A. Latar Belakang
Isolasi sosial dalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan ketterlibatannya dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak. Penggunaan kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan.
Terapi generalis dalam bentuk kelompok yang dapat diberikan berupa Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi.Keliat dan Akemat, (2004) telah melakukan penelitian
pada diagnosis isolasi sosial dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi.Hasilnya menunjukkan kemampuan sosialisasi klien meningkat secara
bermakna.Berdasarkan penjelasan di atas, pemberian tindakan generalis keperawatan
baik untuk masalah halusinasi dan isolasi sosial sangatmembantu klien mengatasi
masalah isolasi sosial baik dalam penurunan tanda gejala maupun peningkatan
kemampuannya.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi merupakan salah satu terapi
modalitas terapi keperawatan dalam bentuk permainan atau interaksi satu dengan yang
lain, dimana orang balajar untuk meningkatkan harga dirinya dengan menggali
kemampuan positif individu, dan membantu anggotanya berhubungan satu dengan yang
lain. Serta mengubah perilaku yang distruktif dan maladaptif.Kekuatan kelompok ada
pada kontribusidari setiap anggota, dan di dalam kelompok seseorang dapat berbagi
pengalaman dan saling menemukan hubungan interpersonal yang baik dan merasa diakui
dan di hargai (Rowlins dan Bock, 2009).
Pasien isolasi sosial perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dapat kembali ke
masyarakat dengan memiliki percaya diri yang positif sehingga dapat memudahkan
mereka untuk bersosialisasi kepada orang lain dengan meningkatkan kepercayaan diri
mereka terlebih dahulu. Salah satu upaya untuk dapat mengembalikan tingkat
kepercayaan diri klien dengan memberikan terapi modalitas yaitu terapi aktivitas
kelompok (Keliat, 2009).
B. Tujuan
A. Tujuan umum: klien dapat meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain dalam
kelompok secara bertahap dengan menyampaikan topic yang dibicarakan
B. Tujuan khusus:
1. Klien mampu memperkenalkan dirinya
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok yang lain
3. Klien mampu melakukan komunikasi dengan anggota kelompok yang lain
4. Klien mampu menciptakan dan mendiskusikan sebuah topik pembicaraan dengan
anggota kelompok yang lain
5. Klien mampu mengungkapkan dan membagikan masalah yang di alaminya kepada
anggota kelompok yang lain
6. Klien mampu berkerja sama ketika bersosialisasi dengan sesama anggota kelompok
yang lain
7. Klien mampu mengungkapkan pendapat terkait dengan kegiatan TAKS yang
dilakukan (evaluasi)
D. Pengorganisasian
I. Waktu
1) Hari/Tanggal : Jumat, 30 September 2022
2) Jam : 07.30-08.00
3) Durasi Acara : 30 Menit
E. Metode dan Media
1. Metode
1) Dinamika Kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Bermain peran/Roleplay
2. Alat
1) Laptop dan Speaker
2) Lagu: Bahagia (Gamaliel Audrey Cantika)
3) Bola tenis
4) Notebook dan Pen
5) Jadwal kegiatan
6) Whiteboard/flipchart dan spidol
7) Kwartet card
3. Setting
1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan tenang dan nyaman bebas kebisingan
Lead
K K
K
K
F
F
K K
K
K
Co-Lead F
K K
K Obs
Keterangan:
- Lead : Leader
- Co-Lead : Co-Leader
- Obs : Observer
- Fas : Fasilitator
- K : Klien
Petunjuk: Klien duduk bersama tim dengan susunan melingkar
Tim Terapis
1. Leader : Dyah
Bertugas:
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok sosialisasi
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok sosialisasi kepada
peserta terapi aktivitas kelompok sosialisasi
c. Menjelaskan tujuan diskusi
d. Mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada kelompok
terapi diskusi
e. Kotrak waktu
f. Menyimpulkan kegiatan
g. Menutup acara
4. Observer : Abdul
Bertugas :
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi dari awal sampai akhir
b. Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c. Mengobservasi perilaku pasien.
5. Pasien : dari kel lain
6. Narator: dari kel lain
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Klien Isolasi Sosial
Sesi 1: Klien Memperkenalkan Dirinya
A. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi.
B. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran
2. Ruangan yang tenang, nyaman, dan bebas dari kebisingan(tertutup)
C. Alat
1. Laptop dan Speaker
2. Lagu: Bahagia (Gamaliel Audrey Cantika)
3. Bola tenis
4. Notebook dan pen
5. Jadwal kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/roleplay
E. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Seleksi klien menurut indikasi yakni isolasi sosial: menarik diri
(Klien diseleksi menurut kasus yaitu isolasi social: menarik diri)
b. Kontrak kegiatan dengan klien
(Waktu trapi 45 menit)
c. Persiapan alat dan tempat pertemuan
(Fasilitator menyiapkan alat dan tepat)
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam
Leader: Assalamualaikum wr.wb. Pekenalkan saya perawat diah dan ini rekan
saya perawat mei sebagai Co Leader, Pearwat fadila sebagai fasilitator 1,
Perawat fani sebagai fasilitator 2 dan perawat abdul sebagai observer. Disini
kami yang akan menemani saudara-saudara semua untuk melakukan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi.
b. Evaluasi/Validasi: Terapis menanyakan perasaan peserta kegiatan
Leader: Selamat pagi ibu-ibu, bagaimana perasaanya hari ini?
c. Kontrak:
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
Leader: Baiklah sebelum melakukan terapi saya akan jelaskan tujuan
kegiatan ini, jadi tujuannya adalah Klien mampu memperkenalkan diri
dengan menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
Petunjuk:
a) Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
b) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda jika
ditemukan pada klien dan tanda x jika tidak ditemukan
c) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 dan 4 klien mampu dan
jika nilai 0,1,2 maka klien belum mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien ketika TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal.