Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HOME CARE

“ASURANSI HOME CARE”

OLEH:

KELOMPOK 4

TINGKAT 2.5 PRODI D-III KEPERAWATAN

1. Gusti Ayu Putu Ega Aprilianti (P07120017096)


2. Ni Komang Liony Damayanti (P07120018157)
3. I Made Yogi Kusuma Pradana (P07120018158)
4. Ni Gusti Ayu Nyoman Tri Suriasih (P07120018159)
5. Anak Agung Istri Edinta Christanti (P07120018160)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Asuransi Home Care” pada mata kuliah Home Care di Politeknik Kesehatan Denpasar ini tepat
pada waktunya.
Paper ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak sehingga
dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan paper ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penyusun, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat
menyempurnakan paper ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 27 Januari 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. . . 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..……. 1

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………….……..1

1.3 Tujuan…………………………………………………………………….…....... 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………....... 2

2.1 Pengertian Home Care…………………………………………………….…… 3

2.2 Tujuan Home Care……………………………………………………….……. 4

2.3 Lingkup Praktek Keperawatan Dirumah ……………………………………… 4

2.4 Mekanisme Pelayanan Home Care ……………………………………...…….. 5

2.5 Pemberi layanan Home Care………………………………...………………… 5

2.6 Asuransi untuk menjamin kelangsungan hidup………………………............... 6

2.7 Asuransi Home Care………………………………………………......……….. 6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………... 15

3.1 Simpulan……………………………………………………………………...... 15

3.2 Saran…………………………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupan
seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas seperti biasa. Dalam
kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya bernilai sangat investatif. Nilai
investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senatiasa “siap pakai” dan tetap
terhindar dari serangan berbagai penyakit. Namun, masih banyak orang menyepelekan hal ini.
Saat ini, pelayanan kesehatan belum dinikmati secara merata oleh penduduk Indonesia. Ini
terjadi karena terdapat beberapa perbedaan seperti jarak geografis, latar belakang pendidikan,
keyakinan, status sosial ekonomi, dan kurang cakupan jaminan kesehatan.
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk
hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut
berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni
melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care.
Meskipun program Home Care tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
namun pelayanan kesehatan tidak terlepas dari pembiayaan kesehatan sebab dizaman sekarang
apabila kita berobat pasti membutuhkan biaya, begitu pula bagi pihak tenaga kesehtan yang
memberikan pelayanan perlu memperoleh jaminan untuk kesehatan ataupun kelangsungan
hidupnya.
Hal ini dapat diwujudkan melalui salah satu subsistem kesehatan yaitu subsistem
pembiayaan kesehatan. Subsistem pembiayaan kesehatan membahas mengenai pembiayaan
untuk program kesehatan atau jaminan kelangsungan hidup melalui asuransi. Asuransi dalam
hal ini sangat penting dimiliki oleh pihak pemberi pelayanan (perawat home care) dan pasien
sebagai perlindungan dalam bidang pembiayaan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Home Care?

2. Apa tujuan dari home care?

3. Bagaimana lingkup praktek keperawatan dirumah?

4. Bagaimana mekanisme pelayanan home care?

5. Siapa saja pemberi layanan home care?

6. Bagaimana asuransi untuk menjamin kelangsungan hidup?

7. Bagaimana asuransi home care?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari home care

2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari home care

3. Untuk mengetahui dan memahami lingkup praktek keperawatan dirumah

4. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme pelayanan home care

5. Untuk mengetahui dan memahami yang memberi pelayanan home care

6. Untuk mengetahui dan memahami asuransi untuk menjamin kelangsungan hidup

7. Untuk mengetahui dan memahami asuransi home care


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Home Care


Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit. Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui
staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care
adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada
orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.
Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan
konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang
dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah
untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

2.2 Tujuan Home Care


Home Care bertujuan untuk :
1. Meningkatkan yang maksimal dan meminimalkan akibat dari penyakit
2. Untuk mempertahankan (promoting), memperbaiki (restoring) kesehatan.
3. Memaksimalkan kemandirian, meminimalkan efek samping kecatatan dan penyakitnya
termasuk penyakit terminal
4. Meningkatkan, mempertahankan/ memulihkan kesehatan
5. Memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
2.3 Lingkup Praktek Keperawatan Di Rumah
1. Melakukan keperawatan langsung, profesional dan komprehensif
2. Melakukan dokumentasi pelayanan yang telah diberikan
3. Pengelolaan dan manajer kasus dan koordinator pelayanan
4. Pelayanan diberikan di rumah, waktu frekuensi dan lama disepakati bersama, diperoleh
melalui rujukan atau permintaan langsung
5. Menentukan biaya pelayanan atau asuhan dengan siapa yang bertanggung jawab
pembiayaan
6. Pelayanan kesehatan di rumah disediakan oleh:
a. Public Health Agencies
b. Propretary Agencies
c. Hospital-Based Program
7. Regulasi
a. Lisensi
b. Beberapa agensi ” Medicare certifield”
c.Akreditasi

2.4 Mekanisme Pelayanan Home Care


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan
rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau
praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di
lakukan adalah sebagai berikut:
a. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau
tidak.
b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien
dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh
klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
d. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

2.5 Pemberi Layanan Home Care


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC), antara lain:
1) Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan
adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita
maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji
oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan
menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
2) Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak
memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan
dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang
melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud
pangabdian kepadan Tuhan.
3) Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik
mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC
dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun
pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan
kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi “not for profit service”
4) Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena
masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah.
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
a. Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan
kepada klien tanpa dibayar.
b. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek
kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu
berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik. Dengan demikian diharapkan
perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

2.6 Asuransi untuk Menjamin Kelangsungan Hidup


 Pengertian Asuransi
Pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha-Usaha
Perasuransian, yaitu: suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatau peristiwa yang tidak pasti
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
 Manfaat Asuransi :
a. Manfaat asuransi bagi tertanggung
Manfaat asuransi bagi tertanggung adalah untuk memperoleh rasa aman dan
ketenangan bagi dirinya maupun bagi harta bendanya, dan sekaligus agar
mendorong para pengusaha agar lebih berani memajukan usahanya tanpa harus
memikirkan besarnya resiko yang akan terjadi karena resiko tersebut telah beralih
kepada penanggung.
b. Manfaat asuransi bagi penanggung
Manfaat asuransi bagi penanggung adalah unutk mencari keuntungan, disamping
itu juga turut menyediakan lapangan perkerjaan apabila penggung membutuhkan
karyawan. tujuan khusus dari asuransi adalah untuk menciptakan rasa aman dan
tentram bagi para nasabahnya, karena resiko yang akan mereka alami akan beralih
kepada penanggung, selain itu asuransi juga akan mendorong para pengusaha untuk
lebih berani memperbesar usahanya sehingga akan menyerap banyak tenaga kerja,
yang akan berimbas pada keseimbangan kesejahteraan rakyat.

 Macam-macam asuransi di Indonesia


Ada berbagai macam asuransi yang ada di Indonesia seperti Asuransi Jiwa, Kesehatan,
Kecelakaan, Pendidikan, Bisnis, Kredit, Kelautan, Perjalanan dan lainnya. Namun dalam
hal ini akan dibahas asuransi yang dapat dipergunakan dalam home care seperti :
1) Asuransi Jiwa
Jenis asuransi ini dikenal memberikan keuntungan finansial pada tertanggung atas
kematiannya. Sistem pembayaran untuk jenis asuransi jiwa pun bermacam-macam.
Ada perusahaan asuransi yang menyediakan pembayaran setelah kematian dan yang
lainnya bisa memungkinkan tertanggung untuk mengklaim dana sebelum kematiannya.
Asuransi jiwa dapat dibeli untuk kepentingan diri sendiri dan atas nama tertanggung
saja atau dibeli untuk kepentingan orang ketiga. Bahkan asuransi jiwa juga dikenal bisa
dibeli pada kehidupan orang lain. Sebagai ilustrasinya, misalkan seorang suami bisa
membeli asuransi jiwa yang akan memberikan manfaat kepadanya setelah kematian
sang istri. Orang tua juga dapat mengasuransikan diri terhadap kematian sang anak.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh persetujuan memiliki
asurasni jiwa. Namun syarat-syarat tersebut bervariasi tergantung kebijakan
perusahaan asuransi tersebut. Contoh syarat yang pertama adalah mengenai segala
urusan prosedur administratifnya. Beberapa persyaratan administratif yang perlu
disiapkan adalah lampiran tanda pengenal baik itu KTP, SIM, Paspor, maupun akta
lahir. Persyaratan administratif yang kedua adalah dengan mengisi formulir SPAJ atau
surat permintaan asuransi jiwa. Berikutnya adalah dengan menyertakan surat rekam
medis dari rumah sakit bila pernah dirawat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Berikutnya, perlu untuk mulai membayar premi berdasar pilihan asuransi yang ada.
Bukti pembayaran harus disertakan tentunya. Menempuh medical tes pada
underwriting merupakan langkah selanjutnya. Hal pertama dalam underwriting adalah
kondisi kesehatan. Semakin sehat kondisi kesehatan seseorang maka akan semakin
cepat aplikasi akan disetujui. Berikutnya adalah mengenai usia. Usia tentu saja akan
berpengaruh pada kemudahan anda memperoleh asuransi jiwa.
2) Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi satu ini juga cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Asuransi
kesehatan merupakan produk asuransi yang menangani masalah kesehatan tertanggung
karena suatu penyakit serta menanggung biaya proses perawatan. Umumnya, penyebab
sakit tertanggung yang biayanya dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi adalah
cedera, cacat, sakit, hingga kematian karena kecelakaan. Asuransi kesehatan juga
dikenal bisa dibeli untuk kepentingan tertanggung saja atau kepentingan orang ketiga.
Adapun syarat yang untuk memiliki asuransi ini tergantung dari perusahaan asuransi.
Contoh syarat nasabah yang tidak bisa mendapatkan polis asuransi ini antara lain :
a) Cacat bawaan (hernia pada balita, bibir sumbing, kelainan jantung bawaan,
Hidrocephalus, Spina Bifida, Meningocele, dsb).
b) Semua penyakit kelamin, HIV/AIDS, sexual transmitted disease, baik secara
langsung atau tidak.
c) Obat-obatan penenang, obat-obatan “on the counter” dan supplemen.
d) Pemeriksaan atau perawatan yang berhubungan dengan infertilitas/ penyuburan
dan sterilisasi.
e) Biaya-biaya Non Medis seperti koran, laundry, ekstra tempat tidur, ekstra
makanan, tisu, dan sebagainya.
f) Kelainan kejiwaan, stress dan depresi (termasuk yang diterapi dengan obat
penenang), kelainan perkembangan mental dan pertumbuhan.
g) Pemeriksaan fisik berkala (Medical Check Up).
h) Perawatan yang bertujuan untuk estetika dan atau kosmetik.
4) Asuransi Kecelakaan
Asuransi Kecelakaan adalah penjaga dan dukungan financial untuk menghadapi
musibah kecelakaan yang tidak terduga. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident)
menjamin risiko kematian, cacat tetap, biaya perawatan dan atau pengobatan yang
secara langsung disebabkan oleh suatu kecelakaan, yaitu suatu kejadian atau peristiwa
yang mengandung unsur kekerasan baik yang bersifat fisik maupun kimia, yang
datangnya secara tiba-tiba, tidak dikehendaki atau direncanakan, dari luar, terlihat,
langsung terhadap tertanggung yang seketika itu mengakibatkan luka fisik yang sifat
dan tempatnya dapat ditentukan oleh Ilmu Kedokteran. Syarat umur untuk memperoleh
asuransi ini adalah 17- 60 tahun.

2.7 Menjelaskan Asuransi dalam Home Care


Home care merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Perawat home care tidak hanya
memeberikan pelayanan kesehatan medis, tetapi perawat memberikan pelayanan secara
menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan pasien. Jadi perawat memberikan asuhannya tidak
cukup hanya mengobati penyakit, namun juga harus mampu memberikan terapi secara
psikologi dan kesehatan lingkungan.
Dengan adanya perawatan di rumah dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat
biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-lain yang terkait
dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat layanan home care
adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan kondisi
rumah yang memadai.
Dengan gambaran tersebut kita ketahui bahwa pelayanan home care tidak terlepas dari
finansial. Meskipun home care dapat meringankan biaya perawatan, namun perawatan yang
diberikan kualitasnya sama dengan di rumah sakit terutama penggunaan alat dan obat-obatan
yang diperlukan pasien. Jadi biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit apalagi penyakit yang
diderita merupakan penyakit kronis atau menular. Begitu pula dari pihak pemberi pelayanan
kesehatan yaitu perawat. Perawat home care memberikan pelayanan ke rumah pasien masing-
masing, baik dalam jarak tempuh jauh ataupun dekat. Oleh karena itu tidak dapat dielakkan
apabila terjadi kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu perawat juga
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada pasien dan hal ini berpotensi adanya
penyebaran penyakit ke petugas kesehtan.
Karena hal tersebut perlu adanya suatu perlindungan baik untuk pihak petugas kesehtan
atau pun pasien dalam hal finansial. Maka dari itu peranan asuransi dalam home care sangatlah
penting untuk menjamin kesehtan dan keselamatan masing-masing pihak.
Asuransi yang dipertimbangkan untuk dimiliki oleh pasien adalah asuransi kesehatan dan
jiwa. Hal ini sangat memberikan manfaat bagi pasien dalam memberikan bantuan finansial
untuk biaya pengobatan penyakit. Menghindari kemungkinan kerugian akibat penyakit yang
diderita bahkan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang diderita pasien tersebut. Jadi
selain memberikan biaya pengobatan, kedua asuransi tersebut dapat membantu pihak keluarga
untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup. Namun perlu di ingat bahwa tidak semua
penyakit dapat memperoleh asuransi dan usia juga sangat mempengaruhi persetujuan memiliki
asuransi tersebut.
Bagi petugas kesehtan asuransi yang sangat dianjurkan adalah asuransi jiwa, kesehtan dan
kecelakaan. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan bagi petugas kesehatan dalam
menjalankan pekerjaannya sebagai perawat home care, dimana pekerjaan menuntut mereka
untuk mengunjungi tempat tinggal pasien. Sehingga peluang terjadinya kecelakaan sangatlah
besar. Selain itu penyebaran penyakit dari pasien ataupun lingkungan pasien juga sangat besar.
Oleh karena itu, asuransi dapat memberikan bantuan biaya bagi petugas kesehtan apabila
terjadi hal yang tidak diinginkan, menghindari kerugian akibat kecelakaan, dan juga dapat
memberikan bantuan kepada pihak keluarga atas kejadian yang menimpa petugas kesehtan.
Sangat jelas dan banyak manfaat yang diberikan asuransi bagi petugas kesehtan atau pasien
dalam menjamin kesehatan dan kelangsungan hidupnya. Namun saat ini pemanfaatan asuransi
masih belum membantu masyarakat yang membutuhkan, karena alasan administrasi atau
kebijakan pemerintah. Seperti kasus yang dimuat oleh salah satu media surat kabar menyatakan
bahwa Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendesak pemerintah untuk
memasukkan layanan perawatan di rumah atau home care dalam sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Selama ini layanan JKN baru mencakup rumah sakit, klinik, puskesmas, dan
lebih menekankan pada pembiayaan layanan dokter. Untuk memasukkan layanan home care
dalam JKN hambatannya ada di kebijakan pemerintah. Sehingga Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak bisa membayar klaim untuk tindakan di rumah pasien
saat home visit. Layanan home care sangat memungkinkan untuk dimasukkan dalam sistem
JKN. Sebab keuntungan yang diperoleh JKN besar. Jadi JKN tidak hanya untuk perawatan di
rumah sakit saja. Tapi bagi pasien yang hanya ingin merawat luka di rumah dapat tercover
BPJS Kesehatan. Konsepnya, dalam satu desa minimal ada satu tenaga perawat. Perawat akan
berkeliling untuk melayani masyarakat. Jika ini berhasil, maka puskesmas bantu, puskesmas
keliling, posyandu akan efektif lagi. Merawat luka, kateter, terapi untuk lumpuh tidak harus
lagi dilakukan di rumah sakit. Dikatakan, konsep JKN yang menggeser orientasi layanan di
rumah sakit ke masyarakat, seharusnya dilengkapi dengan layanan home care. Sebab tidak
semua pasien yang sakit harus dirawat di rumah sakit.
Jika pemerintah tidak segera memberikan kebijakannya, hal ini sama saja tidak membantu
pasien dalam pengobatannya jika dilakukan di rumah. Biaya yang dikeluarkan akan besar.
Dalam hal biaya, kembali lagi dari masing-masing individu. Apabila petugas home care
memberikan pelayanan secara iklas, mereka dapat meminimalkan biaya pengobatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan asuransi sangatlah penting dalam
home care baik untuk pihak pasien atau petugas kesehtan dalam menjamin kesehtan dan
kelangsungan hidup mereka. Karena banyak hal yang tidak terduga dapat terjadi dan
menyebabkan kerugian bagi pihak tersebut sehingga keberadaan asuransi memberikan mereka
bantua finansial dalam pembiayaan pengobatan atau mengganti kerugian akibat kejadian yang
diderita. Namun kepemilikan asuransi harus memenuhi ketentuan atau syarat yang
diberlakukan oleh suatu perusahaan asuransi. Asuransi yang paling penting berperan dalam
home care adalah asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan.
Meskipun asuransi memberikan jaminan atau perlindungan kesehatan dan kelangsungan
hidup bagi masyarakat, namun tidak semua masyarakat dapat memperoleh manfaat tersebut
dikarenakan kebijakan pemerintah yang belum memberikan kewenangan dalam memberikan
asuransi untuk perawatan di rumah. Sehingga dalam hal biaya tergantung dari masing-masing
individu. Bagi petugas home care yang iklas dalam memberikan pelayanannya, maka biaya
pengobatan dapat di minimalkan.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar di dalam makalah ini masih begitu banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ayudea, Fani. 2014. PPNI Desak Layanan Home Care Masuk JKN
(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2014/05/24/203302/PPNI-
Desak-Layanan-Home-Care-Masuk-JKN) diakses pada Jumat, 24 Januari 2020 pukul
16.10 wita
Rohmawati, Yoyoh, AMK. 2014. Sejarah Home Care. (http://hhc-rsud-
alihsan.blogspot.co.id/p/sejarah-home-care.html) diakses pada Jumat, 24 Januari 2020
pukul 16.00 wita
Thabrany, Hasbullah. 2001. Asuransi Kesehatan di Indonesia. Depok : Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI,

Anda mungkin juga menyukai