Anda di halaman 1dari 7

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen : Andi Amalia Wildani,S.Kep,Ns,M.Kep.

POAC

(PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLING)

KELOMPOK 4

Nama : Gustiayu Abdulwahab


Nim : (NH0116057)
Kelas : A2 /2016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
POAC

A. Fungsi perencanaan (planning)


Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang-matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. (Siagian,
1990). (Setiadi 2016)
Suatu rencana dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat
b. KesederhanaanFleksibilitas.
c. Rencana yang pragmatic.
d. Rencana sebagai instrument peramalan masa depan.(Setiadi 2016)
B. Fungsi pengorganisasian (Organizing)
Suatu rencana yang telah dirumuskan akan ditetapkan sebagai hasil
penyelenggaraan fungsi organic perencanaan, dan dilaksanakan oleh sekelompok orang
yang tergabung dalam satuan-satuan kerja tertentu. Diperlukan berbagai pengaturan yang
menetapkan bukan saja wadah tempat berbagai kegiatan akan diselenggarakan, tetapi
juga tata karma yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi dengan orang-orang
lain, baik dalam satu-satuan kerja tertentu maupun antar kelompok yang ada. (Setiadi
2016)

Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun


semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi dan memanfaatkannya
secara efisien untuk mencapai tjuan organisasi dengan mengintegrasikan semua semua
sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Istilah organisasi
mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga
atau kelompok organisasi fungsional, misalnya sebuah rumah sakit, puskesmas, sebuah
perkumpulan, badan-badan pemerintahan dan lain sebagainya. Kedua, merujuk pada
proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para
anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan
organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama . dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan
apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya
pada tujuan. (Setiadi 2016)

C. Pengarahan (actuating)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka
mampu bekerja secara optimal dalam melaksanakan tugas – tugasnya sesuai dengan
ketrampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya kejelasan
komunikasi, pengembangan motivasi yang efektif. Pelaksanaan pengarahan (actuating)
merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen,, karena merupakan
pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai
dari tingkat teratas sampai terbawa, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai
rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. (Setiadi 2016)

D. Pengendalian (controling)
Pengendalian (controling) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah di susun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi. Pengawasan (controling) dapat dianggap sebagai aktivitas
untuk menentukan, mengoreksi penyimpangan – penyimpangan penting dalam hasil yang
dicapai dar aktivitas – aktivitas yang direncanakan. (Setiadi 2016)
1. Perencanaan pencegahan nyeri post operasi apendektomi (PLANNING)

Apendisitis merupakan masalah yang serius yang harus dicegah sedini mungkin
dan salah satu cara untuk menyembuhkan apendisitis adalah dengan apendiktomi atau
bedah mayor pada apendiks (Price & Wilson, 2006). Tindakan operasi pada pasien
apendisitis banyak menimbulkan dampak biopsikososial spiritual, salah satunya
gangguan tidur yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya nyeri pada luka
post operasi, lingkungan yang kurang nyaman, kecemasan karena rasa nyeri postoperasi
(Sudarsono, 2013).

Appendektomi merupakan pengobatan melalui prosedur tindakan operasi hanya


untuk penyakit appendiksitis atau pengangkatan usus buntu yang terinfeksi.
Appendiktomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi lebih
lanjut (komplikasi) seperti peritonitis atau abses (Marijata, 2006). Hasil survey
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 Angka kejadian
appendiksitis di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di
Indonesia, jumlah pasien yang menderitapenyakit apendiksitis berjumlah sekitar 7% dari
jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 179.000 orang. Dari hasil Survey Kesehatan
RumahTangga (SKRT) di Indonesia, apendiksitis akut merupakan salah satupenyebab
dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan operasi kegawat daruratan
abdomen. Insidensi apendiksitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus
kegawatan abdomen lainya (Depkes, 2008). Kejadian apendisitis dapat disembuhkan
dengan pembedahan atau apendektomi. Namun, tindakan pembedahan tersebut dapat
menimbulkan nyeri post operasi apendektomi menurut (WHO) World Health
Organization (2002), kejadian kasus nyeri post operasi terdapat sekitar 50.000 kasus yang
mengalami sensasi nyeri. Terdapat 88% tindakan yang diberikan untuk mengurangi nyeri
yaitu pemberian analgetik dan pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam hanya terdapat
12% kasus (Pieter, 2005).(Nurul Haflah, S.Kep. 2014)

Apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun yang paling sering terjadi pada
usia dewasa dan remaja muda. Angka mortalitas penyakit ini tinggi sebelum era
antibiotik (Price & Wilson, 2005). Apendektomi adalah pembedahan untuk mengangkat
apendiks yang meradang (Brunner & Suddarth, 2002). Jadi post operasi appendektomi
adalah masa dimana klien telah mengalami operasi pengangkatan.(Nurul Haflah, S.Kep.
2014)

1. Membuat organisasi perencanaan pencegahan dan penanganan nyeri post operasi


apendektomi
Yang akan dilakukan penulis jika penulis merupakan pihak terkait, maka
penulis akan membuat organisasi yang dikepalai oleh masing – masing kesehatan
terpilih dalam menangani kasus nyeri post operasi apendektomi. Setiap ketua yang
membidangi masing – masing keahlian bertanggung jawab penuh atas berhasil atau
tidaknya sebuah kegiatan.

Langkah yang akan diberikan yaitu :

a. Teknik relaksasi

Tehnik relaksasi merupakan tindakan keperawatan untuk mengurangi nyeri


dengan cara merelaksasikan ketegangan otot. Tehnik relaksasi adalah tindakan
relaksasi otot rangka yang dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri (Tamsuri, 2007).
Tehnik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi
lambat, dan berirama. (Zees 2012)

Menurut Potter & Perry (2005), menjelaskan bahwa relaksasi merupakan


kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stress fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat indvidu
dalam kondisi sehat atau sakit. Teknik relaksasi tersebut merupakan upaya
pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali. Teknik relaksasi mungkin
perlu diajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang optimal, klien yang telah
mengetahui teknik ini mungkin hanya perlu diinstruksikan menggunakan teknik
relaksasi untuk menurunkan atau mencegah meningkatnya nyeri. (Nurul Haflah,
S.Kep. 2014)
Setiap kepala ruangan rumah sakit yang terpilih akan diberikan tugas untuk
meminimalkan nyeri pada post operasi apendektomi dengan melakukan
sosialisasi.

2. Membuat target agar berkurangnya nyeri pada post operasi apendektomi


Dengan memasang target yang akan dilakukan, maka diharapkan kepada seluruh
kepala ruangan dapat melakukan cara yang signifikan untuk menekan nyeri post
operasi apendektomi.

3. Melakukan sosialisasi akan dampak nyeri pada post operasi apendektomi


Sosialisasi akan dilaksanakan oleh ahli kesehatan di lingkungan rumah sakit dengan
bantuan izin dan kerjasama dengan pemerintah untuk mengurangi angka infeksi
terhadap nyeri post operasi apendektomi. Dimana dalam suatu keluarga harus ada
yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

2. Pengelompokkan (Organizing)
Kegiatan pengelompokkan dilakukan sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan akan dampak nyeri post operasi apendektomi
b. Membuat organisasi perencanaan, pencegahan, serta penanganan terhadap nyeri
post operasi apendektomi
c. Memasang target pengurangan jumlah infeksi terhadap nyeri post operasi
apendektomi.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2016. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN (Teori Dan


Aplikasi Praktek Bagi Mahasiswa Dan Perawat Klinis). Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Nurul Haflah, S.Kep., Ns. 2014. “14,544 > X2.” Hubungan motivasi klien dan teknik relaksasi
nafas dalam dengan intensitas nyeri pada klien post operasi apendektomi VII(2): 69–78.
Zees, Rini Fahriani. 2012. “Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada
Pasien Apendektomi Di Ruang G2 Lantai Ii Kelas Iii BLUD RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo.” : 640–45.

Anda mungkin juga menyukai