Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KOMUNITAS II :

KONSEP PERAWATAN DI RUMAH

KELOMPOK 1

Disusun oleh :

Diko Sandra Suspa Waliza Kamelianti

Faulia Sintesa Puti Awaliyah

Fitri Wahyuni Ilahi Soska Yolanda

Ihza Maidis Susanti Vanadia Rahayu Putri

Nurfazila Widia Yuliani

Nurul Pratiwi Yustika Nora

3B S1 KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Dr. Ns. Rika Sabri, M. Kep, Sp. Kep. Kom

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya beserta segala kemudahan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keperawatan Komunitas II : Konsep Perawatan Di
Rumah” dengan sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat bagi semua
pembaca.

Dalam proses penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapatkan


dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini
kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu
penyusunan tugas ini.
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Keperawatan
Komunitas” ini, tim penulis menyadari bahwa makalah penuh dengan
kekurangan, tak ada gading yang tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya.
Dan akhirnya dengan penuh harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga
menambah wawasan bagi pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Padang, 2 April 2020

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Perumusan Masalah......................................................................................5

C. Tujuan penulisan...........................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................6

A. Definisi..........................................................................................................6

B. Tujuan...........................................................................................................6

C. Manfaat.........................................................................................................6

D. Masaalah yang muncul..................................................................................7

E. Keuntungan dan kerugian.............................................................................7

F. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care.............8

G. Landasan hukum home care........................................................................12

H. Pinsip-prinsip home health nursing.............................................................13

I. Ruang lingkup pelayanan home care..........................................................14

J. Mekanisme pelayanan home care...............................................................14

K. Peran dan Fungsi Perawat Home Care........................................................15

BAB III : PENUTUP.............................................................................................16

A. Kesimpulan....................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

3
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal
ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua
orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat.
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di
negara yang telah berkembang, sosial ekonomi masyarakat semakin
meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah
mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga
memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis
dalam era peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran
yang besar, managed care, perkembangan teknologi yang cepat, dan
pemberian pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek
langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk
menurunkan biaya dan lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di
rumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi
dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi
hasil yang terbaik bagi setiap individu. Home care adalah pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang diorganisir
untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam
Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang
Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 %
menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta
91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah

4
memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong
perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain :
Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan,
tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah. Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat Rancangan
Ide Pelayanan Home Care pada Rumah Sakit Swasta di Masa Depan,
untuk membantu program rumah sakit pemerintah yang telah dijalankan
selama ini.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan
karya tulis ilmuah ini adalah bagaimana rancangan program pelayanan
home care rumah sakit swasta di masa depan?

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh,
efektif dan efisien yang berkesinambungan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.

2. Tujuan khusus
Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara
mandiri.

5
BAB II : PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit.
Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau
orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya
(Neis dan Mc.Ewen , 2001)

B. Tujuan
Tujuan Dasar dari Keperawatan Home Care adalah:
 Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif, serta
mendorong digunakannya pelayanan kesehatan
 Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada
anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan
 Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari
seluruh anggota keluarga, serta memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang peningkatan kesehatan dan
pencegahan
 Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota
keluarga
 Meningkatkan kesehatan lingkungan

C. Manfaat
Manfaat Keperawatan Home Care ( Home Care Nursing) adalah:
 Pasien lebih dekat dengan keluarganya sehingga menciptakan rasa

6
aman dan nyaman antara pasien dan keluarganya
 Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien sehingga tidak
merasa diabaikan.pasien
 Meningkatkan kualitas hidup pasien.
 Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya (kamar) Rumah Sakit, transport pp rumah- Rumah Sakit
untuk menemani pasien di Rumah Sakit

D. Masaalah yang muncul


 Gaya hidup dan sumber-sumber kehidupan
 Status kesehatan saat ini dan penyimpangannya
 Pola dan pengetahuan keluarga dalam mempertahankan
kesehatannya.
 Struktur keluarga dan dinamisasinya
                                                                                                           (simons,1980)

E. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan Kerugian
a.   Setting rumah dapat lebih memberikana.    Biaya perjalanan perawat
kenyamanan klien dalam menjalani perawatan atau pemberi pelayanan
secara individul. kesehatan di rumah mahal.
b.   Banyak klien yang lebih suka dirawat dib.    Kurang efisien dari praktek
rumah. keperawa-tan bersama atau
c.   Pengkajian mengenai faktor-faktor kunjungan klien ke ruang
lingkungan yang menunjang kese-hatan dapat rawat.
lebih lengkap karena dapat diobservasi secarac.    Distraksi misalnya : anak-
langsung sehingga dapat langsung dipertim- nak dan suara TV sulit untuk
bangkan mengenai pelayanan apa yang cocok dihindari.
untuk klien secara financial, dll. d.   Keamanan perawat dalam
d.  Pengkajian mengenai pola hidup dan norma- melakukan asuhan
norma keluarga lebih mudah dilakukan. keperawatan tidak begitu

7
e.   Partisipasi anggota keluarga dapat terjaga.
terfasilitasi dengan baik.
f.    Anggota keluarga mungkin akan lebih
bersemangat untuk menerima dan
mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan
atau menunjang kesehatannya karena aplikatif
dan sesuai dengan kondisi di rumah.
g.   Dapat memperpendek masa rawat di rumah
sakit sehingga biaya perawatan dapat menurun
h.   Menurunkan nosocomial infection.

F. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care


Menurut Hidayat  (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung
home care antara lain:
1. Teori Lingkungan   (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang
meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan
kesehatan individu yang meliputi:
a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada
lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci
dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas
melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah,
kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.

8
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi
bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat
dan karakter yang berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia
yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap individu
akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada
kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan
lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang
utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep
homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan helicy.
Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan
yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara
individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan
frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya
interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik
perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat.

3. Menurut Rogers (1970)


tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta
merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja
Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara
terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.

4. Teori Transkultural nursing (Leininger)


Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan
pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus
bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai
”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup

9
memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan
implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia
meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara
pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan
profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan
saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-
faktor ini saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti
kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan
signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.

5. Theory of Human Caring (Watson, 1979)


Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

6. Teori Self Care  (Dorothea Orem)


Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua bentuk teori
Self Care, di antaranya :

10
a. Perawatan diri sendiri (Self Care)
1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh
usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang
dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri
dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang
tepat.
4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu
tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi
tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal
manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self
Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan
indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang
timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
b. Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam
perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan
diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.Keperawatan
dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus.Self care defisit dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang
melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self
care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan

11
perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau
mendidik pada orang lain.

7. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care   (Rice)


Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan
keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien.

G. Landasan hukum home care


1. Fungsi hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
mana yang sesuai dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
2. Landasan hukum :
a. UU Nomor 29 tahun 2004  tentang praktik kedokteran
b. UU Nomor 32 tahun 2004  tentang pemerintahan daerah
c. UU  Nomor 36  tahun 2009  tentang kesehatan
d. PP Nomor  32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
e. PP Nomor  25 tahun 2000  tentang perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter
gigi, apoteker, ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes,
entomology kes, sanitarian, administrator kesehatan, penyuluh kes

12
masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat, radiographer,
perekam medis, dan teknisi elektromedis
g. SK Menpan Nomor  94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan
fungsonal perawat.
h. Kepmenkes Nomor  128  tahun 2004 tentang kebijakan dasar
puskesmas
i. Kepmenkes Nomor  279  tahun 2006 tentang pedoman
penyelenggaraan Perkesmas.
j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap
reformasi kes.masy.
l. Permenkes Nomor  920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
m. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik keperawatan

H. Pinsip-prinsip home health nursing


1) Memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada klien di lingkungan
rumahnyadengan waktu intermitten atau parttime.
2) Keluarga/care giver, lingkungan rumah. Komunitas → elemen kritikal
keberhasilan rencana asuhan keperawatan.
3) Prinsip praktek : cost efektif dan kualitas pelayanan, tatanan lebih
kondusif mencapai kepuasan klien.
4) Keberhasilan manajemen self care di rumah sangat ditentukan oleh
kooperatif dan kebulatan tekad klien dan care giver untuk hidup sehat.
5) Kualitas asuhan klien → pendidikan multi displin → case manajer
6) Menyediakan restorasi, rehabilitasi, dan paliatif → self care
manajemen
7) Mengembangkan kompetensi klien / care giver : pengambilan
keputusan dan penilaian dalam manajemen self care di rumah
8) Membantu penyesuaian, mekanisme koping terhadap perubahan gaya
hidup, peran dan konsep diri sebagai hasil dari sakit dan
ketidakmampuan.

13
9) Mengintegrasikan kembali klien / care giver dalam sistem pendukung
keluarga, masyarakat, sosial.

I. Ruang lingkup pelayanan home care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home
care adalah:
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

J. Mekanisme pelayanan home care


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah
dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah
sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien dapat langsung
menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek
keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang
harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa
terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis
layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak
dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator
kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan
kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga,
akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang
akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis
pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka
waktu pelayanan.

14
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang
dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan
dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kesepakatan.

K. Peran dan Fungsi Perawat Home Care


1. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan
fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga. 
b. Menyusun rencana pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim.
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi
pelayanan. denganfungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif  
b. Menetapkan masalah
c. Menyusun rencana keperawatan
d. Melakukan tindakan perawatan
e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang
efektif
g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan
i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

15
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan
home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit.
Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau
orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Tujuan Dasar dari Keperawatan Home Care adalah: Meningkatkan
“support system” yang adekuat dan efektif, serta mendorong
digunakannya pelayanan kesehatan, Meningkatkan keadekuatan dan
keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan
dan kecacatan, Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal
dari seluruh anggota keluarga, serta memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan ,
Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga,
Meningkatkan kesehatan lingkungan.

B. Saran
Makalah ini menjadi bahan rujukan dalam membaca meteri konsep
dasar perawatan di rumah terutama bagi mahasiswa.

16
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan
dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC.

Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri.


Majalah Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), 8
– 15

17

Anda mungkin juga menyukai