Anda di halaman 1dari 20

HOME CARE

(PERAWATAN DI RUMAH)

Oleh : Kelompok 2

1. Jeslian Zalukhu (032019001)


2. Indriani Br Kaban (032019003)
3. Elisa Sinaga (032019021)

Dosen Pembimbing : Ibu Lindawati Simoranggkir,S.Kep,.Ns,.M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH


MEDAN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas dengan
judul “Perawatan Dirumah (Home Care)”. Kami berterima kasih kepada Ibu Lindawati
Simoranggkir,S.Kep,.Ns,.M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan arahan kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendri maupun orang yang
membacannya. Sebelumnya kami mohon maaf apa terdapat kesalahan kata- kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 19 Agustus 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................2

1.3. Tujuan ......................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Home Care…………………………………..………..…………………………..3

2.2. Nilai-nilai Utama Home


Care………………………………………………………………...5
2.3. Manfaat Home Care………………………………………………………..
…………………6
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Home
Care……………………………………………………...7
2.5. Kompetensi Perawat Home
Care……………………………………………………………..9
2.6. Pemberi Layanan Home Care…………………………………………………...
…………..11
2.7. Tahap-tahap Kunjungan
Rumah………………………………………………………….....13

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...16
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kementrian Kesehatan tidak ada hentinya untuk meningkatkan layanan kesehatan di
Indonesia agar masyarakat merasa termudahkan mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumah
sakit bertaraf internasional hingga pembangunan Puskesmas di plosok negeri ini pun di
lakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Tapi itu semua
berjalan belum merata, sehingga belum sepenuhnya masyarakat merasakan kemudahan
dalam medapatkan pelayanan kesehatan. Kesenjangan pelayanan kesehatan juga terjadi
karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang membuat akses pelayanan kesehatan
tidak baik sehingga menghambat pemerataan penyebaran tenaga medis ke seluruh plosok di
negeri ini (Lola,2019).
Selain itu, masalah tenaga kerja medis di Indonesia sangat banyak, salah satu contohnya
mahalnya biaya untuk membuka tempat praktek bagi tenaga medis yang tidak bekerja di
pemerintah atau swasta ataupun bagi paramedis yang baru menyelesaikan pendidikannya.
Maka dari itu munculah isitilah yang bernama HOME CARE dimana dengan adanya layanan
ini diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan juga dapat memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien yang membutuhkan bantuan karena ketidakmampuan
atau ketidaktahuan dalam melakukan pertolongan pertama, memenuhi kebutuhan dasar dan
merawat diri. Praktek keperawatan mandiri sendiri diatur dalam Peraturan menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 dan terdapat perubahan peraturan
nomor 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Selain itu praktik
keperawatan diperkuat dengan diadakannya UU No 38 Tahun 2014 tentang keperawatan.
Berdasarkan dari pemaparan di atas, Munculah ide pembuatan sebuah Aplikasi Layanan
Kesehatan HOME CARE Berbasis Mobile. Aplikasi Layanan Kesehatan Berbasis Mobile ini
merupakan aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan dalam mendapatkan layanan
kesehatan bagi masyarakat secara mudah. Contohnya seperti anak-anak kecil yang susah
diajak kerumah sakit atau puskesmas untuk berobat, pasien lansia yang membutuhkan
perawatan khusus pasca rawat inap, pemulihan pasien pasca operasi, cek tensi, cek diabetes,
cek gula darah, perawatan luka seperti luka bakar, luka pasca operasi, luka diabetes, dan lain-
lain. Masalah tersebut merupakan segmen yang memerlukan layanan ini. (Lola,2019).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Home Care?
2. Nilai-nilai utama Home Care?
3. Manfaat Home Care?
4. Faktor Mempengaruhi Home Care?
5. Kompetensi Perawat Home Care?
6. Pemberi Layanan Home Care?
7. Tahap-tahap Kunjungan Rumah?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Home Care.


2. Untuk Mengetahui Nilai-nilai Utama Home Care.
3. Untuk Mengetahui Manfaat Home Care.
4. Untuk Mengetahui Faktor Home Care.
5. Untuk Mengetahui Kompetensi Perawat Home Care.
6. Untuk Mengetahui Pemberi Layanan Home Care.
7. Untuk Mengetahui Tahap-tahap Kunjungan Rumah.
2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perawatan di rumah

Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian kerja atau kontrak (Warola, Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri
Keperawatan Di Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).(YULIATI, SKp., MM.,
2020).

Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif


yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit ( Depkes, 2002 ). Sedangkan menurut
Neis dan Mc Ewen dalam Avicenna menyatakan home health care adalah sistem dimana
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang- orang yang
cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Tidak
berbeda dengan kedua definisi di atas, Warola mendefinisikan home care sebagai pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan
dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah
melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak). (YULIATI, SKp., MM.,
2020)

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan


di rumah ( home care ) adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan
teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat Maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan
definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah : Suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya.
Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan
keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan.
(YULIATI, SKp., MM., 2020)
Pelayanan home care memiliki beberapa pengertian, diantaranya Perawatan di
rumah yang merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk
dalam rencana pemulangan (discharge planning), perawatan di rumah merupakan bagian
dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau

puskesmas. home care dapat diartikan juga pelayanan kesehatan berbasis perawatan
dirumah yang memberika pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dan
komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk
penyakit terminal (Kementerian Kesehatan RI, 2019).(Aliyanto et al., 2021).

National Association for Home Care (1996) mendefinisikan, Home Care disediakan
kapanpun saat seseorang lebih memilih tinggal di rumah namun membutuhkan perawatan
secara terus menerus yang tidak mudah dan tidak efektif jika dilakukan sendiri oleh keluarga
dan teman. Selanjutnya yang perlu diperhitungkan untuk melakukan perawatan homecare ini
adalah mendekatkan akses pelayanan antara agensi penyedia pelayanan ini dengan pasien.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah pelayanan homecare berbasis layanan elektronik (e-
homecare services). Penggunaan tehnologi ini juga akan menimbulkan manfaat signifikan
dibidang kesehatan dengan kecepatan aksesnya. (C Liddy,S V Hoecke, SH. Landers, ).
(Becker et al., 2015)
4

2.2 Nilai- nilai utama home care

Nilai-nilai utama home care menurut Tribowo adalah sebagai berikut:


1. Pengelolaan pelayanan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh perawat/ TIM yang
memiliki keahlian khusus bidang tersebut.
2. Mengapliaksikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan komprehensif secara
terus menerus
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnose keperawatan
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnose keperawatan yang
dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan.
6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan dan
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi.
7. Mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarga terhadap intervensi
keperawatan
8. Bertanggung jawab kepada klien dan keluarga akan pelayanan yang bermutu melalui
manajemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan dan koordinasi dengan
sumber-sumber di kounitas.
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung
10. Mengembangkan kemampuan professional dan berkontrubusi pada pertumbuhan
kemampuan professional tenafa yang lain
11. Berpartisipasii dalam aktivitas riset untuk mengembangkan pengetahuan pelayanan
keperawatan kesehatan dirumah
12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan.
5

2.3 Manfaat home care

Manfaat Home Care Manfaat pelayanan Home Care dalam Home Care for seniors adalah:

(1) memberikan individu yang membutuhkan perawatan harkat dan kemadirian;

(2) dapat membantu mencegah atau menunda perawatan di Rumah Sakit atau panti jompo;
(3) mengizinkan kebebsaan maksimal dan kenyamanan bagi individu;

(4) menawarkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan keluarga;

(5) dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka;

(6) dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka(Becker et al., 2015)

Hoecke ( 2010) menyebutkan karena tekanan pertumbuhan keuangan dalam perawatan


kesehatan dan pergeseran patologi, perawatan ini diselenggarakan di luar lembaga medis,
yang membutuhkan peran yang lebih besar dari pasien dalam pegobatan dan perawatan
penyakit kronis mereka dibandingkan rawat inap. Melalui cara ini, perawatan di rumah
berevolusi pada pendekatan berbasis kebutuhan, dimana aplikasi tidak hanya berfokus pada
tujuan medis namun juga pada perawatan dan integrasi sosial. Konsep yang berpusat pada
pasien ini yang membawa perawatan dari Rumah Sakit ke rumah pasien diharapkan
menghasilkan biaya yang lebih rendah dan peningkatan kualitas hidup.(Becker et al., 2015).

Manfaat Home care Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprenhensif.
Pelayanan lebih professional Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di
bawah naungan legal dan etik- keperawatan Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi
sehingga pasien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional
(Tribowo).(YULIATI, SKp., MM., 2020).

Manfaat home care adalah :

1. Bagi klien dan keluarga:

1).Program Home Care dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal,
karena dpt mengurangi biaya akomodasi pasien dan transportasi serta konsumsi keluarga;
2). Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggota keluarga
ada yang sakit;

3). Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri;

4). Makin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga tugas merawat orang
yang sakitsiasanya dilakukan ibu terhambat, oleh karena itu perlu kehadiran perawat untuk
menggantikannya.

2. Bagi perawat:

1).Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap
sama;

2).Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik;

3).sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga,
sehingga kepuasan kerja perawat meningkat.(Kholifah, 2012)

2.4 Faktor Mempengaruhi Home Care

Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat dalam Pelayanan Home Care Menurut
Aziz, Palu, & Ahri (2018) dalam penelitiannya di Puskesmas Layang, Makassar, faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat dalam pelayanan home care sebagai berikut:
1. Sosialisasi Sosialisasi
adalah upaya memasyarakatkan sesuatu supaya lebih dikenal, dipahami, dihayati oleh
masyarakat. Dalam hal ini sosialisasi layanan kesehatan home care adalah upaya
memasyarakatkan layanan home care supaya lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat.
Berdasarkan temuan penelitiannya, dari 67 (100%) responden yang memiliki penilaian positif
akan sosialisasi ternyata terdapat 50 (74.6%) responden yang memiliki minat positif akan
pemanfaatan home care. Sehingga dikatakan sosialisasi dapat menimbulkan minat, hal ini
terbukti karena minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Crow dalam Siswanthy, faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan home care
adalah faktor intrinsik (dari dalam individu sendiri) dan faktor ekstrinsik (pengaruh rangsangan
dari luar) seperti sosialisasi, lingkungan tempat tinggal dan fasilitas layanan.(YULIATI, SKp.,
MM., 2020).
2. Lingkungan Tempat Tinggal
Menurut Nelly dalam Aziz, Palu, & Ahri (2018) menyatakan bahwa masyarakat merupakan
lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi
yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat. Lingkungan tempat tinggal sendiri adalah lingkungan
masyarakat, komunitas dan kelompok yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial individu,
termasuk keputusan untuk memanfaatkan layanan dan fasilitas kesehatan di masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Palu, & Ahri (2018) terdapat
7

51 (73.9%) responden dengan lingkungan baik dan memiliki minat positif akan layanan home
care. Hal ini dikarenakan oleh minat seseorang dapat muncul melaui rangsangan dari luar seperti
lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan lingkungan sekolah. Dimana rangsangan tersebut
sesuai dengan kebutuhan individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor
rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesui dengan kebutuhan dan
keinginan seseorang (the factor inner urge). Selain itu minat komunikasi yang terjalin dalam
lingkungan tempat tinggal memberikan pengetahuan dan pengalaman baru akan layanan home
care sehingga dapat memunculkan minat.(YULIATI, SKp., MM., 2020).
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa berpengaruh tidak signifikannya lingkungan
tempat tinggal terhadap minat masyarakat memanfaatkan layanan home care menurut peneliti
diakibatkan karena faktor masyarakat perkotaan hidup dengan pola individualistik dengan tidak
menggantungkan dirinya pada bantuan orang lain, sebab masyarakat perkotaan seperti ini
biasanya tidak saling mengenal dengan orang- orang di lingkungannya bahkan dengan
tetangganya sendiripun tidak saling kenal. Selain itu tidak berpengaruhnya lingkungan tempat
tinggal terhadap minat menurut peneliti juga diakibatkan oleh belum adanya kebutuhan akan
layanan kesehatan maupun faktor ekstrinsik lain yang lebih kuat seperti sosialisasi dan fasilitas
layanan.
3. Fasilitas layanan
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberi kemudahan
kepada konsumen untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sehingga kebutuhan konsumen dapat
dipenuhi. Fasilitas layanan home care disini adalah ketersediaan perlengkapan-perlengkapan
fisik untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien. Hal ini disebabkan oleh adanya
pengalaman yang baik dimasa lampau. Individu telah menggunakan layanan home care
sebelumnya, dan tercipta kepuasan akan fasilitas layanan tersebut sehingga minat muncul saat
ada stimulus atau saat ada kebutuhan berikutnya. Minat seseorang dapat dimunculkan dengan
cara menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau, dengan adanya fasilitas
layanan yang baik dalam home care memungkinkan timbulnya kepuasan pada masyarakat
pengguna layanan home care.(YULIATI, SKp., MM., 2020).
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa, berpengaruh tidak signifikannya fasilitas
layanan home care terhadap minat masyarakat dalam pemanfaatan home care pada penelitian ini
diakibatkan oleh pengalaman masyarakat saat menggunakan layanan home care sebelumnya
menimbulkan ketidakpuasan. Sehingga saat ada kebutuhan / stimulus dimasa mendatang minat
tidak dapat dimunculkan. Ketidak puasan akan fasilitas layanan pada pengalaman sebelumnya
memberikan dampak ketidak munculan minat masyarakat.
4. Citra
Citra atau image merupakan gambaran tentag mental, ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau
kepribadian yang ditujukan kepada publik oleh seseorang, organisasi atau sebagainya. Biasanya
8
landasan citra itu berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara
individual, dan merupakan pandangan atau persepsi (Ruslan, 2005) dalam Aziz, Palu, & Ahri
(2018).
Berdasarkan hasil penelitian Aziz, Palu, & Ahri (2018) terdapat 51 (75.0%) responden
dengan citra positif menunjukkan minat positif terhadap layanan home care. Hal ini dikarenakan
citra didasari oleh kepercayaan dan image yang baik tentang layanan home care. Kepercayaan
sendiri berawal dari adanya Informasi yang baik sehingga memunculkan kesan yang baik pula.
Sehingga individu atau masyarakat menaruh kepercayaan atau pandangan yang baik akan
layanan home care. (YULIATI, SKp., MM., 2020).

2.5 Kompetensi Perawat Home Care

Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23 tindakan
keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain :

1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka decubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan O2
9. Penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10. Pemasangan infus maupun obat
11. Pengambilan preparat
12. Pemberian huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16. Pendidikan kesehatan
17. Konseling kasus terminal
18. Konsultasi/telepon
19. Fasilitasi ke dokter rujukan
20. Menyiapkan menu makanan
21. Membersihkan tempat tidur pasien
22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.
9
Asosiasi Perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkup dan standart Home Health
Nursing yang meliputi standart asuhan keperawatan dan standart kinerja professional.
Standart Asuhan Keperawatan sebagai berikut:
1. Standart I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
2. Standart II, dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa
terhadap data yang telah terkumpul
3. Standart III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun
lingkungannya
4. Standart IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan menetapkan
intervensi yang akan dilakukan untuk mencapi hasil yang diharapkan
5. Standart V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah ditetapkan dalam
perencanaan
6. Standart VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke
pencapaian hasil yang diharapkan.
1. Standart kinerja professional (Profesional Performance)
1. Standar I, kualitas asuhan keperawatan; perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas
dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis .
2. Standar II, Performance Appraisal; Perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap
paraktik keperawatan yang dilakukannnya dihubungkan dengan standar praktik
professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang berlaku.
3. Standar III, pendidikan ; perawat berupaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan.
4. Standar IV, kesejawatan; perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam pengembangan
profesionalisme sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat
5. Standar V, etika; putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan
etika profesi
6. Standar VI, kolaborasi; dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat berkolaborasi
dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.
7. Standar VII, penelitian; dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
8. Standar VIII, pemanfaatan sumber; perawat membantu klien atau keluarga untuk
memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaaan asuhan
keperawatan (Kholifah, 2012)
10
2.6 Pemberi Layanan Home Care

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan home care antara lain:

1. Institusi pemerintah

Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam
bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang
dilaksanakan oleh tenaga keperawatan Puskesmas. Klien yang dilayani Puskesmas biasanya
adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika dilakukan oleh visiting nurse.

2. Institusi social

Melaksanakan pelayanan home care dengan suka reladan tidak memungut biaya. Biasanya
dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur,
misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang
membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan.

3. Institusi swasta

Dalam bentuk praktek mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan
pelayanan home caredengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun
pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi).

4. Home Care berbasis rumah sakit (Hospital Home care)

Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah di rawat di rumah sakit, karena masih
memerlukan bantuan laynan keperawatan, maka dilanjutkan di rumah. Alasannya munculnya
Home care jenis program ini adalah :

1. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (Misalnya pada post partum normal hanya
dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana caranya menyusui, cara merawat
tali pusat, merawat luka perineum yang benar dan senam post partum) belum dilaksanakan
dengan optimum, sehingga kemandirian ibu masih kurang.
2. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang di rawat di
rumah sakit.
3. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di rumah sakit tentu memerlukan
biaya yang besar.
4. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan
meningkatkan kepuasan klien maupun perawat
11

Pemberi layanan home care Pemberi layanan keperawatan di rumah ada 2 jenis tenaga yaitu:

1. Tenaga informal.
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada
klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75 % lanjut usia di AS dirawat oleh jenis tenaga ini
(Fioriglio, 1999).
2. Tenaga formal.
Tenaga formal adalah perawat, yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek
kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat yang bekerja di masyarakat dituntut untuk
mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan
demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan.

Jenis layanan Mengingat home care dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari
keperawatan komunitas (Harris, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan
keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah
kesehatan baik potensial maupun aktual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan
kesehatan masyarakat (Prevensi primer, sekunder dan tertier)(Kholifah, 2012)

Kriteria Klien Home Care

Kriteria Klien Home Care Adapun kriteria pendaftaran klien untuk melakukan perawatan
di rumah atau Home Care menurut Zang adalah Homebound, kebutuhan akan pelayanan
terampil, rencana penanganan klien di bawah dokter, masuk akal dan diperlukan. Homebound
atau klien harus berada di rumahnya sendiri. Klien sebaiknya berada di luar rumah dalam waktu
singkat, tidak sering dan berhubungan dengan keperluan medis. Kriteria kedua adalah kebutuhan
akan pelayanan terampil. Kebutuhan klien harus didasarkan pada diagnosa dan kondisi klien.
Klien membutuhkan minimal satu pelayanan terampil yang disediakan oleh lembaga
penyelenggara perawatan di rumah. Pelayanan terampil yang biasanya tersedia adalah asuhan
keperawatan terampil, terapi fisik, terapi okupasi dan terapi wicara. Selain pelayanan terampil,
klien juga dapat menerima pelayanan bantuan kesehatan di rumah dan pelayanan yang diberikan
pekerja sosial jika dibutuhkan.

Kriteria ketiga yakni rencana penanganan klien harus berada dibawah penanganan dokter
yang bersedia mempersiapkan program pengobatan. Perawat dan dokter bekerja sama dengan
klien, mengembangkan suatu rencana perawatan yang berhubungan dengan diagnosa primer
klien dan kebutuhan perawatan kesehatan yang prioritas. Rencana keperawatan meliputi semua
diagnosa, pelayanan, dan peralatan yang dibutuhkan klien. Juga mencakup pegobatan dan terapi,
akitivitas klien yang diperbolehkan, frekuensi kunjungan, tindakan keamanan untuk melindungi
klien dari cedera, sasaran perawatan yang spesifik dan dapat diukur, potensial rehabilitasi dan
rencana pulang. Klien dan keluarga harus bersedia berpartisipasi dalam rencana keperawatan.
Misalnya jika klien membutuhkan perawatan luka setiap hari dan klien tidak mampu
melakukannya, seorang anggota keluarga harus terlibat dalam penyuluhan. Jika anggota keluarga
tidak bersedia, maka perawat harus melakukan kunjungan setiap hari sampai dikembangkan
suatu rencana alternative atau sampai luka sembuh

12
2.7 Tahap-tahap Kunjungan Rumah

Ada beberapa fase dalam memberikan pelayanan keperawatan di keluarga/rumah :

1. Fase preinisiasi/persiapan Fase pertama,


perawat mendapatkan data yang akan dikunjungi dari Puskesmas atau kader kesehatan.
Perawat perlu membuat lap. Pendahuluan untuk kunjungan yang akan dilakukan dan
kontrak waktu dengan keluarga.
2. Fase inisiasi/perkenalan
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan mengetahui keluarga menanggapi suatu
masalah kesehatan
3. Fase implementasi Pada fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Melakukan intervensi sesuai rencana.
Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhan. Berikan
pendidikan kesehatan sesuai sumberdaya yang dimiliki keluarga dengan berbagai media
yang sesuai
4. Fase terminasi Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pencapaian
tujuan. Menyusun rencana tindak lanjut. Tinggalkan nama dan alamat perawat dengan
nomer telephon.
5. Fase pasca kunjungan Perawat membuat dokumentasi lengkap tentang hasil kunjungan
untuk disimpan di pelayanan kesehatan setempat.(Kholifah, 2012)

Ruang Lingkup kunjungan rumah yaitu memberi asuhan keperawatan secara komprehensif,
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan pemberdayaan
pasien dan keluarga. Mekanisme pelayanan home visit:

a. Proses penerimaan kasus.


1. Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas
2. Koordinator program Homevisit menunjuk perawat pelaksana Homevisit untuk
mengelola kasus
3. Perawat pelaksana Homevisit membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

b. Proses pelayanan home visit:

1. Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk tempat tinggal
pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk
di rumah, menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media untuk
pendidikan.
2. Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan, observasi lingkungan yang
13
berkaitan dengan keamanan perawat, lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien, membuat
rencana pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi,
konsultasi, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan,
dokumentasikan kegiatan

3. Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal,
kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
tindakan oleh pelaksana.
4. Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan, kondisi
pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu
melakukan perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien
meninggal dunia.
5. Pembiayaan home visit terdiri dari:
a. Prinsip penentuan tarip antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab
dalam memelihara kesehatan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan
keadaan sosial ekonomi, mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan
rendah/asas gotong royong, pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar
saling membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional
b. Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan,
imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien,
dana transportasi untuk kunjungan pasien. (Becker et al., 2015)

14
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Perawatan di rumah atau home care merupakan suatu komponen dari perawatan
kesehatan yang komprehensif, dmana pelayanan kesehatan diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka dengan maksud untuk meningkatkan, memelihara,
memulihkan dan memaksimalkan tingkat kemandirian dibidang kesehatan sambil
mengurangi dampak dari cacat dan sakit termasuk pada penyakit-penyakit terminal.
Beberapa pemberi layanan home care, diantaranya adalah: Dokter, Perawat, Physical
Therapit, Speech Pathologist, Social Worker (Pekerja Sosial), Homemaker/ Home Health
AideAdapun tahap-tahap kunjungan rumah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi,
Analisis hasil evaluasi, Tindak lanjut, Laporan.

15

DAFTAR PUSTAKA
Yuliati, 2020. Modul Keperawatan Hospice Home Care (Nsa 632), Universitas Esa Unggul
Tahun 2020.

Aliyanto, Warjidin, 2021. Pengembangan Telehealth “SIPISPeKa” sebagai Solusi


Mensukseskan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Jurnal
Kesehatan Volume 12, Nomor 1, Tahun 2021 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695.

Dr Irma Suswanti, M.Kes, 2018. Interpersonal Education panduan tutorial dan home visit
kesehatan keluarga.

Siti Nur Kholifah, 2012. Home Care. Vol. V No. 1 April 2012 Issn 1979-8091

Andi, 2019. Home care nursing aplikasi praktik berbasis evidence-based

Widiyawati, Wiwik. (2020). Keperawatan Komunitas 2. Malang: Literasi Nusantara

Lola,dkk, 2019.Pemanfaatan teknologi informasi berbasis internet terhadap perkembangan


home care di Indonesia. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1
Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058) url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id
DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.

16

Anda mungkin juga menyukai