Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN HOME CARE DI RUMAH

SAKIT ZAINAB PEKANBARU

SKRIPSI

Oleh
JAPAR SIDIK
NIM. 22311012

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN PAYUNG
NEGERI PEKANBARU
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap manusia agar dapat


hidup layak, produktif serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa sehat merupakan kebutuhan
serta hak azasi manusia. Dengan demikian pembangunan kesehatan adalah bagian yang
penting dan strategis pada upaya membangun membentuk manusia yang handal serta
berkualitas, karena kesehatan menjadi salah satu faktor dalam menentukan nilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) selain pendidikan dan perekonomian (Bakhtiar,2021).
Pelayanan kesehatan tercantum dalam kebijakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H Ayat (1) tentang kesehatan yaitu “Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak imemperoleh pelayanan kesehatan”. Dalam
Pasal 28 H Ayat (1) tersebut memiliki makna setiap orang atau warga Negara Republik
Indonesia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan Negara bertanggung jawab
mengatur agar terpenuhi hak hidup bagi seluruh penduduknya. Selain itu, dalam pasal
diatas diharapkan mampu menjadi pedoman pemerintah agar dapat menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduknya. Pelaksanaan pelayanan kesehatan bukan
hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, tetapi juga setiap pemerintah daerah harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi setiap penduduknya.
Bertambahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan mengakibatkan tuntutan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Salah satunya ialah kebutuhan perawat home
care, dimana program ini adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
kompherensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk dapat meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
(Sulbanir,2021).
Home Care adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang komprehensif
dimana pelayanan kesehatan dapat disediakan untuk kalangan individu dan juga
kelompok keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan,
mempertahankan atau memaksimalkan level kemandirian serta meminimalkan efek
ketidakmampuan dan kesakitan termasuk di dalamnya penyakit terminal. Komponen
Home Care meliputi pasien, keluarga, pemberi pelayanan yang profesional dan tujuannya
untuk membantu pasien kembali pada level kesehatan optimum dan kemandirian.
Beberapa program yang diberikan dapat berupa jaminan kesehatan masyarakat, kesehatan
gratis sampai dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan secara langsung menyentuh
masyarakat melalui program home care. Tujuan dasar pelaksanaan home care adalah agar
dapat meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan
meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal
selama 3 mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan.
Kebutuhan akan perawatan di rumah terdiri dari pasien dengan berbagai kondisi
jenis penyakit dengan berbagai latar belakang yang melandasi keputusan untuk
menggunakan jasa ini. Keputusan ini juga didasarkan pada mutu pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan. Jadi, kepuasan pasien dan keluarga merupakan
salah satu hal sangat penting dalam meninjau mutu pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan home care. Mutu pelayanan dibentuk berdasarkan 5 dimensi Service Quality
(Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy). Terkadang pengaruh
karakteristik pasien mungkin akan membuat situasi pelayanan yang diberikan berbeda,
karena pasien bisa saja mempunyai harapan yang berbeda berdasarkan karakteristik yang
dimiliki.
Di beberapa Negara Home Care bukanlah suatu konsep baru dalam sistem
pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah
dikembangkan sejak tahun 1859 oleh William Rathbone of Liverpool, England dan
Florence Nightingale. Perawatan kesehatan dilakukan dengan memberikan pengobatan
bagi pasien (masyarakat) yang dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi,
kebersihan diri & lingkungan, dan gizi buruk (Smith & Maurer, 2000)
Perkembangan perawatan home care ini cukup pesat sehubungan dengan makin
banyaknya kebutuhan tentang kualitas pelayanan keperawatan yang bermutu,
pertimbangan biaya, pertimbangan sosial dan kemajuan sistem teknologi informasi dan
pendukung jasa pelayanan keperawatan (Rice, 2016)
Home care berkembang sejak tahun 1700-an yang pada awalnya lebih ditujukan
pada konsep melakukan pelayanan home visit pada keluarga yang tidak mampu. Pada
tahun 1796 Boston Dispensary, sebagai lembaga yang pertama kali memberikan
pelayanan dengan konsep home di Amerika Serikat. Home care berkembang dari konsep
Nursing Home Visit yang dikenal dengan istilah dengan District Nurse yang
didedikasikan kepada Florence Nightingale yang ditujukan kepada para pasien yang
dirawat di rumah.
Di Indonesia istilah home care baru berkembang sejak tahun 2001, Namun jauh
sebelum regulasi tersebut turun, penggunaan model dan sistem pelayanan home care
sudah dikenal sejak lama dengan dikenalnya istilah parawat keliling, yang memberikan
pelayanan kesehatan dari rumah-kerumah (Cakra, 2016).
Sejak lahirnya Permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktek
keperawatan telah memberikan petunjuk yang jelas tentang kewenangan praktek perawat
di rumah yang bisa dilakukan oleh perawat. Dalam Permekes No 28 tahun 2011 secara
ekplisit home care menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari klinik. Dengan demikian
dari konsep history home care merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengembangan pelayanan keperawatan yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan
dalam pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah gambaran karakteristik pasien home care.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien home care
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distribusi pasien home care berdasarkan demografi (usia,
jenis kelamin, pemdapatan, pendidikan, pekerjaan).
b. Untuk mengetahui jenis penyakit pasien home care dirumah sakit zainab pecan
baru
c. Untuk mengetahui lama rawatan pasien home care di rumah sakit zainab
pekanbaru
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi tempat penelitian
Penelitian ini di harapkan bisa menjadi bahan informasi tambahan mengenai
gambaran karakteristik pasien home care di rumah sakit zainab pekanbaru.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dapat menjadi informasi bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan untuk melakukan penelitian terkait.
3. Bagi IKes Payung Negeri Pekanaru
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber dan
bermanfaat bagi peneliti selanjutnya baik di IKes Payung Negeri Pekanbaru maupun
di institusi Kesehatan lainnya.
4. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Penelitian ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu keperawatan tentang
pasien home care.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Home Care
1. Definisi Home care
Home Care berasal dari kata home : rumah dan care : perawatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa home care adalah perawatan yang dilakukan di rumah. Home care
adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. Menurut (Kholifah,2018). Home care merupakan
salah satu bentuk pelayanan keperawatan termasuk pada asuhan keperawatan
komunitas yang dilaksanakan di rumah. Pelaksanaan home care sendiri merupakan
aplikasi dari berbagai macam ilmu keperawatan yang mempelajari manusia baik
sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Landasan Hukum
Landasan Hukum Home Care adalah sebagai berikut (Pedoman Home Care,
2015) :
a. UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. PP No.25 Tahun 2020 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
c. UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
d. UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
e. Kepmenkes No,1239 Tahun 2001 Tentang Registrasi dan Praktik Perawat
f. Kepmenkes No.279 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Permenkes
g. PP No.32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
h. Permenkes RI No. H. 02.02/MENKES/148/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
i. Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
3. Tujuan dan Manfaat Home Care
Tujuan khusus dari pelayanan home care antara lain:
a. Terpenuhi kebutuhan dasar bagi pasien secara bio-psiko-sosiospritual
b. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan
c. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai
kebutuhan pasien (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Departemen RI)

Manfaat dari pelayanan home care bagi pasien antara lain :

a. Pelayanan akan lebih sempurna, holistic dan komprehensif


b. Pelayanan lebih professional
c. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan dibawah naungan
legal dan etik keperawatan
d. Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien akan lebih nyaman
dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional

4. Penghentian Perawatan Home Care


a. Perencanaan Penghentian Perawatan
Rencana penghentian perawatan harus dilakukan melalui diskusi dengan
pasien dan keluarga.
b. Kriteria Penghentian
Perawatan Secara ideal, perawatan pasien dihentikan saat tujuan atau hasil
akhir perawatan dicapai
c. Pasien yang Stabil
Secara Medis Kestabilan kondisi medis pasien merupakan alasan yang
sangat sering muncul dalam penghentian perawatan pasien di rumah dan
merupakan hasil akhir yang diharapkan bagi pasien.
d. Keluarga pasien
Kriteria ini dapat merupakan alasan dan sekaligus solusi agar perawatan
pasien di rumah dihentikan.
B. Penelitian Terkait
1. Berdasarkan penelitian dari Anton Yuliawan (2023) tantang hubungan perilaku gaya
hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia. ). Pada penelitian ini jumlah responden
pada penelitian ini yaitu sebanyak 50 orang lansia di wilayahPuskesmas Sibela
Mojosongo Surakarta. Dengan teknik pengambilan sampel purposive sampel. Analisa
data menganalisa Kualitas Layanan Home Care berpengaruh terhadap Kepuasan
Pasien (signifikasi 0,008 < 0,05), Kualitas Layanan Home Care berpengaruh terhadap
Kepercayaan Pasien (signifikasi0,001 < 0,05), Kepuasan Pasien berpengaruh terhadap
Kepercayaan Pasien (signifikasi 0,000 < 0,05). Yang dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang bermakna antara kulaitas pelayanan dengan kepuasan pasien dan
kepuasan pasien berhubungan dengan tingkat kepercayaan pasien terhadap produk
layanan kesehatan (home care). Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu layanan
home care.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anton Yuliawan, (2022) Tentang
Pengaruh Kualitas Home Care Sebagai Salah Satu Bentuk Pendampingan Pelayanan
Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. dengan sampel
sebanyak 62 orang di dapatkan hasil menggunakan Kualitas Layanan Home Care
berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien (signifikasi0,008 < 0,05), Kualitas Layanan
Home Care berpengaruh terhadap Kepercayaan Pasien (signifikasi 0,001 < 0,05),
Yang dapat disimpulkan bahwa Pasien berpengaruh terhadap Kepercayaan Pasien
(signifikasi 0,000<0,05).Kesimpulan : Ada pengaruh yang bermakna antara kulaitas
pelayanan dengan kepuasan pasien dan kepuasan pasien berhubungan dengan tingkat
kepercayaan pasien terhadap produk layanan kesehatan(home care)
3. Berdasarkan penelitian yang dilakuakan oleh Reza Fahrepi, Suherman Rate, Anto J.
Hadi (2019) tentang hubungan kualitas pelayanan home care dengan tingkat kepuasan
keluarga pasien di wilayah kerja puskesmas batua kota makassar. Penelitian tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode survey deskriptif dengan pendekatan cross
sectional study dengan jumlah sampel 76 orang dengan tekhnik total sampling. Hasil
penelitian diperoleh bahwa kehandalan berhubungan dengan kepuasan keluarga pasien
dengan nilai p (0,002)< (0,05), daya tanggap berhubungan dengan kepuasan keluarga
pasien dengan nilai p (0,003) < (0,05), Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
kehandalan, jaminan, bukti langsung, empati dan daya tanggap dalam pelayanan home
care berhubungan dengan kepuasan keluarga pasien.

C. Kerangka konseptual

Kerangka konsep adalah turunan dari kerangka teori yang telah disusun
sebelumnya dalam telaah Pustaka. Kerangka konsep ini sendiri merupakan visualisasi
hubungan antara berbagai variable dari judul peneliti, yang dirumuskan oleh peneliti
setelah membaca teori yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang nantinya
akan digunakan sebagai landasan saat melakukan penelitian. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kerangka konsep merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan
diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan (Masturoh dan Nauri, 2018)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian


cross sectional dengan rancangan one grup with pretest-posttest. Rancangan penelitian
ini dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding, pengukuran
dilakukan sebelum dan sesudah intervensi (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini
ingin menilai bagaimana gambaran karakteristik pasien hoem care di rumah sakit zainab
pekanbaru.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Zainab Pekanbaru.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November sampai Januari tahun 2024.

Bulan ke
No Uraian kegiatan Nov Des Jan Feb
1 Persiapan (Pengajuan
Judul Skripsi)
2 Pembutan Proposal
3 Seminar Proposal
Skripsi
4 Pelaksanaan Dan
Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
(Analisa Data)
6 Penyusunan Laporan
Skripsi
7 Presentasi /Seminar
Hasil Skripsi

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2013). Populasi pada
penelitian ini adalah pasien home care yang ada di rumah sakir zainab pekanbaru
yang berjumlah 30 pasien.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto,
2012). Sampel penelitian ini adalah 30 pasien home care
a. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik non random (non probability) sampling yaitu total
sampling yang berjumlah 30 pasien home care.

b. Jenis dan Sumber Data


a) Jenis Data
Dalam penelitian ini penelitian menggunakan data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat
positivesme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, serta analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. (sugiyono dan sutopo, 2020)
b) Sumber Data
i. Data primer
data primer merupakan data yang diperoleh langsung yaitu dari pasien
home care ketika melakukan wawancara dengan pasien / keluarga pasien
pada saat survei pendahuluan dan lembar kuisioner kepada pasien home
care di rumah sakit zainab pekanbaru.
ii. Data sekunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian. Data sekunder pada penelitian ini berupa jumlah pasien
yang diperoleh dari instalasi ruangan home care rumah sakit zainab
pekanbaru
c. Teknik Pengumpulan Data
Tindakan dilakukan sebanyak 3 kali berturut-turut dalam 1 hari. Adapun
bentuk uraian kegiatannya sebagai berikut:
a) Meminta surat izin Pra Riset ke pihak kampus.
b) Meminta izin ke pihak rumah sakit zainab pekanbaru untuk melakukan
penelitian.
c) Informed consent (meminta kesediaan responden untuk dijadikan sebagai
subjek dalam penelitian).
d) Melakukan kuosioner kepada pasien / keluarga pasien tentang gambaran
karakteristik pasien home care.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan


data (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner (daftar pertanyaan). Pertanyaan yang digunakan adalah kuisoner
tertutup atau berstruktur dimana kuisoner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
responden hanya tinggal memilih atau menjawab pertanyaan yang sudah ada.

E. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan defenisi variable-variabel yang akan diteliti
secara operasional di lapangan. Hal ini dibuat untuk memudahkan pada tahap
pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan data dan Analisa data. Dengan defenisi
operasional yang tepat maka batasan ruang lingkup penelitian atau pengertian dari
masing-masing variable yang akan diteliti akan lebih fokus (Masturoh dan Nauri, 2018)
F. Etika Penelitian
Etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu ethos, yang artinya kebiasaan dan
peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Etika penelitian ini dapat membantu
peneliti dalam melihat secara kritis moralitas dari sisi subjek penelitian. Selain itu, etika
penelitian juga dapat membantu merumuskan pedoman etis yang lebih kuat dan norma-
norma baru yang dibutukan karena adanya perubahan yang bersifat dinamis dalam suatu
penelitian. Berikut ini 4 prinsip dasar etika penelitian (Masturoh dan Nauri, 2018):
1. Respect for person (menghormati atau menghargai responden)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghormati atau menghargai
responden yaitu sebagai berikut:
a) Peneliti dapat mempertimbangkan secara mendalam terhadap kemungkinan bahaya
atau penyalahgunaan penelitiaan.
b) Perlunya perlindungan terhadap responden yang rentan terhadap bahaya.
2. Beneficence (manfaat)
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya
serta mengurangi kerugian atau resiko yang dapat terjadi pada responden.

3. Non maleficence (tidak membahayakan responden)


Pentingnya memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama
melakukan penelitian sehingga dapat mencegah risiko yang membahayakan bagi
responden penelitian.
4. Justice (keadilan)
Peneliti diharapkan tidak membeda-bedakan responden, karena semua responden
sama. Perlu diperhatikan bagi peneliti bahwa penelitian seimbang antara manfaat dan
risiko yang akan didapat saat melakukan penelitian.
G. Pelaksanaan Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a) Peneliti mengajukan surat permohonan dari STIKES Payung Negeri Pekanbaru
pada tanggal 14 November 2023 untuk melakukan penelitian.
b) Peneliti meminta izin pada ketua ruangan home care rumah sakit zainab pekanbaru
untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Peneliti menemui responden
b) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden
c) Peneliti mengajukan lembar persetujuan lembar persetujuan menjadi responden
kepada pasien home care sebagai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
ini
d) Kemudian peneliti melakukan pengambilan data dengan cara membagikan
kuesioner kepada responden
e) Kuesioner yang telah diisi di kumpulkan dan diperiksa kelengkapannya, jika sudah
lengkap peneliti mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terima kasih kepada
responden atas kerja samanya
3. Tahap Akhir
Data yang telah dikumpulkan akan diolah, pengolahan data merupakan bagian
dari penelitian setelah pengumpulan data. Pada tahap ini data mentah yang didapat
akan diolah atau dianalisis sehingga menjadi informasi. Pengolahan data ini dapat
dilakukan melaui beberapa cara, seperti secara manual atau menggunakan aplikasi
seperti Ms. Excel, SPSS, dll.(Masturoh dan Nauri, 2018):

Anda mungkin juga menyukai