Anda di halaman 1dari 8

2.

6 Prosedur kerja
A. Persiapan Pasien
Memberi salam
Mengenalkan diri pada klien atau keluarga
Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Posisikan pasien sesuai kebutuhan

B. Persiapan Perawat
Mencuci tangan dari lengan dengan sabun di bawah air mengalir.
Menilai keadaan umum pasien

C. Persiapan lingkungan
Pasang sampiran atau sketsel
Pintu dan jendela dalam keadaan tertutup.

2.7 Persiapan alat :


1. Pispot dan tutupnya atau urinal
2. Sampiran
3. Alas bokong ( perlak dan alasnya)
4. Bell ( bila ada )
5. Tissue
6. Selimut mandi
7. 2 baskom berisi air ( satu untuk bilas sabun ) bila ada
8. 2 waslap
9. Handuk
10. Botol berisi air untuk cebok
11. Sarung tangan bersih
12. Korentang
13. Sabun
14. Schort

2.8 Prosedur Pelaksanaan


1. BHSP
2. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien.
3. Bawa alat ke dekat pasien.
4. Tutup pintu dan jendela dan pasang sampiran.
5. Cuci tangan, pakai schort, memakai sarung tangan bersih dan berdiri di sisi klien
6. Pasang selimut mandi dan turunkan selimut pasien.
7. Tinggikan tepi tempat tidur untuk mencegah pasien jatuh.
8. Minta klien untuk mengangkat bokongnya atau miring ( bila perlu dibantu perawat ) lalu bentangkan
perlak dan alasnya.
9. Buka pakaian pasien bagian bawah.
10. Anjurkan klien untuk berpegangan di bawah / bagian belakang tempat tidur sampai menekuk lutut
sambil diikuti dengan mengangkat bokong kemudian pasang pispot perlahan-lahan
11. Jika pasien pria, pasang urinal untuk BAK.
12. Pastikan bahwa sprei dan stik laken tidak terkena.
13. Tinggalkan pasien dan anjurkan untuk membunyikan bell jika sudah selesai atau memberi tahu
perawat.
14. Jika sudah selesai, tarik atau ambil pispot dan letakkan lengkap dengan tutupnya di atas kursi
atau meja dorong.
15. Bersihkan daerah perianal dengan tisu (untuk pasien wanita, bersihkan mulai dari uretra sampai
dengan anus untuk mencegah perpindahan mikroorganisme dari rectal ke saluran kemih) kemudian
buang tissue ke dalam pispot.
16. Gunakan waslap untuk mencuci daerah perianal dengan air sabun.
17. Bilas dengan air bersih.
18. Keringkan daerah perianal dengan handuk.
19. Angkat alas bokong.
20. Kembalikan posisi pasien seperti semula.
21. Kenakan kembali pakaian bawah pasien.
22. Angkat selimut mandi dan sekaligus menarik selimut pasien ke atas.
23. Ganti linen (jika kotor karena terkena feses atau urine).
24. Rapikan pasien
25. Buka sampiran, pintu dan jendela.
26. Jika perlu beri pengharum ruangan.
27. Bersihkan pispot.
28. Cuci tangan.
29. Dokumentasikan warna, bau, feses, urine, dan konsistensi feses serta catat kondisi daerah
perianal.
2.9 Hasil Evaluasi
1. Pasien tidak merasa lelah dengan pergerakan yang minimal
2. Pasien merasa nyaman
3. Melaksanakan dokumentasi :
a. Mencatat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan pasien
b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan /
paraf pada lembar catatan pasien.
2.10 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Bila tidak dapat di tolong oleh seorang perawat, misalnya pasien gemuk, maka di perlukan lebih
dari satu orang perawat dan caranya adalah sebagai berikut :
Bila dua orang perawat. Perawat berdiri di sebelah kanan dan kiri pasien,satu orang perawat
tangan dan mengangkat dengan dua perawat yang lainmembantu sambil menyorongkan pispot.
Bila tiga orang perawat, dua orang berdiri di sebelah kanan kanan pasiendan satu lagi berdiri di
sebehah pasien (sebaliknya) dua orang perawat
mengangkat pasien dan satu orang menyorongkan pispot sambilmembantu dan mengangkat
bokong pasien.
2. Menggunakan pispot yang bersih dan kering.
3. Menggunakan sarung tangan sekali pakai dan cuci tangan anda segerasebelum dan sesudah
melaksanakan prosedur untuk mencegah penularanpenyakit ke orang lain dan juga ke diri anda
sendiri.
4. Memberi privasi pada pasien. Cobalah untuk membuat pasien senyaman mungkin selama
prosedur tindakan.
5. Sebaiknya memberikan pispot jangan waktu makan, berkunjung atau menerima tamu kunjungan
(visite) Dokter.

2.1 Defekasi
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang
menguasai refleks untuk defekasi yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi
rangsangan parasimpatis , sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar menguncup. Reflek
defekesi dirangsang untuk buang air besar,kemudian sfingter anus bagian luar yang diawali oleh syaraf
parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama defekasi berbagai otot lain membantu proses itu
seperti otot dinding perut, diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi yaitu, pertama, reflek defekasi
interinsik yang mulai dari zat sisa makanan (feses) dalam rektum sehingga terjadi distensi. Kemudian flexus
mesenterikus merangsang gerakan peristaltik dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sfingter interna
relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Kedua, reflek defekasi parasimpatis, adanya feses dalam rektum yang
merangsang saraf rectum ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke sigmoid, lalu ke
rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi
saat sfingter interna berelaksasi.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi


a. Usia
Setiap tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang
berbeda.pada bayi belum memiliki kemampuan mengotrol secara penuh dalam buang air besar,sedangkan orang
dewasa sudah memiliki kemampuan mengotrol secara penuh,kemudian pada usia lanjut proses pengontrolan
tersebut mengalami penurunan.
b. Diet
Diet atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi.makanan yang
memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang di konsumsi pun
dapat mempengaruhinya.
c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras oleh karenaproses
absorbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi kesulitan proses defekasi.
d. Aktivitas
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot,abdomen,pelvis dan
diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi,sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon
dapat bertambah baik dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.
e. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti penggunaan obat-obatan laksatif atau
antasida yang terlalu kering.
f. Gaya hidup
Gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi.halini dapat dilihat pada seseorang yang memiliki
gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet.maka ketika seseorang
tersebut buang air besardi tempat yang terbuka atau tempat yang kotor maka ia akan mengalami kesulilan dalam
proses defekasi.
g. Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi.biasanya penyakit-penyakit tersebut
berhubungan langsung dengan sistem pencernaan seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
h. Nyeri
Adanya nyeri dapat mempengarihi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi seperti nyeri pada kasus
hemoroid dan episiotomi.
i. Kerusakan motorik dan sensorik
Kerusakan pada sistem sensoris dan metoris dapat mempengaruhi proses defekasi karena dapat
menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam berdefekasi.hal tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan pada tulang belakang ataukerusakan saraf lainnya.
No Keadaan Normal Abnormal Penyebab
1. Warna Bayi : Kuning Putih, hitam / tar, Kurangnya kadar
atau merah empedu, perdarahan
saluran cerna bagian
atas, atau perdarahan
saluran cerna bagian
bawah.
Dewasa : coklat Pucat berlemak Malabsorpsi lemak.
2. Bau Khas fases dan Amis dan Darah dan ifeksi.
dipengaruhi oleh perubahan bau
makanan
3. Konsistensi Lunak dan berbentuk. Cair Diare dan absorpsi
kurang.
4. Bentuk Sesuai diameter rectum Kecil, bentuknya Obstruksi dan peristaltik
seperti pensil. yang cepat.
5. Konstituen Makanan yang tidak Darah, pus, benda Internal bleeding,
dicerna, bakteri yang asing, mukus, atau infeksi, tertelan benda,
mati, lemak, pigmen cacing. iritasi, atau inflamasi.
empedu, mukosa usus,
air.
2.3 Menolong Buang Air Besar Dengan Menggunakan Pispot
Menolong membuang air besar dengan menggunakan pispot merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan kepada pasien yang tidak mampu buang air besar secara sendiri dikamar kecil misalnya, pasien yang
mempunyai luka dikaki dan tidak bisa berjalan, pasien yang lemah, bad areas, dan lain-lain. Yaitu dengan cara
menggunakan pispot (penampung) untuk buang air besar ditempat tidur, dengan tujuan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar BAB dan BAK di tempat tidur, kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi, memberi rasa nyaman,
mengobservasi output.
a. Alat dan bahan :
1. Alas / perlak
2. Tisu
3. Baki
4. Bel
5. bengkok
6. Handuk
7. Pispot/badpanbertutup dan urinal
8. Botol berisi air bersih untuk cebok
9. kapas cebok dalam mangkok
10. Sampiran
11. Sarung tangan/handscon
12. Sabun
b. Prosedur kerja :
Tahap persiapan :
1. Verifikasi order
2. Siapkan alat dan ruangan
3. Persiapan perawat, cuci tangan dan menggunakan APD
Tahap orientasi :
1. Berikan salam
2. Identifikasi dan validasi kondisi pasien
3. Jelaskan prosedur pelaksanaan kepada pasien dan keluarga : kegiatan, tujuan, waktu, tempat,
serta peran perawat dan pasien.
4. Menjaga privacy pasien
5. Memberikan kesempatan pada pasien sebelum dilakukan tindakan
6. Berdoa
Tahap kerja :
Memasang pispot
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat didekatkan kepada pasien ditempat yang layak
3. Memberitahu pasien
4. Menutup pintu dan sampiran
5. Menutup/menyelimuti pasien secara melintang dapat diganti dengan selimut mandi
6. Menganjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat pantat. Perawat memasang alas pantat
dan bila perlu menolong pasien mengangkat pantatnya dengan meletakkan tangan yang terdekat
dengan kepala pasien antara pinggang dan pantat. Tangan lainnya memasang pispot, posisi pispot
dibetulkan agar pasien merasa nyaman.
7. Untuk pasien yang lemah atau terlalu gemuk :
- Dimiringkan menjauhi perawat
- Meletakan pispot dibawah pantat, kemudian ditelentangkan lagi. Posisi pispot tetap dijaga agar tetap dan
pasien merasa nyaman, jika pasien terlalu gemuk dan terlalu lemah perawat dapat melakukan bersama orang
lain.
8. Membetulkan selimut kembali
9. Menyediakan bel pemanggil bila sudah selesai
Mengambil pispot
1. Mencuci tangan

2. Menentukan sejauh manakah perlu membantu membersihkan daerah vulva,anus

3. Membantu membersihkan daerah vuvla, untuk membersihkan daerah vuva menggunakan tisu
klesset kearah anus dengan sekali hapus atau mengguyur daerah vulva dengan mengunakan air

4. Menolong pasien mengangkat pantat (seperti akan memasang pispot) dengan tangan lain
pispot tersebut, menutup dan meletakkan di kaki tempat tidur atau tempat yang layak. Klien diberi
kesempatan mencuci tangan.

5. Melipat selimut atau mengganti dengan selimut yang sebelumnya. Sprei dirapihkan dank lien
dikembalikan pada posisi yang nyaman.

6. Alat-alat dibawa kebelakang. Jika dibutuhkan pengukuran intake dan output atau bahan
pemeriksaan lab.lain yang berkaitan dengan urine dan fases bisa langsung diusapkan.

7. Mengososngkan dan membersihkan pispot sambil menilai sifat urine dan fases, kemudian
dikembalikan ke tempatnya

8. Mencuci tangan

9. Mencatat jumlah dan sifat urine atau fases dalam buku atau status klien.

Tahap terminasi :
1. Rapikan alat dan pasien
2. Evaluasi kegiatan dan respon pasien
3. Jelaskan RTL dan kontak selanjutnya
4. Berdoa salam
5. Pemeriksa fases di kamar mandi lalu amati warna, bau, konsistensi, lendir, darah, nanah dll.
Tahap dokumentasi :
Dokumentasikan prosedur pelaksanaan dan respon pasien

ELIMINASI URIN
Definisi
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung
pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal
memindahkan air dari darah dalam bentuk urine.

Karakteristik Urine Normal

Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochrome. Namun
demikian, warna urine tergantung pada intake cairan,keadaan dehidrasi konsentrasinya
menjadi lebih pekat dan kecoklatan.penggunaan obat-obat tertentu seperti multivitamin dan
preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh
bakteri.Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine.
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia,intake cairan,dan
ststuskesehatan.Pada orang dewasa sekitar 1.200 sampai 1.500 ml per hari atau 150 sampai
600 ml per sekali miksi.

Volume urine
Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di keluarkan dalam waktu 24
jam.Berdasarkan usia,volume urine normal dan variasi eliminasi urine sesuai usia dapat di tentukan
sebagai berikut

Rata rata Haluaran


Usia Urine Harian Variasi

Usia 1-2 hari 15 60 ml/hari Kemampuan untuk


mengonsentrasikan
(memekatkan)
urineminima.Oleh karena
itu, urine tampak berwarna
kuning terang. Tidak ada
kontrol berkemih secara
volunter.

Usia 3-10 hari 100 300 ml/hari

Usia 10-12 250-400 ml/hari


bulan

Usia 12 Bulan- 400-500 ml/hari


1 Tahun

Urine terkonsentrasi secara


Usia 1-3 Tahun 500-600 ml/hari efektif,warna kekuningan
normal,kontrol secara volunter
dimulai. Kontrol berkemih total

Usia 3-5 Tahun 600-700 ml/hari

Usia 5-8 Tahun 700-1000 ml/hari

Usia 8-14 800-1400 ml/hari


tahun

Usia 14 Th- 1500 ml/hari Ginjal terus tumbuh sampai


Dewasa sekitar usia 40 tahun, ukuran
dan fungsinya mulai berkurang
setelah usia 50 tahun 1500 ml
atau kurang Kemampuan
uniuk mengonsentrasikan
urine menurun.

Proses Miksi
Buang air kecil atau miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila terisi.

Fisiologi Miksi

Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,ureter, kandung
kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif
terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan
yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan
keinginan untuk berkemih.

Anda mungkin juga menyukai