga.
(Ferry Efendi & Mahfudin, 2013)
7
a. Layanan perawatan pasien sakit
Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis yang
paling banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah
sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang
sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu
di rawat di rumah sakit.
b. Layanan berbasis promotif dan preventif
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada
promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan
seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan,
pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia
beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik
Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada
penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit
kronis seperti diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan
dan asuhan pada anak.
2. Berdasarkan institusi penyelenggara
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home
Care (HC), antara lain :
a. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama
berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan
kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia)
yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji
oleh pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas biasanya
adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan
oleh Visiting Nurse (VN)
b. Institusi Sosial
8
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan
sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM
atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari
donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan
rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud
pangabdian kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam
bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa
baik secara langsung dari pasien maupun pembayaran melalui pihak
ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta,
tentu tidak berorientasi “not for profit service”
d. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat
dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan
keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis
program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home
Care (HC) diatas, adalah :
1) Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga
kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat
kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari,
sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang
baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat
luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan
secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.
2) Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada
pasien yang dirawat dirumah sakit.
3) Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu
memerlukan biaya yang besar
9
4) Perlunya kesinambungan perawatan pasien dari rumah sakit ke
rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien maupun
perawat. Hasil penelitian dari “Suharyati” staf dosen
keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di
RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS
cenderung menerima program HHC (Hospital Home
Care) dengan alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan,
menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali
kekeluargaan (Suharyati, 1998)
3. Berdasarkan pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga,
yaitu :
a. Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang
memberikan layanan kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan
75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini.
b. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus
memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu
perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan
menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan
demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai
dengan standard yang telah ditetapkan.
(Kartika Dwi Hutami, 2017)
10
Kriteria Umum adalah semua penyakit yang dialami pasien dan
tidak sampai mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk
pasien dengan pasca stroke, penyakit degenerative, luka diabetes, luka
pasca bedah, post kemoterapi dan penyakit tidak menular lainnya.
b. Kriteria Khusus
Kriteria Khusus adalah semua pasien dengan kegawatdaruratan
medik.
K. Jenis Pelayanan Home Care
Dalam peraturan Wali Kota Makassar No. 6 Tahun 2016, Menyebutkan
bahwa jenis pelayanan home care terdiri dari :
11
Home care emergency yaitu pemberian pelayanan medis / keperawatan
untuk pasien gawat darurat baik berupa pertolongan pertama, terapi
maupun fasilitas rujukan bila dibutuhkan
12
dapat menggunakan telepon, atau dengan menggunakan
videoconference. Telehealth merupakan perluasan dari telemedicine,
dimana perbedaannya adalah telemedicin berfokus pada
pengobatan/kuratif sedangkan telehealth menitikberatkan pada aspek
preventif, promotif dan kuratif. Telehealth saat ini dijadikan solusi
teknologi dalam melaksanakan menejemen kesehatan pasien.(Lia,
2012)
13
kesehatan. Namun demikian aplikasi penggunaan telehealth di
Indonesia harus diiringi dengan pengadaan alat-alat yang diperlukan
untuk melakukan monitoring dan membangun jaringan untuk accses
penyaluran sinyal ke tempat pelayanan kesehatan serta pemberian
informasi kepada pasien dan keluarga yang akan menggunakan metode
telehealth. Mimpi ini dirasa akan lebih mudah terwujud jika ditunjang
dengan kebijakan pemerintah.(Lia, 2012)
14
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan home care merupakan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien, individu, dan keluarga yang dalam prosesnya
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh pemberi pelayanan.
(Paramitha Nerisafitra, 2017)
Pelayanan kunjungan rumah 24 jam yang selanjutnya disebut
pelayanan Home Care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komperhensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit tanpa di pungut biaya. (Peraturan Wali
Kota Makassar No. 6 Tahun 2016).
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sebagai tenaga
kesehatan tetap harus memberhatikan aspek hukum pelayanan home care,
mekanisme pemberian pelayanan ataupun SOP yang tepat dan juga
menghormatik Hak dari pasien itu sendiri dalam pemberian pelayanan.
Dengan adanya Home care layanan di masyarakat makin
meningkat dan lebih memudahkan masyarakat dalam menjagkau Fasilitas
kesehatan dan juga lebih menghemat biaya dan waktu.
B. Saran
Terkhusus untuk pemerintah dan pemberi layanan kesehatan lebih
memperhatikan lagi pelayanan berbasis perawatan di rumah karna
program ini sangat baik untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nurnita Widiyakusuma Yayasan, D. I., Sejahtera, P., Cilincing, K., & Utara, J.
(2013). No Title. Peran Pendampingan Dalam Program Perawatan Sosial
Lanjut Usia Di Lingkungan Keluarga, 18(02), 211–224.
Efendi ferry & Mahfudin. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori Dan
Praktik Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
16
17