Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI SESI KE-5

1. Topik : TAK Sosialisai sesi 5 : klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
dengan orang lain.

2.  Tujuan
1) Tujuan umum
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal..
2) Tujuan khusus
a. Klien dapat menyampaikan masalah pribadi
b. Klien mampu memilih satu masalah unuk dibicarakan
c. Klien mampu member pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih

3. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantung dan memiliki norma yang sama.(Stuart & Laraia, 001). Tujuan
kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah
perilaku yang detruktif dan maladaktif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari tiap
anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya. Kelompok berfungsi sebagai tempat
berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi aktifitas kelompok merupakan terapi manual, rekreasi, dan tekhnik kretif yang
sering dipakai sebagai terapi tambahan untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta
meningkatkan respon sosial serta harga diri (Wilson&Kneisl, 1992).
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan beriteraksi dengan orang lain.
Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan
untuk menghindari interaksi dngan orang lain. Dimana individu yang memiliki
mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan.
Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif, bila tidak segera
mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah
yang lebih banyak dan lebih buruk. Menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi ada
klien bisa dilakukan dengan pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Prabowo,
2014 : 239).
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya
dengan pemberian intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi, yang merupakan salah
satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktivitas secara kolektif dalam
rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal
pasien. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfaslitasi kemampuan klien
dalam meningkatkan sosialisasi
Alasan melakukan terapi kelompok ini adalah agar klien mampu membicarakan dan
menyelesaikan asalah pribadi dengan orang lain, tentu saja klien yang mengikuti therapy
ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

4. Klien
1) Karakteristik/ critera
a. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kemauan untuk melakukan interaksi interpersonal.
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berspons sesuai dengan
stimulus yang diberikan
2) Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok (Prabowo, 2014 :243).

5. Pengorganisasian
1) Waktu                        :  Jumat, 24 Juli 2020
Jam                            : 10.00-selesai
Lama                          : 20 menit
fase orientasi              : 5 menit
fase kerja                   : 10 menit
fase terminasi             : 5 menit
Tempat                       : Ruang Aula
2) Klien peserta TAK:
Ny. G
Ny. A
Ny. D
Ny. W
Ny. R

3) Tim terapis
Leader (Rijali Rahman)
a. Menjelaskan maksud dan tujuan terapi aktivitas kelompok.
b. Memotivasi anggota untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
c. Mengatasi masalah yang mungkin timbul antar klien dalam kelompok.
d. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib.
e. Memberikan reinforcement positif kepada klien
Co Leader (Muhaimin Jabar)

a. Menyampaikan info fasilitator kepada leader.


b. Mengingatkan leader bila permainan menyimpang.
c. Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan.
d. Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik.
e. Membacakan peraturan kegiatan.
f. Memberikan reinforcement positif kepada klien.
Fasilitator (Akhmad Kamal Qasthalani, Muhammad Azka Khaira)

a. Memotivasi klien yang kurang / tidak aktif dalam kegiatan


b. Memberikan contoh posisi duduk tegak, tatapan mata dan cara berkomunikasi
yang baik kepada klien.
c. Memberikan reinforcement positif kepada klien.
Observer (Muhammad Giffarie)

a. Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi.


b. Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai dengan
tujuan.
c. Mencatat perilaku verbal / non verbal klien selama berlangsung kegiatan dan
dilaporkan kepada leader.
4) Setting Tempat
Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan:

O L: Leader
F
L
CL: Co Leader
P
F: Fasilitator
CL
F
5) Metode O: Observer
P
a. Dinamika kelompok.
P: Pasien
b. Diskusi dan tanya jawab.
c. Bermain peran / stimulasi.
6) Alat Yang Digunakan
a. Papan tulis/flipchart/alat tulis.
b. Buku catatan & pulpen.
c. Jadwal kegiatan klien.

7) Langkah Kegiatan
a. Persiapan
a) Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan perubahan persepsi sensori
halusinasi.
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan peralatan dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis pada klien.
b) Perkenalakan nama dan pangilan terapis (pake papan nama )
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama )
c. Evaluasi /Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini?
d. Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-
suara yang di dengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 20 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
e. Tahap kerja
1. Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan dinyalakan. Saat musik
terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke pserta lain. Saat musik
dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk
menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan misalnya cara mencari teman,
setelah semua mendapat giliran. Tape recorder dihidupkan kembali dan edarkan bola.
Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran
untuk memilih masalah yang ingin dibicarakan dan setelah masalah ditentukan
memberikan pendapat.
2. Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu menghentikan. Saat musik
dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk
menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan.
3. Tulis topik pada white board. Topik yang disampaikan secara berurutan
4. Ulangi langkah a dan b sampai dengan peserta mendapat giliran
5. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tenis mendapatkan giliran untuk memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
6. Ulangi e sampai semuanya mendapat giliran
7. Terapis membantu menentukan topik yang paling banyak
8. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tenis mendapatkan giliran untuk memberi pendapat tentang topik
yang telah ditentukan
9. Ulangi h sampai semua mendapat giliran
10. Terapis memberi pujian, setiap kali pasien selesaimenceritakan perasaanya
(Prabowo,2014:265).
f. Tahap Terminasi
Evaluasi

1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK


2. Memberi pujian atas pencapaian kelompok
3. Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang masalah pribadi
4. Membuat kontrak kembali untukSESI 5 ± TAKS
TAK
KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP MASALAH PRIBADI
a. Kemampuan Verbal : menyampaikan topikberikutnya (Prabowo,2014:266).
No ASPEK YANG DINILAI Nama Pasien
Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi 1. Menyampaikan topik dengandilakukan menggunakan formulir
jelas dibawah ini pasa saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. 2. Menyampaikan topik secaraAspek yang dievaluasi adalah
ringkas kemampuan pasien sesuai tujuan TAK.
Untuk TAKS SESI 5, dievalusi kemampuan
verbal 3. Menyampaikan topik yangpasien menyampaikan, memilih, dan
relevan memberi pendapat tentang percakapan
mengenai masalah pribadi, serta kemampuan
nonverbal 4. Menyampaikan topik secara(Prabowo,2014:266).
spontan
JUMLAH

b. Kemampuan verbal : memilih topik


No ASPEK YANG DINILAI Nama Pasien

1. Memilih topik dengan jelas


2. Memilih topik secara ringkas
3. Memilih topik yang relevan
4. Memilih topik secara spontan
JUMLAH

c. Kemampuan verbal : memberi pendapat tentang masalah


No ASPEK YANG DINILAI Nama Pasien

1. Memberi pendapat dengan


jelas
2. Memberi pendapat secara
ringkas
3. Memberi pendapat yang
relevan
4. Memberi pendapat secara
spontan
JUMLAH

d. Kemampuan Non Verbal


No ASPEK YANG DINILAI Nama Pasien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
JUMLAH

Petunjuk :
a. Dibawah judul nama pasien : tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (ⱱ) jika
ditemukan pada pasien atau tanda (X) jika tidak ditemukan
c. Jumlahan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4,
pasien mampu : jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu
(Prabowo,2014:268).

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada
catatan proses keperawtan tiap pasien. Misalnya kemampuan
menyampaikan topik masalah pribadi yang akan dipercayakan 3, memilih
dan memberi mendapat 2, dan kemampuan non verbal 4. Untuk itu, catatan
keperawatan adalah pasien mengikuti TAKS sesi 5, pasien mampu
memilih dan memberi pendapat, tapi non verbal baik. Anjurkan atau latih
pasien untuk bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan perawat dan
pasien lain di ruang rawat (buat jadwal) (Prabowo,2014:268)
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Anna Budi.2005.Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta: EGC

Prabowa, E. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medical Book.

Anda mungkin juga menyukai