Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal
masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat
inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang
menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di
rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.
Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah
konsep baru dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek
keperawatan komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859
yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool, England dan juga
Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan
memberikan pengobatan kepada pasien (masyarakat) yang mengalami
sakit terutama terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah,
kondisi sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga
beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi yang umum
ditemukan di masyarakat. Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia
adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat
rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program
kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 %
menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta
91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah
memerlukan ijin oprasional.
Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day
Care atau pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka
waktu pendek (relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut
penelitian hampir 70% rumah sakit Indonesia menerapkan sistem one day
care. Pelayanan One Day Care menghindarkan pasien dari terjadinya

1
infeksi nosokomial karena pasien tidak perlu di rawat lama di rumah sakit
sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh pasien.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah home care nursing
2. Untuk mengetahui konsep home care nursing
3. Untuk mengetahui peran perawat dalam pelayanan home care nursing
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain yaitu:
1. Agar memahami tentang sejarah home care nursing
2. Agar memahami konsep home care nursing
3. Agar mengetahui peran perawat dalam pelayanan home care nursing.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah:
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan
manfaat
sistematika penulisan
BAB II Tinjauan teoritis
BAB III Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. SEJARAH HOME CARE NURSING


Home care nursing mulai berkembang sejak tahun 1700-an dengan
pelayanan home visit pada keluarga yang kurang mampu. Boston
dispensary,merupakan lembaga yang pertama kali memberikan pelayanan
dengan konsep home di amerika serikat pada tahun 1796. Home care
berkembang dari konsep nursing home visit yang dikenal dengan istilah
dengan district nurse yang dededikasikan kepada florence neghtingale
yang ditujukan kepada para pasien yang dirawat dirumah (rice,2006).
Pada tahun 1877the women’s branch yang ada di new york yang
memulai memperkerjaan lulusan perawat untuk merawat orang sakit
dirumah. Sedangkan di boston sejak tahun 1886 telah berdiri kumpul
kelompok relawan yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari terbentuknya
visiting nurse assocations ( VNAs).
Sejak 1893,lillian ward dan mary brewster mengembangkan home
care yang berkerja untuk memenuhi kebutuhan kesehatan diwilayah ner
tork city.sampai tahun 1909. Di new york sudah ada hampir 565 lembaga
pelayanan home care yang menyerap hampir 1416 perawat home care .
sejak berakhirnya perang dunia II,home care berkembang dengan sangat
pesat sebagai bentuk refleksi kebutuhan masyarakat ( Rice ,2006).
Di indonesia ,home care telah diperkenalkan sejak tahun 1974 oleh
almarhum ibu jenderal A.H. Nasution yang ketika itu lebih berfokus pada
pemberian makanan bergizi kepada lanjut usia. “pendampingan dan
perawatan sosial lanjut usia di rumah” atau yang dikenal dengan program
home care kini telah berkembang pesat ditengah-tengah masyarakat
indonesia dalam beberapa tahun terakhir ( direktorat pelayanan sosial
lanjut usia ,2014.
Lahirnya permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik
keperawatan telah memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan
praktik perawat dirumah yang bisa dilakukan oleh perawat. Permekes No

3
28 tahun 2011 secara ekplisit menyebutkan bahwa home care menjadi
bagian pelayanan terintegrasi dari klinik. Dengan demikian,dari
sejarahnya.home care merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengembangan pelayanan keperawatan yang bermutu dan menjadi salah
pilihan dalam pelayanan kesehatan. Dalam permenkes RI no.75 tahun
2014 tentang pusat kesehatan masyarakat mengatakan bahwa salah satu
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan home care.

B. PRESPEKTIF HOME CARE NURSING


1. Perspektif sosial
Sebelum tahun 1960-an perawatan dirumah dipandang sebagai
pelayanan masyarakat. Meskipun keperawatan kesehatan masyarakat
berfokus pada promosi kesehatan,home care nursing khusus berfokus
pada pemulihan kesehatan dan perawatan pasien yang sakit. Salah satu
lambaga seperti visiting nurse Associations ( VNAs) memiliki misi
yang penting yaitu memberikan perawatan dirumah yang berkualitas
kepada semua pasien tanpa memperhatikan kemampuan pasien untuk
membayar jasa pelayanan ( rice,2006).
Home care menjadi sebuah pilihan yang cukup baik sebagai salah
satu model dalam pemberian pelayanan kesehatan yang cepat,
terjangkau yang akan memberikan dampak luas dalam peningkatan
pelayanan sehingga dapat memengaruhi mutu pelayanan kesehatan.
Sebelum tahun 1960-an, home care masih digolongkan sebagai
pelayanan sosial pemerintah yang berbasis komunitas yang lebih fokus
pada upaya pencegahan untuk keluarga misikin serta rentan. Namun
saat ini home care merupakan model pelayanan yang lebih banyak
mengarah ke private service yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan sebagai dampak dari perubahan demografi dan
epidemiologi. Semakin banyaknya lansia, meningkatkan penyakit
degeratif kronis, serta semakin terbatasnya kesempatan keluarga untuk
mendampingi anggota keluarga yang sakit akibat pergeseran sosial dan

4
budaya (seperti tuntutan pekerjaan, tuntutan jarak tinggal dan
keterbatasan waktu ), menyebabkan tenaga perawat sangat dibutuhkan
untuk menggantikan posisi keluarga tersebut ( suardana,2013-an)
2. Perspektif teknologi dalam home care
Kemajuan teknologi yang sangat pesat sangat menunjang dalam
pelayanan home care nursing. Kemajuan teknologi memudahkan
seorang perawat home care dalam mencari artikel dan jurnal terkait
dengan pelayanan home care, sehingga meningkatkan pengetahuan dan
wawasan perawat home care dalam memberikan pelayanan (
parellangi,2015 ).
Kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi pelayanan
kesehatan memungkinkan pelayanan home care semakin
berkembang.perkembangan teknologi komunikasi memungkinkan
pasien, keluarga dan perawat da[at melakukan aktivitas pelayanan
dengan semakin baik. Penggunaan personal digital Assistance sangat
membantu dalam melakukan telemonitoring, konsultasi dan,
dokumentasi tindakan perawatan yang dilakukan ( rice,2006 ).
Dampak positif dari kemajuan teknologi dalam pelyanan home
care,yaitu:
a. Meningkatkan kualitas tingkat layanan pada pasien dengan
penyakit kronis di rumah.
Contoh : peritonial hemodialisis.
b. Manjuan teknologi dapat membantu dalam memberikan
pelayanan pada pasien dengan keterbatasaan fisik dan finansial.
Contoh : penggunaan berbagai model bed pasien.
c. Mengurangi kerugian sosial dan ekonomi akibat pelayanan
kesehatan.
Contoh : keluarga tidak perlu kehilangan pekerjaan karena
harus menjaga pasien dirumah sakit
d. Melakukan manajemen pemenuhan berbagai kebutuhan pasien
dirumah.

5
Contoh : seluruh kebutuhan dasar pasien bisa dipenuhi secara
professiona;.
e. Melakukan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan terhadap pelayanan home secara personal.
Contoh : pasien bisa memilih perawat yang berkualitas sesuai
dengan standar yang dibutuhkan pasien.

C. DEFINISI
Home care nursing adalah pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas kepada pasien dirumah yang diberikan secara intermittent atau
part time ( rice,2006). Home care adalah sistem dimana pelyanan
kesehatan dan pelyanan sosial diberikan dirumah kepada orang-orang
cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya( nies,M.A and Mc Ewen,2001 ).
Dapertemen kesehatan RI ( 2002), mengatakan bahwa home care
adalah pelayanan kesehatan yang berkesenabungan dan komperhensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal merekan
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit.
Home care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan oleh
profesional di tempat tinggal pasien ( dirumah ) dengan tujuan membantu
memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dilaksanakan oleh tim kesehatan profesional dengam melibatkan anggota
keluarga sebagai pendukung di dalam proses perawatan dan penyembuhan
pasien sehingga keluarga bisa mandiri dalam mengatasi masalah
kesehatannya ( parellangi,2015).

D. MODEL/TEORI-TEORI HOME CARE NURSING


Teori dikembangkan dari refleksi terhadap hidup dan pengalaman
kerja yang diperoleh dari riset. Model disusun dalam bentuk konsep batasa
kerja, sistem,model yang menggambarkan fenomena yang diamati yang

6
menggambarkan satu proses sistematis,geralisasi hipotesis,prose
danevaluasi teori penting dipahami untuk :
1. Mengarahkan batasan praktik professional.
2. Menggambarkan hubungan antara pasien dan perawat.
3. Mengarahkan cara berpikir sesuai dengan pengalaman yang dimiliki
oleh pasien dan perawat.
4. Sebagai pemicu dalam pelaksanaan penelitian keperawatan
5. Memberi petunjuk tentang peran yang harus dilakukan dalam
pelayanan kesehatan ( risce,2006).

Adapun model/teori-teori yang mendukung home care nursing, yaitu


sebagai berikut :

1. Florence nightingale
Florence Nightingle sebagai peletak dasar keperawatan modern
menjelaskan bahwa sakit merupakan prose perbaikan ( reparative )
yang tidak selalu diikuti oleh suatu proses ketakutan. Nightingale
menjelaskan dalam teori envirinment-nya,bahwa penyakit merupakan
suatu proses ujian alam sebagai bentuk perusaka suatu proses ujian
alam sebagai bentuk perusakan yang sebelumnya akan ditunjukkan
dalam bentuk tanda-tanda penurunan, bukan penyakit semata.
Nightingale menjelaskan tentang pentingnya pengaruh lingkungan
dan kebersihan dalam memperbaiki kesehatan pasien dengan
memperhatikan lima komponen berikut:
a. Udara yang alami.
b. Air yang sehat.
c. Drainase yang baik.
d. Kebersihan lingkungan.
e. Cahaya yang cukup.

Contoh aplikasi teori florence Nightingale dalam pelayanan home


care nursing yaitu sebagai dasar dalam pengendalian penyakit dan
menciptakan lingkungna yang aman dan nyaman bagi pasien seperti :

7
a. Memilih dan mengatur ruangan perawatan dirumah.
b. Menjaga kebersihan tempat tidur
c. Menjaga kebersihan lingkungan tempat perawatan pasien
d. Mengatur ventilasi
e. Mengatur pencahayaan ruangan
f. Memonitor kelancaran drainase rumah
g. Menguramgi risiko penularanan penyakit.
2. Science of unitary beings
Kajian teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah
makhluk yang senantiasa berintraksi dengan alam. Interaksi ini
menghasilkan pola energi. Berdasarkan teori rogers, sakit timbul akibat
ketidakseimbangan energi penanganan dengan metode terapi
modalitas/komplementer. Dasar teori rongers adalah ilmu tentang asal
usul manusia dan alam semesta,seperti antropologi ,sosiologi, agama,
filosofi,perkembangan sejarah, dan mitologi. Teori rongers berfokus
pada proses kehidupan manusia secara utuh.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian untik,
anatara satu dan lainnya berbeda di bebrapa bagian. Selain itu
masing0masing mempunyai perbedaan sifat-sifat khusus yang
signifikan. Jika dilihat dari ilmu pengetahuan suatu sebsistem,maka
memperhatikan sifat-sifat dalam sistem kehidupan manusia metupakan
hal yang tidak efektif. Asumsinya adalah, individu dan lingkungan
saling tukar- ,menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa
individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor ekstrenal,
sedangkan bagi individu lain merupakan saru kesatuan yang utuh dari
semua hal.
Contoh aplikasi teori teori science of unitary human beigngs dalam
pelyanan home care nursing,yaitu :
a. Terapi komplementer alternatif berbasis biologis ( herbal dan
suplemen )
b. Terapi komplementer alternatif berbasis energi ( prana,reiki,qi-
gong,infrared).

8
c. Terapi koplementer alternatif berbasis body manipulasi (
massage, shiatsu, refleksi, akupresur, bekam dan akupunture)
d. Terapi komplementer alternatif alternatif berbasis mind and
body ( meditasi,terapi tertawa,yoga dan story telling )
e. Sistem terapi seperti ayur wedha atau obat tradisional cina.

3. Trancultural Nursing
Teori ini berasal dari dispilin ilmu antropologi dan dikembangkan
dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya
perbedaan nilai-nlai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Aplikasi teori transkuktural nursing dalam pelayanan home care
nursing pada pasien harus memperhatikan aspek budaya yang diyakini
pasien, seperti/;
a. Filosofi dan keyakinan pasien.
b. Pandangan hidup pasien.
c. Pendidikan .
d. Pekerjaan.
e. Kekerabatan.
f. Teknologi.
g. Regulasi.
4. Self-Care Deficit Theory Of Nursing
Self –care defisit theory of nursing yang dikembangkan oleh orem
terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan yaitu:
a. The theory of self care
Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanaan akitivitas
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.
Kemampuan perawatan diri ( self-care agency) adalah
kemampuan individu untuk terlibat dalam proses perawatan
diri.
b. The theory of self-care deficit

9
Teori self care dificit diterapkan bila anak belum dewasa,
kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan
sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
aan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai
penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-
keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
c. The theory of nursing system
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktik
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan
koordinasi untuk mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care
demand) pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol
latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien
(self-care agency).
Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem
keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai
syarat pemenuhan perawatan diri:
1) Wholly compensantory system
2) Partly compensatory system
3) Supportive eduactive system
Contoh aplikasi teori self care deficit dalam pelayanan
home care nursing yaitu perawat home care membantu
pemenuhan kebutuhan dasar pasien berdasarkan:
a) Wholly compesantory
Pasien dengan ketergantungan penuh dan harus dirawat
secara penuh oleh perawat home care.
b) Partly compensatory
Pasien dengan ketergantungan sebagian hanya
memerlukan penanganan secara parsial, apakah hanya

10
16 jam, 8 jam atau hanya untuk tindakan keperawatan
tertentu.
c) Supportive educative
Perawat membantu sebagai konsultan membantu pasien
dalam mengambil keputusan.

Perawat home care mengajarkan kepada keluarga


terkaitt pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga
terjadi alih peran guna meningkatkan kemandirian keluarga
dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(Parellangi, 2015).

5. Health Expanding Consciusness


Menurut Margaret Newman, tugas seorang perawat dalam
melakukan home care bukan saja membantu mengatasi masalah yang
muncul sebagai respons dari penyakit yang dialami, perawat juga
diharapkan membantu mencari penyebab terjadinya masalah dan
membantu pasien mencari penyebab terjadinya masalah dan
membantu pasien dan keluarga mencari jalan keluarnya.
6. Human Caring
Perawat merupakan profesi yang dalam melakukan pelayanan
senantiasa mengedepankan kepedulian, moralitas., dan kasih sayang.
Selain itu, intelektualitas juga bagian yang harus dikdepankan.
Perawat dalam memberikan layanan hendaknya mengedepankan nilai-
nilai kemanusiaan dengan selalu memberikan perlindungan,
membantu penyembuhan dan mengedepankan niali-nilai
kaemanusiaan dalam membantu pasien menghadapi penyakitnya.
Konsep dari Watson ini menekankan bahwa penyakit terjadi
disharmoni antara fisik dan pikiran serta jiwa. Untuk itu ditekankan
bahwa penanganan pasien secara holistik menjadi hal yang sangat
penting dalam home care (Suardana, 2013).

11
E. TUJUAN HOME CARE NURSING
Tujuan dari pelayanan home care nursing adalah untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian, serta meminimalkan dampak dari penyakit untuk mencapai
kemampuan individu secara optimal dalam jangka waktu yang lama secara
komperhensif dan berkesinambungan (Triwibowo, 2012).
Menurut Parellangi (2015), tujuan dari pelayanan home care
nurisng yaitu;
1. Umum : meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secra
komperhesnsif dan berkesinambungan.
2. Khusus:
a. Meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan.
b. Mengoptimalkan tingkat kemandirian klien dan keluarganya.
c. Meminimalkan akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan
yang dialami klien.

F. MANFAAT HOME CARE NURSING


Manfaat hoem care nurisng bagi pasien, yaitu:
1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprehensif.
2. Pelayanan lebih profesional.
3. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan dibawah
naungan legal dan etik keperawatan.
4. Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien akan lebih
nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional
(Tribowo, 2012).

G. PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN HOME CARE NURSING


1. Patient educator
Peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk caregiver,
keluarga atau pasien agar mereka ampu melakukan peanganan
terhadap masalah yang diahadapi. Perawat wajib memberikan

12
informasi yang cukup terkait manajemen kasus yang ditangani dan
membimbing mereka memilih tindakan yang tepat.
2. Patient advocate
Sebagai bagian dari perilaku caring terhadap pasien, perawat
merupakan advokat, yang tidak saja memastikan bahwa tindakan telah
dilakukan dengan benar, tetapi juga memastikan bahwa tindakan
tersebut dilakukan dengan memperhatikan nilai nilai kemanusiaan dan
menjaga hak pasien.
3. Case Manager
Perawat berperan melakukan pengkajian, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada pasien.
4. Spritual-Aesthetic Communer
Perawat home care akan menghadapi pasien yang memiliki berbagai
latar belakang kondisi dan prognosis penyakit. Model ini dilakukan
ketika kata-kata sudah tidak mampu lagi untuk mengungkapkan
perasaan antara pasien dan perawat.

H. KETERAMPILAN DASAR YANG HARUS DIMILIKI DALAM


PELAYANAN HOME CARE NURSING
1. Keterampilan pengkajian dan evaluasi
Kemampuan mengkaji dan mengevaluasi menjadi dasar dalam
melakukan perubahan terhadap rencana tindakan yang akan dilakukan,
baik menyangkut jenis tindakan, frekuensi, tindakan maupun
kebutuhan terhadap konsultasi dan referal yang tepat (suardana,2013).
2. Keterampilan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang baik akan mampu menjaga hubungan antara perawat
dengan pasien dan perawat dan multi disiplin lainnya yang memiliki
berbagai macam latar belakang. Intinya komunikasi merupakan dasar
dari estetika home care.
3. Pengambilan Keputusan
Merawat pasien di rumah pasien yang jauh membutuhkan tanggung
jawab khusus yang cukup berat. Perawat harus tau kapan waktunya

13
menghubungi dokter, mengirim pasien kerumah sakit. Untuk itu
seorang perawat home care harus mampu mengambil keputusan.
4. Kemampuan Dokumentasi
Perawat Home Care harus memiliki kemampuan pencatatan yang baik
terkait dengan tindakan yang dilakukan maupun kondisi pasien
5. Kemampuan berfikir fleksibel, kritis, dan kreatif
Bekerja pada lingkungan yang tidak terkontrol, peralatan terbatas
tenaga terbatas memerlukan fleksibilitas dalam melakukan tindakan,
kritis dalam berfikir dan kreatif dalam membuat teknik-teknik khusus
sesuai dengan kondisi yang ada.
6. Mengatur diri
Perawat home care harus mampu mengatur dirinya sendiri, mampu
mengenal keluarga dan pasien dengan lebih baik. Mengatur kapan
seharusnya melakukan pengkajian, melakukan tindakan, mengatur ku
njungan dan melakukan koordinasi dengan disiplin karena perawat
adalah manager dari home care.
7. Penanganan kegawat daruratan
Situasi kegawat daruratan bisa terjadi kapan saja pada pasien, baik
dalam bentuk kedaruratan nafas, kardiovaskuler, neuro, maupun
psikiatri oleh karena itu seorang perawat home care harus memiliki
kemampuan pemberian bantuan hidup dasar (suardana,2013).

I. STANDAR PRAKTIK HOME CARE NURSING


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan
oleh setiap tenaga profesional. Standar praktik keperawatan
mengidentifikasi harapan minimal bagi perawat profesional dalam
memberikan asuhan keperawatan yang aman dan etis (Sumijatun,
suliswati, payapo, maruhawa, dan sumartini 2006)
Standar praktik pelayanan kesehatan rumah dikembangkan oleh
American Nurse Association 1986 dalam sumijatun et all (2006)

14
J. JENIS PELAYANAN HOME CARE
Menurut Rice (2006) , Jenis kasus yang dapat dilayani pada
perawatan kesehatan dirumah meliputi kasus kasus yang umum pasca
perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang dijumpai di
komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan dirumah sakit
adalah, klien dengan penyakit gagal jantung, klien dengan gangguan
oksigenasi, klien dengan perlukaan kronis, klien dengan diabetes, klien
dengan gangguan fungsi perkemihan, klien dengan kondisi pemulihan
kondisi atau rehabilitas, terapi cairan infus , fungsi persyarafan, serta klien
dengan HIV/AIDS. Sedangkan dengan kasus khusus meliputi klien dengan
post partum, klien dengan gangguan kesehatan mental,klien dengan
kondisi usia lanjut, klien dengan kondisi terminal, dan klien dengan
penyakit obstruktif paru kronis.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Home care nursing adalah pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas kepada pasien dirumah yang diberikan secara intermittent atau
part time (Rice, 2006). Home care adalah sistem dimana pelayanan
kesehatan dan pelyanan sosial diberikan dirumah kepada orang-orang
cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya( nies,M.A and Mc Ewen,2001 ).
Menurut Parellangi (2015), tujuan dari pelayanan home care
nurisng yaitu;
Umum : meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secra
komperhensif dan berkesinambungan.
Khusus:
a. Meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan.
b. Mengoptimalkan tingkat kemandirian klien dan keluarganya.
c. Meminimalkan akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan
yang dialami klien.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini harus sesuai dengan sistematika penulisan
agar isi dari makalah dapat dimengerti dan sesuai dengan urutan isi
makalah. Selain dari sistematika penulisan, isi dari makalah juga harus
sesuai dengan judul dan tema, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca
makalah ini.

16

Anda mungkin juga menyukai