Disusun Oleh :
ACHMADUDDIN SUDIRO 15180200002
KHOLISOH 15180100001
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Struktur Organisasi Dan Mekanisme Perizinan Pendirian
Home Care “. Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini
dapat berguna bagi orang-orang yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Umum........................................................................................2
1.4 Tujuan Khusus........................................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Home Care..............................................................................................3
2.2 Kendala / Masalah yang Sering Ditemui...........................................10
2.3 Merencanakan Institusi Homecare Swasta.......................................12
2.4 2.4 Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah............................13
2.5 Fase- Fase Keperawatan Home Care.................................................14
2.6 Keuntungan / Manfaat Home care.....................................................16
2.7 Perbedaan Home care Rumah Sakit Dengan Home care Mandiri..16
BAB III ........................................................................................................19
PENUTUP ....................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................19
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang penulis
angkat adalah :
1. Pengertian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.
2. Kendala / masalah yang sering ditemui dalam
menjalankan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.
3. Persyaratan pendirian home care berbasis rumah sakit
pemerintah dan swasta.
4. Keuntungan / manfaat adanya home care di rumah sakit
pemerintah dan swasta.
5. Perbedaan home care di rumah sakit dengan home care mandiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992
pelayanan kesehatan di rumah adalah perpaduan perawatan
kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari
perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat
medikal bedah.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan
kesehatan di rumah adalah :
1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
bertujuan memandirikan klien dan keluarganya,
2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan
melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,
3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek
administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir
berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non
profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan
(Depkes, 2002).
4
di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan
di rumah adalah :
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan
tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan
kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara
medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan,
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan
kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang
memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang
memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya
pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan
dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan
waktu relatif lama,
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit,
merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1
minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi
manajemen,
4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi
pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena
seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal
karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi
sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah
sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes,
2002).
5
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada
anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan,
3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan
mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau
perawatan paliatif,
5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
6
Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
Klien dengan HIV/AIDS.
7
Kesehatan di Rumah
8
dan sarana komunikasi lainnya, tindakan perbaikan
lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan terapeutik
9
2.2 Kendala / Masalah yang Sering Ditemui
Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala/hambatan dalam
mencapai sukses dalam pengelolaan HHC ( Hospital Home care), yaitu
dilihat dari aspek internal dan eksternal.
1. Hambatan dari faktor internal terdiri dari product life cycle, wage
and benefits, administrivia, dan hospital large-scale mind-set.
2. Hambatan eksternal menyangkut sistem pembayaran yang tidak
lancar, meliputi reimbusment changes, prospective
payment dan case management yang tidak hati-hati.
10
dan memadai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk
mengembangkan hal tersebut adalah :
Jika rumah sakit memiliki program inovasi yang dapat
diimplementasikan tanpa mengganggu operasional HHC,
maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program rumah
sakit tersebut
Dan sebaliknya jika agensi/unit HHC memiliki proses dan
sistem inovasi sendiri dan tidak mengganggu sistem rumah
sakit, maka rumah sakit sebaiknya mengadaptasi sistem HHC
tersebut.
A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsur
bisnis (profit oriented), maka sebaiknya pengelola HHC diberi
otonomi dalam mengembangkan tehnik-tehnik euntrepreneurship
(kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi
administratur HHC adalah seorang euntrepreneur. Dengan
demikian akan mampu mengingkatkan penampilan HHC yang
profesional.
11
d. Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan
service/pelayanan yang berorientasi pada
customers/pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis
harus berubah dari :
a) Keuntungan (profit) = Revenue – Biaya (cost)
b) Menjadi :
c) Long term profit (dari cutomer yang puas) - Biaya
= Profit plus
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home
12
care harus memperhatikan hal berikut :
1. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk
mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
2. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan
saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care
swasta
3. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri
professional
4. Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan
klien.
5. Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan
eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.
13
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan
yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola
perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga
pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah
sesuai dengan kesepakatan.
14
dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai
seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier,
aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan
perlengkapan kantor.
h. Format askep, meliputi format register, pengkajian,
tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari
perawat ataupun dari pasien/keluarga.
i. Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan
dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan dan
keikutsertaaan dalam perawatan.
j. Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti
misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi dan
juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat
home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-
waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat
pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care.
Sistem ini harus lebih berorientasi pada kepentingan
perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen
semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan
atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.
2. Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian
kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil
pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan
klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu,
biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau
pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.
3. Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor
menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor
melakukan kunjungan ke keluarga untuk penyelesaian administrasi.
15
4. Fase pasca kunjungan
Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
Mengenai : pelayanan perawatan, komunikasi, sarana, dll
2.7 Perbedaan Home care Rumah Sakit Dengan Home care Mandiri
a. Institusi Pemerintah
16
Di Indonesia pelayanan Home care yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko
tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan
oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien
yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah
ke bawah.
b. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home care dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan
jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui
pihak ke tiga (asuransi).Sebagaimana layaknya layanan kesehatan
swasta, tentu tidak berorientasi “not for profit service”
c. Home care mandiri
Menurut konsorsium Ilmu-ilmu Kesehatan (1992) praktek
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional / ners
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan
keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok. Sementara praktik
keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat
professional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap
dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai
landasan dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
dalam melakukan asuhan keperawatan (pokja keperwatan
CHS,2002).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko- soiso- spiritual yang komprehensif,
di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit
17
maupun sehat yang mencagkup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Praktik keperawatan sudah di atur dalam surat keputusan Menteri
Kesehatan No.1239 tentang registrasi dan praktik keperawatan yang
mengatur hak, kewajiban, dan kewajiban perawat, tindakan-tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menjalankan
praktiknya, dan persyaratan praktik keperawatan dan mekanisme
pembinaan dan pengawasan. Sekarang rancangan undang-undang
tentang praktik keperawatan sudah di usulkan ke DPR untuk
Mendapatkan pengesahan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat layananhome care adalah
pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan
kondisi rumah yang memadai.
3.2 Saran
a. Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah
memiliki SIP, harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab
terhadap tugasnya.
19
b. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap
perawat home care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam
proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam
menerima informasi dari perawat.
20
DAFTAR PUSTAKA