Pemeriksaan Feses
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Patologi
Disusun Oleh:
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pemeriksaan
Feses” ini dengan lancar pada mata kuliah Patologi. Dalam pembuatan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan feses ( tinja ) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah
lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. Meskipun saat
ini telah berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium yang modern , dalam beberapa
kasus pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan
feses , cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksan dan interpretasi yang benar
Hal yang melatar belakangi penulis menyusun sebuah makalah dengan judul
diagnosa berbagai penyakit”. Agar para tenaga teknis laboratorium patologi klinik serta
para mahasiswa dari berbagai program studi kesehatan khususnya mahasiswa analis
memerlukan sampel feses, memahami cara pengumpulan sampel untuk pemeriksaan feses
secara benar. mampu melaksanakan pemeriksaan sampel feses dengan baik, dan pada
B. Tujuan Penulisan
1. Pengertian
2. Indikasi
3. Manfaat
4. Tabel pemeriksaan
5. Feses normal
6. Prosedur pemeriksaan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemeriksaan feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan
pemeriksaan. Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui
anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran
pencernaan (tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan
buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO 2) yang
dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernapasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar,
dan sebagainya. Feses (tinja) juga merupakan hasil pemisahan dan terdiri dari : sisa – sisa
1. Makroskopis
Pemeriksaan tinja dengan melihat bentuk, konsistensi, warna, bau ada tidaknya darah
2. Mikroskopis
Pemeriksaan tinja yang lebih dalam dan lebih valid dari makroskopis dengan
B. Manfaat
adalah bakteri penyebab typhoid atau dalam masyarakat dikenal dengan tipes yaitu
penyakit infeksi akut usus halus C. Sinonim dari penyakit ini adalah typhoid dan
akrab dikenal sebagai Staph, yang dapat menyebabkan banyak penyakit sebagai akibat
dari infeksi beragam jaringan tubuh. Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan penyakit
tidak hanya secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga secara tidak
makanan dan toxic shock syndrome. Penyakit yang berhubungan dengan Staph dapat
4
mencakup dari ringan dan tidak memerlukan perawatan sampai berat/parah dan
berpotensi fatal. Eschericiacoli adalah bakteri yang melepaskan racun yang bernama
Shiga dan racun tersebut sering menyebabkan masalah perut dan usus misalnya diare dan
muntah.
C. Indikasi
4. Adanya ikterus
D. Feses normal
Orang dewasa normal mengeluarkan 100-300 g feses per hari dari jumlah tersebut
70% merupakan air dan separuh dari sisanya mungkin berupa kuman dan sisa sisa kuman.
Selebihnya adalah sisa makanan berupa sisa sayur mayur sedikit lemak, sel sel epitel yang rusak
dan unsur unsur lain. Konsistensi tinja normal (semi solid silinder) agak lunak, tidak cair seperti
bubur maupun keras, berwarna coklat dan berbau khas. frekuensi defekasi normal 3x per-hari
sampai 3x per-minggu.
5
cair atau berlendir
Volume besar, berbau dan Malabsorpsi zat lemak Ekskresi lemak 6 g/hari
abnormal; mungkin
kistik, pankreastitis,
sindroma post-
gastrektomi, penyumbatan
saluran empedu
Rapuh dengan lender Sindrom usus besar yang Dengan tinja yang agak
jonjot-jonjot
Rapuh dengan darah dan Inflamasi usus besar; Darah tanpak lebih nyata
amebeasis,tumor ganas
toksik, keracunan
(defisiensi disakharida,
makan berlebihan)
6
nekrotik parasit tinja selagi masih panas
abnormal
coklat empedu
banyak daging
Hijau atau kuning hijau banyak bayam, sayuran hijau Makanan melalui usus dalam
teroksidasi
7
saluran cerna bagian distal
8
Kategori Kondisi khusus Hal lain
laktosa) susu
ulkus peptikum
antasid
stafilokok didapat.
empedu halus
besar
Tabel : berbagai jenis diare
Feses umumnya berwarna kuning di karenakan bilirubin (sel darah merah yang mati,
yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di
dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses.
Selain itu warna dari feses ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi medis, makanan serta
minuman yang dikonsumsi, karena itu sangat mungkin warna feses berubah sesuai
4. Warna Merah
Seperti layaknya feses hitam, tetapi bedanya feses merah ini dominan diberi oleh
kandungan darah. Darah ini di dapat dari sistem pencernaan bagian bawah. Wasir dan
10
radang usus besar adalah yang menjadi penyebab utama feses menjadi berwarna merah.
Feses merah akibat makanan umumnya disebabkan oleh buah bit, makanan dengan
pewarna merah termasuk minuman bubuk dan juga makanan yang mengandung gelatin.
Mengkonsumsi tomat juga bisa membuat feses jadi merah.
5. Warna Abu-abu / Pucat
Sama dalam dunia manusia, wajah pucat menandakan orang yang sakit. Kali ini feses
pucat pun menandakan si empunya feses sedang dilanda sakit. Biasanya sang empunya
sedang mengalami penyakit liver, pankreas, atau empedu, maka pantat dari sang empu
akan berwarna abu-abu atau pucat.
F. Prosedur pemeriksaan
1. Makroskopis
almari es
c. Tidak boleh menelan barium, bismuth dan minyak 5 hari sebelum pemeriksaan
d. Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan. misalnya bagian
e. Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher sebagai pemeriksaan tinja
sewaktu.
g. Pada Kasus Oxyuris dapat digunakan metode schoth tape & object glass
h. Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang terbuat dari kaca atau sari
bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti plastic. Kalau konsistensi tinja
keras,dos karton berlapis paraffin juga boleh dipakai. Wadah harus bermulut
lebar
i. Oleh karena unsure-unsur patologik biasanya tidak dapat merata, maka hasil
11
Berikut adalah uraian tentang berbagai macam pemeriksaan secara makroskopis
a. Pemeriksaan Jumlah
Dalam keadaan normal jumlah tinja berkisar antara 100-250gram per hari.
Banyaknya tinja dipengaruhi jenis makanan bila banyak makan sayur jumlah
tinja meningkat.
b. Pemeriksaan Warna
1) Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat berubah mejadi lebih tua
pencernaan dan obat yang dimakan. Warna kuning juga dapat disebabkan
mengandung khlorofil atau pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh
mengandung banyak lemak yang tidak dapat dicerna dan juga setelah
4) Tinja yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh perdarahan yang
segar dibagian distal, mungkin pula oleh makanan seperti bit atau tomat.
saluran pencernaan atau karena makanan seperti coklat, kopi dan lain-lain.
Warna coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan seperti pada anemia
mengandung besi, arang atau bismuth dan mungkin juga oleh melena.
12
c. Pemeriksaan Bau
Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal pada tinja. Bau
busuk didapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak dicerna
dan dirombak oleh kuman.Reaksi tinja menjadi lindi oleh pembusukan semacam
itu.
Tinja yang berbau tengik atau asam disebabkan oleh peragian gula yang
tidak dicerna seperti pada diare. Reaksi tinja pada keadaan itu menjadi asam.
d. Pemeriksaan Konsistensi
Tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan bebentuk. Pada diare
konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya tinja yang
keras atau skibala didapatkan pada konstipasi. Peragian karbohidrat dalam usus
menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur gas. Konsistensi tinja berbentuk
pita ditemukan pada penyakit hisprung. feses yang sangat besar dan berminyak
e. Pemeriksaan Lendir
Terdapatnya lendir yang banyak berarti ada rangsangan atau radang pada
dinding usus.
1) Lendir yang terdapat di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu mungkin
terletak pada usus besar. Sedangkan bila lendir bercampur baur dengan
2) Pada disentri, intususepsi dan ileokolitis bisa didapatkan lendir saja tanpa
tinja.
13
4) Tinja dengan lendir dan bercampur darah terjadi pada keganasan serta
adenoma colon.
f. Pemeriksaan Darah.
Adanya darah dalam tinja dapat berwarna merah muda,coklat atau hitam. Darah
itu mungkin terdapat di bagian luar tinja atau bercampur baur dengan tinja.
dengan tinja dan warna menjadi hitam, ini disebut melena seperti pada
bagian luar tinja yang berwarna merah muda yang dijumpai pada hemoroid
hitam warnanya.
g. Pemeriksaan Nanah
Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah. Hal ini terdapat pada pada
pada penyakit disentri basiler tidak didapatkan nanah dalam jumlah yang
banyak.
h. Pemeriksaan Parasit
Diperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan spesies cacing lainnya
Hampir selalu dapat ditemukan sisa makana yang tidak tercerna, bukan
14
Sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan
sebagian lagi makanan berasal dari hewan, seperti serta otot, serat elastic dan
zat-zat lainnya.
Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur dengan larutan Lugol
maka pati (amylum) yang tidak sempurna dicerna nampak seperti butir-butir biru
atau merah. Penambahan larutan jenuh Sudan III atau Sudan IV dalam alkohol
70% menjadikan lemak netral terlihat sebagai tetes-tetes merah atau jingga.
2. Mikroskopis
leukosit, eritosit, sel epitel, kristal, makrofag dan sel ragi. Dari semua pemeriksaan
ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing.
a. Protozoa
Biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru
b. Telur cacing
c. Leukosit
Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh sediaan.
jumlah leukosit. Eosinofil mungkin ditemukan pada bagian tinja yang berlendir
d. Eritrosit
15
Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau anus.
e. Epitel
Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epite lyaitu yang berasal
dari dinding usus bagian distal. Sel epitel yang berasal dari bagian proksimal
jarang terlihat karena sel inibiasanya telah rusak. Jumlah sel epitel bertambah
banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus bagian distal.
f. Kristal
Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin terlihat
kristal tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan
amilum dan kristal hematoidin. Kristal Charcoat Leyden didapat pada ulkus
g. Makrofag
Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis, dalam sitoplasmanya sering
h. Sel ragi
i. Jamur
1) Pemeriksaan KOH
16
sedangkan pemeriksaan tinja rutin adalah pemeriksaan tinja yang biasa
kandidiasis
dengan obat jamur seperti fluconazole, tetapi tentu saja bila ada faktor
3. Kimia
a. Darah samar
darah samar. Tes terhadap darah samar dilakukan untuk mengetahui adanya
mikroskopik.
Adanya darah dalam tinja selalau abnormal. Pada keadaan normal tubuh
kehilangan darah 0,5 – 2 ml / hari. Pada keadaan abnormal dengan tes darah
Macam-macam metode tes darah samar yang sering dilakukan adalah guajac
17
1) Metode benzidine basa
a) Buatlah emulsi tinja dengan air atau dengan larutan garam kira-kira
b) Saringlah emulsi yang masih panas itu dan biarkan filtrat sampai
sepucuk pisau.
Catatan :
Hasil dinilai dengan cara :
Negative ( - ) tidak ada perubahan warna atau samar-samar hijau
Positif ( +) hijau
Positif (2+) biru bercampur hijau
Positif (3+) biru
Positif (4+) biru tua
benzidine basa dengan maksud supaya test menjadi kurang peka dan
diatas.
3) Cara Guajac
Prosedur Kerja :
18
c) Tuang hati-hati isi tabung kedua dalam tabung yang berisi emulsi
d) Hasil positif kelihatan dari warna biru yang terjadi pada batas kedua
C dosis tinggi dan anti oxidant dapat menyebabkan hasil negatif (-) palsu,
sedangkan Lekosit, formalin, cupri oksida, jodium dan asam nitrat dapat
b. Urobilin
Dalam tinja normal selalu ada urobilin. Jumlah urobilin akan berkurang pada
ikterus obstruktif, pada kasus obstruktif total hasil tes menjadi negatif, tinja
Prosedur kerja :
1) Taruhlah beberapa gram tinja dalam sebuah mortir dan campurlah dengan
3) Tuanglah bahan itu ke dalam cawan datar agar lebih mudah menguap dan
c. Urobilinogen
obstruktif.
19
Tetapi pelaksanaan untuk tes tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu
d. Bilirubin
bilirubin dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh
Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
laboratorium di rumah sakit. Pemeriksaan feses adalah salah satu parameter yang
digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosis suatu penyakit serta menyelidiki
bilirubin.
B. Saran
segala sesuatunya dengan ilmu pengetahuan, bukan menerka, mengira ataupun asal asalan
oleh karena itu kita harus selalu mengupdate ilmu dalam segala hal terutama dalam hal
keperawatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
(Halaman 180-185)
Frances. K. widmann. 1994. Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta: EGC
Herry J.B. et al. Examination of feces, in Clinical Diagnosis and Management by Laboratory
22