DISUSUN OLEH :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniannya
laporan ini dapat terselesaikan. Dalam penyelesaian makalah ini,saya banyak mengalami
kesulitan,terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang menunjang. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dari makalah ini
insyaallah yang lain akan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan lebih mudah
mengingatnya. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin. Salam.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................................2
A.Latar Belakang......................................................................................................................2
B.Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C.Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II Tinjauan Teori
A. Konsep Home Care
…………………………………………………………………………………………....3
B. Konsep Lansia…………………………………………………………………………………….
BAB IV Penutup....................................................................................................................42
A. Kesimpulan....................................................................................................................452
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................452
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Klien dengan usia lanjut dan memiliki kondisi khusus atau penyakit yang harapan
untuk sembuh sangat rendah, tentu memerlukan penanganan lebih dari pasien
paliatif dengan usia yang masih muda. Memahami bahwa tindakan paliatif kepada
pasien lansia dengan kondisi khusus bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada
lansia, meningkatkan rasa nyaman, meningkatkan kualitas hidup pasien lansia,
membantu pasien lansia melakukan aktifitas yang poitif dan mampu aktif selama
hidup,juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien
meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis
dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.Perawatan
paliatif sangat luas dan melibatkan tim interdisipliner yang tidak hanya mencakup
dokter dan perawat tetapi mungkin juga ahli gizi, ahli fisioterapi, pekerja sosial,
psikolog/psikiater, rohaniwan, dan lainnya yang bekerja secara terkoordinasi dan
melayani sepenuh hati. Perawatan dapat dilakukan secara rawat inap, rawat jalan,
rawat rumah (home care), day care dan respite care.Rawat rumah dilakukan
dengan kunjungan ke rumah pasien, terutama mereka yang tidak dapat pergi ke
rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim untuk memantau dan memberikan
solusi atas masalah-masalah yang dialami pasien dan keluarganya, baik masalah
medis maupun psikis, sosial, dan spiritual.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari homecare?
2. Apa tujuan dari homecare?
3. Apa manfaat dari homecare?
4. Apa konsep/model dari homecare?
5. Bagaimana mekanisme pelayanan home care?
6. Apa pengertian dari lansia?
7. Apa saja tipe-tipe dari lansia?
8. Bagaimana melakukan perawatan paliatif kepada pasien lansia dengan kondisi
khusus?
C.Tujuan
1. Mengerti dan memahami pengertian dari homecare
2. Memahami dan mengetahui tujuan dari homecare
3. Mengetahu memahami manfaat dari homecare
4. Mengetahui dan memahami konsep dari homecare
5. Mengetahui dan memahami mekanisme pelayanan homecare
6. Mengetahui dan memahami pengertian dari lansia
7. Mengetahui tipe-tipe dari lansia
8. Mengetahui dan memahami cara melakukan tindakan paliatif pada pasien lansia
dengan kondisi khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Homecare
1. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan
dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian
bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care
adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah
kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena
kondisi kesehatannya.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga
home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang
telah melalui sejarah yang panjang.
Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep
yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah
untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah:
a. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit
yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana
pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
b. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai
tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
c. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang
keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk
meningkatkan,mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
d. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir
untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja (kontrak) (warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan
dirumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes).
2. Tujuan
Berikut ini adalah tujuan perawatan kesehatan di rumah (Efendi, 2009):
1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas
hidupnya.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan
3. Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan
perawatan yang diperlukan, rehabilitasi, atau perawatan paliatif
4. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
3. Manfaat
Perawatan kesehatan di rumah memiliki manfaat baik untuk keluarga maupun
perawat. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut (Efendi, 2009):
1. Manfaat untuk keluarga
a. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
b. Mempererat ikatan keluarga karena dapat berdekatan dengan anggota keluarga
yang lain saat sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri
2. Manfaat untuk perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja sehingga tidak jenuh dengan lingkungan
yang sama
b. Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik sehingga pendidikan
kesehtan yang diberikan sesuai dan kondisi rumah klien.
Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam
proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan
manusia dan lingkungan,kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan
yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik
yang terdiri dari integritas,resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai
satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses
kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama
dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi
antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan
maupun berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan
adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan,
dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan
pendekatan humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja
Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus
menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan
prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s
care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel
dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan
pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat
memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang
biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan
saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik,
ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada
”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan.Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau
terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit
dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
f. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit
yang ditetapkan oleh pasien. (Aziz Alimul Hidayat, 2004)
B. Lansia
1. Pengertian
2. Tipe-Tipe Lansia
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada
tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:
1. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan.
2. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai
kegiatan.
3. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang
menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan,
jabatan, teman.
4. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
5. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
minder, pasif, dan kaget
3. Batasan Lansia
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Palliative Care adalah untuk
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas
hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya.Meski pada akhirnya
pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara
psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
am perawatan pasien.
6. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah
kematian.
Oslo.
2003.
7) Mengajar
Ruland mengembangkan program riset untuk menerapkan
pengambilan keputusan dan hubungan pasien-pemberi pelayanan di
institusi kesehatan serta mengembangkan, melaksanakan dan
mengevaluasi system informasi untuk mendukung program tersebut.
Penelitiannya berfokus pada aspek-aspek instrument/alat pengambilan
keputusan bersama dalam situasi klinik yang menantang, seperti:
b. Shirley M. Moore
4) Obesity
Landasan teoritis kedua dari teori ini adalah teori preferensi atau pilihan
( Brandt, 1979), digunakan oleh para ahli filosofi untuk menjelaskan dan
mendefinisikan kualitas kehidupan (Sandoe, 1999). Ini merupakan suatu
konsep yang sangat penting dalam riset dan praktik EOL. Di dalam teori
preferensi, definisi kehidupan yang baik adalah mendapatkan apa yang
diinginkan, pendekatan ini terlihat sangat tepat pada asuhan EOL. Hal ini
dapat diaplikasikan untuk orang sadar maupun orang yang tak berdaya yang
sudah ada dokumentasinya untuk pengabilan keputusan EOL. Kualitas
kehidupan dapat dievaluasi sebagai manifestasi kepuasan melalui penilaian
empiris seperti berkurangnya gejala dan kepuasan dalam hubungan
interpersonal. Pilihan pasien menggabungkan keputusan asuhan dianggap
baik dan sesuai dengan teori ini (Ruland & Bakken, 2001; Ruland, Kresevic
& Lorensen, 1997) dan penting untuk kesuksesan proses dan hasil (Ruland &
Moore, 2001).
Teori EOL diturunkan dalam berbagai cara pragmatis. Hal ini terjadi
saat Ruland mengambil doktoral dan Moore sebagai orang fakultas. Teori-
teori middle range saat ini baru muncul dan ada beberapa definisi dan contoh
yang baik. Kelas ditantang untuk memikirkan kegunaan dan pengembangan
teori mid range dalam ilmu keperawatan dan praktiknya di masa depan.
Selanjutnya mahasiswa berdiskusi tentang sumber-sumber ilmu teori mid
range tersebut diperoleh seperti ilmu empiris, ilmu praktik klinik dan ilmu
sintesa. Setiap mahasiswa bertanya darimana teori-teori middle range itu
berasal. Ruland saat itu baru saja menyelesaikan proyek utamanya yaitu
mengembangkan standar praktik klinik untuk peaceful EOL dengan
sekelompok perawat kanker di Norwegia. Standar tersebut disintesa ke dalam
teori peaceful EOL oleh Ruland dan selanjutnya diperhalus dengan bantuan
Moore. Teori ini menjadi contoh awal penggunaan standar praktik sebagai
sumber pengembangan teori middle range.
d) Menjadi damai
Damai adalah perasaan tenang, harmonis dan puas, bebas dari kecemasan,
kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan (Ruland & Moore, 1998,
p.172).keadaan penuh damai meliputi dimensi fisik, psikologis dan
spiritual.
Seperti halnya teori Middle-range lainnya focus teori EOL ini yaitu akhir
kehidupan klien dengan penuh damai (peaceful end of life) tidak begitu
membahas masing-masing konsep metaparadigma. Teori ini berasal dari
standart perawatan yang ditulis oleh perawat ahli yang berpengalaman di
praktek. Oleh karena itu, konsep paradigm yang secara eksplisit ditujukan
kepada keperawatan dan individu. Teori ini berfokus kepada fenomena
keperawatan yang komplek, perawatan secara holistic untuk mendukung
individu dalam menghadapi kematian secara damai.
Ada dua asumsi Roland and Moore (1998) identifikasi teori sebagai berikut:
Dalam teori ini konsep yang digunakan untuk menjelaskan end of life
adalah teori kualitas hidup, yang dimanifestasikan dengan kepuasan melalui
pengkajian empiris misalnya gejala penyakit yang dirasakan menjadi
berkurang, kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar
pembuatan teoria dalah teori pemilihan hal yang disukai (Brandt, 1979) yang
digunakan oleh para teoris untuk mendefinisikan kualitas kehidupan (Sandoe,
1999). Teori ini menjelaskan hidup yang berkualitas sebagai keadaan dimana
seseorang mendapatkan apa yang diinginkan, sebuah pendekatan yang dirasa
tepat untuk memberikan perawatan pada seseorang yang ingin menghadapi
kematian dengan tenang dan damai.
d. Palliative / hospice care : perawatan total care yang aktif kepada pasien yang penyakitnya tidak responsif terhadap
pengobatan kuratif. yang terpenting dalam penanganan adalah pengendalian rasa sakit dan symtomatis serta mengatasi
masalah psikologis, sosial dan spiritual. pencapaian tujuan dalam perawatan adalah kualitas hidup terbaik bagi pasien dan
keluarga (WHO, 1990).
e. Sprituality : secara terbuka di definisikan sebagai pencarian individu akan makna utama kehidupan sesuai dengan keyakinan
atau pengalaman sendiri. Penyedia layanan kesehatan lebih baik dapat memberikan bantuan kepada pasien maupun keluarga
yang mengalami masalah dalam spitualitas.
f. Caring Quilt / Caring cart : bergagai alat perawatan bisa membantu pasien terminal memberikan suasana nyaman dan
menghibur pasien serta menjadi kenangan bagi yang terkasih pasien. Seperti music, film dan kamera.
7. Framework Teori Peaceful End of Life
Tidak berada dalam Mengalami rasa Merasa dihargai dan Merasa damai Dekat dengan orang
nyaman yang bermakna
Nyeri / sakit Bermartabat
Menyediakan
bimbingan rohani
tokoh agama, jika
pasien mengingink
BAB II
1. Kasus
a. Pengkajian
4) Aspek Spiritual
Kaji persepsi klien terhadap kondisi sakit yang dialaminya, apakah klien
menyalahkan diri sendiri, atau sudah mampu menerima kondisinya saat
ini. Menurut Sherill & Larson (1992), makin kuat komitmen agama klien
yang mengalami penyakit terminal/kritis, maka proses penyembuhan
makin cepat, lebih mampu mengatasi nyeri, mengatasi deprasi, dan
penderitaan.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan
khusus, dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada
penyelesaian masalah dari diagnosa tertentu, dapat dicapai jika serangkaian tujuan
khusus sudah tercapai. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang
perlu dicapai atau dimiliki klien. Umumnya kemampuan pada tujuan khusus
dibagi dalam tiga aspek yaitu: kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan
kemampuan affektif. Ketiga kemampuan tersebut terkait langsung dengan
kemampuan klien terhadap diri sendiri, kemampuan klien menggunakan sumber
daya yang tersedia, dan terkait dengan penggunaan terapi medik atau terapi lain
yang diperlukan (stuard and Sundeen, 2007). Intervensi keperawatan yang
dilakukan pada pasien end of life mengacu pada lima aspek dalam teori
tersebut, yang bertujuan agar pasien bebas dari rasa nyeri, terbebas dari
ketidaknyamanan sehingga menimbulkan kepuasan hidup, menghargai
pasien sehingga pasien merasa dihormati dan dihargai sebagai manusia,
memperoleh kedamaian baik secara fisik, psikologis dan spiritual serta tetap
merasakan kedekatan hubungan baik secara fisik maupun emosi.
Tujuan Khusus:
b. Klien mampu berbagi rasa dengan orang lain (keluarga atau temen)
Interrvensi Keperawatan:
a. Fase pengingkaran
b. Fase marah
7. Berikan privasi dan waktu yang cukup bagi mereka untuk menerima
kenyataan tersebut
6. Evaluasi Keperawatan
Penutup
A. Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35128432/ASKEP_GERONTIK_RUANG_EDELWEIS.docx
http://blognyanaghperawat.blogspot.com/2012/02/askep-stroke-pada-lansia.html
Carpenito, L.J & Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatanedisi 10. Jakarta:
EGC.
Alligood, M.R. (2014). Nursing theorists and their work eighth edition. USA: Mosby
Elseiver.701-709.
http://txnmhospice.org/docs/2013Conference/HandoutsELNEC/Mod%201%20Ca se
%20Studies.doc
Keliat, B A, dkk. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Munn,
JC, Dobbs, D, et.al. (2008). The end of life experience in long term care:
five themes identified from focus groups with residents, family members, and
staff. The Gerontologist 48.4
Murish, J., (2010). Development of an End of Life Care Pamhflet in the ICU.
California.
28
Nanda International. 2014. Nursing Diagnoses;definition & Clasification. Tenth
edision. Wiley Blackwell.
Reinette Powars Murray,. circle diagram: peaceful journey end of life process.
(online). http://www.endoflifejourney.com/circle.htm
Ruland, C. M., & Moore, S. M. (1998). Theory construction based on standards of care: A
proposed theory of the peaceful end of life. Nursing Outlook. Vol 46 (4). 169-175
Sherill & Larson. (1992). Religious Commitment And Health. APA: Annual
Meeting
Sue Moorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004, Nursing Outcomes Clasification
28 29