Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN

HOME CARE

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Aida Eliza
2. Andre Iwanda
3. Bismar Pardamean
4. Rena Yonanda
5. Rika Yunita
6. Rini Rosani
7. Risma Indah Meilina
8. Rizki Ramadhan Saputra
9. Rosi Gusnisa Putri
10. Runanda Novianti Maulita

DOSEN PEMBIMBING : ARMAITA,SKM,M.SI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PIALA SAKTI

PARIAMAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kamiucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan laporan praktek keperawatan “Home Care “
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik.
Semoga laporan yang telah kami susun ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para
pembaca.
Disamping itu,kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan tentu masih
ada kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya. Saran dan kritik dari pembaca untuk
perbaikan dan penyempurnaan seperlunya sangat kami harapkan. Pada akhirnya kami
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Pariaman,23 November 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PengertianRehabilitasi Medik ...............................................................................3

2.2 Sejarah Rehabilitasi Medik ...............................................................................4

2.3 Tujuan Rehabilitasi Medik ....................................................................................6

2.4 Filosofi Rehabilitasi Medik …..........................................................................6

2.5 Gangguan Fungsi Rehabilitasi Medik ...................................................................6

2.6 Pelayanan dalam Rehabilitasi Medik ...................................................................7

2.7 Prinsip Rehabilitasi Medik .....................................................................................8

2.8 Ruang Lingkup Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit........................................12

2.9 Bentuk Pelayanan Rehabilitasi Medik...........................................................13

2.10 Tim Rehabilitasi Medik................................................................................13

2.11 Kode Etik dalam Rehabilitasi Medik............................................................14

BAB 3 PENUTUP

3.1Kesimpulan........................................................................................................................16

3.2 Saran.............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanankesehatan
adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang
menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat
inap di institusi pelayanan kesehatan.
Praktek perawatan bagi perawat di Indonesia merupakan hak sekaligus kewajiban
profesi perawat. Sebagai seorang profesi yang mandiri,perawat dituntut dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas kepada masyarakat. Berbagai jalan
dapat dilakukan perawat untuk dapat menunjukkan hasil kerja dan kemampuannya kepada
masyarakat. Praktek keperawatan dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas tetapi
juga dapat dilakukan di rumah klien yang disebut dengan home care. ( Hidayat, 2009 )
Home care (HC) merupakan bagian praktek mandiri perawat dan suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat di rumah pasien. Perawat melanjutkan
perawatan yang pernah diterima klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya atau
mungkin pasien tidak ada indikasi masuk rumah sakit sehingga hanya membutuhkan
pelayanan keperawatan di rumah (Lerman dan Eric, 1993).
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kemampuaan masyarakat dalam layanan home care
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pelayanan home care bagi pasien
b. Untuk menciptakan layanan yang komprehensif bagi pasien home care
3. Manfaat
Home care dilakukan sebagai upaya pencapaian tingkat keehatan yang sejahtera bagi
masyarakat yang memerlukan layanan kesehatan selain di rumah sakit yaitu layanan
di rumah pasien sendiri

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Konsep Keperawatan Home Care
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan
di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumahkarena
kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen , 2001)
Menurut Habbs dan Perrin, 1985 (dalam Lerman D. & Eric B.L, 1993) Home Care
merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien, sehingga home care
dalamkeperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui
sejarah yang panjang.
Di beberapa negara maju,” home care“ (perawatan di rumah ), bukan merupakan
konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa literatur pengertian “ home care” adalah :
1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang
sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana
pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai
tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang
keperawatankesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkankesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk
memberi

3
pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja
/kontrak. (Warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan di
rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes)

B. Model Keperawatan Home Care


Menurut Hidayat(2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home careantaralain
:
1. Teori Lingkungan(Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal
yangmempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen lingkunganterpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang
meliputi
a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya
terhadaplingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin
meramalkan masalahkesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan
rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa
manusiamerupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda.Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam
proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia
dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta
proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan
dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lain.Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu

4
dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi
dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan
akan terjadi perubahan baik perlahan –lahan maupun berlangsung dengan cepat.
Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien
yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan. Menurut
Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang
hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya
3. Teori Transkultural nursing(Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yangberbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip
”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture care‟, nilai-
nilai, keyakinan, danpola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk
perencanaan dan implementasiyang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu.
Dia meyakini bahwa seorang perawat tidakdapat memisahkan cara pandangan dunia,
struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa danprofesional) terhadap kesehatan,
kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatukelompok masyarakat
tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.Struktur sosial
seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatansignifikan
yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit
4. Theory of Human Caring(Watson, 1979)
Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yangdiperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh.Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri

5
5. Teori Self Care (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhanindividu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya.Dalam konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua
bentuk teori Self Care, diantaranya :
a. Perawatan diri sendiri (Self Care)
1. Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itusendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
2. Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan dirisendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yangmerupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu
untuk perawatan diri sendiridengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat.
4. Self Care Requisites: kebutuhan self caremerupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan
fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu : Universal
Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan
dasar), Developmental Self Care Requisites(kebutuhan yang
berhubunganperkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan
yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien)
b. Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segalaperencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada
anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan
self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri
sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode

6
untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care(Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang
ditetapkan oleh pasien

C. Prinsip Keperawatan Home Care


1. Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh perawat /
Tim yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut,
2. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik,
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan komprehensif secara
terus menerus,
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa keperawatan,
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang
dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan,
6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan komplikasi,
7. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarganya terhadapintervensi
keperawatan,
8. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarganya akan pelayanan yang bermutu
melalui; manajemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan (discharge
planning), dan koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas,
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung,
10. Mengembangkan kemampuan profesional dan berkontribusi pada pertumbuhan
kemampuan profesional tenaga yang lain,
11. Berpartisipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan pengetahuan pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah,
12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktikkeperawatan

7
D. Peran Perawat Home Care
1. Definisi Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan
diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap
peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. Care Giver :
Pada peran ini perawat diharapkan mampu
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.
3. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis.
2. Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat
professional (ELEMENT ROOL) antara lain : care giver, client advocate, conselor,
educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.
Client Advocate (Pembela Klien) Tugas perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak
dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

8
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-
Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa
3. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal
yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat :
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
4. Educator :
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu
murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu
atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk
merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku
selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

9
a. Dilakukan kepada klien /klg , tim kes. Lain baik secara spontan pada saat berinteraksi
maupun formal.
b. Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan .
c. Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.
5. Collaborator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya dalam
kaitannya membantu mempercepat penyembuhan klien
6. Coocrdinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan
Perawat sebagi coordinator adalah :
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
1) Merencanakan
2) Mengorganisasikan
3) Mengarahkan
4) Mengontrol

7. Change Agent
Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla membuat
perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986) Mengidentifikasi masalah,
mengkaji motifasi pasien dan membantu klien tuk berubah, menunjukan alternated,
menggali kemungkinan hasilk dari alternative, mengkaji sumber daya menunjukan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu
selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner
Torney)

E. Falsafah Keperawatan Home Care

10
Home Care adalah metode pelayanan dengan cara delivery atau memberikan
pelayanan keperawatan di rumah pasien.
Tujuannya sendiri untuk meningkatkan,mempertahankan,atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk
penyakit terminal.
 Tindakan yang dilakukan dalam bentuk:
1. Restorasi,rehabilitasi dan palliative
2. Edukasi kepada pasien dengan caregiver terkait tindakan dan pencegahan
akibat penyakit yang dialami pasien
3. Meningkatkan kemampuan pasien dan caregiver
4. Memperbaiki koping mekanisme pasien dan keluarga terkait gaya
hidup,peran,konsep diri dan konsekwensi dari penyakit.
5. Mengembalikan pasien dan keluarga dalam kehidupan keluarga komunitas dan
pendukung social lainnya.
 Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga professional yang telah
mendapatkan pelatihan.
 Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan
keluarga,direncanakan,dikoordinasi dan disediakan oleh pemberian pelayanan yang
diorganisir untuk memberikan home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian atau kombinasi dari keduanya.

F. Perbedaan Kesehatan Klien di Rumah Sakit dan Home Care


 Kepuasan merupakan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk
atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Kondisi masyarakat yang semakin kritis
terhadap mutu pelayanan menjadi pemicu bagi profesi kesehatan untuk meningkatkan
pelayanannya. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien
puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya Metode : Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan sampel
77 pasien yang terdiri dari 46 pasien hospital care dan 31 pasien home care. Teknik
pengumpulan data dengan kuisioner. Analisa data menggunakan Analisis statistik deskriptif.
Hasil : Pasien Hospital care yang puas sebanyak 43,5% dan tidak puas sebanyak 56,5%.
Pasien Home Care yang puas sebanyak 74,2% dan tidak puas sebanyak 25,8. Dari hasil

11
penelitian di dapatkan nilai t hitung sebesar 2,775 dengan signifikansi sebesar 0,007. Nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel (2,775 > 1,992) dan nilai signifikansi lebih kecil dari α =
0,05. Kesimpulan : Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kepuasan
pasien hospital care dan home care terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit Kanjuruhan
Kepanjen dan Home Care Adonara Medica Malang. Jika peran perawat sebagai care giver
dan management pelayanan kesehatan tidak disamakan dan diperbaiki maka masyarakat akan
lebih memilih pelayanan yang menurut mereka baik dan hal tersebut akan berdampak buruk
pada instansi kesehatan yang terkait. Kata Kunci : perbedaan kepuasan, hospital care, home
care

G. Asuhan Keperawatan Home Care


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Identitas klien/biodata
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan yang lalu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Genogram

A. Data Bio-Psiko-Sosio-Spiritual
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan:
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Secara umum pada pengkajian pola ini, perawat akan mengetahui bagaimana
pasien memandang dirinya sendiri saat sebelum maupun sakit, kemampuan dirinya,
perasaan pasien, tanggapan terhadap sakit yang menderita, sejauh mana pasien
mengetahui tentang penyakitnya
Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan kaji pasien mengenai:
1) Pandangan pasien mengenai kesehatan dan sakit
2) Apakah pasien memahami keadaan kesehatan dirinya?
3) Apakah jika sakit pasien segera berobat kedokter, ataukah menggunakan
obat tradisional?
4) Apakah pasien sudah memeriksa dirinya sebelum kerumah sakit?
2. Pola nutrisi
1) Pola makan
a) Bagaimana nafsu makan pasien sebelum sakit?
b) Berapakah porsi makan pasien per sekali makan?
2) Pola minum

12
Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit?
3. Pola eliminasi
1) Buang air besar
a) Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar?
b) Konsistensi dalam buang air besar?
2) Buang air kecil
Berapakah frekuensi serta jumlah urin pasien setiap buang air kecil?
4. Aktivitas dan latihan
1. Kemampuan perawatan diri

Aktivitas S M R S M R
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toilet
Mobilitas tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Pemeliharaan rumah

Skor :
0 : Mandiri 2 : Dibantu orang lain 4 : Tergantung/tidak
mampu
1 : Alat bantu 3 : Dibantu orang lai & alat

2. Kebersihan diri
a. Berapakah frekuensi mandi dan menggosok gigi perhari saat sakit?
b. Berapakah frekuensi pas dan kuku dan keramas sealama seminggu saat
sakit?
3. Aktivitas sehari-hari
Apakah pasien bisa mengikuti aktivitas sehari-hari selama sakit?
4. Rekreasi
Apakah pasien selama sakit melakukan rekreasi?
5. Olahraga
Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olah raga?

5. Tidur dan istirahat

1) Pola tidur

 Lokasi pola tidur pasien selama sakit


 Yang digambarkan dengan pukul berapa pasien mulai tifur dan sanpai pukul
berapa pasien tidur saat malam hari?
2) Frekuensi tidur

13
 Bagaimana frekuensi tidur pasien selama sakit? Yang digambarkan dengan
berapa lama pasien tidur malam?

6. Sensori, persepsi dan kognitif

a. Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah apakah berbicara tidak
jelas?
b. Bagaimana tingkat ansietas pada pasien?
c. Apakah pasien mengalami nyeri?

Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan :

 P (provoking atau pemacu): faktor yang memperarah atau meringankan


nyeri.
 Q (quality atau kualitas): kualitas nyeri.
 R (region atau daerah): daerah penjalaran nyeri.
 S (severity atau keganasan): intensitasnya.
 T (time atau waktu): serangan, lamanya, frekuensi, dan sebab.

7. Konsep diri

 Body image/gambaran diri


a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh?
b. Apakah pasien memiliki perubahan ukuran fisik?
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasi alat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
 Role/peran
a. Apakah pasien mengalami overload peran?
b. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
 Identity/identitas
a. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
b. Mampukah pasien menerima perubahan?
c. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
d. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
 Self esteem/harga diri
a. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
b. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
 Self ideals/ideal diri
Apakah pasien tidak ingin berusaha selama sakit?

8. Seksual dan reproduksi


a. Kapan pasien mengalami menstruasi terakhir?
b. Apakah pasien mengalami masalah menstruasi?

14
c. Apakah pasien pernah melakukan pap smear dan kapan pap smear terakhir?
d. Apakah pasien melakukan pemeriksaan payudara dan testis sendiri tiap bulan?
e. Apakah pasien mengalami masalah seksual?

9. Pola peran hubungan

a. Apakah pekerjaan pasien?


b. Bagaimanakah kualitas pekerjaan pasien?
c. Bagaimanakah pasien berhubungan dengan orang lain?

10. Manajemen koping stress

Menggambarkan bagaimana pasien menangani stress yang dimilikinya serta


apakah klien menggunakan sistem pendukung dalam menghadapi stress.

11. Sistem nilai dan keyakinan

Mengenai bagaimana pasien memandang secara spiritual serta keyakinannya


masing-masing.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

a. Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum
TTV,BB,GCS
b) keadaan umu : lemah
Kesadaran (E;M;V)
c) Integumen
Kulit lansia keriput, kelenturan dan kelembaban kurang
d) Kepala
Normal cephali, distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam
keadaan bersih
e) Mata
Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur
f) Telinga
Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran yang berkaitan
dengan hipertensi
g) Hidung dan sinus
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
h) Mulut dan tenggorokan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
i) Leher
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
j) Dada
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan

15
k) Pernafasan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
l) Kardiovaskuler
TD = 160/100 mmHb, Nadi=88x/i. Lansia biasanya mengeluh dadanya
berdecar-debar. Terkadang terasa nyeri dada.
m)Gastrointestinal
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
n) Genitourinaria
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
o) Perkemihan
Pada umumnya pasien mengalami proteinuria.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung, perubahan frekuensi jantung,
perubahan kontraktilitas, perubahan preload, perubahan afterload.
b. Nyeri akut (sakit kepala) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Resiko perfusi perifer tidak efektif

3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 Penurunan Curah jantung Perawatan jantung
curah jantung Setelah dilakukan tindakan  Observasi
...x.... jam, diharapkan curah 1. identifikasi tanda/gejala
jantung meningkat dengan: primer penurunan curah
KH: jantung
1. Kekuatan nadi perifer 2. identifikasi tanda/hejala
meningkat sekunder penurunan
2. Lelah menurun curah jantung
3. Edema menurun 3. monitor tekanan darah
4. Dispnea menurun 4. periksa tekanan darah
5. Batuk menurun dan frekuensi nadi
6. Tekanan darah sebelum pemberian obat
membaik  Terapeutik
1. Posisikan pasien semo
fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
2. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
3. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress.
4. Berikan dukungan
emosional dan spiritual

16
 Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti
merokok
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiritmia.
2 Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri
Setelah dilakukan tindakan  Observasi
...x... jam, diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi,
nyeri menurun dengan karakteristik, durasi,
KH: frekuensi,kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri.
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Sikap protektif 3. Identifikasi respon nyeri
menurun non verbal
4. Gelisah menurun 4. Identifikasi pengetahuan
5. Kesulitan tidur dan keyakinan tentang
menurun nyeri
6. Frekuensi nadi  Terapeutik
membaik 1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilita istirahat dan
tidur
 Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
3 Resiko perfusi Perfusi perifer Perawatan sirkulasi
perifer tidak Setelah dilakukan tindakan  Observasi
efektif ...x... jam, diharapkan perfusi 1. Periksa sirkulasi perifer
perifer meningkat dengan 2. Identifikasi faktor resiko
KH : gangguan sirkulasi
1. Denyut nadi perifer 3. Monitor panas,
meningkat kemerahan, nyeri atau
2. Warna kulit pucat bengkak.

17
menurun  Terapeutik
3. Pengisian kapiler 1. Lakukan perawatan kaki
membaik dan kuku
4. Akal 2. Lakukan hidrasi
 Edukasi
1. Amjurkan berhenti
merokok
2. Anjurkan berolahraga
rutin
3. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur

18
BAB III

19
A.Pengkajian
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. identitas kepala keluarga :
Nama : Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Agama : Alamat :
Suku : No Hp :
b. Komposisi keluarga :
No Nama L/P Umur Hub dg keluarga Pekerjaan Pendidikan

1
2
3
4
5

c. Genogram:
d. Type keluarga:
a) Jenis tipe keluarga
e. Suku bangsa:
a) Asal suku bangsa:
b) Budaya yang berhungan dg kesehatan:
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
g. Status sosial ekonomi keluarga:
a) Anggota kelurga yang mencari nafkah:
b) Penghasilan:
c) Upaya lain:
d) Harta benda yang dimiliki(perabot,transportasi,dll)
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
f) Aktifitas rekreasi keluarga:

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


20
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
b) Riwayat penyakit keturunan:
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


kesehatan (BCG/Polio/DPT/HB/Campak) kesehatan yang telah
dilakukan

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik rumah
a) Luas rumah:
b) Type rumah:
c) Kepemilikan:
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan:
e) Ventilasi/jendela:
f) Pemanfaatan ruangan:
g) Septic tank:ada/tidak: letak:
h) Sumber air minum
i) Kamar mandi:
j) Sampah: limbah RT:
k) Kebersihan lingkungan
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a) Kebiasaan:
b) Aturan/kesepakatan:
c) Budaya:
c. Mobilitas geografis keluarga:
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:

21
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga:
b. Struktur kekuatan keluarga:
c. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga):
d. Nilai dan norma keluarga:
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif:
b. Fungsi sosialisasi:
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
d) Kegiatan keluarga waktu senggang:
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial:
c. Fungsi perawatan kesehatan:
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan yang
tepat:
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak:
b) Akseptor :ya yang digunakan lamanya
c) Akseptor :belum alasannya :
d) Keterangan lain:
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat:

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek:
b. Stressot jangka panjang:
c. Respon keluarga terhadap stressor:

22
d. Strategi koping yang digunakan:
e. Strategi adaptasi disfungsional:

VII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas
Nama :
Umur :
L/P :
Pendidikan :
Pekerjaan :
b. Keluhan/riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit sebelumnya:

Tanda-tanda vital:
c. Kepala dan keher:
d. Dada
e. Abdomen:
f. Ekstremitas:
g. Genetalia
h. Neurologi/saraf

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya:
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada:

B. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1

C. Diagnosa

23
D. Tahap Perencanaan

E. Implementasi

F. Evaluasi

BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan

24
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

25
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdsarkan
Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2. Jakarta : MediAction

Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi Evaluasi”. (Online)


Available at https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-evaluasi-
keperawatan.

26

Anda mungkin juga menyukai