Berdasarkan judul makalah yang kami susun dengan judul ’’membantu klien
bab diatas tempat tidur’’,maka kami memberikan batasan masalah yaitu
mengetahui bagaimana aspek membantu klien bab pada pria maupun
wanita,serta hal-hal yang perlu di perhatikan saat melakukan tindakan
membantu klien bab.
Dengan penulisan makalah ini dapat menjadi bahan Acuan bagi kita semua
sebagai Mahasiswa kesehatan dalam proses pembelajaran membantu klien bab
pada pasien pria dan wanita dengan tepat dan benar sesuai dengan teknik dan
prosedur yang sesuai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil ( BAB /
BAK ) di atas tempat tidur dengan menggunakan pispot.
Pispot adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu pasien pada waktu
buang air besar dan buang air keci ditempat tidur, karena pasien tidak
melakukannya sendiri.
Proses Buang Air Besar (DEFEKASI)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.
Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi yang terletak
dimedula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan
parasimpatis , sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar
menguncup. Reflek defekesi dirangsang untuk buang air besar,kemudian
sfingter anus bagian luar yang diawali oleh syaraf parasimpatis setiap waktu
menguncup atau mengendor selama defekasi berbagai otot lain membantu
proses itu seperti otot dinding perut,diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum,terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi
yaitu,pertama,reflekdefekasi interinsik yang mulai dari zat sisa makanan (feses)
dalam rektum sehingga terjadi distensi.kemudian flexus mesenterikus
merangsang gerakan peristaltik,dan akhirnya feses sampai di anus.lalu pada
saat sfingter interna relaksasi,maka terjadilah proses defekasi.kedua, reflek
defekasi parasimpatis.adanya feses dalam rektum yang merangsang
saraf rektum.ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon desenden,kemudian ke
sigmoid ,lalu ke rektum dengangerakan peristaltik dan akhirnya terjadi
relaksasi sfingter interna,maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna
berelaksasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses DEFEKASI
1. Usia
Setiap tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol proses
defekasi yang berbeda.pada bayi belum memiliki kemampuan mengotrol secara
penuh dalam buang air besar,sedangkan orang dewasa sudah memiliki
kemampuan mengotrol secara penuh,kemudian pada usia lanjut proses
pengontrolan tersebut mengalami penurunan.
2. Diet
Diet atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses
defekasi.makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu
proses percepatan defekasi dan jumlah yang di konsumsi pun dapat
mempengaruhinya.
3. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras
oleh karenaproses absorbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi
kesulitan proses defekasi.
4. Aktivitas
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus
otot,abdomen,pelvis dan diafragma dapat membantu kelancaran proses
defekasi,sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat
bertambah baik dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.
5. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti penggunaan
obat-obatan laksatif atau antasida yang terlalu kering.
6. Gaya hidup
Gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi.halini dapat dilihat pada
seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan buang air
besar di tempat yang bersih atau toilet.maka ketika seseorang tersebut buang air
besardi tempat yang terbuka atau tempat yang kotor maka ia akan mengalami
kesulilan dalam proses defekasi.
7. Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi.biasanya penyakit-
penyakit tersebut berhubungan langsung dengan sistem pencernaan seperti
gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
8. Nyeri
Adanya nyeri dapat mempengarihi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi
seperti nyeri pada kasus hemoroid dan episiotomi.
9. Kerusakan motorik dan sensorik
Kerusakan pada sistem sensoris dan metoris dapat mempengaruhi proses
defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris
dalam berdefekasi.hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang
belakang ataukerusakan saraf lainnya.
2.2 Jenis-jenis Pispot :
1. Pispot
2. Kursi untuk buang air besar yaitu pispot yang di pasang di kursi roda.
2.3 Tujuan
• Membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan elimiasi pasien.
• Mengobservasi output
• Memberikan rasa nyaman pada pasien
2.4 Indikasi
– Dilakukan pada pasien yang tidak mampu ke toilet.
– Pada pasien yang bedrest total.
– Pada klien selesai operasi agar luka bekas operasi tidak infeksi karena terlalu
banyak bergerak
2.5 Kontra Indikasi.
– Pasien yang mampu ke toilet atau bisa BAB secara mandiri.
– Pasien dengan fraktur vertebra dan femur
B. Persiapan Perawat
• Mencuci tangan dari lengan dengan sabun di bawah air mengalir.
• Menilai keadaan umum pasien
C. Persiapan lingkungan
• Pasang sampiran atau sketsel
• Pintu dan jendela dalam keadaan tertutup.
3.1 KESIMPULAN
Dalam menangani masalah eliminasi alvi,perawat harus memahami eliminasi
normal dan faktor faktor yang meningkatkan atau menghambat eliminasi
asuhan keperawatan yang mendukung akan menghormati dan kebutuhan
emosional klien. Tindakan yang dirancang untuk meningkatkan eliminasi
normal juga harus meminimalkan rasa ketidaknyamanan. Dampak yang dapat
terjadi akibat dari gangguan sistem gastrointestinal sangatlah beragam mulai
dari konstipasi,diare,inkontinensia usus, dan hemoroid fecal infektion.
3.2 SARAN
Advertisements
Share this:
Twitter
Facebook1
Bookmark the permalink.
Post navigation
← Previous Post
LEAVE A REPLY
Search
RECENT POSTS
prosedur tindakan BAB dan BAK
(no title)
prosedur pemasangan kateter wanita
Hello world!
ARCHIVES
December 2012
CATEGORIES
Uncategorized
META
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Blog at WordPress.com.
Follow
INKONTINENSIA URINARIUS FUNGSIONAL
DAFTAR PUSTAKA :
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
PSIK 2B BEST OF THE
BEST
Jumat, 22 Juni 2012
MAKALAH
Menolong Pasien BAB Dan BAK di Tempat Tidur
Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan
Disusun oleh :
Nama : Sumiati
NIM : 201110201132
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya makalah praktikum KDDK dengan judul ”Menolong
Pasien BAB Dan BAK di Tempat Tidur”, dapat selesai tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………….......……… i
Daftar isi……………………………………………………………………………….........………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………….……………………………………………………..........…….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………..………………………………………………………............…… 1
1.3 Tujuan Penulisa .……………...……………………………………………………….........…….... 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defekasi
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air
besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi yang terletak
di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan
parasimpatis , sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar
menguncup. Reflek defekesi dirangsang untuk buang air besar,kemudian
sfingter anus bagian luar yang diawali oleh syaraf parasimpatis setiap waktu
menguncup atau mengendor selama defekasi berbagai otot lain membantu
proses itu seperti otot dinding perut, diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi
yaitu, pertama, reflek defekasi interinsik yang mulai dari zat sisa makanan
(feses) dalam rektum sehingga terjadi distensi. Kemudian flexus mesenterikus
merangsang gerakan peristaltik dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada
saat sfingter interna relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Kedua, reflek
defekasi parasimpatis, adanya feses dalam rektum yang merangsang saraf
rectum ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke
sigmoid, lalu ke rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi
sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna
berelaksasi.
a Ku ,
ni h
ng it
r,
u
m
h
Dewa Pucat
sa b
: e
co rl
kl e
at m
fa d
se a
s n
da p
n e
di r
pe u
ng b
ar a
u h
hi a
ol n
eh b
m a
ak u
an
an
st da
e n
n be
si rb
en
tu
k.
u di b
k a e
m n
et t
er u
re k
ct n
u y
m a
ti
si
l.
ti na h
t n ,
u ya p
e ng u
n ti s,
da b
k e
di n
ce d
rn a
a, a
ba si
kt n
er g
i ,
ya m
ng u
m k
ati u
, s,
le a
m t
ak a
, u
pi c
g a
m ci
en n
e g
m .
pe
u,
uk
os
us
us
ai
r.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat dibekali dengan ilmu KDDK tentang pemenuhan kebutuhan
dasar BAB dan BAK di tempat tidur agar perawat mampu membantu atau
menolong pasien yang tidak mampu untuk melakukan BAB dan BAK secara
mandiri di kamar mandi.
DAFTAR PUSTAKA
http://wadung.wordpress.com/2010/03/21/menolong-pasien-bab-diatas-tempat-
tidur-huknah-dan-kolostomi/
http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2010/01/05/menolong-pasien-
buang-air-besar-di-tempat-tidur/
Suryani, 2012. Panduan Praktikum Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan. STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Diposting oleh PSIK2B di 08.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Sumiati (201110201132)
Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Arsip Blog
▼ 2012 (70)
o ▼ Juni (70)
10 MANFAAT AIR MINERAL
C. TUJUAN
Mengetahui pengertian pelayanan keperawatan prima
Mengetahui Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima
Mengetahui Kualitas pelayanan keperawatan
Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima
BAB II
ISI
PELAYANAN KEPERAWATAN PRIMA
A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima
Pelayanan umum (Kep.Men.Pan.No.81 tahun 1993) adalah segala
bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat,
didaerah dan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan pelayanan keperawtan prima adalah
pelayanan yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh
kepuasan dan akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit
(Ginting, 2006). Pelayanan prima merupakan elemen utama rumah sakit dan
unit-unit kesehatan agar bisa bertahan diera globalisasi. Adapun pelayanan
kepada masyarakat.tentunya telah ada suatu ketetapan tatalaksananya.
Prosedur dan kewenangan sehingga penerima pelayanan puas dengan apa yang
telah diterimanya.
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan
profesional yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga
memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang
diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan
pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan
persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas
kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi
profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap
transaksi.
Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan
kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus
berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles,
re;iability, responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari ataupun tidak,
penampilan (tangibles) dari rumah sakit merupakan poin pertama yang ditilik
ketika pasien pertama kali mengetahui keberadaannya. Masalah kesesuain
janji (reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan jaminan
pelayanan (assurance) merupakan masalah yang sangat peka dan sering
menimbulkan konflik. Dalam proses ini faktor perhatian (empathy) terhadap
pasien tidak dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit (Fahriadi,2007). Untuk
dapat memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus memiliki
sumber daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit merupakan
bentuk pelayananyang diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti
Dokter, Perawat dan Bidan. Tim keperawatan merupakan anggota tim garda
depan yang menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus
menerus. Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan seyogianya diberikan oleh
perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai
dengan tuntutan profesi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga
keperawatan harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana,
dan berkesinambungan (Aisyah, 2008).
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah perilaku yang harus ditonjolkan perawat ketika
menghadapi pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat
menggunakan keahlian, kata-kata yang lembut,sentuhan, memberikan harapan,
selalu berada disamping pasien dan bersikap sebagai media penberi asuhan.
Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Adapun sikap-
sikap dalam pelayanan prima adalah semangat, memakai cara yang baik, pro-
aktif, positif, penuh kesabarab dan tidak mengada-ada, dan tepat waktu.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sikaf tersebut harus dimiliki
oleh seorang perawat karena sikaf perawat juga sangat berpengaruh terhadap
kepuasan pasien. Sikap perawat yang baik dan ramah dapat menimbulkan rasa
simpati pasien terhadap perawat.
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan perawat dalah penampilan, baik berupa fisik maupun
nonfisik yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak
lain. Penampilan seseorang merupakn salah satu hal pertama yang diperhatikan
selama komuniksi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4
menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya
(Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian
dan berhias menunjukkan kepribadiaan, status sosial, pekerjaan, agama, budaya
dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat
menimbulkan cita diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat
dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan atau asuhan
keperawatan yang diterima, karena tiap pasien mempunyai citra bagaimana
seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mecerminkan kemampuan perawat tetapi mungkin akan lebih sulit
bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap pasien jika perawat tidak
memenuhi citra pasien.
4. Perhatian ( Attention)
Perhatian adalah kepedulian penuh terhadap pasien, baik yang
berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pasien maupun
pemahaman atas saran dan kritik. Perhatian yang diberikan perawat, terutama
ketika pasien sendiri dan merasa menadi beban bagi orang lain, adalah sangat
berguna untuk mempercepat proses penyembuhan. Penyakit yang diderita oleh
pasien terjadi bukan hanya kelemahan fisiknya, tetapi dapat juga terjadi karena
adanya gangguan pada kejiwaannya. Sikap yang baik terutama perhatian yang
diberikan oleh perawat kepada pasien, diyakuni ddapat mempercepat proses
penyembuhan kejiwaannya. Sehingga dengan sembuhnya kejiwaan maka dapat
mempengaruhi kesembuhan fisiknya.
5. Tindakan (Action)
Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
memberikan layanan kepada pasien. Layanan ini seyogianya berlandaskan ilmu
pengetahuan, prinsip dari teori keperawatan serta penampilan dan sikap serta
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diemban kepada perawat
tersebut. Apabila perawat terampil dalam memberikan tindakan keperawatan,
maka secara otomatis pasien juga akan merasakan kepuasan dari tindakan yang
diberikan perawat tersebut. Hal ini teradi karena perawat yang terampil dapat
menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pasien saat melakukan suatu
tindakan. Tindakan perawat yang sesuai dengan standar keperawatan dapat
menjamin bahwa asuhan keperawatan yang diberikan juga berkualitas.
3. Faktor komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima (Nursalam, 2000). Komunikasi dalam praktik keperawatan
professional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain :
a. Pendidikan
Merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga
dapat digunakan untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas
hidup (Notoadmojo, 2003). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi dan makin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga
menggunakan komunikasi terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya.
b. Lama bekerja
Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja.
Makin lama seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya
sehingga akan makin baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003)
c. Pengetahuan
Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan
Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya
tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
d. Sikap
Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi
berjalan efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar
kurang percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam
komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri
dan menjadi pendengar yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi
yang terapeutik.
e. Kondisi psikologi
Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan
melalui komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis
yang baik untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis
seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan
oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi
terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan
pandangan dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
dalam setiap komunikasi serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan
profesional yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga
memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang
diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan
pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan
persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas
kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi
profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap
transaksi.
B. SARAN
Perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum,
perawat membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan
kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berprilaku
sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien, beriorentasi
pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang
kompeten, etik, dan aman (CAN,2001).
Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan:
1. Mengutamakan pelanggan
2. Sistem yang efektif
3. melayani dengan hati nurani
4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan
Sumber :
By : Hermawan Wahyudi
Ada tiga golongan pasien yang bisa jadi sering kita temui dan layani
dalam kapasitas kita sebagai seorang perawat, satu golongan pasien
berpengaruh (orang kaya, tokoh masyarakat, pejabat maupun ulama),
dua golongan pasien muda bujangan yang rupawan (cantik atau tampan
dan tentu anda sukai), tiga golongan pasien berkekurangan (fakir, miskin,
tua dan renta).
Cobalah, lakukan ini sebagai Sesutu yang standar dalam pelayanan kita,
1. Saat memulai dinas, temuilah mereka dengan senyuman terbaik
anda, berikanlah sikap emphatic yang memberikan kesejukan pada
setiap awal pertemuan anda, Berikanlah salam, periksalah kondisinya
dengan baik, tanyakanlah yang menjadi keluhannya, dan rencanakanlah
sesuatu yang akan meringankan keluhannya paling tidak untuk
memberikan ketenangan dalam menghadapi ujian yang dideritanya.
2. Jika badannya lusuh dan tak berdaya, mandikanlah dia di atas
pembaringannya dengan tangan keikhlasan anda, jika rambutnya lengket
karena basah oleh keringat dan berbaring lama dalam sakitnya, keramasi
dan pijatlah kepalanya dengan pijatan keihkhlasan yang menenangkan
hatinya, Sisirlah rambutnya dengan hati-hati agar dia tidak sakit
karenanya. Jika dia tidak mau makan, tanyalah makanan apa yang
diinginkannya, dan yakinkan agar dia memakannya di hadapan anda bila
perlu suapilah dengan penuh kasih sayang. Jika dia mampu mandi
sendiri sediakanlah air hangat dan alat mandi untuknya, dan papahlah dia
menuju kamar mandi jika tubuhnya lemah. Ketahuilah segala
ketidakmampuannya, dan bantulah sebisa mungkin secara langsung
dengan ketulusan kita sebagai seorang perawat. Berikanlah motivasi agar
semangatnya untuk sembuh terus meningkat, ingatkanlah selalu betapa
tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh-Nya dan ketika dia
sakit Allah-lah yang menyembuhkannya. Luncurkanlah motivasi yang
anda berikan tanpa harus menjanjikan sesuatu yang belum pasti atau
mengguruinya seolah kita mahluk yang serba tahu.
3. Untuk memperkuat ketulusan kita dalam melaksanakan point dua,
bayangkan sejenak jika anda menjadi dia, apakah yang mungkin anda
inginkan dan cemaskan, bisa saja dia mencemaskan keluarganya, biaya
perawatannya, masa depannya, konsep dirinya, citra dirinya dan
semuanya yang membuatnya gundah gulana dalam pembaringannya.
Berikanlah solusi yang menenangkan dengan kecakapan kita sebagai
seorang perawat professional.
4. Kurangi waktu anda diam di nurse stasion, insya Alloh tanpa anda
kurangi dengan sengaja pun waktu anda diam di nurse stasion akan
berkurang karena anda akan lebih lama bersama pasien anda.
5. Ketika anda pulang, temuilah dia, sampaikanlah bahwa jam dinas
anda telah berakhir dan anda harus berpisah sementara waktu
dengannya dan akan bertemu dengan izin-Nya saat anda dinas kembali
dalam kondisi pasien yang lebih baik. Sampaikan do’a kepada-Nya
langsung di hadapannya dengan suara yang lembut dan penuh
ketulusan, agar dia lekas sembuh seperti sedia kala, dan agar ketika
bertemu dengan anda kembali pasien tersebut bisa lebih baik dan bisa
segera pulang kepada keluarganya.
Jika semua telah dilaksakan dengan baik…..tolong bantu saya apakah anda menemukan
kondisi atau feedback seperti ini……
a. Pasien ini sering menanyakan anda, dan meminta kepada teman anda kapan anda dinas.
b. Pasien ini bisa memberikan uang kepada anda.
c. Pasien ini meminta anda menjadi perawat pribadinya
d. Pasien ini meminta anda datang ke rumahnya
e. Pasien ini meminta anda menjadi anak atau keluarganya
f. Pasien ini menawarkan pekerjaan lain untuk anda
g. Pasien ini meminta anda menjadi perawat keluarganya
h. Dan dengan ketokohannya pasien ini bisa memberikan sesuatu yang dia inginkan untuk
membalas keikhlasan anda dengan keikhlasannya pula….
Pasien ini tak memberikan apappun kepada anda, dalam bentuk harta ataupun kehormatan
semu, tapi sejenak lihatlah matanya……ada sesuatu yang berbeda yang dapat anda rasakan
karena mata adalah jendela dari jiwanya….
Ya Alloh……siapakah pula perawat berhati mulia ini…..andai hamba punya sesuatu untuk
hamba berikan, mungkin apapun yang dia inginkan akan hamba penuhi, tapi ya Alloh…..hamba
adalah orang yang papa, tua dan renta…..hamba tidak punya apa-apa untuk membalas
ketulusan, perhatian dan kasih sayangnya kepada hamba, anak dan saudara hambapun tidak
seperti ini dalam memperlakukan hamba, menyuapi hamba disaat hamba tak bisa makan,
memijat badan hamba disaat tubuh ini remuk redam, mengeramasi hamba, menyisiri rambut
hamba, bahkan menyemangati hamba untuk memaknai hidup ini dengan syukur kepada-
Mu….Ya Alloh…..dengarlah do’a hamba ini, inilah jeritan hati hamba untuk-Mu….jika hamba tak
punya apa-apa untuknya, maka Engkau adalah dzat yang maha Kaya dan memiliki segalanya,
bukakanlah pintu rezeki untuk perawat ini, berikanlah kebahagiaan dalam hidupnya,
pertemukanlah dia dengan orang baik yang menjadi jodoh dan pasangan hidupnya. Ya
Alloh….dengar dan kabulkanlah do’a hamba ini. Dan kemudian airmatanya jatuh di atas pipinya
karena anda……ya anda perawat yang melayaninya dengan bahasa kasih sayang. Inilah Do’a
yang mampu menembus batas langit, do’a tulus dari orang yang tengah menderita dan mereka
banyak sekali berada di sekitar kita……
Saudaraku……jikalau rezeki dari Alloh tiada terhingga untuk kita gapai…..mengapa kita hanya
menunggu sesuatu yang sedikit dari manusia, mintalah kepada-Nya, dari pintu-pintu yang lain,
dan katakanlah selamat tinggal untuk mengeluh dan meratapi nasib, berbuat anarkis, atau
menyalahkan orang lain karena ketidak berdayaan kita.
Jadilah perawat yang luar biasa, jika selama ini feedbac dari pasien yang kita layani hanya
biasa-biasa saja, ketahuilah, semua itu bukanlah karena mereka, tetapi semua hakikatnya
karena pelayanan yang kita berikan kepada mereka adalah pelayanan yang juga biasa-biasa
saja. Karena hidup adalah cermin.
Semoga menjadi wacana yang baik dan bermanfaat, salam perawat ! Semangat!!
Diposting oleh Intan Nurkhazanah di 18.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Keperawatan, Makalah, prima
1 komentar:
1.
Patung Dewa Disebuah Kelenteng Harus Ditutup Kain Putih Karena Alasan IMB
Informasi Usaha budidaya
Cerita Dewasa
Novel Paling Update
Gosip Terupdate
Balas
Arsip Blog
► 2015 (2)
▼ 2013 (155)
o ▼ Oktober (153)
W E L C O M E => It's me
KUMPULAN ASKEP (Asuhan Keperawatan)
MAKALAH DENGAN PENYAKIT SHOCK KARDIOGENIK
MOBILISASI
KOMUNIKASI TERAPIUTIK
ASKEP Ny F Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman : Nyeri ...
ALAT-ALAT MEDIS KEPERAWATAN
Makalah Pengaruh Ilmu pengetahuan dan Teknologi te...
PENGERTIAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Prinsip-Prinsip yang Terkandung dalam batang tubuh...
KEBUTUHAN NUTRISI
KASUS NUTRISI sebagai kebutuhan Dasar manusia
KOMUNIKASI TERAPIUTIK
RESPON IMUN
patogen dan patofisiologi proses penyakit
MOBILISASI dan IMOBILISASI
Kategori Diagnosa Keperawatan menurut NANDA
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada pasien...
HIDRODINAMIKA
Kata Nurse
Mahasiswa Menjawab
SRAGEN TENDA LAUT
Filosofi Kesetiaan dan Pendakian
Friday with Sepatu Biru
Photos Intan Diamond
Men/Boy/Laki-laki/Pria and Girl/Woman/Wanita/Gadis...
Boneka Teddy Bear Lucu
Yuk Ikut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tentang JUST DO CARE
PATHWAT :: PATOFISIOLOGI :: RUMUS & CONTOH
TERMOFISIKA MEDIS
INSTRUMENTASI dalam KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI dan EVALUASI
Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
ANALGETIKA
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Dengan Gang...
lAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENG...
Asuhan Keperawatan Fraktur/Patah Tulang
ASKEP PASIEN DENGAN OSTEOMYELITIS
ASKEP PASIEN DENGAN ASAM URAT / GOUT / PIRAI
ARTRITIS REUMATOID (AR) atau Penyakit REMATIK
Oxytocine sebagai Hormone Kasih Sayang
Cara KB mencegah Kehamilan
Apakah HIV bisa Menular Lewat Plasenta ?
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien...
Laporan Pendahuluan Gangguan Kebutuhan Pertukaran ...
Asuhan Keperawatan Kehilangan dan Berduka
Berpelukan Bisa Hindari Stres
Cara Menilai Tingkat Stres Skala Holmes,Rahe,Mille...
KDM :: Dying ang Death
Eliminasi Bowel/ Fases / Alvi / BAB
KDM :: Eliminasi Urine / Sistem Perkemihan / BAK
Mitos / Fakta bahwa kelebihan mengkonsumsi vitamin...
Faktor yang mempengaruhi Defekasi / BAB
prosedur pemasangan, perawatan,pencabutan WATER SE...
Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine / BAK
Mengapa Vitamin B dan C tidak di simpan di dalam t...
Askep Trauma Thorax / Dada
Faktor yang mempengaruhi Pola Diet
Cerita di balik keutamaan BasmAllah
Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Materi dan Askep Flu Burung
GLUKOMA
KDM :: Istirahat dan Tidur
BIOLOGI :: GENETIKA
Materi KMB Pernapasan :: PNEUMONIA
KDM :: Kehilangan Dan Berduka
Pemberian Larutan dan Obat Intra Vena
Keseimbangan Energi
BIO OPTIK Dalam Dunia Medis
BIOMEKANIKA MEDIS
Konjungtivitis / Red Eye
Konsep Stres dan Adaptasi
Kebutuhan Dasar Manusia : Adaptasi
BIOLISTRIK MEDIS
BIOAKUSTIK
Askep Klien dengan Gangguan pemenuhan Nutrisi
Askep Pada Pasien Ansietas
Cara Menilai Tingkat Stres Skala Holmes,Rahe,Mille...
PENGKAJIAN NYERI
KDM :: DYING ANG DEATH
KONSEP MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
Selalu ada jalan
Menuju Allah
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Terapiutik
Al-Muayyad :: Penjara Suci dan Sejuta Cerita
Foto Unik Unyu Expressive
Contoh Surat Lamaran Kerja
Mikologi
makalah transplantasi organ menurut pandangan isla...
BIOLOGI SEL
THYPOID DAN ASKEP THYPOID
GASTRITIS DAN ASKEP GASTRITIS
Cara Paling Mudah Membuka Halaman Web yang di prot...
PENKES HIV AIDS
PEMERIKSAAN FISIK
KOMUNIKASI TERAPIUTIK
ETIKA KEPERAWATAN
Pelayanan Prima Seorang Perawat
o ► September (1)
o ► Juli (1)
Total Tayangan Halaman
2
7140
Mengenai Saya
Intan
Nurkhaza
nah
sampai di tempat
"gerbang kesuksesan".
by Bintang
membahagiakan
tersenyum.. dan
alasannya adalah
KITA. By Bintang
Lihat profil
lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh claylib. Diberdayakan oleh Blogger.
PELAYANAN PRIMA UNTUK KEPUASAN PASIEN RS
A. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem
kesehatan. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang bersifat padat karya,
padat modal, padat tekhnologi dan padat ketrampilan.7
11
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Untuk menyelenggarakan
upaya tersebut rumah sakit umum mempunyai fungsi menyelenggarakan:
pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan asuhan
keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, administrasi dan keuangan.10
B. Rawat Inap
Menurut Snook, rawat inap merupakan komponen dari pelayanan
rumah sakit. Kapasitas itu diukur dengan jumlah tempat tidur. Dalam dekade
terakhir telah terjadi perubahan yang berarti, pemanfaatan tempat tidur untuk
penyakit dalam dan bedah menurun, sedangkan tempat tidur untuk perawatan
intensif semakin meningkat, tetapi rumah sakit tetap menggunakan jumlah
tempat tidur sebagai ukuran bagi tingkat hunian, pelayanan dan keuangan,
meskipun hanya 10 % dari seluruhnya yang membutuhkan pelayanan
memerlukan rawat inap.11
Jadi rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap untuk
keperluan observasi, diagnosis dan terapi bagi individu dengan keadaan
medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis atau rehabilitasi dan memerlukan
pengawasan dokter setiap hari.8
Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.10
-
perilaku tenaga medis dalam melakukan pelayanan kesehatan
-
fungsi terapi yang terdiri dari:
•
konsultasi / pemberian keterangan tentang penyakit yang
diderita
•
pencegahan
•
tenggang rasa
•
perawatan lebih lanjut
•
kebijakan manajemen
-
fungsi perawatan yang terdiri dari:
•
nyaman dan menyenangkan
•
adanya perhatian yang baik
•
bersikap sopan
•
tanggap terhadap keluhan pasien
•
kebijakan manajemen
-
sarana dan prasarana yang terdiri dari:
•
adanya tempat perawatan
•
mempunyai tenaga dokter spesialis
•
mempunyai tenaga dokter
•
fasilitas perkantoran yang lengkap
Sedangkan menurut Leboeuf, beberapa faktor yang mempengaruhi
mutu pelayanan kesehatan ialah: (a) kompetensi/kemampuan yang terkait
dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan pemberi pelayanan; (b)
akses atau keterjangkauan pelayanan; (c) efektivitas; (d) hubungan antar
manusia, merupakan interaksi pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien
atau antar sesama tenaga kesehatan/hubungan atasan-bawahan yang
menimbulkan kepercayaan dan kredibilitas memberi perhatian; (e) efisiensi; (f)
4.
Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya.
Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi:
a.
Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
b.
Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh
masukan dari pelanggan
c.
Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggan
5. Tangibles (Berwujud), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan.
Asuhan keperawatan sendiri merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan. Asuhan
keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
1.
Pelayanan keperawatan personal, yang antara lain berupa pelayanan
keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem tubuh tertentu,
pemberian motivasi dan dukungan emosi pada pasien, pemberian obat,
dan lain-lain.
2.
Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat
perawat selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga
merupakan petugas yang seyogyanya paling tahu tentang keadaan
pasien.
3.
Menjalin hubungan dengan keluarga pasien. Komunikasi yang baik
dengan keluarga atau kerabat pasien akan membantu proses
penyembuhan pasien itu sendiri.
4.
Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan. Perawat bertanggung
jawab terhadap lingkungan bangsal perawatan pasien, baik lingkungan
fisik, mikrobiologik, keamanan, dan lain-lain.
5.
Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.
Program ini diberikan pada pasien dengan materi spesifik sesuai dengan
penyakit yang di deritanya.
Dalam hal manajemen keperawatan di rumah sakit, tugas yang harus
dilakukan adalah:
1.
Penanganan administratif, antara lain dapat berupa pengurusan
masuknya pasien ke rumah sakit, pengawasan pengisian dokumen
catatan medik dengan baik, membuat penjadwalan proses
pemeriksaan atau pengobatan pasien, dan lain-lain.
2.
Membuat penggolongan pasien sesuai berat ringannya penyakit, dan
kemudian mengatur kerja perawatan secara optimal pada setiap
pasien sesuai kebutuhannya masing-masing.
3.
Memonitor mutu pelayanan pada pasien, baik pelayanan keperawatan
secara khusus maupun pelayanan lain secara umumnya.
4.
Manajemen ketenagaan dan logistik keperawatan, kegiatan ini meliputi
staffing, schedulling, assignment dan budgeting.16
Pelayanan keperawatan profesional diberikan dalam bentuk asuhan
keperawatan. Menurut konsorsium kelompok kerja keperawatan, asuhan
keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan praktek
keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan
yang berpedoman pada standar asuhan keperawatan berdasar pada etik dan
etiket keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.17
1.
memenuhi standar profesi yang ditetapkan
2.
sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien dan efektif
3.
aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa
pelayanan
4.
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
5.
memperhatikan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata
nilai masyarakat
Standar Praktek Keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI
yang terdiri dari beberapa standar. Menurut JCHO: Joint Commission on
Accreditationof Health care Organisation (1999) terdapat 8 standar tentang
asuhan keperawatan yang meliputi:21
1.
Menghargai hak-hak pasien
2.
Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit
3. Observasi keadaan pasien
4.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
5.
Asuhan pada tindakan non operatif dan administrative
6.
Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
7.
Pendidikan kepada pasien dan keluarga
8.
Pemberian asuhan kepada pasien secara terus menerus dan
berkesinambungan
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14 KDM
dari Henderson):
1. Oksigen
2. Cairan dan elektrolit
3. Eliminasi
4. Keamanan
5.
Kebersihan dan kenyamanan fisik
6.
Istirahat dan tidur
1. Model fungsional
a.
Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
b.
Perawat melaksanakan tugas / tindakan tertentu berdasar jadwal
kegiatan yang ada
c.
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua
d.
Kelebihan model fungsional
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik.
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
e.
Kelemahan model fungsional
g.
Kelemahan manajemen kasus
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama
Bagan 2: Sistem Asuhan Keperawatan Care Method Nursing
(Marquis & Huston: 136 dalam Nursalam, 2002: 150)
Kepala Ruang
Staf Perawat Staf Perawat
Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien
Staf Perawat
3. Model Tim
a.
Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
b.
Enam – tujuh perawat profesional dan perawat associate bekerja
sebagai suatu tim yang disupervisi oleh ketua tim
c.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbedabeda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri dari
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu grup kecil yang
saling bekerja sama.
d.
Kelebihan model keperawatan tim
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
e.
Kelemahan model keperawatan tim
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk
f.
Konsep metode tim
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim akan
masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi,
e)
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
f)
Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
•
Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
•
Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
asuhan keperawatan
•
Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
•
Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk rumah sakit
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
j) Mewujudkan visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
2)
Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan metode penugasan
administrasi pasien
j) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
k) Identifikasi masalah dan cara penanganan
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
b) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
4)
Pengawasan
a)
Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi
•
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung lisan
•
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan, mendengarkan laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas
•
Evaluasi yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang sudah
disusun bersama ketua tim
•
Audit keperawatan
Bagan 3: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ”Team
Nursing” ( Marquis & Huston dalam Nursalam 2002 )
Kepala Ruang
sosial di masyarakat
yang terjadi
i.
Ketenagaan Model Keperawatan Primer
1) Setiap perawat primer adalah perawat bed side
2) Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
3) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
4) Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten
j. Keuntungan utama
Memuaskan pasien dan perawat
Hubungan perawat primer dan tenaga kesehatan lain dapat dilihat pada
bagan berikut.
Pasien
Asuhan
( 24 jam )
Perawat Primer Konsultasi
Supervisor
Kolaborasi dokter/tenaga
kesehatan lain
Perawat Asosiet
( PA )
Perawat Asosiet
( PA )
Perawat Asosiet
( PA )
G. Persepsi Pasien / Klien
Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan,
penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu. Persepsi dinyatakan
sebagai proses menafsir sensasi-sensasi dan memberikan arti kepada stimuli.
Persepsi merupakan penafsiran realitas dan masing-masing orang
memandang realitas dari sudut perspektif yang berbeda.22
pelaku persepsi, 3) faktor obyek atau target yang dipersepsikan dan 4) faktor
situasi dimana persepsi itu dilakukan.25 Sementara itu faktor pihak pelaku
persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motivasi,
kepentingan atau minat, pengalaman dan pengharapan. Variabel lain yang
ikut menentukan persepsi adalah umur, tingkat pendidikan, latar belakang
sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian dan
pengalaman hidup individu.26
Faktor pemersepsi:
a. Sikap, motivasi
b. Kepentingan
c. Pengalaman
d. Pengharapan
Faktor situasi:
a. Waktu
b. Keadaan / situasi
c. Keadaan sosial
Persepsi
Faktor Target:
a. Hal baru
b. Gerakan
c. Bunyi
d. Ukuran
e. Latar belakang
f. Kedekatan
Persepsi setiap orang terhadap suatu obyek dapat berbeda-beda, oleh
karena itu persepsi mempunyai sifat subyektif, yang dipengaruhi oleh isi
memorinya. Semua apa yang telah memasuki indra dan mendapat
1.
Pembatasan derajat kepuasan pasien, diakui bahwa kepuasan pasien
bersifat individual, tetapi ukuran yang digunakan adalah yang bersifat
umum sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pasien
2.
Pembatasan pada upaya yang dilakukan dalam menimbulkan rasa
puas pada diri setiap pasien. Untuk melindungi pemakai jasa
pelayanan kesehatan yang pada umumnya awam terhadap tindakan
pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan harus sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi.29
Lama hari rawat pada rawat inap terdahulu berpengaruh terhadap
kepuasan pasien. Sistem yang pernah dialami pasien pada rawat inap
sebelumnya akan mengurangi rasa kecemasan. Jadi semakin tinggi derajat
kesinambungan pelayanan semakin tinggi pula kepuasan pasien.
memanfaatkan jasa yang sama, sebaliknya konsumen yang tidak puas akan
memberitahukan orang lain tentang pengalaman tersebut.
1.
Kepuasan terhadap hasil yang lalu
2. Kesinambungan pelayanan
3. Harapan pasien
4. Komunikasi pasien-dokter
Terpenuhinya kebutuhan pasien akan memberikan gambaran
kepuasan pasien. Oleh karena itu tingkat kepuasan pasien sangat tergantung
pada pandangan pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit. Kebutuhan
pasien sendiri meliputi harga, keamanan, ketepatan dan kecepatan
pelayanan. Hal ini didukung oleh hasil survey yang dilakukan oleh Junadi,
bahwa pelanggan menilai pelayanan rumah sakit terdiri dari 4 aspek, yaitu:12
1.
Kenyamanan meliputi kebersihan, kenyamanan ruangan, kesesuaian
makanan dengan pola diet dan lokasi rumah sakit
2.
Kompetensi interpersonal petugas yang meliputi keramahan,
informatif, komunikatif, responsive dan suportif
3.
Kompetensi petugas meliputi pengetahuan dan ketrampilan petugas
dalam menjalankan tugasnya
4. Biaya
Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari rasa
puas terhadap pelayanan kesehatan yang diterima, dimana mutu yang baik
dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit, peningkatan derajat kesehatan
atau kesegaran, kecepatan pelayanan, lingkungan perawatan yang
menyenangkan, keramahan petugas, kemudahan prosedur, kelengkapan alat,
obat-obatan dan biaya yang terjangkau.
1.
Pengukuran dapat dilakukan secara langsung melalui pertanyaan
kepada pelanggan dengan ungkapan sangat tidak puas, kurang puas,
cukup puas, puas dan sangat puas.
2.
Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka
mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka
rasakan.
3.
Responden diminta menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi
yang berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan diminta untuk
menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka rasakan.
4.
Responden diminta merangking elemen atau atribut penawaran
berdasarkan derajat kepentingan setiap elemen dan seberapa baik
kinerja perusahaan pada masing-masing elemen.31
J. Landasan Teori
Kegiatan keperawatan di rumah sakit terdiri dari manajemen
keperawatan dan keperawatan klinik, sedangkan asuhan keperawatan sendiri
merupakan bagian dari keperawatan klinik di rumah sakit. Mutu pelayanan
asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh kehandalan, daya tanggap,
jaminan terhadap pelayanan keperawatan, dan empati perawat dalam
menghadapi pasien serta wujud nyata dari tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
K. Kerangka Teori
KEGIATAN KEPERAWATAN DI RS
Manajemen keperawatan:
a.
Penanganan administratif
b.
Membuat penggolongan
pasien
c.
Memonitor mutu pelayanan
d.
Manajemen ketenagaan dan
logistik keperawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi pasien/klien:
1. Faktor pemersepsi
a.
Tingkat pengetahuan
b.
Pendidikan
c.
Umur
d.
Sosial Ekonomi
e.
Sikap, motif
f .
Kepentingan
g.
Pengalaman
h.
Pengharapan
2. Faktor Situasi
a.
Waktu
b.
Keadaan/Situasi
c.
Keadaan Sosial
3. Faktor Target
a.
Hal baru
b.
Gerakan
c.
Bunyi
d.
Ukuran
e.
Latar Belakang
f.
Kedekatan
Keperawatan Klinik:
a.
Pelayanan keperawatan personal
b.
Komunikasi dengan dokter
c.
Komunikasi dengan pasien dan
keluarga
d.
Menjaga lingkungan tempat
perawatan
e.
Penyuluhan kesehatan
Persepsi pasien/klien terhadap mutu
pelayanan asuhan keperawatan klinik:
1. Kehandalan perawat
2.Daya tanggap perawat
3.Jaminan dari perawat
4. Empati perawat
5.Bukti langsung/wujud tindakan
keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
KLINIK
PERSEPSI KEPUASAN
KLIEN RAWAT INAP
Sumber: Gabungan dari beberapa sumber: Robbins (2000), Nursalam (2002),
Philip Kottler (1994), Hardjana (2003), Irawan (2002)
diary Patris
Sabtu, 01 Februari 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Dewasa ini profesi keperawatan sangat di butuhkan karena
profesi ini sangat berhubungan dengan manusia . Ketika manusia
mengalami gangguan baik fisik maupun psikisnya dia tidak bisa
melakukan kegiatan rutinitasnya seperti biasa .oleh karena itu ,dia
harus membutuhkan pertolongan seorang perawat.
Seorang perawat yang professional yang dituntut zaman sekarang
yaitu Dia harus memiliki ilmu keperawatan dan juga memiliki
pengalaman kerja. Oleh karena itu seorang perawat harus mempunyai
kemauan untuk terus belajar sehingga dapat melayani pasien secara
professional.
Jadi peran seorang perawat dalam pelayanannya , harus
mengetahui secara pasti penyakit yang diderta oleh pasien atau klien
dengan menggunakan sarana sarana kesehatan , Bila sarana sarana
kesehatan kurang memadai maka pasien harus di rujuk ke Tim
Kesehatan lain yang fasilitasanya sudah memadai.
C. Permasalahan
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. Pemahaman Tentang Rujukan
1. Definisi Rujukan
Rujukan adalah : Suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas
kasus atau masalah yang timbul baik secara vertikal (Dari sudut Unit ke
Unit yang lebih lengakap atau Rumah Sakit ) maupun Horisontal (Dari
suatu bagian lain dalam satu Unit )
B. Peran Perawat dalam ruang lingkup pelayanan Rujukan
Dalam ruang lingkup pelayanan Rujukan peran perawat yaitu :
1. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
2. Asuhan Keperawatan Anak
a. Pengertian
Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan
bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan
belum menikah Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42
disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau
sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
anak adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan
yang sah yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
b. Filosofi Keperawatan Anak
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus
memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat
pada keluarga (family center care ) dan mencegah terjadinya trauma
( atraumatik care )
Family center care ( perawatan berfokus pada keluarga )
merupakan unsur penting dalam perawatan anak karena anak
merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak
dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan
anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status
kesehatan anak
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan
keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma
pada anak dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap
tindakan yg diberikan. Prinsip dari atraumatic care adalah menurunkan
dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan
kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak,
mencegah dan mengurangi cedera ( injury ) dan nyeri ( dampak
psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi
lingkungan fisik
c. Prinsip Keperawatan Anak
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa
perkembangan
Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan &
maturasi / kematangan
Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan
lain berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan
termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien,
pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai
professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada
anak dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter
untuk menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada
anak yang menderita infeksi
Peneliti
Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat
dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial
mempengaruhi kesehatan seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk
lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional
yang ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan,
nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan
keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya
serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.
c. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas
Memberikan pelayanan tenaga terlatih
Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
Meningkatkan penerimaan gerakan KB
Memberikan pendidikan dukun beranak
Meningkatkan system
d. Peranan Perawat Dalam Keperawatan Maternitas
Suatu perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan standar,
merefleksikan tujuan dan nilai yang dilaksanakan pada situasi tertentu.
e. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Maternitas
Peranan atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh
masyarakat dalm memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir:
Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)
Sebagai pendidik (teacher)
Sebagai communicator
Sebagai penasehat (counselor)
Sebagai researcher
Sebagai pembela (advocate)
Sebagai manajer
f. Kegiatan Dalam Keperawatan Maternitas
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
g. Lingkup Peran Maternitas
Membantu klien memperoleh kembali kesehatannnya
Membantu yang sehat memelihara kesehatannya
Membantu yang tidak bias disembuhkan untuk mencegah masalah lebih
lanjut
4. Asuhan Keperawatan Jiwa
a. Pengertian
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia
sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif
yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan
diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan
terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan
proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan
dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga,
kelompok komunitas)
1) Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
2) Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung,
komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan
kepribadian yg bersangkutan.
3) Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional
secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang
lain.
b. Peran dan Fungsi Perawat dalam praktek keperawatan kesehatan
jiwa.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) dalam memberikan asuhan
dan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa,perawat dapat melakukan
aktivitas pada tiga area utama yaitu 1)Memberikan asuhan keperawatan
secara langsung,2) Aktivitas komunikasi dan 3)Aktivitas dalam
pengelolaan atau manajemen keperawatan.
Dalam hubungan perawat dengan klien,ada beberapa peran perawat
dalam keperawatan kesehatan jiwa,meliputi :
1. Kompetensi klinik.
2. Advokasi klien dan keluarga
3. Tanggung jawab keuangan
4. Kerja sama antar disiplin ilmu di bidang keperawatan
5. Tanggung gugat sosial
6. Parameter etik-legal.
Pada setiap tingkatan pelayanan kesehatan jiwa,perawat mempunyai peran
tertentu:
Peran perawat dalam prevensi primer.
1) Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa.
2) Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan
dan pendidikan.
3) Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan
perkembangan dan Pendidikan seks.
4) Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa.
5) Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah
psikiatri .
6) Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya untuk
meningkatkan Fungsi kelompok.Aktif dalam kegiatan masyarakat atau
politik yang berkaitan dengan kesehatan jiwa.
Peran perawat dalam prevensi sekunder
1) Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.
2) Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah.
3) Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di rumah sakit umum.
4) Menciptakan lingkungan terapeutik.
5) Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
6) Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.
7) Memberi konsultasi.
8) Melaksanakan intervensi krisis.
9) Memberikan psikoterapi pada individu,keluarga dan kelompok pada
semua usia.
10) Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yan teridentifikasi
masalah.
2) Keperawatan gerontik
adalah spesialis keperawatan usia lanjut yang dapat menjalankan pada
tiap tatanan pelayanan ( di rumah sakit rumah, dan panti ) dengan
menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk
meningkatkan fungsi optimal para lansia secara komprehensif.
( lueckerotte,2000)
Keperawatan Gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk
bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien
lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk
pelayanan keperawatan yang professional dengan menggunakan ilmu
dan kiat keperawatan gerontik, mencakup biopsikososial dan spiritual,
dimana klien adalah orang yang telah berusia > 60 tahun, baik yang
kondisinya sehat maupun sakit
b. Tujuan
Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia,
mempertahankan fungsi tubuh serta membantu lansia menghadapi
kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik
keperawatan gerontik.
d. Peran Perawat
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan
fungsinya sebagai berikut:
Sebagai Care Giver( pemberi asuhan langsung, Sebagai pelaku atau
pemberi asuhan keperawatan)
perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya
mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa
keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi
keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan
membuat langkah atau cara pemecahan masalah, melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan
evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan.
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan.
Proses penyembuhan lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu,
sekalipun pemberi ketrampilan tindakan yang meningkatkan kesehatan
fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan klien secara holistik, meliputi
gaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan social.
FacebookBagikan ke Pinterest
3 komentar:
1.
thanks
Balas
2.
3.
sumbernya?
Balas
Mengenai Saya
patris hekin
Arsip Blog
▼ 2014 (3)
o ▼ Februari (3)
SENI RUPA
makalah PERAN PERAWAT DALAM RUANG LINGKUP RUJUKAN-...
hubungan internasional (PKN/XI)
Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.