6 Prosedur kerja
A. Persiapan Pasien
Memberi salam
Mengenalkan diri pada klien atau keluarga
Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Posisikan pasien sesuai kebutuhan
B. Persiapan Perawat
Mencuci tangan dari lengan dengan sabun di bawah air mengalir.
Menilai keadaan umum pasien
C. Persiapan lingkungan
Pasang sampiran atau sketsel
Pintu dan jendela dalam keadaan tertutup.
2.1 Defekasi
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang
menguasai refleks untuk defekasi yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi
rangsangan parasimpatis , sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar menguncup. Reflek
defekesi dirangsang untuk buang air besar,kemudian sfingter anus bagian luar yang diawali oleh syaraf
parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama defekasi berbagai otot lain membantu proses itu
seperti otot dinding perut, diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi yaitu, pertama, reflek defekasi
interinsik yang mulai dari zat sisa makanan (feses) dalam rektum sehingga terjadi distensi. Kemudian flexus
mesenterikus merangsang gerakan peristaltik dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sfingter interna
relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Kedua, reflek defekasi parasimpatis, adanya feses dalam rektum yang
merangsang saraf rectum ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke sigmoid, lalu ke
rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi
saat sfingter interna berelaksasi.
3. Membantu membersihkan daerah vuvla, untuk membersihkan daerah vuva menggunakan tisu
klesset kearah anus dengan sekali hapus atau mengguyur daerah vulva dengan mengunakan air
4. Menolong pasien mengangkat pantat (seperti akan memasang pispot) dengan tangan lain
pispot tersebut, menutup dan meletakkan di kaki tempat tidur atau tempat yang layak. Klien diberi
kesempatan mencuci tangan.
5. Melipat selimut atau mengganti dengan selimut yang sebelumnya. Sprei dirapihkan dank lien
dikembalikan pada posisi yang nyaman.
6. Alat-alat dibawa kebelakang. Jika dibutuhkan pengukuran intake dan output atau bahan
pemeriksaan lab.lain yang berkaitan dengan urine dan fases bisa langsung diusapkan.
7. Mengososngkan dan membersihkan pispot sambil menilai sifat urine dan fases, kemudian
dikembalikan ke tempatnya
8. Mencuci tangan
9. Mencatat jumlah dan sifat urine atau fases dalam buku atau status klien.
Tahap terminasi :
1. Rapikan alat dan pasien
2. Evaluasi kegiatan dan respon pasien
3. Jelaskan RTL dan kontak selanjutnya
4. Berdoa salam
5. Pemeriksa fases di kamar mandi lalu amati warna, bau, konsistensi, lendir, darah, nanah dll.
Tahap dokumentasi :
Dokumentasikan prosedur pelaksanaan dan respon pasien
ELIMINASI URIN
Definisi
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung
pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal
memindahkan air dari darah dalam bentuk urine.
Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochrome. Namun
demikian, warna urine tergantung pada intake cairan,keadaan dehidrasi konsentrasinya
menjadi lebih pekat dan kecoklatan.penggunaan obat-obat tertentu seperti multivitamin dan
preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh
bakteri.Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine.
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia,intake cairan,dan
ststuskesehatan.Pada orang dewasa sekitar 1.200 sampai 1.500 ml per hari atau 150 sampai
600 ml per sekali miksi.
Volume urine
Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di keluarkan dalam waktu 24
jam.Berdasarkan usia,volume urine normal dan variasi eliminasi urine sesuai usia dapat di tentukan
sebagai berikut
Proses Miksi
Buang air kecil atau miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila terisi.
Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,ureter, kandung
kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif
terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan
yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan
keinginan untuk berkemih.