Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN STRUKTUR ORGANISASI DAN


MEKANISME PERIZINAN PENDIRIAN HOME CARE

Disusun Oleh :
ACHMADUDDIN SUDIRO 15180200002
KHOLISOH 15180100001

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Struktur Organisasi Dan Mekanisme Perizinan Pendirian
Home Care “. Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini
dapat berguna bagi orang-orang yang membacanya.

Penulis menyadarinya bahwa dalam pembuatan makalah ini


belumlah sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pada pembaca demi kesempurnaan pada
pembuatan makalah makalah selanjutnya.

Jakarta, 08 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Umum........................................................................................2
1.4 Tujuan Khusus........................................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Home Care..............................................................................................3
2.2 Kendala / Masalah yang Sering Ditemui...........................................10
2.3 Merencanakan Institusi Homecare Swasta.......................................12
2.4 2.4 Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah............................13
2.5 Fase- Fase Keperawatan Home Care.................................................14
2.6 Keuntungan / Manfaat Home care.....................................................16
2.7 Perbedaan Home care Rumah Sakit Dengan Home care Mandiri..16
BAB III ........................................................................................................19
PENUTUP ....................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................19
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat
rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program
kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada
dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat
serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan
keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 %
menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta
91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah
memerluka ijin oprasional.
Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan
keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat,
perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan
yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah. Home care ini
sangat cocok jika diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis yang
tak kunjung sembuh.

Salah satu penyakit kronis yang di diderita oleh masyarakat dan


membutuhkan waktu yang lama untuk proses kesembuhannya adalah
penyakit hipertensi. Penyakit ini banyak diderita masyarakat dan
membutuhkan perawatan yang intensif. Tentu saja akan membutuhkan
biaya yang sangat besar, mulai dari biaya transportasi hingga biaya
untuk perawatan di rumah sakit.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang penulis
angkat adalah :
1. Pengertian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.
2. Kendala / masalah yang sering ditemui dalam
menjalankan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.
3. Persyaratan pendirian home care berbasis rumah sakit
pemerintah dan swasta.
4. Keuntungan / manfaat adanya home care di rumah sakit
pemerintah dan swasta.
5. Perbedaan home care di rumah sakit dengan home care mandiri.

1.3 Tujuan Umum


Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
tentang home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.

1.4 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pengertian home care di rumah sakit
pemerintah dan swasta
2. Untuk mengetahui kendala / masalah yang sering ditemui dalam
menjalankan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta
3. Untuk mengetahui persyaratan pendirian dari home care rumah
sakit pemerintah dan swasta
4. Untuk mengetahui keuntungan/manfaat adanya home
care dirumah sakit pemerintah dan swasta
5. Untuk mengetahui perbedaan antara home care di rumah sakit
dengan home care mandiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Home Care


2.1.1 Pengertian Home Care
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis
dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat
diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah
mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu
komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang
diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C,
1980).
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di
rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan
masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998)
menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari
proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari
rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah
waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya
dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh
perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim
khusus yang menangani perawatan di rumah.

3
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992
pelayanan kesehatan di rumah adalah perpaduan perawatan
kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari
perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat
medikal bedah.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan
kesehatan di rumah adalah :
1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
bertujuan memandirikan klien dan keluarganya,
2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan
melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,
3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek
administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir
berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non
profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan
(Depkes, 2002).

2.1.2 Pelayanan keperawatan Home Care Meliputi


Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan
primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan
klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya.
Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas
dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk
memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita
penyakit kronis (NAHC, 1994).

2.1.3 Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah


Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal
masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan
rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat
yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat

4
di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan
di rumah adalah :
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan
tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan
kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara
medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan,
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan
kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang
memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang
memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya
pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan
dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan
waktu relatif lama,
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit,
merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1
minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi
manajemen,
4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi
pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena
seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal
karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi
sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah
sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes,
2002).

2.1.4 Tujuan Perawatan Kesehatan Home Care


Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :
1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status
kesehatan dan kualitas hidupnya,

5
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada
anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan,
3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan
mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau
perawatan paliatif,
5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

2.1.5 Ruang Lingkup Keperawatan Home Care


Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di
kelompokkan sebagai berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang
terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada


perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum
pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di
jumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan
di rumah sakit adalah:
 Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,
 Klien dengan penyakit gagal jantung,
 Klien dengan gangguan oksigenasi,
 Klien dengan perlukaan kronis,
 Klien dengan diabetes,
 Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
 Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
 Klien dengan terapi cairan infus di rumah,

6
 Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
 Klien dengan HIV/AIDS.

Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :


 Klien dengan post partum,
 Klien dengan gangguan kesehatan mental,
 Klien dengan kondisi usia lanjut,
 Klien dengan kondisi terminal.

2.1.6 Pembiayaan dan Pola Tarif


Kebijaksanaan Tarif dalam Perawatan Kesehatan di rumah
mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan sebagai berikut :

1. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam


memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah
harus memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan
sosial ekonomi masyarakat.
3. Penetapan tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di
Rumah meskipun dimungkinkan untuk mencari laba namun
harus secara seimbang memperhatikan kepentingan
masyarakat berpenghasilan rendah dengan azas gotong
royong.
4. Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah
untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin
oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JPKM,dll)
ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan
tertulis.
5. Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah
harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara
proporsional.
6. Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif dalam Perawatan

7
Kesehatan di Rumah

Selain memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan,


penetapan tarif ditetapkan berdasarkan pertimbangan antara lain
kategori tindakan dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan
dari yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat
dikategorikan mewah. Semua itu dapat dijadikan pertimbangan
dalam memperhitungkan tarif yang layak. Jenis Pelayanan yang
dikenakan tarif meliputi :
1. Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan.
Adalah imbalan yang diterima pelaksanaan pelayanan atas
jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka pelayanan
meliputi :
1). Pelayanan medik meliputi : konsultasi dan tindakan
medik
2). Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi
konsultasi asuhan dan tindakan keperawatan serta
tindakan medik yang dilimpahkan.
3). Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi,
Fisioterapis, Terapi wicara, refraksionis, dll) meliputi
konsultasi dan tindakan penunjang medik.
4). Pelayanan Penunjang Non Medik meliputi konsultasi
oleh petugas sosial profesional dan pelayanan
psikologi dan jiwa.

2. Jasa pelayanan sarana/prasarana


Adalah imbalan-imbalan yang diterima oleh pengelola atas
pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan, obat dan bahan
habis pakai yang digunakan langsung terhadap klien baik
dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi
sewa peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat
kesehatan lainnya, transportasi klien, konsultasi per telepon

8
dan sarana komunikasi lainnya, tindakan perbaikan
lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan terapeutik

2.1.7 Jenis Institusi Pelayanan Homecare


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan
pelayanan home care antara lain:
1. Institusi pemerintah. Di Indonesia pelayanan home care yang
telah lama berlangsung adalah dalam bentuk perawatan
kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun
lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh
puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di
Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse.
2. Institusi sosial yang melaksanakan pelayanan home
care dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya
dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan
penyandang dananya dari donatur, misalnya bala keselamatan
yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang
membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan.
3. Institusi swasta dalam bentuk praktik mandiri baik
perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan
pelayanan home care dengan menerima imbalan jasa baik
secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak
ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan
swasta tentu tidak berorientasi not for profit services.
4. Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada
klien yang telah dirawat di rumah sakit, karena keluarga
masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka
dilanjutkan di rumah.

9
2.2 Kendala / Masalah yang Sering Ditemui
Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala/hambatan dalam
mencapai sukses dalam pengelolaan HHC ( Hospital Home care), yaitu
dilihat dari aspek internal dan eksternal.
1. Hambatan dari faktor internal terdiri dari product life cycle, wage
and benefits, administrivia, dan hospital large-scale mind-set.
2. Hambatan eksternal menyangkut sistem pembayaran yang tidak
lancar, meliputi reimbusment changes, prospective
payment dan case management yang tidak hati-hati.

Untuk menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HHC


tersebut maka strategi pengelolaan HHC ( Hospital Home care) menurut
Lerman and Linne,(1993) diarahkan kepada :
1. Menetapkan strategi MIA ( Mission, Innovation, and Autonomy)
untuk mengatasi hambatan internal
M =Mission
Antara agen/unit home care dan rumah sakit harus saling
bersinergi dan mempunyai kesamaan pandangan dalam hal :
 Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama
berusaha secara aktif dan proaktif, sehingga akan mampu
meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pelayanan program
HHC sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan
ke rumah sakit (klien rawat jalan)
 Penghematan biaya; HHC didesain untuk memaksimalkan
penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkan Lenght
of stay (LOS).
I =Innovation
Agensi/unit Hospital-Based Home care harus dapat mendorong
menciptakan inovasi-inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran
dan pelayanan. Dalam konteks ini rumah sakit harus mendukung
kegiatan HHC tersebut dengan memberikan dampak yang positif

10
dan memadai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk
mengembangkan hal tersebut adalah :
 Jika rumah sakit memiliki program inovasi yang dapat
diimplementasikan tanpa mengganggu operasional HHC,
maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program rumah
sakit tersebut
 Dan sebaliknya jika agensi/unit HHC memiliki proses dan
sistem inovasi sendiri dan tidak mengganggu sistem rumah
sakit, maka rumah sakit sebaiknya mengadaptasi sistem HHC
tersebut.
A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsur
bisnis (profit oriented), maka sebaiknya pengelola HHC diberi
otonomi dalam mengembangkan tehnik-tehnik euntrepreneurship
(kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi
administratur HHC adalah seorang euntrepreneur. Dengan
demikian akan mampu mengingkatkan penampilan HHC yang
profesional.

2. Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendarisakan 4 hal


yang perlu diperhatikan :
a. Administrator harus memastikan semua informasi yang
dibutuhkan oleh staff dan tersedia dengan lengkap, meliputi
akunting, laporan pelayanan,dan monitor produktifitas
pelayanan.
b. Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka
pengelola HHC harus mampu mengembangkn sistem
pembiayaan yang efektif dan efisien (dihitung berdasarkan
unit cost/kunjungan)
c. Program HHC harus mampu menciptakan sistem referal
(rujukan) sebagai upaya mengembangkan net-working yang
mendukung peningkatan kunjungan ke HHC.

11
d. Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan
service/pelayanan yang berorientasi pada
customers/pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis
harus berubah dari :
a) Keuntungan (profit) = Revenue – Biaya (cost)
b) Menjadi :
c) Long term profit (dari cutomer yang puas) - Biaya
= Profit plus

2.3 Merencanakan Institusi Homecare Swasta


Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun
kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang
bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan
kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar
mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar


mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar


baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang
penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat
diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang
berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa
eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut
baik jumlah, jenis maupun kondisinya.

Analisa internal memperhitungkan tentang ketersediaan sumber


(alam, manusia, dana ) baik yang aktual maupun potensial. Selain
ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen personal yang ada
terhadap rencana pembentukan institusi home care. Komitmen personal
merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki untuk mengawali
suatu bisnis baru.

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home

12
care harus memperhatikan hal berikut :
1. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk
mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
2. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan
saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care
swasta
3. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri
professional
4. Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan
klien.
5. Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan
eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.

2.4 Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah
dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah
sakit, maupun puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung
menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek
keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme
yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa
terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara
medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak
dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator
kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan
kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga,
akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan,
membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan
apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup
jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran,
serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana

13
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan
yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola
perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga
pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah
sesuai dengan kesepakatan.

2.5 Fase- Fase Keperawatan Home Care


1. Fase persiapan
Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care,
manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan
pelaksana pelayanan. Mekanisme perizinan pendirian home care
sebagai berikut : Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris
Mengajukan ijin usaha Home care kepada Dinkes Kab/Kota
setempat dengan melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. Ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
- Ruang direktur
- ruang menajemen pelayanan
- gudang sarana dan peralatan
- sarana komunikasi
- sarana transportasi

f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan


sertifikasi home care
g. Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan
standar harga di wilayah tempat berdirinya home care
dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana

14
dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai
seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier,
aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan
perlengkapan kantor.
h. Format askep, meliputi format register, pengkajian,
tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari
perawat ataupun dari pasien/keluarga.
i. Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan
dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan dan
keikutsertaaan dalam perawatan.
j. Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti
misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi dan
juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat
home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-
waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat
pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care.
Sistem ini harus lebih berorientasi pada kepentingan
perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen
semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan
atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.

2. Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian
kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil
pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan
klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu,
biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau
pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.

3. Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor
menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor
melakukan kunjungan ke keluarga untuk penyelesaian administrasi.

15
4. Fase pasca kunjungan
Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
Mengenai : pelayanan perawatan, komunikasi, sarana, dll

2.6 Keuntungan / Manfaat Home care


Manfaat yang dapat di peroleh secara umum dari kegiatan home
care antara lain :
 Meningkatkan upaya promotof, preventif, kuratif dan
rehabilitative
 Mengurangi frekuensi hospitalisasi
 Efisiensi waktu, biaya, tenaga dan pikiran

Manfaat home care yang berbasis rumah sakit:


 Akses langsung kepada dokter yang merujuk dan menangani
pasien serta potensial pasien mudah dilakukan.
 Daya dukung finansial dari suatu organisasi besar tersedia untuk
membantu mengatasi masalah temporer Cash – flow pada fase
awal.
 Kemudahan / keuntungan dalam menjamin managed
care melalui proses kolaborasi dan integrasi pelayanan.
 Kebutuhan pasien akan pelayanan secara komprehensif dapat
dipenuhi.
 Kesinambungan asuhan dan adanya kontrol internal terhadap
biaya, kualitas dan akses pelayanan.
 Length of Stay akan ter-manage secara lebih efektif.
 Ada peluang untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit

2.7 Perbedaan Home care Rumah Sakit Dengan Home care Mandiri
a. Institusi Pemerintah

16
Di Indonesia pelayanan Home care yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko
tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan
oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien
yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah
ke bawah.
b. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home care dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan
jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui
pihak ke tiga (asuransi).Sebagaimana layaknya layanan kesehatan
swasta, tentu tidak berorientasi “not for profit service”
c. Home care mandiri
Menurut konsorsium Ilmu-ilmu Kesehatan (1992) praktek
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional / ners
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan
keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok. Sementara praktik
keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat
professional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap
dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai
landasan dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
dalam melakukan asuhan keperawatan (pokja keperwatan
CHS,2002).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko- soiso- spiritual yang komprehensif,
di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit

17
maupun sehat yang mencagkup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Praktik keperawatan sudah di atur dalam surat keputusan Menteri
Kesehatan No.1239 tentang registrasi dan praktik keperawatan yang
mengatur hak, kewajiban, dan kewajiban perawat, tindakan-tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menjalankan
praktiknya, dan persyaratan praktik keperawatan dan mekanisme
pembinaan dan pengawasan. Sekarang rancangan undang-undang
tentang praktik keperawatan sudah di usulkan ke DPR untuk
Mendapatkan pengesahan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home


care merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai
kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.

Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah


hospital home care yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien
yang dilayani adalah pasien pasca rawat di rumah sakit tersebut. Kedua
adalah home care swasta (agency) yang dikelola oleh swasta atau suatu
agency dan didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah disyahkan
dengan akta notaris.

Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa depan karena


dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan
ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat
diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga
dapat menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya
transpor dan biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit.

Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat layananhome care adalah
pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan
kondisi rumah yang memadai.

3.2 Saran

a. Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah
memiliki SIP, harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab
terhadap tugasnya.

19
b. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap
perawat home care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam
proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam
menerima informasi dari perawat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Asri, Francisc. 2008. Hospital based home care.


http://franciscasri.wordpress.com/2008/08/02/hospital-
%E2%80%93-based-home-care-sebagai-model-keutuhan-dan-
kesinambungan-pelayanan-kesehatan-rs-komunitas/. (diakses 7
Oktober 2019)
Robby. 2009 . Hospital based home care sebagai model keutuhan dan
kesinambungan pelayanan kesehatan rs komunitas.
http://robbybee.wordpress.com/2009/10/06/hospital-
%E2%80%93-based-home-care-sebagai-model-keutuhan-dan-
kesinambungan-pelayanan-kesehatan-rs-%E2%80%93-
komunitas/. (diakses 7 Oktober 2019)
http://rsadventbandung.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=9:homecare&catid=3&I
temid=18
http://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/453-home-care.html
http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/12/19/827/

Anda mungkin juga menyukai