Anda di halaman 1dari 17

HOME CARE

(PERAWATAN DI RUMAH)

Oleh : Kelompok 2

1. Jeslian Zalukhu (032019001)


2. Indriani Br Kaban (032019002)
3. Elisa Sinaga (032019021)

Dosen Pembimbing : Ibu Lindawati Simoranggkir,S.Kep,.Ns,.M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH


MEDAN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas dengan
judul “Perawatan Dirumah (Home Care)”. Kami berterima kasih kepada Ibu Lindawati
Simoranggkir,S.Kep,.Ns,.M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan arahan kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendri maupun orang yang
membacannya. Sebelumnya kami mohon maaf apa terdapat kesalahan kata- kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 19 Agustus 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................

1.3. Tujuan ......................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Home Care…………………………………..………..…………………………..

2.2. Nilai-nilai Utama Home


Care………………………………………………………………...
2.3. Manfaat Home Care………………………………………………………..
…………………
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Home
Care……………………………………………………..
2.5. Kompetensi Perawat Home
Care……………………………………………………………..
2.6. Pemberi Layanan Home Care…………………………………………………...
……………
2.7. Tahap-tahap Kunjungan
Rumah……………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .............................................................................................................................

3.2. Saran ........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan rumah adalah pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien yang di
rujuk oleh tim medis (dokter) dengan alas an pihak pasien tidak ingin dirawat di rumah sakit
dan lebih memilih dirawat di rumah, dengan begitu pasien merasa lebih nyaman karena dapat
dirawat dirumah sendiri. Jadi tim medis (dokter) tidak asal melakukan perawatan di rumah,
tim medis harus mengkonfirmasi dan berkomunikasi dengan pihak keluarga pasien agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan demi hasil pemulihan yang baik sesuai dengan apa
yang di harapkan.
Tujuan dari pembangunan kesehatan saat ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar terwujud derajad kesehatan yang
setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut maka Visi KementeriaKesehatan
RI adalah mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Upaya kesehatan
telah dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan belum terselenggara
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Perawat merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang secara konstan dan berkesinambungan mengadakan kontak dengan individu,
keluarga dan kelompok di komunitas oleh karena itu sangat potensial untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang komprehensif, terpadu dan berkesinambungan pada berbagai
tatanan (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan kegiatan strategis yang mempunyai daya
ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan, khususnya dalam upaya
mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatannya. Penyediaan pelayanan keperawatan keluarga dapat dilakukan melalui
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah maupun kegiatan tidak lanjut keperawatan,
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui integrasi program kesehatan
prioritas kedalam pelayanan keperawatan keluarga (Kemenkes RI, 2010).
Berdasarkan SK Kemenkes RI No.908/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Keluarga, maka perawat komunitas mempunyai
tanggung jawab dan kewenangan untuk melaksankan pelayanan keperawatan di keluarga.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui pembinaan keperawatan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan (Sakit, rawan, atau risiko tinggi). Upaya tersebut diharapkan akan dapat
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang berkualitas
(Kemenkes RI, 2010)
Home Health Care/Home Care merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
termasuk pada asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan di rumah. Pelaksanaan
Home Care sendiri merupakan aplikasi dari berbagai macam ilmu keperawatan yang
mempelajari manusia baik sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Home Care?


2. Nilai-nilai utama Home Care?
3. Manfaat Home Care?
4. Faktor Mempengaruhi Home Care?
5. Kompetensi Perawat Home Care?
6. Pemberi Layanan Home Care?
7. Tahap-tahap Kunjungan Rumah?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Home Care.


2. Untuk Mengetahui Nilai-nilai Utama Home Care.
3. Untuk Mengetahui Manfaat Home Care.
4. Untuk Mengetahui Faktor Home Care.
5. Untuk Mengetahui Kompetensi Perawat Home Care.
6. Untuk Mengetahui Pemberi Layanan Home Care.
7. Untuk Mengetahui Tahap-tahap Kunjungan Rumah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perawatan di rumah

Perawatan di rumah atau home care merupakan suatu komponen dari perawatan
kesehatan yang komprehensif, dimana pelayanan kesehatan diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka dengan maksud untuk meningkatkan, memelihara,
memulihkan dan memaksimalkan tingkat kemandirian dibidang kesehatan sambil
mengurangi dampak dari cacat dan sakit termasuk pada penyakit-penyakit terminal
(Swanson, 1997).

Perawatan di rumah juga merupakan pelayanan yang diberikan oleh perawat


kepada pasien yang di rujuk oleh tim medis (dokter) dengan alasan pihak pasien tidak ingin
dirawat di rumah sakit dan lebih memilih dirawat di rumah, dengan begitu pasien merasa
lebih nyaman karena dapat dirawat dirumah sendiri. Jadi tim medis (dokter) tidak asal
melakukan perawatan di rumah, tim medis harus mengkonfirmasi dan berkomunikasi
dengan pihak keluarga pasien agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan demi hasil
pemulihan yang baik sesuai dengan apa yang di harapkan.

Home care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien,


sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien
(Suharyati, 2003). Perawatan di rumah merupakan bagian dari proses keperawatan di rumah
sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (Discharge planning), bagi klien
yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini bisa dilaksanakan
oleh perawat dari rumah sakit semula, perawat komunitas dmana klien berada, atau
dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah(Suardana,
2001).

Perawatan di rumah merupakan bagian dari proses keperawatan keluarga, bagi klien
yang tidak memerlukan rawat inap, yaitu sebagai tindak lanjut dari tindakan keperawatan
unit rawat jalan atau Puskesmas (Stanhope and Jeanette, 1992). Perawatan di rumah
merupakan kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat, dilaksanakan untuk
membantu individu, keluarga dan masyarakat, mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi. Lamanya kunjungan rumah disesuaikan dengan kebutuhan
klien (Sherwen and Carol, 1991).
2.2 Nilai-nilai Utama Home Care

Nilai-nilai utama home care menurut Tribowo (2012) adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan pelayanan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh perawat/ TIM yang
memiliki keahlian khusus bidang tersebut.
2. Mengapliaksikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan komprehensif secara
terus menerus
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnose keperawatan
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnose keperawatan yang
dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan.
6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan dan
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi.
7. Mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarga terhadap intervensi
keperawatan
8. Bertanggung jawab kepada klien dan keluarga akan pelayanan yang bermutu melalui
manajemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan dan koordinasi dengan
sumber-sumber di kounitas.
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung
10. Mengembangkan kemampuan professional dan berkontrubusi pada pertumbuhan
kemampuan professional tenafa yang lain
11. Berpartisipasii dalam aktivitas riset untuk mengembangkan pengetahuan pelayanan
keperawatan kesehatan dirumah
12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan.

2.3 Manfaat Home Care

Manfaat home care adalah :

A. Bagi klien dan keluarga

1. Program Home Care dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin
mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien dan transportasi serta
konsumsi keluarga.
2. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggota
keluarga ada yang sakit.
3. Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri.
4. Makin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga tugas merawat orang
yang sakitsiasanya dilakukan ibu terhambat, oleh karena itu perlu kehadiran perawat
untuk menggantikannya.
B. Bagi perawat
1. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang
tetap sama.
2. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik.
3. Pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga,
sehingga kepuasan kerja perawat meningkat.

2.4 Faktor Mempengaruhi Home Care

Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat dalam Pelayanan Home Care Menurut
Aziz, Palu, & Ahri (2018) dalam penelitiannya di Puskesmas Layang, Makassar, faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat dalam pelayanan home care sebagai berikut:
1. Sosialisasi
Sosialisasi adalah upaya memasyarakatkan sesuatu supaya lebih dikenal,
dipahami, dihayati oleh masyarakat. Dalam hal ini sosialisasi layanan kesehatan
home care adalah upaya memasyarakatkan layanan home care supaya lebih
dikenal dan diminati oleh masyarakat. Berdasarkan temuan penelitiannya, dari 67
(100%) responden yang memiliki penilaian positif akan sosialisasi ternyata
terdapat 50 (74.6%) responden yang memiliki minat positif akan pemanfaatan
home care. Sehingga dikatakan sosialisasi dapat menimbulkan minat, hal ini
terbukti karena minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Lingkungan Tempat Tinggal


Menurut Ahri (2018) menyatakan bahwa masyarakat merupakan lembaga
pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan
fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan social
serta adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Lingkungan tempat tinggal sendiri adalah lingkungan masyarakat,
komunitas dan kelompok yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial individu,
termasuk keputusan untuk memanfaatkan layanan dan fasilitas kesehatan di
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Palu, & Ahri
(2018) terdapat 51 (73.9%) responden dengan lingkungan baik dan memiliki
minat positif akan layanan home care. Hal ini dikarenakan oleh minat seseorang
dapat muncul melaui rangsangan dari luar seperti lingkungan tempat tinggal,
keluarga, dan lingkungan sekolah. Dimana rangsangan tersebut sesuai dengan
kebutuhan individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor
rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesui dengan
kebutuhan dan keinginan seseorang (the factor inner urge). Selain itu minat
komunikasi yang terjalin dalam lingkungan tempat tinggal memberikan
pengetahuan dan pengalaman baru akan layanan home care sehingga dapat
memunculkan minat.
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa berpengaruh tidak
signifikannya lingkungan tempat tinggal terhadap minat masyarakat
memanfaatkan layanan home care menurut peneliti diakibatkan karena factor
masyarakat perkotaan hidup dengan pola individualistik dengan tidak
menggantungkan dirinya pada bantuan orang lain, sebab masyarakat perkotaan
seperti ini biasanya tidak saling mengenal dengan orang- orang di lingkungannya
bahkan dengan tetangganya sendiripun tidak saling kenal. Selain itu tidak
berpengaruhnya lingkungan tempat tinggal terhadap minat menurut peneliti juga
diakibatkan oleh belum adanya kebutuhan akan layanan kesehatan maupun faktor
ekstrinsik lain yang lebih kuat seperti sosialisasi dan fasilitas layanan.

3. Fasilitas layanan
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk
memberi kemudahan kepada konsumen untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas
sehingga kebutuhan konsumen dapat dipenuhi(7). Fasilitas layanan home care
disini adalah ketersediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan
pelayanan sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 54
(73.0%) responden yang menyatakan fasilitas layanan baik dan memiliki minat
positif akan home care. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman yang baik
dimasa lampau. Individu telah menggunakan layanan home care sebelumnya, dan
tercipta kepuasan akan fasilitas layanan tersebut sehingga minat muncul saat ada
stimulus atau saat ada kebutuhan berikutnya.
Minat seseorang dapat dimunculkan dengan cara menghubungkan dengan
pengalaman-pengalaman yang lampau, dengan adanya fasilitas layanan yang baik
dalam home care memungkinkan timbulnya kepuasan pada masyarakat pengguna
layanan home care.
Fasilitas layanan memang dimaksudkan untuk memberi kemudahan
kepada konsumen untuk melaksanankan aktifitasaktifitas sehingga kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi. Selain itu terdapat pula responden yang menyatakan
fasilitas layanan kurang namun menunjukkan minat positif akan pemanfaatan
home care yaitu sebanyak 8 (44.4%) responden. Hal ini disebabkan oleh adanya
kemudahan dalam pemanfaatan home care. Meski fasilitas layanan mencakup
banyak hal seperti pelayanan petugas, peralatan kesehatan, pengobatan bahkan
ambulance, namun home care juga memberikan kemudahan lain. Dalam
penelitian ini terdapat pula responden yang menyatakan fasilitas baik namun
memiliki minat negatif akan layanan home care yaitu sebanyak 20 (27.0%)
responden. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kebutuhan akan layanan home
care. Meskipun terdapat kesan yang baik akan pengalaman menggunakan layanan
home care namun minat menggunakan home care akan muncul bila ada stimulus
atau rangsangan. Stimulus tersebut berupa kebutuhan akan layanan home care.
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa, berpengaruh tidak
signifikannya fasilitas layanan home care terhadap minat masyarakat dalam
pemanfaatan home care pada penelitian ini diakibatkan oleh pengalaman
masyarakat saat menggunakan layanan home care sebelumnya menimbulkan
ketidakpuasan. Sehingga saat ada kebutuhan / stimulus dimasa mendatang minat
tidak dapat dimunculkan. Ketidakpuasan akan fasilitas layanan pada pengalaman
sebelumnya memberikan dampak ketidak munculan minat masyarakat.
4. Citra
Citra atau image merupakan gambaran tentag mental, ide yang dihasilkan
oleh imaginasi atau kepribadian yang ditujukan kepada publik oleh seseorang,
organisasi atau sebagainya. Biasanya landasan citra itu berakar dari “nilai-nilai
kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual, dan merupakan
pandangan atau persepsi (Ruslan, 2005) dalam Aziz, Palu, & Ahri (2018).
Berdasarkan hasil penelitian Aziz, Palu, & Ahri (2018) terdapat 51
(75.0%) responden dengan citra positif menunjukkan minat positif terhadap
layanan home care. Hal ini dikarenakan citra didasari oleh kepercayaan dan image
yang baik tentang layanan home care. Kepercayaan sendiri berawal dari adanya
Informasi yang baik sehingga memunculkan kesan yang baik pula. Sehingga
individu atau masyarakat menaruh kepercayaan atau pandangan yang baik akan
layanan home care. Pada saat ada stimulus atau kebutuhan masyarakat, minat
akan muncul untuk menggunakan layanan home care. “Proses akumulasi dan
amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan
mengalami proses cepet atau lambat untuk membentuk opini publik yang lebih
luas, yaitu sering dinamakan citra”. Sehingga pandangan individu atau citra
seseorang dapat berpengaruh besar terhadap munculnya sebuah minat untuk
memanfaatkan layanan kesehatan home care.
Aziz, Palu, & Ahri (2018) mengatakan bahwa berpengaruh tidak
signifikannya citra terhadap minat masyarakat dalam pemanfaatan home care di
puskesmas Layang Makassar pada penelitian ini disebabkan oleh tidak adanya
kepercayaan akan layanan home care. Citra yang buruk pada pengalaman
sebelumnya berdampak tidak adanya minat masyarakat akan layanan home care.

2.5 Kompetensi Perawat Home Care

Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23


tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain :

1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka decubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan O2
9. Penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10. Pemasangan infus maupun obat
11. Pengambilan preparat
12. Pemberian huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16. Pendidikan kesehatan
17. Konseling kasus terminal
18. Konsultasi/telepon
19. Fasilitasi ke dokter rujukan
20. Menyiapkan menu makanan
21. Membersihkan tempat tidur pasien
22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.

Kompetensi dasar yang harus dimiliki perawat dalam melakukan tindakan home care,
diantarnya adalah:
1. Memahami dasar-dasar anatomi, fisiologis dan patologi tubuh secara umum.
2. Melaksanakan pemberian obat kepada klien/ pasien
3. Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan klien atau pasien.
4. Menunjukkan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik
5. Menunjukkan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak dan lansia sesuai dengan tingkat
perkembangan
6. Menunjukkan kemampuan melayani klien/ pasien berpenyakit ringan
7. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan pasien/ klien yang penyakit ringan
8. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
9. Memahami kontinum sehat-sakit
10. Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang umum dimasyarakat
11. Memahmi peningkatan kesehatan dan pelayana kesehatan umum
12. Memahami pemberian obat
13. Memaahami kemampuan interpersonal dan massa
14. Prinsip-prinsip perkembangan manusia
15. Memahami tahp-tahap perkermbangan manusia
16. Dewasa muda
17. Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan tahap perkembangan
18. Mehami tentang stress
19. Memahami kebutuhan dasar manusia
20. Memahami tentang kesehatan reproduksi
21. Memahami perilaku empatik
22. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
23. Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/ pasien
24. Melakukan pemberikan nutrisi
25. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
26. Melakukan tugas sesuai dengan etika keperawatan dan kaidah hukum
Kompetensi Perawat Home Care, diantaranya sebagai berikut:
1. Beberapa peran perawat untuk keperawatan dirumah mencakup:
a. Pemberian pelayana kesehatan (care giver)
b. Pemberian advokasi kepada klien dan keluarga
c. Mengkoordinir pelayanan dan pengelolaan kasus
d. Melakukan negosiasi
e. Melakukan inovasi
f. Berperaan sebagai anggota profesi kesehatan
2. Kompetensi perawat sebagai pengelola keperawatan
3. Sebagai manajer kasus, perawat mempunyai tugas mengelola asuhan keperawatan pada
klien dan keluarga di rumah secara efektif dan efisien
4. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada klien dan keluarga di rumah
5. Perawat sebagai peneliti dalam pelayanan keperawatan di rumah

2.6 Pemberi Layanan Home Care

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan home care antara lain:

1.Institusi pemerintah

Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung dilakukan adalah
dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi,balita maupun
lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan Puskesmas. Klien yang dilayani
Puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah.Di Amerika dilakukan oleh
visiting nurse.

2. Institusi sosial

Melaksanakan pelayanan home care dengan suka reladan tidak memungut biaya.
Biasanya dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya
dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah pada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan.

3.Institusi swasta

Dalam bentuk praktek mandiri baik perorangan maupun kelompok yang


menyelenggarakan pelayanan home caredengan menerima imbalan jasa baik secara
langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi).
4.Home Care berbasis rumah sakit (Hospital Home care).

Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah di rawat di rumah


sakit,karena masih memerlukan bantuan laynan keperawatan, maka dilanjutkan di
rumah.Alasannya munculnya Home care jenis program ini adalah :

a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (Misalnya pada post partum normal
hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana caranya menyusui, cara
merawat tali pusat, merawat luka perineum yang benar dan senam post partum) belum
dilaksanakan dengan optimum, sehingga kemandirian ibu masih kurang.

b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang di rawat di
rumah sakit.

c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di rumah sakit tentu memerlukan
biaya yang besar.

d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan
meningkatkan kepuasan klien maupun perawat (Suardana, 2001)

Menurut Bukit (2008) ada beberapa pemberi layanan home care, diantaranya adalah:
1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter harus
sudah menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan kepada pasien.
Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe pelayanan dan peralatan yang
dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan
fungsional, aktivitas yang diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.

2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan tidak
langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang membutuhkan
kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk dalam direct care
mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka, injeksi, pemasangan dan penggantian
kateter, dan terapi intravena. Direct care juga mencakup tindakan mengajarkan pada
pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care
terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat. Tipe
perawatan ini terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan untuk personil
kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit.

3. Physical Therapist
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan pada
pasien di rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan langsung dan tidak
langsung. Perawatan langsung meliputi: penguatan otot, pemulihan mobilitas, mengontrol
spastisitas, latihan berjalan, dan mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan
tidak langsung meliputi konsultasi dengan petugas home care lain dan berkontribusi
dalam konferensi perawatan pasien.

4. Speech Pathologist
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien mengembangkan dan
memelihara kemampuan berbicara dan berbahasa. Speech pathologist juga bertugas
memberi konsultasi kepada keluarga agar dapat berkomunikasi dengan pasien, serta
mengatasi masalah gangguan menelan dan makan yang dialami pasien.

5. Social Worker (Pekerja Sosial)


Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri dengan
faktor sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan mereka.

6. Homemaker/ Home Health Aide


Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level
kemandirian dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene. Tugas
tambahan meliputi pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga lain

2.7 Tahap-tahap Kunjungan Rumah

Menurut Tohirin (2014), pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah juga menempuh


tahap-tahap kegiatan seperti: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi,
tindak lanjut dan laporan.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan adalah:
a. Menetapkan kasus dan klien yang mengalaminya yang memerlukan kunjungan
rumah
b. Meyakinkan klien tentang pentingnya kunjungan rumah
c. Menyiapkan data atau informasi pokok yang perlu dikomunikasikan kepada keluarga
d. menetapkan materi kunjungan rumah atau data yang perlu diungkapkan dan peranan
masing-masing anggota keluarga yang akan ditemui
e. Menyiapkan kelengkapan administrasi.

2. Pelaksanaan
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah :
a. mengomunikasikn rencana kegiatan kunjungan rumah kepada berbagai pihak yang
terkait
b. melakukan kunjungan rumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan:
 Bertemu orang tua atau wali klien atau anggota keluarga lainnya
 Membahas permasalahan klien
 Melengkapi data
 Mengembangkan komitmen orang tua atau wali klien atau anggota keluarga
lainnya
 Menyelenggarakan konseling keluarga apabila memungkinkan
 Merekam dan menyimpulkan hasil kegiatan.

3. Evaluasi
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:
a. Mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah
b. Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil kunjungan rumah, serta komitmen
orang tua, wali dan anggota keluarga lain
c. Mengevaluasi penggunaan data hasil kunjungan rumah dalam pengentasan masalah
klien
d. Analisis terhadap keberhasilan penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap
penanganan kasus, khususnya pengentasan masalah klien

4. Analisis hasil evaluasi


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan anlisis terhadap
keberhasilan penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap pemecahan kasus klien.

5. Tindak lanjut
a. Mempertimbangkan apakah diperlukan kunjungan rumah ulang atau lanjutan
b. Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil kunjungan
rumah yang lebih atau akurat.

6. Laporan
Pada tahap ini pembimbing atau konselor melakukan kegiatan:
a. Menyusun laporan kegiatan home visit
b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
c. Mendokumentasikan laporan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan di rumah atau home care merupakan suatu komponen dari perawatan
kesehatan yang komprehensif, dmana pelayanan kesehatan diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka dengan maksud untuk meningkatkan, memelihara,
memulihkan dan memaksimalkan tingkat kemandirian dibidang kesehatan sambil
mengurangi dampak dari cacat dan sakit termasuk pada penyakit-penyakit terminal.
Beberapa pemberi layanan home care, diantaranya adalah: Dokter, Perawat, Physical
Therapit, Speech Pathologist, Social Worker (Pekerja Sosial), Homemaker/ Home Health
AideAdapun tahap-tahap kunjungan rumah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi,
Analisis hasil evaluasi, Tindak lanjut, Laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Kholifah, S. N. (2012). HOME CARE. JURNAL KEPERAWATAN, 5(1), 44-48.


Sukmana, M., Miharja, E., Nopriyanto, D., Parellangi, A., & Muda, I. (2020). MODUL
PRAKTIK KLINIK HOMECARE.

Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Rajawali Pers.
Kementerian Kesehatan R. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Kemenkes RI, Jakarta; 2014.
Tribowo, C. 2012. Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Bukit, E. 2008. Perawatan Kesehatan di Rumah. Repository Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Rahmi U, Ramadhanti D. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Manajemen
Pelayanan Hospital Homecare Di Rsud Al-Ihsan Jawa Barat. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):78-82.
Widiyawati, Wiwik. (2020). Keperawatan Komunitas 2. Malang: Literasi Nusantara

Anda mungkin juga menyukai