Anda di halaman 1dari 15

ISU-ISU, STRATEGI DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN

KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA DUKUNGAN TERHADAP ORANG YANG


TERLIBAT MERAWAT LANSIA DI INDONESIA

OLEH KELOMPOK 7 :

Kresensia Anne 032019014

Ira lomal 032019034

Ave maria 032019043

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
berkat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas kami ini yang berjudul “Isu-Isu, Strategi
Dan Kegiatan Untuk Promosi Kesehatan Dan Kesejahteraan Lansia Serta Dukungan Terhadap
Orang Yang Terlibat Merawat Lansia Di Indonesia”. Dengan baik tepat pada waktunya.Tidak
lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan tugas kami ini.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


tugas kami ini, namun kami menyadari bahwa di dalam tugas yang telah kami susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan
dari para pembaca demi tersusunnya tugas tugas kami di waktu yang akan datang. Akhir kata,
kami berharap agar tugas kami ini bisa memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.
Terimakasih.

Kamis, 25 Agustus 2022

Kelomok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan ……................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Isu Isu keperawatan dalam lansia …………………………………………… 4


2.2 Dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia …………………. 7
2.3 Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia……………. 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan. Keinginan
semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan
penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia harapan hidup penduduk yang
semakin meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak tampak
mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan
mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan
gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau
mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.

Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit
yang sering menghinggapi kaum lanjut usia dengan penurunan kualitas hidup sehingga status
lansia dalam kondisi sehat atau sakit.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa isu-isu kesehatan dalam merawat lansia?
 Apa strategi dan kegiatan untuk kesejahteraan lansia?
 Apa dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia di Indonesia?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui isu-isu kesehatan dalam merawat lansia
 Untuk mengetahui strategi dan kegiatan untuk kesejahteraan lansia
 Untuk mengetahui dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia di
Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isu Isu keperawatan dalam lansia

a). Masalah kehidupan sexual

Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang adalah mitos
atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada suami isteri
yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahuntahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan
pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa
maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional
secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.

b). Perubahan perilaku

Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya
kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas
emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.

c). Pembatasan fisik

Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal
mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain.

d). Palliative care

Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut ditujukan
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena polifarmasi dapat
menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien
dengan gangguan jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic
berfingsi untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan
digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi.
Dan efek samping Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang
menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.

e). Penggunaan obat

Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan persoalan yang
sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia
adalah terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek
samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal
ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk
diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam
pengobatan adalah :

a. Bingung

b. Lemah ingatan

c. Penglihatan berkurang

d. Tidak bisa memegang

e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.

f). Kesehatan mental

Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental. Semakin
lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan
berkurangnya integrasi dengan lingkungannya (Nindi imon, dkk 2019).
2.2 Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

a) Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia

Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup
mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi
kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi
dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal – hal yang
membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali
dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan.

Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia
untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa
percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit.
Apabila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam
mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan
kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku
beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut
usia. Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan

1. Meningkatkan kemampuan fungsional

2. Memperpanjang usia hidup

3. Meningkatkan dan menurunkan penderita

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu pendekatan


multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan
komunitas (Nindi imon, dkk 2019).

b). Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau keluarga


dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kompetensi individu atau
keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan promosi kesehatan dan
perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam
membuat keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam
intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga
adalah :

a. Skrining kesehatan

b. Modifikasi gaya hidup

c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )

d. Konseling

e. Kelompok pendukung

f. Pelayanan kesehatan primer

g. Imunisasi

h. Keamanan di rumah

i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau bantuan rumah
tangga )

j. Makanan yang dikirimkan ke rumah

k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )

l. Manajemen kasus

m. Bantuan pemeliharaan di rumah (Nindi imon, dkk 2019).

c) Intervensi berfokus pada komunitas

Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada lansia
komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di komunitas. Tujuan
intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas
terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya
mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas. Intervensi di komunitas
terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang
memengaruhi lansia di komunitas.

Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

 Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada masyarakat


lansia.
 Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older American
Month ( bulan lansia Amerika )
 Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan pusat
informasi lokal, botlines telepon atau situs internet
 Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia sepertimempertahankan atau
memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah Kolaborasi dengan
universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek pemukiman lansia serta organisasi
komunitas lain yang tersedia untuk memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
subkelompok asia
 Aktivitas pencegahan kejahatan
 Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas (Nindi imon, dkk
2019).

d). Kemitraan dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons
terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan mereka.
Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan komunitas harus
memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan. Keterlibatan lansia
dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang
esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika
lansia dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan
ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara lain:

1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja, senior center,
dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program

3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok

4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan tidak adekuat
( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan makalah, penggunaan
ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang adekuat.

5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk berespons

6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup

7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat 8

. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi

9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman pada para
lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi baru atau informasi
yang masih meragukan mereka

10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat

11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta kebijakan
yang memengaruhi lansia (Nindi imon, dkk 2019).

2.3 Dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia

Menurut WHO (World Health Organizaion) strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri
dari 3 hal, yaitu :

1). Advokasi (Advocacy)

Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
penjabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
2). Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan
utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.

3). Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat


langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri atau visi promosi kesehatan (Anggi
Masnaani, 2019).

3). Dukungan terhadap orang yang terlibat dalam merawat lansia di Indonesia

1). Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Bentuk
Dukungan Keluarga Caplan dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki
beberapa bentuk dukungan yaitu :

a. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi
tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat
digunakan mengungkapkan suatu masalah.

b. Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi
pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga
diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.

c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya
kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat serta terhindarnya
penderita dari kelelahan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dukungan keluarga dapat
berupa pemenuhan gizi lansia, perhatian terhadap kondisi fisik atau penyakit yang
diderita oleh lansia, hingga aktivitas fisik yang harus tetap dilakukan oleh lansia untuk
menjaga kebugaran tubuhnya.

d. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta
membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi
dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,
mendengarkan dan didengarkan.

e. Dukungan dari pihak-pihak terkait :

 Pemerintah Pemerintah : sebagai pusat kekuasaan yang memiliki kewenangan


dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pelayanan
sosial lanjut usia termasuk penelitian dan pengembangan sosial lanjut usia serta
pendidikan dan pelatihan pelayanan sosial lanjut usia akan sangat berpengaruh
terhadap program dan kinerja sebab pihak Provinsi Riau akan melaksanakan
kegiatan berdasarkan serta mengacu pada aturan dan kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
 Pemerintah Provinsi Pemerintah provinsi : berpengarauh untuk menangani
komunikasi dan koordinasi skala luas dan urusan wilayah terkait dengan
pelaksaan program dan kegiatan pelayanan bagi lanjut usia serta pemerintah
provinsi akan memberikan dukungan melalui Dinas Sosial Provinsi sebagai
pelaksana kegiatan di bidang sosial bagi lanjut usia.
 Pemerintah Kabupaten/Kota Kabupaten /Kota : sebagai pondasi dari pemerintah
lokal/daerah, ditunjuk untuk menangani urusan-urusan lain selain yang menjadi
urusan provinsi dalam pelaksanaan program dan kegiatan pelayanan bagi lanjut
usia.
 Dinas-dinas Pemerintah dan lembaga lainnya : Dukungan dari seluruh dinas dan
lembaga tersebut berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari
segi pelayanan kesehatan dan juga pengembangan ilmu pengetahuan mengenai
lanjut usia.
 Masyarakat : banyak memberikan bantuan berupa uang dan barang untuk para
lanjut usia. Kemudian keikutsertaan masyarakat untuk mendukung pelayanan
pemenuhan kebutuhan dan pemecahan lanjut usia baik yang berada di dalam
maupun di luar ( Miranty R. Lestari, 2017).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan. Keinginan
semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan
penuh makna. . Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem
akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Menua bukanlah suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Promosi kesehatan menekankan
pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari
penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens
karsinogenik toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar.
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang
sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Nindi imon, dkk 2019 Isu-Isu, Strategi, Dan Kegiatan Promosi Kesehatan Dan Kesejahteraan
Lansia Serta Dukungan Terhadap Yang Terlibat Merawat Lansi Manado : Indonesia.

Ayu Nurmalasari. 2020. Bentuk Dukungan Keluarga Terhadap Sikap Lansia Dalam Menjaga
Kesehatan Mentalnya Kabupaten Jember : Indonesia.

Andi Masnaani, 2018. Strategi Promosi Kesehatan Makassar : Indonesia.

Miranty R. Lestari, 2019. Strategi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Bagi Lanjut Usia di UPT
PSTW Khusnul Khotimah Provinsi Riau. FISIP Riau : Indonesia.

Nurrohmi 2020, Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Lansia Jurnal Ilmiah Rehabilitasi Sosial Vol.2,
No. 1, Juni, 2020

Anda mungkin juga menyukai