DISUSUN OLEH :
Kelompok G
DOSEN PEMBIMBING
A. Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
PSTW Sabai Nan Aluih merupakan salah satu Panti Sosial Tresna
Werdha yang terdapat di Sumatera Barat, dimana lansia yang berada di
Pantai Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih pada umumnya adalah
menderita penyakit pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, perkemihan,
pencernaan, endokrin, musculoskeletal, integument dan termasuk juga
penurunan fungsi fisiologis. Di PSTW Sabai Nan Aluih terdapat beberapa
orang lansia dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari,
namun masih ada lansia yang dapat melakukan aktivitanya secara mandiri.
Dalam kesehariannya, lansia menghabiskan waktu dengan melakukan
kegiatan yang sudah dijadwalkan di PSTW Sabai Nan Aluih namun ada
beberapa lansia yang tidak mau ataupun tidak mampu mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan. Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh, baik itu
kognitif, persepsi, sensori dan motorik. Kondisi gangguan kognitif pada
lanjut usia seperti mudah lupa, disorientasi terutama dalam hal waktu,
gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan
dalam berinteraksi antar lansia, gangguan dalam aktivitas di rumah dan
minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri semua itu terjadi
sebagai proses penuaan.
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara
kemampuan yang menurun secara liner atau seiring proses penuaan adalah
daya ingat. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk daya ingat lansia
adalah terapi kognitif. Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada
2
tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai
pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan
penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic,
substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam
prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja
dan setting lainnya.
Istilah kognitif mulai populer setelah teori Piaget banyak dibahas para ahli
tahun 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek-aspek struktur intelek
yang digunakan untuk mengetahui sesuatu (Maryam, 2018).
Seiring bertambahnya usia makin besar peluang seseorang untuk
menderita penyakit demensia (lupa). Disamping itu parah atau tidaknya
demensia yang diderita tidak bisa dilihat berdasarkan usia seseorang, apabila
seseorang menderita penyakit demensia maka akan semakin parah demensia
yang diderita. Seseorang didagnosa menderita bila 2 atau lebih fungsi otak
seperti ingatan dan keterampilan berbahasa menurut secara signifikan tanpa
disertai penurunan kesadaran. Demensia sebagaimana merupakan gejala
lupa yang terjadi pada orang lanjut usia.
Menurut Chaplin dalam Maryam (2018). kognisi memiliki pengertian
yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan
individu memperoleh pengertian. Kognitif menurut Piaget, perkembangan
kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh
lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya. Pengertian
pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia.
Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan
kehidupan pribadi dan sosial.
Terapi kreatifitas menempel foto dimulai dengan membangun
hubungan dan kepercayaan serta rasa aman dan membuat lanjut usia merasa
lebih baik dengan memanfaatkan waktu luangnya.
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PSTW Sabai Nan
Aluih Sicincin (Wisma Pantai Cermin, Harau, Talamau dan Selasih) klien
kelolaan didapatkan 18 dari 20 lainsia mempunyai masalah dengan
penurunan sensorik, motorik dan kognitif. Dengan dilakukannya permainan
menempel foto akan membantu untuk mengasah kognitif daya sensorik dan
3
motorik lansia untuk mengingat, menggayakan dan menyebutkan apa yang
mereka lihat.
Berdasarkan latar belakang diatas, mahasiswa STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG tertarik untuk mengambil dan melakukan
terapi aktifitas kelompok menebak foto pada lanjut usia (lansia) dengan
masalah keperawatan gangguan daya ingat di PSTW Sabai Nan Aluih
Sicincin tahun 2021
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan lansia dapat melatih sensorik, motorik dan kognitifnya
dengan terapi kognitif berupa menempel foto.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan terapi modalitas kognitif lansia mampu:
a. Mengingat nama dan bentuk objek yang telah ditunjukkan.
b. Menempel nama foto sesuai dengan gambar dengan benar.
c. Memainkan permainan sesuai instruksi yang diberikan.
d. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai
petunjuk yang diberikan.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Terapi modalitas kognitif : menempel foto.
2. Sasaran
Lansia di Wisma Pantai Cermin, Selasih, Harau, Talamau
di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
3. Metode
Ceramah dan bermain
4. Media & alat
Laptop atau hp
Kertas karton
Gambar beserta nama yang sudah di print
Meja
4
Kursi
Double tip untuk menempel gambar
D. Setting Tempat
PA PK
L CL
F F F F
A1 B1 C1
A2 B2 C2
F F
A3 B3 C3
A4 B4 C4
C3
F F
O
B C3
Keterangan
C3
PK : Pembimbing Klinik
PA : Pembimbing Akademik
L : Leader
CL : Co Leader
A1,2,3,4 : kelompok A
5
B1,2,3,4 : kelompok B
C,1,2,3,4 : kelompok C
F : Fasilitator
OB : Observer
E. Pengorganisasian Kelompok
1. Leader : Elsi Fadila Sari
2. Co leader : Puti Awaliyah
3. Observer : Mutiara Kamajaya
4. Fasilitator : Haziratul Azmi, Anggi Aprilia, Chintya Dwi Rizal,
Cindi Arista, Dian Permatasari, Sofira Sabila, Utri Handayani, Melsha
Elvira Candra, Musfichar Dona.
F. Tugas Pelaksana
1. Leader
Memimpin jalannya TAK
Menjelaskan peraturan TAK
Menjelaskan tata cara pelaksanaan TAK
2. Co Leader
Membantu leader dan mengingatkan leader
3. Fasilitator
Memberi motivasi peserta / audiens agar ikut aktif berpartisipasi
4. Observer
Mengamati jalannya acara dari awal sampai akhir
Menyimpulkan dan melaporkan hasil evaluasi TAK
G. Proses Kegiatan
Tahap/
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
1 5 menit Pembukaan oleh Leader:
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri, anggota - Mendengarkan dan
kelompok, dan pembimbing memperhatikan
6
- Evaluasi validasi - Menjawab evaluasi
- Memberikan reinforcement (+) - Mendengarkan dan
meperhatikan
- Menjelaskan tujuan kegiatan - Mendengarkan dan
terapi kognitif : menempel foto memperhatikan
- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan dan
menyepakati
- Menjelaskan peraturan-peraturan - Mendengarkan dan
kegiatan dalam kelompok antara menyepakati
lain : jika klien ingin ke kamar
mandi atau toilet harus minta ijin
kepada leader, bila ingin
menjawab pertanyaan klien
diminta untuk mengacungkan
tangan dan diharapkan klien
mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
peraturan menempel foto
- Tidak boleh bersuara
- Waktu menempel foto 1 menit
masing masing lansia
- Lansia yang koperatif
2. 20 menit
Langkah Kegiatan
- Mendengarkan dan
1. Persiapan memperhatian
- Lansia dapat
Memilih lansia yang kooperatif
memahaminya
3. Fase kerja
Leader memimpin peserta dan
terapis untuk menyiapkan
peralatan (kertas karton,
gambar beserta nama gambar)
Mengatur peserta kedalam
kelompok bermain, 1 kelompok
berisikan 4 orang, terdapat 3
8
kelompok bermain.
Untuk memulai permainan
menempel nama foto, nama
foto akan diberikan oleh
penyelenggara kepada peserta
secara bersamaan dengan nama
yang sama dan akan ditempel
pada karton yang berisi 8 foto
yang tempel secara acak
1 Peserta di perkenankan untuk
maju ke depan untuk
menempelkan nama pada
gambar dengan waktu yang di
tentukan sesuai dengan matinya
music.
Menempel nama sesuai dengan
foto yang telah di tempelkan,
dilakukan secara bergantian
dengan anggota kelompok yang
lain
Terdapat 8 foto yang akan di
tempelkan nama nya. 1 foto
yang benar dalam
menempelkan nama akan diberi
nilai 1 poin
Kelompok dengan nilai poin
tertinggi akan menjadi
pemenang dalam permainan
12
LANDASAN TEORI
13
menetapkan arti positif (Purwaningsih, 2012).
C. Macam-macam terapi aktifitas kelompok
Tujuan :
Karakteristik :
14
ucapan kelompok untuk menstimulasi sensori pada Klien yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan
mengekspresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal.
Tujuan :
Tujuan :
Tujuan khusus :
Karakteristik :
16
Terapi Kognitif-Perilaku merupakan intervensi psikologis yang
mengkombinasikan terapi kognitif serta terapi perilaku untuk
menangani masalah psikologis. Terapi Kognitif-Perilaku mengajarkan
individu untuk mengenali pengaruh pola pikir tertentu dalam
memunculkan penilaian yang salah mengenai pengalaman-
pengalaman yang ia temui, hingga memunculkan masalah pada
perasaan dan tingkah laku yang tidak adaptif. Prinsip dasar dari Terapi
Kognitif-Perilaku antara lain:
18
LAPORAN HASIL OBSERVASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“MENEBAK GAMABAR”
1.Tim Terapis
2. Evaluasi struktur
19
Peralatan yg digunakan lengkap antara lain :
1. Kertas karton
4. Musik
3. Evaluasi Proses
masing dengan baik dan bekerja sama dengan baik selama proses TAK
berlangsung
Klien cukup kooperatif dalam mengikuti TAK dari awal sampai akhir
4.Evaluasi Hasil
juara 1, 2, dan 3
TAK dan seluruh klien mengatakan senang serta ingin mengikuti TAK
dikemudian hari.
20
21