PENDAHULUAN
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil ( BAB /
BAK ) di atas tempat tidur dengan menggunakan pispot.
Pispot adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu pasien pada waktu
buang air besar dan buang air keci ditempat tidur, karena pasien tidak
melakukannya sendiri.
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.
Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi yang terletak dimedula
dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis , sfingter
anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar menguncup. Reflek defekesi
dirangsang untuk buang air besar,kemudian sfingter anus bagian luar yang diawali
oleh syaraf parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama
defekasi berbagai otot lain membantu proses itu seperti otot dinding
perut,diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
PEMBAHASAN
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.
Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi yang terletak di medula
dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis , sfingter
anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar menguncup. Reflek defekesi
dirangsang untuk buang air besar,kemudian sfingter anus bagian luar yang diawali
oleh syaraf parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama
defekasi berbagai otot lain membantu proses itu seperti otot dinding perut,
diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi yaitu,
pertama, reflek defekasi interinsik yang mulai dari zat sisa makanan (feses) dalam
rektum sehingga terjadi distensi. Kemudian flexus mesenterikus merangsang
gerakan peristaltik dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sfingter
interna relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Kedua, reflek defekasi
parasimpatis, adanya feses dalam rektum yang merangsang saraf rectum ke spinal
cord. Dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke sigmoid, lalu ke rektum
dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna, maka
terjadilah proses defekasi saat sfingter interna berelaksasi.
a. Usia
c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras oleh
karenaproses absorbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi kesulitan
proses defekasi.
d. Aktivitas
e. Pengobatan
f. Gaya hidup
h. Nyeri
Kerusakan pada sistem sensoris dan metoris dapat mempengaruhi proses defekasi
karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam
berdefekasi.hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang belakang
ataukerusakan saraf lainnya.
2. Bau Khas fases dan Amis dan perubahan Darah dan ifeksi.
dipengaruhi oleh bau
makanan
5. Konstituen Makanan yang tidak Darah, pus, benda Internal bleeding, infeksi,
dicerna, bakteri yang asing, mukus, atau tertelan benda, iritasi,
mati, lemak, pigmen cacing. atau inflamasi.
empedu, mukosa usus,
air.
1. Pispot
2. Kursi untuk buang air besar yaitu pispot yang di pasang di kursi roda.
2.5 Indikasi
Prosedur kerja
A. Persiapan Pasien
1. Memberi salam
2. Mengenalkan diri pada klien atau keluarga
3. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Posisikan pasien sesuai kebutuhan
B. Persiapan Perawat
C. Persiapan lingkungan
D. Persiapan alat :
E. Prosedur Pelaksanaan
1. BHSP
2. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien.
3. Bawa alat ke dekat pasien.
4. Tutup pintu dan jendela dan pasang sampiran.
5. Cuci tangan, pakai schort, memakai sarung tangan bersih dan berdiri di
sisi klien
6. Pasang selimut mandi dan turunkan selimut pasien.
7. Tinggikan tepi tempat tidur untuk mencegah pasien jatuh.
8. Minta klien untuk mengangkat bokongnya atau miring ( bila perlu dibantu
perawat ) lalu bentangkan perlak dan alasnya.
9. Buka pakaian pasien bagian bawah.
10. Anjurkan klien untuk berpegangan di bawah / bagian belakang tempat
tidur sampai menekuk lutut sambil diikuti dengan mengangkat bokong
kemudian pasang pispot perlahan-lahan
11. Jika pasien pria, pasang urinal untuk BAK.
12. Pastikan bahwa sprei dan stik laken tidak terkena.
13. Tinggalkan pasien dan anjurkan untuk membunyikan bell jika sudah
selesai atau memberi tahu perawat.
14. Jika sudah selesai, tarik atau ambil pispot dan letakkan lengkap dengan
tutupnya di atas kursi atau meja dorong.
15. Bersihkan daerah perianal dengan tisu (untuk pasien wanita, bersihkan
mulai dari uretra sampai dengan anus untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme dari rectal ke saluran kemih) kemudian buang tissue ke
dalam pispot.
16. Gunakan waslap untuk mencuci daerah perianal dengan air sabun.
17. Bilas dengan air bersih.
18. Keringkan daerah perianal dengan handuk.
19. Angkat alas bokong.
20. Kembalikan posisi pasien seperti semula.
21. Kenakan kembali pakaian bawah pasien.
22. Angkat selimut mandi dan sekaligus menarik selimut pasien ke atas.
23. Ganti linen (jika kotor karena terkena feses atau urine).
24. Rapikan pasien
25. Buka sampiran, pintu dan jendela.
26. Jika perlu beri pengharum ruangan.
27. Bersihkan pispot.
28. Cuci tangan.
29. Dokumentasikan warna, bau, feses, urine, dan konsistensi feses serta catat
kondisi daerah perianal.
F. Hasil Evaluasi
Bila tidak dapat di tolong oleh seorang perawat, misalnya pasien gemuk, maka di
perlukan lebih dari satu orang perawat dan caranya adalah sebagai berikut :
a. Bila dua orang perawat. Perawat berdiri di sebelah kanan dan kiri
pasien,satu orang perawat tangan dan mengangkat dengan dua perawat
yang lainmembantu sambil menyorongkan pispot.
b. Bila tiga orang perawat, dua orang berdiri di sebelah kanan kanan
pasiendan satu lagi berdiri di sebehah pasien (sebaliknya) dua orang
perawat
c. mengangkat pasien dan satu orang menyorongkan pispot
sambilmembantu dan mengangkat bokong pasien.
d. Menggunakan pispot yang bersih dan kering.
e. Menggunakan sarung tangan sekali pakai dan cuci tangan anda
segerasebelumdan sesudah melaksanakan prosedur untuk mencegah
penularanpenyakit ke orang lain dan juga ke diri anda sendiri.
f. Memberi privasi pada pasien. Cobalah untuk membuat pasien
senyaman mungkin selama prosedur tindakan.
g. Sebaiknya memberikan pispot jangan waktu makan, berkunjung atau
menerimatamukunjungan(visite)Dokter.